Setiap perusahaan pasti akan melakukan restrukturisasi agar dapat bertahan dari persaingan bisnis yang kini semakin ketat. Selain itu, cara ini pun akan mampu membantu perusahaan untuk terus berkembang. Namun, restrukturisasi ternyata memberikan dampak bagi karyawan, bahkan tak jarang dari mereka memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Mengapa demikian? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Restrukturisasi Perusahaan?
Dilansir dari Investopedia, restrukturisasi adalah suatu tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk mengubah aspek keuangan dan operasional secara signifikan. Umumnya, perusahaan akan melakukan restrukturisasi ketika mereka sedang mengalami tekanan finansial, kinerja pendapatan buruk, mempunyai banyak hutang, tidak mampu bersaing, dan lain sebagainya.
Restrukturisasi juga dapat diartikan sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan di mana perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan pada model bisnis, operasi bisnis, struktur organisasi, atau pengeluaran keuangan. Dalam skala yang lebih kecil. Restrukturisasi juga dapat terjadi pada tingkat departemen atau divisi, di mana manajer departemen mengatur ulang peran, prioritas, dan anggaran departemen.
Sebenarnya, restrukturisasi tidak selalu dilakukan untuk mengatasi masalah seperti yang disebutkan atas, namun ada juga perusahaan yang mengambil langkah restrukturisasi untuk memperbaiki operasional bisnis secara menyeluruh tanpa harus mengalami masalah terlebih dahulu.
Selain itu, rekstrukturisasi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mempersiapkan penjualan, pembelian, merger, perubahan tujuan keseluruhan, atau pergantian kepemilikan perusahaan. Sebagai contoh, PT. A mengalami kerugian akibat gagal meluncurkan produk baru, sehingga hal ini membuat perusahaan tidak bisa menggaji karyawan karena tidak ada pemasukan. Maka, perusahaan pun memilih melakukan restrukturisasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Secara umum, perusahaan ketika memilih untuk restrukturisasi akan melakukan berbagai hal seperti menjual aset, mengubah pengaturan keuangan perusahaan, menerbitkan ekuitas untuk mengurangi hutang, atau mengajukan kebangkrutan. Dalam prosesnya, ada tiga aspek yang akan diperbaiki, yaitu:
- Aset atau portofolio
- Modal dan keuangan
- Manajemen atau organisasi
Ketika restrukturisasi berlangsung, perusahaan harus memperhatikan kepentingan dari beberapa pihak. Mulai dari perseroan (perusahaan itu sendiri), pemegang saham, karyawa, partner dan mitra, hingga konsumen. Dengan begitu, proses restrukturisasi dapat berjalan lancar dan sesuai tujuan yang diinginkan, misalnya perubahan strategi perusahaan, perubahan visi, reorganisasi, ataupun perubahan budaya perusahaan.
Jika proses restrukturisasi yang telah dilakukan belum menunjukkan hasil atau perubahan pada perusahaan, artinya ada yang salah dengan cara yang dipilih oleh perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penilaian terlebih dahulu secara tuntas (due diligence). Kemudian, penilaian tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan prioritas utama yang harus diperbaiki. Dengan begitu, perusahaan tidak akan salah dalam memiih cara restrukturisasi yang tepat untuk organisasi.
Jenis-jenis Restrukturisasi Perusahaan
Berikut ini adalah beberapa jenis restrukturisasi yang umum dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan maupun memperbaiki aspek penting organisasi:
Restrukturisasi hukum
Restrukturisasi hukum adalah jenis restrukturisasi yang digunakan oleh para eksekutif perusahaan ketika ingin menjadikan perusahaan sebagai badan hukumnya sendiri. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi praktik dan prosedur etis dalam perusahaan dan menciptakan sistem hukum agar setiap departemen dapat mematuhinya.
Restrukturisasi turnaround
Untuk jenis restrukturisasi yang satu ini mengacu pada aktivitas yang merubah lini produk, model bisnis, struktur organisasi, budaya, dan area lain yang tidak berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Misalnya, ketika direktur operasional perusahaan memutuskan untuk menghentikan pemasaran produk utama karena penjualan dan minat konsumen terhadap produk rendah. Akhirnya, perusahaan pun melakukan restrukturisasi dengan mengembangkan produk baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Restrukturisasi biaya
Umumnya, perusahaan menggunakan restrukturisasi biaya untuk mempertahankan operasi bisnis sebelum atau selama perekonomian perusahaan menurun. Dalam hal ini, perusahaan akan mengurangi anggaran departemen, memberhentikan sebagian karyawan, dan tindakan penghematan biaya lainnya.
Restrukturisasi reposisi
Restrukturisasi reposisi adalah jenis restrukturisasi yang digunakan perusahaan secara khusus untuk mengubah model bisnis dan mengarahkan kembali fokus bisnisnya pada tujuan awal. Contohnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan tebu memperluas model bisnisnya dengan mengolah hasil kebun menjadi berbagai produk makanan.
Restrukturisasi spin-off
Jenis restrukturisasi ini mengacu pada proses di mana perusahaan membuat satu atau lebih lokasi sektor perusahaan menjadi entitas bisnis mereka sendiri. Melalui restrukturisasi spin-off, perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mengambil peran sebagai organisasi induk.
Divestasi
Berbeda dengan restrukturisasi spin-off, divestasi merupakan jenis restrukturisasi di mana perusahaan menutup cabang, departemen, atau unit bisnis lainnya karena perubahan kebutuhan atau ekspektasi profitabilitas. Misalnya, perusahaan X menghapus departemen customer service dan memindahkan karyawan pada departemen untuk bekerja sebagai anggota departemen public relation.
Merger dan akuisisi
Mungkin Anda sudah sering mendengar perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi untuk bisnisnya. Merger dan akuisisi ini sebenarnya mengacu pada jenis restrukturisasi yang mana perusahaan menggabungkan dua perusahaan menjadi satu perusahaan baru atau menunjuk satu karyawan sebagai kepala beberapa departemen.
Jika perusahaan melakukan merger, artinya mengambil alih semua aset dan kewajiban perusahaan atau cabang yang dimerger. Namun, pemegang saham dari masing-masing perusahaan akan tetap eksis sebagai pemegang saham di perusahaan baru yang terbentuk. Sedangkan, jika perusahaan melakukan akuisisi, maka mereka dapat melakukan pembelian saham dari pemegang saham di perusahaan yang diambil alih.
Manfaat Restrukturisasi
Setiap perusahaan sebenarnya perlu untuk melakukan restrukturisasi. Sebab, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh melalui restrukturisasi, di antaranya yaitu:
Mampu bersaing dengan kompetitor
Dengan restrukturisasi, perusahaan dapat memiliki kesempatan untuk memperbaiki keuangan bisnis dan struktur organisasi, atau beradaptasi dengan perubahan dalam suatu industri. Sehingga, perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor dan mempertahankan entitas bisnis yang kuat.
Meningkatkan komunikasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika restrukturisasi berlangsung perusahaan harus memperhatikan kepentingan berbagai pihak seperti pemegang saham, karyawan, hingga konsumen. Secara tidak langsung, perusahaan akan meningkatkan komunikasi di antara mereka dengan perusahaan sendiri. Dengan begitu, perusahaan dapat menciptakan hubungan baik dan kolaborasi untuk mencapai tujuan restrukturisasi.
Meningkatkan produktivitas karyawan
Dengan restrukturisasi departemen atau keseluruhan bisnis, perusahaan mempunyai kesempatan untuk mengatur ulang aktivitas dan peran bisnis tertentu. Hal ini tentu akan melibatkan karyawan di dalamnya, sehingga membantu meningkatkan produktivitas mereka dalam bekerja. Tak jarang pula perusahaan memindahkan karyawannya ke peran atau departemen yang lebih cocok dengan keterampilannya saat ini. Tujuannya agar mereka dapat bekerja secara maksimal dan memberikan performa yang bagus.
Mempertahankan atau meningkatkan keuangan perusahaan
Kegiatan restrukturisasi keuangan bisa dibilang menguntungkan perusahaan. Contohnya seperti memaksimalkan aliran pendapatan, mengurangi hutang, atau mempertahankan operasi bisnis selama penurunan ekonomi perusahaan.
Memberikan peluang untuk pertumbuhan bisnis
Perusahaan dapat menggunakan restrukturisasi pada komponen organisasi atau aktivitas keuangan. Sebab, hal ini mampu meningkatkan pertumbuhan dan memperluas operasi bisnis ke berbagai sektor atau pasar produk.
Dampak Restrukturisasi Terhadap Karyawan
Restrukturisasi memang memberikan berbagai manfaat positif bagi perusahaan, salah satunya seperti peningkatan operasional bisnis yang menjadi lebih baik. Namun, terkadang ada sistem kerja restrukturisasi yang dilakukan oleh perusahaan membuat kenyamanan karyawan menjadi terganggu. Bahkan, tak jarang dari mereka yang tidak mampu untuk bertahan dan memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan.
Sebagai contoh, perusahaan melakukan restrukturisasi biaya karena perekonomian perusahaan sedang tidak stabil. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan belum mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Hal ini membuat mereka harus mengurangi gaji karyawan sampai bisa profit kembali. Namun, karena belum ada kepastian kapan keadaan perusahaan membaik, maka karyawan memutuskan untuk resign karena gaji yang didapatkan tidak sebanding dengan beban kerja yang diterima.
Mungkin Anda sudah mendengar tentang startup yang beberapa kali mengalami gelombang PHK? Jadi, mereka terpaksa harus memberhentikan karyawan dalam periode tertentu karena ternyata mereka belum berhasil mencapai tahap profit dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Nah, fenomena seperti ini tentu akan berdampak negatif pada kepercayaan diri karyawan, bahkan dapat mengikis keyakinan mereka terhadap perusahaan serta bisnis yang dijalankan. Menurut Justin Nguyen, General Partner Monk’s Hill Ventures, PHK sebaiknya dilakukan sekali saja. Sebab, jika berulang kali terjadi maka karyawan akan mulai panik. Oleh karena itu, perusahaan hanya perlu memangkas yang berlebih dan kurang menguntungkan saja.
Tips Agar Karyawan Bertahan Saat Restrukturisasi
Anda tentu tidak ingin kehilangan talenta berbakat bukan? Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mempertahankan karyawan selama restrukturisasi berlangsung, yaitu:
Kenali karyawan secara keseluruhan
Anda harus mengetahui karakteristik dan kepribadian masing-masing karyawan. Seperti yang kita ketahui, setiap karyawan tentu mempunyai karakter yang berbeda. Ketahui kelebihan dan kelemahan mereka, baik dalam bersosialisasi maupun bekerja. Hal ini bertujuan agar Anda dapat memberikan mereka tempat atau keputusan yang terbaik. Misalnya, alih-alih memberhentikannya, Anda bisa memindahkannya ke departemen yang masih sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Atau, ternyata setelah Anda cari tahu ada karyawan yang performanya buruk dalam bekerja, maka Anda bisa memberhentikannya agar tidak berdampak buruk pada perusahaan.
Berikan motivasi
Dalam situasi perusahaan yang sedang tidak baik-baik saja terkadang dapat membuat karyawan kesulitan untuk bekerja dengan maksimal. Oleh karena itu, selalu berikan dorongan atau motivasi untuk mereka seperti pelatihan karir atau hal-hal baru yang dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja. Jika keterampilan karyawan meningkat tentu juga akan berdampak positif pada perusahaan. Bahkan, Anda bisa melibatkan mereka untuk membantu memperbaiki keadaan perusahaan.
Apresiasi pencapaian karyawan
Salah satu cara untuk mempertahankan karyawan dalam perusahaan adalah dengan memberikan apresiasi atas pencapaian karyawan. Apresiasi ini bisa dalam bentuk ucapan selamat, bonus, tambahan cuti, promosi jabatan, dan lain sebagainya. Dengan demikian, karyawan akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkarya, apalagi perusahaan sedang dalam masa sulit.
Jalin komunikasi yang terbuka dan efektif
Pastikan untuk selalu menjalin komunikasi secara terbuka dan efektif dengan karyawan. Hal ini termasuk proses restrukturisasi yang dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana pengaruhnya kepada mereka. Anda dapat membantu mereka mempersiapkan perubahan dan membiasakan diri dengan ide-ide atau situasi baru. Cara ini bisa Anda lakukan agar mereka tidak merasa dirugikan dari restrukturisasi tersebut.
Selalu terbuka untuk diskusi
Baik sebelum atau selama restrukturisasi berlangsung, Anda harus selalu terbuka untuk berdiskusi bersama karyawan. Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan pemikiran, pendapat, atau kondisi mereka pada restrukturisasi yang dilakukan oleh perusahaan. Bisa saja Anda mendapatkan solusi atau hal-hal yang dapat membantu meningkatkan atau memperbaiki operasional perusahaan dari mereka.
Soroti tujuan akhir restrukturisasi
Ketika ada pengumuman bahwa perusahaan akan melakukan restrukturisasi, maka Anda bisa membantu karyawan untuk mengambil pandangan positif terhadap restrukturisasi dengan menekankan manfaat dan tujuan akhirnya. Hal ini dapat membantu mereka untuk fokus kembali pada pekerjaannya, karena banyak karyawan yang panik dan mengalami penurunan kinerja akibat perubahan dalam perusahaannya. Oleh karena itu, tekankan tujuan akhir atau manfaat positif dari restrukturisasi pada karyawan.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai restrukturisasi perusahaan yang biasanya dilakukan untuk memperbaiki ataupun mengembangkan operasional bisnis. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar HRD, bisnis, dan karir? Yuk, kunjungi blog MyRobin sekarang juga!