Pengalaman memiliki rumah sendiri merupakan impian bagi banyak orang. Namun, seringkali keterbatasan dana menjadi hambatan utama untuk mewujudkan impian tersebut. Inilah yang membuat Kredit Pemilikan Rumah atau KPR menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin memiliki rumah sendiri tanpa harus menunggu menabung selama bertahun-tahun.
Meskipun KPR menawarkan banyak manfaat, banyak pertanyaan yang muncul, apakah mengajukan KPR perlu ataukah sebaiknya mencari alternatif pendanaan lainnya?
Pada artikel ini, MyRobin akan membahas secara komprehensif tentang berbagai pertimbangan yang perlu dipertimbangkan sebelum mengajukan KPR.
Definisi KPR
KPR atau Kredit Pemilikan Rumah adalah fasilitas pinjaman yang disediakan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya untuk membantu individu atau keluarga dalam membeli atau memiliki rumah. Skema KPR memungkinkan calon pembeli rumah untuk mendapatkan dana pinjaman dengan jangka waktu tertentu dan membayarnya secara berkala dalam bentuk cicilan bulanan.
Pada dasarnya, KPR memungkinkan seseorang untuk memiliki rumah secara instan tanpa harus membayar secara keseluruhan dari harga rumah tersebut. Kredit Pemilikan Rumah biasanya dijalankan dengan jangka waktu yang panjang, umumnya antara 5 hingga 20 tahun, meskipun terdapat pula beberapa lembaga keuangan yang menawarkan tenor lebih lama.
Sistem Pembayaran KPR
Sistem pembayaran KPR terdiri dari dua komponen, yaitu pokok pinjaman dan bunga. Setiap bulan, pemohon KPR akan membayar sejumlah cicilan yang mencakup sebagian dari pokok pinjaman beserta bunga. Seiring berjalannya waktu, besar cicilan yang dibayarkan akan semakin berkurang dan sebagian besar akan digunakan untuk melunasi pokok pinjaman.
Tingkat suku bunga dalam KPR dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga keuangan dan kondisi pasar. Suku bunga ini akan mempengaruhi jumlah cicilan bulanan yang harus dibayar oleh pemohon KPR. Jika suku bunga naik, cicilan bulanan juga akan naik, dan sebaliknya.
Jenis-Jenis KPR
Adapun KPR terbagi menjadi beberapa jenis, seperti:
KPR Non Subsidi (Konvensional)
KPR Non Subsidi atau KPR Konvensional adalah jenis KPR biasa yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah atau lembaga lainnya. Suku bunga pada KPR ini ditentukan berdasarkan tingkat pasar dan prosedur pengajuannya mengikuti standar bank atau lembaga keuangan.
KPR Bersubsidi
KPR Bersubsidi adalah jenis KPR yang mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah atau lembaga terkait. Subsidi ini biasanya berupa bantuan suku bunga yang lebih rendah dari pasar, sehingga membantu calon pembeli dengan keterbatasan dana untuk memiliki rumah.
KPR Syariah
KPR Syariah adalah tipe KPR yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam KPR Syariah, bank dan calon pembeli sepakat untuk berbagi risiko dan keuntungan dalam kepemilikan rumah. KPR Syariah menghindari penggunaan bunga dan menggantinya dengan skema bagi hasil.
KPR Pembelian
KPR Pembelian adalah jenis KPR yang paling umum, di mana calon pembeli ingin membeli rumah dari pemilik sebelumnya. Bank atau lembaga keuangan memberikan pinjaman kepada calon pembeli untuk membayar harga rumah tersebut, dan calon pembeli akan memiliki rumah tersebut setelah proses KPR selesai.
KPR Refinancing
KPR Refinancing adalah jenis KPR di mana pemilik rumah yang sudah memiliki KPR di bank A, memindahkan pinjaman KPR-nya ke bank B dengan harapan mendapatkan suku bunga yang lebih rendah atau mengubah syarat-syarat kredit lainnya yang lebih menguntungkan.
KPR Take Over
KPR Take Over adalah jenis KPR di mana calon pembeli ingin membeli rumah yang sudah di KPR oleh pemilik sebelumnya. Bank atau lembaga keuangan akan mengambil alih kredit tersebut dan memberikan pinjaman baru kepada calon pembeli untuk membayar sisa hutang pemilik sebelumnya.
KPR Angsuran Berjenjang
KPR Angsuran Berjenjang adalah jenis KPR di mana jumlah angsuran cicilan KPR akan berubah-ubah dalam periode tertentu. Misalnya, dalam 5 tahun pertama, cicilan tetap, namun setelah itu, cicilan akan naik atau turun sesuai dengan kesepakatan.
KPR Duo
KPR Duo adalah jenis KPR yang memungkinkan dua pihak (biasanya pasangan suami istri) untuk mengajukan pinjaman bersama-sama untuk memiliki rumah sehingga memungkinkan keduanya untuk menggabungkan penghasilan dan meningkatkan kemampuan memenuhi syarat kredit.
Kapan Perlu Menggunakan KPR?
Menggunakan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bisa menjadi pilihan yang tepat dalam beberapa situasi, terutama ketika calon pembeli memenuhi beberapa kriteria berikut:
Membeli Rumah Pertama
KPR bisa menjadi solusi bagi seseorang yang ingin membeli rumah pertamanya, terutama jika dana yang dimiliki belum mencukupi untuk membayar harga rumah secara tunai. KPR memungkinkan calon pembeli untuk memiliki rumah lebih awal tanpa harus menunggu menabung hingga mencukupi untuk membeli secara tunai.
Keterbatasan Dana Awal
Jika calon pembeli memiliki keterbatasan dana awal, misalnya karena ingin memiliki rumah dengan harga yang lebih tinggi daripada tabungan yang dimiliki, KPR bisa membantu memenuhi selisihnya. Dengan KPR, calon pembeli bisa membayar sebagian dari harga rumah menggunakan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan, sehingga mereka dapat memiliki rumah lebih besar atau lebih sesuai dengan kebutuhan.
Investasi Properti
Beberapa orang melihat kepemilikan rumah sebagai bentuk investasi jangka panjang. Jika ada peluang untuk memiliki properti yang diyakini akan mengalami kenaikan nilai di masa depan, menggunakan KPR dapat membantu untuk segera memiliki dan memanfaatkan potensi kenaikan nilai tersebut.
Menyiasati Kenaikan Harga Rumah
Di beberapa wilayah, harga rumah cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan KPR, calon pembeli dapat membayar harga rumah sekarang dan membayar cicilan dengan suku bunga yang mungkin lebih rendah daripada jika harga rumah tersebut meningkat di masa mendatang.
Dukungan Program Subsidi
Jika calon pembeli memenuhi syarat untuk mendapatkan KPR subsidi dari pemerintah atau lembaga terkait, ini dapat menjadi kesempatan baik untuk memiliki rumah dengan bantuan subsidi suku bunga atau bantuan lainnya.
Syarat Gaji untuk Mengajukan KPR
Terdapat beberapa panduan untuk persyaratan minimal gaji yang dapat membantu calon pembeli dalam mempersiapkan diri sebelum mengajukan KPR.
Gaji Bersih 3-5 Kali Cicilan
Beberapa bank mungkin mengharuskan calon pemohon KPR memiliki gaji bersih (setelah potongan pajak dan kewajiban lainnya) sekitar 3 hingga 5 kali dari jumlah cicilan bulanan KPR.
Misalnya, jika cicilan bulanan KPR adalah Rp 5 juta, maka calon pemohon harus memiliki gaji bersih sekitar Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per bulan.
Minimal Gaji Pokok
Beberapa bank juga menetapkan persyaratan minimal gaji pokok calon pemohon KPR, misalnya minimal gaji pokok sebesar Rp 5 juta atau Rp 10 juta per bulan.
Batasan Rasio Pengeluaran
Bank biasanya juga memperhitungkan rasio pengeluaran calon pemohon, yaitu perbandingan antara total cicilan kredit (termasuk KPR) dengan total penghasilan bulanan. Biasanya, bank akan membatasi rasio ini, misalnya tidak boleh melebihi 30% hingga 40% dari penghasilan bulanan.
Laporan Keuangan Lengkap
Calon pemohon KPR juga harus menyediakan laporan keuangan lengkap, termasuk slip gaji, laporan pajak, dan dokumen pendukung lainnya yang dapat membuktikan tingkat pendapatan dan kemampuan untuk membayar cicilan KPR.
Usia dan Masa Kerja
Bank juga akan mempertimbangkan usia dan masa kerja calon pemohon, karena hal ini dapat mempengaruhi kestabilan pendapatan dan kemampuan untuk membayar cicilan.
Manfaat KPR
Mengajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) memiliki berbagai manfaat, seperti:
Mewujudkan Impian Memiliki Rumah
Manfaat paling jelas dari KPR adalah memungkinkan calon pembeli untuk mewujudkan impian memiliki rumah sendiri lebih cepat daripada harus menabung selama bertahun-tahun untuk membeli secara tunai.
Cicilan Berkala yang Tetap
Dengan KPR, calon pembeli membayar rumah dalam bentuk cicilan bulanan dengan jumlah yang tetap sehingga memberikan stabilitas dalam perencanaan keuangan, karena calon pembeli tahu persis berapa jumlah cicilan yang harus dibayar setiap bulan selama jangka waktu kredit.
Dukungan Keuangan
KPR memberikan dukungan keuangan dalam bentuk pinjaman dari bank atau lembaga keuangan yang memungkinkan calon pembeli memiliki rumah lebih awal daripada jika harus mengumpulkan dana pembelian secara penuh.
Membeli Properti yang Lebih Besar
Dengan bantuan KPR, calon pembeli dapat membeli rumah atau properti yang lebih besar dan sesuai dengan kebutuhan mereka, karena mereka dapat membayar harga rumah dalam bentuk cicilan yang terjangkau.
Manfaat Suku Bunga Rendah
KPR bersubsidi atau KPR dengan suku bunga rendah dapat memberikan manfaat tambahan bagi calon pembeli, karena mereka dapat membayar bunga yang lebih rendah daripada tingkat pasar.
Investasi Jangka Panjang
Memiliki rumah melalui KPR juga dapat berfungsi sebagai investasi jangka panjang, karena properti cenderung meningkat nilainya seiring berjalannya waktu.
Kebebasan Berinvestasi Lainnya
Dengan menggunakan KPR, calon pembeli tidak perlu mengeluarkan seluruh tabungan untuk membeli rumah, sehingga mereka dapat memiliki kebebasan lebih besar dalam berinvestasi pada aset atau kesempatan bisnis lainnya.
Resiko KPR
Mengajukan KPR merupakan keputusan keuangan yang besar dan memiliki beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum mengambil langkah tersebut. Berikut adalah beberapa resiko KPR yang perlu diwaspadai:
Risiko Suku Bunga Naik
Jika KPR Anda memiliki suku bunga mengambang (floating-rate), risiko terbesar adalah jika suku bunga pasar naik sehingga akan menyebabkan cicilan bulanan meningkat, dan jika tidak terantisipasi dengan benar, dapat menyebabkan tekanan pada keuangan Anda.
Risiko Peningkatan Cicilan
Meskipun KPR memiliki jangka waktu tetap, ada beberapa jenis KPR yang mengatur peningkatan cicilan setelah beberapa tahun. Hal ini dapat menyebabkan beban pembayaran yang lebih besar, tergantung pada kesepakatan yang diatur di awal KPR.
Risiko Pembayaran Tertunggak
Tidak membayar cicilan KPR tepat waktu berarti Anda berisiko dikenakan denda atau biaya keterlambatan, yang akan meningkatkan beban pembayaran. Selain itu, jika pembayaran tertunggak berlarut-larut, Anda berisiko mendapatkan status kredit macet, yang dapat berdampak negatif pada catatan kredit Anda di bank dan lembaga keuangan lainnya.
Risiko Penurunan Nilai Properti
Jika properti yang Anda beli mengalami penurunan nilai di masa mendatang, Anda berisiko memiliki hutang yang lebih besar daripada nilai properti. Hal ini bisa menjadi masalah jika Anda ingin menjual properti atau menghadapi situasi darurat keuangan.
Risiko Ketidakstabilan Keuangan
KPR merupakan tanggung jawab finansial jangka panjang. Jika Anda mengalami ketidakstabilan keuangan, misalnya kehilangan pekerjaan atau menghadapi kondisi kesehatan yang tidak terduga, membayar cicilan KPR dapat menjadi beban yang sulit diatasi.
Risiko Terikat dalam Jangka Waktu yang Panjang
Jika Anda memilih KPR dengan tenor yang panjang, Anda akan terikat dalam kewajiban pembayaran selama jangka waktu tersebut. Hal ini berarti Anda mungkin memiliki keterbatasan dalam fleksibilitas keuangan dan kesulitan untuk melakukan perubahan besar dalam hidup Anda selama masa kredit.
Pada akhirnya, keputusan untuk menggunakan KPR atau tidak didasarkan pada situasi dan prioritas pribadi Anda seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Penting untuk mempertimbangkan kemampuan finansial dan kesiapan untuk membayar cicilan secara rutin dalam jangka waktu yang panjang.
Dengan melakukan perencanaan dan kalkulasi yang matang, KPR dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk mewujudkan impian memiliki rumah sendiri dan mengelola keuangan secara bijaksana. Jika perlu, konsultasikan dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk mendapatkan panduan yang lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan pribadi.
Anda ingin mengetahui tips untuk pekerja lainnya? Yuk, kunjungi blog MyRobin karena di sana terdapat berbagai kumpulan artikel menarik tentang tips pekerja, pengembangan karir, bisnis, hingga HR. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi lebih siap dan berhasil dalam dunia pekerjaan.