Salah satu cara yang bisa dilakukan seseorang untuk bisa mengetahui apakah bisnisnya menghasilkan keuntungan adalah dengan menghitung margin sesuai dengan rumusnya. Margin ini sangat berkaitan dengan biaya produksi, produk yang akan dijual baik itu barang maupun jasa, nilai keuntungan penjualan, dan berbagai aspek penting dalam bisnis lainnya.
Nah, agar kamu bisa memahami lebih dalam tentang margin, yuk simak penjelasan di bawah ini!
Pengertian Margin
Pada dasarnya, margin merupakan persentase keuntungan atau profit dari suatu produk yang dijual. Nilai keuntungan ini dapat dihitung dari angka harga jual di pasar dan biaya produksi. Jadi, dengan kata lain margin adalah selisih dari harga jual barang atau jasa dengan modal yang dibutuhkan untuk memproduksinya.
Dalam dunia akuntansi, margin umumnya dikenal sebagai profit atau keuntungan margin yang berarti hasil dari perbandingan laba yang dikurangi dengan bunga dan pajak. Di samping itu, margin ini merupakan komponen penting yang harus ada di laporan keuangan, sehingga perhitungannya wajib dilakukan oleh perusahaan agar bisa menentukan strategi bisnis yang tepat.
Melalui perhitungan margin yang tepat, maka perusahaan dapat menjaga pengeluaran bisnis yang relatif rendah, namun mempunyai penjualan yang tinggi dan keuntungan yang maksimal. Perusahaan yang menurunkan margin biasanya akan memproduksi barang lebih banyak dengan harga yang lebih murah.
Jenis Margin
Perlu kamu ketahui bahwa margin mempunyai beberapa jenis berdasarkan komponen pembentuknya, yaitu:
1. Margin laba kotor
Jenis margin yang pertama yaitu margin laba kotor yang membandingkan laba kotor dengan pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan. Dengan menghitung laba kotor, maka perusahaan dapat mengetahui efisiensi perhitungan harga jual dan biaya produksi yang dibutuhkan. Semakin besar nilai margin, maka keberlangsungan bisnis menjadi lebih efisien.
Untuk perhitungan keuntungan dari margin laba kotor, perusahaan hanya perlu memasukkan produk yang mempunyai keuntungan paling besar daripada produk-produk lainnya. Cara perhitungan dari margin laba kotor ini yaitu:
Margin laba kotor= Total pendapatan – Harga Pokok Penjualan (HPP)Total pendapatanx100%
2. Margin laba bersih
Dibandingkan margin laba kotor, jenis margin yang kedua ini cukup rumit perhitungannya. Sebab, dalam perhitungan margin laba bersih perusahaan harus memasukkan berbagai biaya yang dikeluarkan saat proses produksi seperti biaya operasional, utilitas, bunga, pajak, dan lainnya.
Melalui margin laba bersih ini, perusahaan dapat mengetahui keuntungan bisnisnya secara lebih rinci dalam waktu tertentu. Tidak hanya itu saja, jika nilai margin ini semakin besar, maka bisnis pun juga akan menjadi semakin sehat. Berikut adalah perhitungannya:
Margin laba bersih= ((Total pendapatan – HPP – Biaya Operasional – Pajak – Biaya lainnya)Total Pendapatanx 100%
3. Margin laba operasional
Untuk jenis margin laba operasi ini, perusahaan tidak perlu memasukkan biaya diluar operasional, misalnya seperti bunga, pajak, maupun hutang. Margin ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui besaran keuntungan dari pendapatan yang dikurangi biaya operasional. Cara perhitungannya yaitu:
Margin laba operasional= Total PendapatanPendapatan Operasionalx 100%
Fungsi Margin
Selain mengetahui arti dan jenisnya, kamu juga perlu memahami fungsi dari margin ini. Di antaranya yaitu:
1. Menentukan jumlah produk
Dalam bisnis, perusahaan sebagai pelaku bisnis harus melakukan perhitungan margin terhadap produknya yang akan dijual. Sebab, jika hal ini diperhitungkan secara rinci maka perusahaan pun akan lebih mudah dalam menentukan jumlah produk yang akan dipasarkan. Tidak hanya itu saja, perusahaan juga dapat meminimalisir risiko kerugian bisnis.
2. Menentukan pemasaran produk
Jika margin yang diperoleh perusahaan cenderung kecil, maka perusahaan bisa memasarkan produknya dalam skala dan biaya yang lebih rendah. Misalnya memasarkan produk di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya sesuai dengan target pasarnya.
3. Menetapkan harga jual
Fungsi margin berikutnya yaitu untuk menetapkan harga jual dari produk atau jasa yang akan dijual. Penting bagi perusahaan untuk mengetahui proyeksi marginnya, dengan begitu penetapan harga produk tidak akan meleset dan lebih kompetitif.
4. Mengetahui laba yang diperoleh
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, melalui margin, perusahaan dapat mengetahui laba yang diperolehnya dalam satu periode tertentu. Dengan begitu, mereka pun bisa mulai menyusun strategi bisnis selanjutnya seperti ekspansi bisnis dalam membuka cabang atau gerai baru.
5. Memantau perkembangan laba
Perusahaan dapat menggunakan margin untuk memantau perkembangan laba atau profitnya dari waktu ke waktu. Jadi, bisa dibilang margin ini dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menjual produknya sesuai dengan target pasar yang telah ditentukan.
Baca Juga: Apa itu Cash Flow dalam Bisnis, Tujuan, dan Cara Menyusun Aliran Kas yang Tepat
Cara Menghitung Profit Margin
Sebelum menghitung margin, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui terlebih dahulu. Beberapa di antaranya yaitu:
- Perusahaan harus mengetahui harga pokok penjualan untuk bisa menentukan harga jual produknya dengan tepat. Perusahaan bisa melakukan riset kompetitor terlebih dahulu agar bisa mendapatkan harga yang kompetitif.
- Perusahaan harus mengetahui jumlah keseluruhan penjualannya secara bersih. Hal ini bisa diperoleh melalui penjualan kotor yang sudah dikurangi dengan biaya diskon, komisi, hingga pengembalian atau retur.
- Perusahaan harus menghitung semua biaya produksi yang meliputi material produksi, gaji karyawan, hingga sewa alat atau bangunan.
- Perusahaan harus mempelajari laporan laba rugi untuk bisa mengetahui beban dan sumber pendapatannya.
Jika semua hal tersebut sudah dipenuhi, maka perusahaan bisa mulai menghitung besar dari margin yang diinginkan. Berikut adalah cara menghitung margin:
1. Mengidentifikasi biaya produksi tiap item barang
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menghitung margin adalah mengidentifikasi item biaya produksi secara rinci dan menghitung catatan biaya dari setiap alur selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi ini di antaranya yaitu:
- Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah karena tidak tergantung pada besar kecilnya kapasitas produksi. Contoh dari biaya tetap ini yaitu gaji karyawan, sewa gedung, dan biaya penyusutan.
- Biaya variabel (variable cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berubah sebanding dengan hasil produksi. Contoh dari biaya produksi ini yaitu biaya packaging, material, dan sebagainya.
2. Menyusun laporan laba rugi
Langkah selanjutnya yaitu perusahaan harus menyusun laporan laba rugi yang berisi sumber pendapatan dan beban selama periode akuntansi. Untuk menghitung laba rugi, perusahaan bisa menggunakan rumus berikut ini:
Laba Bersih=Laba Kotor-Beban Usaha
Dengan menyusun laporan laba rugi ini, perusahaan dapat menentukan harga jual produknya kepada konsumen secara tepat. Tidak hanya itu saja, harga jual produk ini juga dapat mempengaruhi jumlah keuntungan yang didapat dan lama pencapaian balik modal perusahaan atau BEP (Break Even Point).
3. Menghitung semua biaya pembentuk HPP
Berikutnya setelah menyusun laporan laba rugi, perusahaan harus menghitung semua biaya pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP). Harga pokok ini bisa ditambahkan dengan beberapa biaya lain serta keuntungan yang diinginkan untuk mendapatkan harga jual.
Untuk mendapatkan hal tersebut, perusahaan harus menghitungnya menggunakan rumus:
HPP= Bahan baku yang digunakan+Total Produksi+Saldo Akhir Persediaan
4. Mengidentifikasi saldo persediaan awal dan akhir
Melalui cara ini, perusahaan dapat mengontrol keuangan agar tidak terjadi kecurangan dari berbagai bidang. Hasil dari perhitungan saldo periode awal akan sama dengan saldo akhir periode sebelumnya. Perusahaan dapat mengetahui hal ini dalam neraca keuangan perusahaan.
5. Menghitung penjualan bersih
Langkah terakhir yaitu melakukan penghitungan penjualan bersih dari jumlah penjualan kotor yang dikurangi dengan retur, komisi, maupun diskon. Setelah hal ini dilakukan, maka margin penjualan bisnis pun bisa mulai dihitung.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai margin yang penting dipahami oleh semua perusahaan untuk menghasilkan profit yang optimal. Ingin tahu informasi tentang bisnis lainnya? Yuk, kunjungi langsung Blog Myrobin sekarang juga!