Sebagai pebisnis, tentu Anda harus mempunyai etika bisnis yang baik. Sebab, hal ini akan berdampak pada reputasi serta loyalitas pelanggan. Dalam menjalankan bisnis, perlu adanya batasan-batasan yang harus dipahami agar bisnis tetap bisa berjalan dengan lancar serta hubungan yang terjalin antara stakeholder dan perusahaan selalu baik. Apa saja etika bisnis itu? Bagaimana cara menerapkannya? Daripada penasaran, simak langsung penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Etika Bisnis?
Etika bisnis merupakan segala sesuatu tentang pedoman norma bagi sebuah bisnis atau perusahaan dalam mengambil keputusan. Dikutip dari Investopedia, etika bisnis mengacu pada penerapan kebijakan dan praktik bisnis yang selaras dengan subjek yang berpotensi kontroversial, termasuk tata kelola perusahaan, penyuapan, diskriminasi, tanggung jawab sosial perusahaan, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya etika bisnis, orang-orang yang terlibat dalam kegiatan bisnis dapat mengetahui mana hal-hal yang menyimpang dan mana yang benar. Hal ini nantinya akan dapat membantu perusahaan meminimalisir munculnya tindakan-tindakan menyimpang yang berpotensi merugikan bisnis itu sendiri. Sehingga, tujuan bisnis dalam berjalan dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat, termasuk karyawan, konsumen, maupun stakeholder.
Konsep etika bisnis berawal pada tahun 1960-an, ketika banyak perusahaan mulai sadar akan konsumen yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, sosial, dan Corporate Social Responsibility (CSR). Sejak saat itulah, konsep ini semakin berkembang terutama pada tahun 1970-an di Amerika Serikat. Selain itu, pada tahun 1996, didirikan sebuah organisasi yang bernama International Society for Business, Economics, and Ethics di Tokyo, Jepang. Organisasi ini secara khusus mengelola berbagai hal yang berhubungan dengan etika dalam berbisnis.
Pengertian Etika Bisnis Menurut Ahli
Berbagai ahli dan tokoh ekonomi mengartikan etika bisnis dalam pandangan yang berbeda-beda. Diantaranya yaitu:
Menurut Yosephus
Etika berbisnis menurut Yosephus adalah penerapan moral dalam bidang ekonomi, terutama industri bisnis. Yosephus juga menyatakan bahwa sasaran etika bisnis yaitu pada perilaku moral pelaku bisnis yang melakukan kegiatan ekonomi.
Menurut Muslich
Tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Yosephus, menurut Muslich etika dalam dunia bisnis adalah sebuah pengetahuan seseorang terkait bagaimana cara yang tepat untuk mengelola bisnis yang berdasarkan normal moral secara umum.
Menurut Hill & Jones
Sedangkan, menurut Hill & Jones, etika bisnis merupakan bekal bagi setiap pemimpin sebagai bentuk pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan yang strategis dan berdasarkan oleh moral.
Menurut Velasques
Salah satu ahli ekonomi yaitu Velasques menyatakan bahwa etika bisnis adalah sebuah studi yang berfokus pada moral yang benar dan salah. Studi ini juga berkonsentrasi pada standar moral yang diterapkan dalam kebijakan, perilaku bisnis, dan institusi.
Menurut Steade Et Al
Steade dan beberapa rekannya mengungkapkan bahwa etika bisnis merupakan standar etika yang berhubungan dengan tujuan dan metode untuk mengambil suatu keputusan bisnis.
Menurut Bertens
Berikutnya yaitu dari sudut pandang Bertens, etika bisnis adalah suatu standar yang tingkatannya lebih tinggi dibandingkan standar yang berlaku secara hukum. Hal ini karena dalam kegiatan bisnis seringkali terdapat wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum sendiri. Oleh karena itu, penting adanya etika bisnis agar bisnis menjadi lebih terarah.
Menurut Sumarni
Salah satu ahli ekonomi lainnya yaitu Sumarni, berpendapat bahwa etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap perilaku dan kegiatan bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha.
Teori Etika Bisnis
Secara umum, etika bisnis mempunyai beberapa teori yang perlu Anda pahami sebagai seorang pebisnis. Berikut ini adalah teori-teori tersebut:
Teori keutamaan
Teori etika bisnis yang pertama yaitu teori keutamaan. Sesuai namanya, teori ini mengenai keutamaan memandang bagaimana seseorang dalam bersikap. Sikap yang baik akan menciptakan sifat dan karakter yang baik secara moral.
Teori hak
Untuk teori etika bisnis yang satu ini, menjelaskan tentang hak untuk berbicara mengenai sesuatu yang pantas dan harus didapatkan oleh setiap individu. Dalam hal bisnis, artinya segala keputusan yang diambil oleh pelaku bisnis tidak boleh melanggar hak orang lain.
Teori deontologi
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori deontologi ini lebih menekankan tentang kewajiban seseorang untuk bersikap sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Sebagai contoh, Anda dalam perusahaan berperan sebagai project manager, maka Anda harus bertanggung jawab dalam perencanaan project, pengelolaan dana dan sumber daya, hingga pelaporan hasil proyek.
Teori teleologi
Teori etika bisnis yang terakhir yaitu teori teleologi atau tujuan akhir. Teori yang satu ini menganggap bisnis etis adalah bisnis yang berhasil menciptakan keseimbangan hingga tujuan terakhir. Teori teleologi umumnya disebut juga sebagai teori yang berdasar pada konsep kebaikan.
Tujuan Etika Bisnis
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, etika bisnis sangat penting untuk keberlangsungan bisnis. Hal ini karena etika bisnis mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
- Meningkatkan kesadaran moral, yakni pebisnis tidak hanya memikirkan keuntungan dan kegiatan operasional saja, namun juga nilai dan sikap yang harus dimiliki. Tujuannya agar tidak terjadi perselisihan atau hal-hal buruk yang dapat merugikan bisnis.
- Menjaga keteraturan, membangun sistem moral, dan membimbing tingkah perilaku dalam perusahaan.
- Menciptakan batasan-batasan bagi para pelaku bisnis, dengan begitu bisnis dapat berjalan sesuai standar yang sudah ditetapkan dan menghindari adanya kecurangan.
- Memotivasi para pelaku bisnis agar dapat meningkatkan kemampuan dalam berbisnis, baik itu leadership, decision making, maupun problem solving.
Manfaat Etika Bisnis
Selain tujuan, Anda juga perlu mengetahui apa saja manfaat dari etika bisnis. Berikut ini adalah beberapa manfaatnya:
Menciptakan citra yang baik
Jika suatu perusahaan menerapkan etika bisnis, tentu akan menciptakan citra yang baik di mata masyarakat. Hal ini nantinya akan menarik perhatian dan minat mereka untuk membeli produk atau menjadi klien perusahaan. Pada akhirnya, bisnis menjadi berkembang dan dapat mencapai target yang diinginkan.
Meningkatkan kepercayaan
Salah satu bentuk etika dalam berbisnis yaitu selalu jujur dan apa adanya. Dengan menerapkan etika seperti ini, Anda dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis yang Anda miliki. Dalam hal ini, pelanggan akan melakukan pembelian lagi dan merekomendasikan bisnis Anda kepada orang lain. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan lebih banyak pelanggan dan keuntungan.
Meningkatkan keuntungan
Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya, etika bisnis mampu meningkatkan keuntungan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena pelanggan sudah mempercayai bisnis Anda dan bahkan mungkin saja mereka akan setia dengan Anda. Apalagi jika Anda konsisten memberikan yang terbaik untuk mereka, baik dari segi produk maupun layanan pelanggan.
Menjunjung nilai moral
Selain dapat meningkatkan kepercayaan dan keuntungan, menerapkan etika bisnis juga bisa berdampak pada perilaku dan moral karyawan dalam perusahaan. Melalui hal ini, perusahaan dapat menjadi lebih unggul dibandingkan kompetitor.
Prinsip Etika Bisnis
Memang ada banyak hal yang perlu Anda pelajari dari etika bisnis ini, termasuk prinsip-prinsipnya. Anda sebagai pelaku bisnis harus menjalankan beberapa prinsip berikut ini selama menerapkan etika bisnis, yaitu:
Otonomi
Prinsip otonomi memandang bagaimana cara pelaku bisnis dalam mengambil suatu keputusan secara baik sebagai wewenang perusahaan sepenuhnya. Dengan demikian, visi dan misi yang telah disusun dapat memberikan dampak baik pada kesejahteraan karyawan maupun para stakeholder perusahaan.
Berintegritas
Etika bisnis harus mengedepankan integritas perusahaan maupun orang-orang di dalamnya. Sebisa mungkin, proses bisnis yang dilakukan tidak melanggar prinsip-prinsip dasar perusahaan demi mendapatkan keuntungan. Seperti yang kita ketahui, banyak perusahaan yang mengesampingkan hal ini, mereka rela melakukan apa saja untuk meraup banyak keuntungan, meski harus mengambil langkah yang berisiko merugikan perusahaan.
Kejujuran
Prinsip kejujuran menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh semua pelaku bisnis, baik modern maupun konvensional. Kejujuran menjadi salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam berbisnis. Tidak hanya berupa harga barang yang ditawarkan saja, namun kejujuran di sini juga termasuk kualitas produk, transparansi proses, dan layanan pelanggan yang diberikan. Sehingga, hal ini nantinya juga akan meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
Equilibrium
Segala keputusan yang diambil oleh perusahaan harus seimbang. Dengan kata lain, perusahaan harus adil dan tidak berat sebelah dalam memutuskan sesuatu. Contohnya seperti pemberian upah karyawan, pembagian tugas, atau strategi bisnis yang akan dijalankan.
Loyalitas
Prinsip etika bisnis berikutnya yaitu loyalitas, dimana seluruh karyawan harus melindungi rahasia-rahasia perusahaan dari kepentingan pribadi. Misalnya seperti tidak membongkar keburukan perusahaan atau menyebarkan strategi bisnis perusahaan kepada orang lain, demi mendapatkan keuntungan pribadi. Prinsip loyalitas harus dipegang oleh setiap karyawan, meskipun mereka sudah tidak lagi bekerja di perusahaannya.
Kehendak bebas
Maksud dari prinsip yang satu ini adalah setiap karyawan berhak mendapatkan kesempatan yang rata dalam melakukan sesuatu. Mereka mempunyai porsi yang sama sesuai dengan potensi yang dimiliki, perusahaan tidak boleh membatasinya hanya demi kepentingan satu golongan saja. Kesempatan di sini contohnya seperti menggunakan fasilitas, mengerjakan suatu proyek bisnis, mendapatkan pelatihan, dan sebagainya.
Bertanggung jawab
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu bisnis harus bertanggung jawab atas segala perilaku atau tindakan yang diambil. Hal ini termasuk dedikasi dan niat perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat untuk semua anggota perusahaan, mulai dari pimpinan hingga karyawan.
Menghargai sumber daya alam
Tidak hanya pada sesama manusia, namun perusahaan juga harus menghargai lingkungan. Perusahaan harus merawat, melestarikan, memanfaatkan, serta mengelola sumber daya alam dengan sebaik mungkin agar tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan secara luas. Apalagi jika bisnis yang dijalankan berhubungan dengan lingkungan, maka perusahaan harus memberikan timbal balik yang setimpal.
Misalnya, proses produksi menghasilkan limbah pada lingkungan, maka perusahaan harus bisa mengelola limbah tersebut sedemikian rupa agar tidak terlalu mencemari lingkungan seperti daur ulang, penimbunan terbuka, atau insinerasi.
Taat hukum
Dalam berbisnis, perusahaan harus menaati hukum dan regulasi yang berlaku, mulai dari hukum ketenagakerjaan, larangan praktik monopoli bisnis, kontrak dagang, dan lain sebagainya. Hal ini wajib dijunjung tinggi dalam melaksanakan segala proses bisnis, dengan begitu bisnis dapat berjalan lancar dan terhindar dari sanksi atau pelanggaran.
Akuntabilitas
Setiap etika harus dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya, tidak hanya pada perusahaan namun juga pihak eksternal seperti klien, vendor, dan lain sebagainya. Salah satu cara untuk menjaga akuntabilitas adalah dengan menggunakan aplikasi perkantoran atau manajemen kerja.
Saling menghormati
Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari saja, namun dalam berbisnis kita harus bisa menjaga kehormatan orang lain. Dengan menjaga privasi, martabat, hak, dan kepentingan orang lain, maka bisnis akan berjalan lancar.
Saling menguntungkan
Sudah sepatutnya dalam berbisnis masing-masing pihak yang terlibat harus sama-sama diuntungkan. Produsen diuntungkan dengan mendapatkan bayaran berupa upah atas hasil kerja kerasnya dalam membuat produk, sedangkan pembeli juga mendapatkan keuntungan dari kualitas produk yang diperoleh.
Contoh Etika dalam Berbisnis
Berikut ini adalah beberapa contoh etika dalam berbisnis yang perlu Anda ketahui dan bisa Anda terapkan:
Menjelaskan produk secara jujur kepada pelanggan
Ketika Anda menjual suatu produk, tentu pelanggan akan bertanya kegunaannya, manfaat, atau harganya sebelum memutuskan untuk membelinya. Di sini, Anda harus menjelaskan tentang produk tersebut secara jujur dan apa adanya kepada pelanggan. Dengan begitu, mereka nantinya tidak akan merasa ditipu oleh Anda karena produk yang mereka peroleh sesuai dengan apa yang disampaikan.
Jika Anda selalu jujur kepada pelanggan, tentu mereka akan percaya pada bisnis Anda dan memungkinkan bagi mereka untuk menjadi pelanggan tetap. Apalagi saat ini ketika orang lain menyukai suatu produk, mereka akan membagikannya ke social media, pada akhirnya akan mendatangkan pelanggan baru bagi Anda.
Mengingat nama
Jika Anda mengingat nama pelanggan, klien, ataupun para karyawan, maka mereka akan merasa dihargai dan nyaman berhubungan dengan bisnis Anda. Hal ini juga dapat membuat mereka menjadi merasa istimewa dan penting bagi bisnis Anda, sehingga dapat menciptakan hubungan yang baik. Interaksi sederhana ini mampu membuat bisnis Anda menjadi lebih unggul dan berbeda dengan yang lainnya.
Tidak menutupi kondisi perusahaan
Banyak perusahaan yang sengaja menutupi kondisi perusahaan yang sedang memburuk demi mendapatkan bantuan dana. Contohnya ketika perusahaan startup sedang membutuhkan dana segar dari para investor untuk operasional bisnisnya. Dalam hal ini, Anda harus terbuka kepada calon investor mengenai kondisi perusahaan saat ini, dengan begitu mereka akan membantu Anda secara maksimal.
Hal ini berbeda dengan prinsip loyalitas yang sudah dijelaskan sebelumnya, dimana Anda tidak boleh membocorkan rahasia perusahaan demi keuntungan pribadi. Contoh di atas merupakan salah satu bentuk prinsip kejujuran yang mana memang harus dilakukan demi kesuksesan perusahaan.
Mengucapkan terima kasih
Mungkin hal ini terlihat sederhana, namun sebenarnya sangat bermakna. Dengan mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang berjasa bagi bisnis Anda seperti karyawan, pelanggan, maupun stakeholder, maka mereka akan merasa dihargai dan diapresiasi atas kerja keras yang dilakukannya. Pada akhirnya, mereka juga akan memberikan timbal balik kepada bisnis Anda.
Datang meeting tepat waktu
Contoh etika bisnis yang harus Anda terapkan yaitu datang meeting tepat waktu, baik itu dengan karyawan maupun klien. Selain memberikan kesan yang baik di mata orang lain, namun Anda juga dapat mencegah terjadinya hal-hal yang bisa merugikan bisnis. Misalnya, Anda harus meeting dengan klien untuk membicarakan tentang proyek kerja sama, namun ternyata Anda datang terlambat. Tentu hal ini akan menimbulkan kesan yang buruk bagi klien, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk membatalkan kontrak kerja sama dengan Anda.
Tips Meningkatkan Etika Bisnis
Lalu bagaimana cara untuk meningkatkan etika bisnis? Dilansir dari Bismanualz, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam hal ini, yaitu meliputi:
Buat rencana
Langkah pertama yang harus Anda lakukan untuk meningkatkan etika dalam berbisnis yaitu dengan membuat rencana yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan situasional dari perusahaan Anda. Misalnya, perusahaan Anda bergerak dalam bidang konsultan bisnis, maka Anda harus menerapkan etika bisnis yang berprinsip pada loyalitas, dimana Anda harus menjaga rahasia bisnis klien dan memberikan solusi yang terbaik bagi bisnis mereka.
Tindak lanjuti dengan tindakan
Setelah Anda menyusun rencana yang diperlukan dalam meningkatkan etika bisnis, selanjutnya Anda bisa mulai merealisasikan rencana tersebut. Misalnya dengan mengadakan kelas pelatihan etika bisnis, dimana Anda mendatangkan mentor untuk mengajarkan bagaimana cara menyambut klien, mengatur waktu kerja, atau memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Selain itu, Anda juga bisa menginformasikan kepada karyawan terkait kode etik dalam berbisnis setiap tahunnya. Tujuannya agar mereka selalu mengingat apa saja aturan dan batasan yang harus diterapkan dalam bekerja. Bila perlu, kembangkan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk program etika bisnis dalam perusahaan. Sehingga, karyawan bisa lebih memahami proses dan harapan yang harus dijalankan.
Jadikan etika sebagai budaya perusahaan
Cara berikutnya yaitu dengan membiasakan para pemimpin perusahaan berperilaku etis dalam bekerja. Mereka harus bisa menjadi contoh yang baik bagi bawahannya agar perilaku tersebut bisa menjadi sebuah budaya perusahaan. Selain bisnis dapat berjalan secara optimal, namun juga mampu meningkatkan kinerja serta produktivitas karyawan. Hal ini tentu saja dapat memberikan dampak yang baik bagi citra dan reputasi perusahaan.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai etika bisnis yang harus Anda terapkan dalam kegiatan bisnis Anda. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar HRD, bisnis, dan karir? Yuk, kunjungi blog MyRobin sekarang juga!