Metode DMADV bisa digunakan dalam bisnis manufakturing untuk mengembangkan produk dan layanan demi memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
DMADV juga termasuk kerangka kerja The Six Sigma yang sudah umum dikenal dan efektif saat Anda ingin menerapkan strategi baru. Yuk, simak penjelasan MyRobin seputar fungsi, prinsip, dan cara penerapan metodologi ini.
Mengenal metode DMADV
DMADV merupakan singkatan dari define, measure, analyse, design, dan verify yakni sebuah metode dalam The Six Sigma yang digunakan untuk mengembangkan produk, layanan, hingga proses pada perusahaan maupun bisnis.
Six Sigma adalah kerangka kerja yang fokus pada pengembangan. Tergantung tujuan perusahaan, DMADV menitikberatkan pada kebutuhan pelanggan, proses pemenuhan kebutuhan tersebut, serta tujuan perusahaan.
Bisnis perlu mengimplementasikan teknologi dan strategi baru demi meningkatkan operasi, agar unggul di persaingan pasar. Seringkali mereka merekrut dan mengubah metodologi kerja demi mempertahankan posisi.
Pendekatan dengan DMADV ini berguna ketika Anda mengimplementasikan strategi baru karena penekanan metodologi fokus pada basis data, analisis, dan identifikasi awal keberhasilan.
Metodologi DMADV membantu bisnis mengurangi pemborosan sumber daya dan menghilangkan proses yang tidak efisien, sehingga menghemat dana hingga waktu tanpa mengorbankan kualitas produk maupun layanan.
Cara kerja metode DMADV
Metode DMADV berfungsi memecahkan masalah melalui serangkaian proses, demi menciptakan proses bisnis yang lebih efektif.
Lewat langkah define, perusahaan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan bisnis, mendefinisikan hambatan, dan mengidentifikasi potensi risiko.
Perusahaan perlu mengumpulkan data untuk mengukur semua faktor yang dianggap kritis terhadap kualitas (critical to quality) dan menetapkan dasar perbaikan.
Kemudian kumpulan informasi maupun data tersebut dianalisis untuk melihat akar penyebab cacat. Tahap ini meliputi mengembangkan dan mengevaluasi alternatif desain untuk tiap CTQ yang diidentifikasi untuk menemukan solusi terbaik.
Langkah berikutnya, perusahaan mengubah rancangan akhir menjadi prototipe. Terakhir adalah verifikasi yakni menguji kinerja prototipe pada CTQ.
Tahap akhir melibatkan penyesuaian setelah perusahaan mengaplikasikan proses maupun merilis produk atau layanan serta menerima umpan balik.
Fungsi metode DMADV
DMADV merupakan metode kontrol manajemen yang juga populer, di bawah ini terangkum fungsi metode define, measurement, analysis, design, dan verify.
1. Menciptakan proses yang lebih efektif
Salah satu fungsi metode DMADV adalah menciptakan proses yang lebih baik. Ketika perusahaan memiliki banyak proses yang kurang efektif, besar kemungkinan anggaran yang diperlukan untuk operasi jauh lebih besar.
Melalui DMADV, Anda bisa menemukan inovasi yang dapat diterapkan dalam operasi sehingga menguntungkan bisnis manufacturing.
2. Membantu pengembangan produk dan layanan
Fungsi metode DMDAV berikutnya membantu pemilik bisnis melakukan pengembangan produk dan layanan. Melalui setiap tahap dalam pendekatan ini, Anda mampu mempelajari apa yang dibutuhkan pelanggan dan memenuhi kebutuhan tersebut.
Metode DMADV juga mampu menambahkan fitur atau meningkatkan kualitas produk saat ini, sehingga peluang perusahaan mencapai profitabilitas makin besar.
3. Memastikan keseimbangan optimal antara tiga perspektif
Menurut Kanbanize, kerangka kerja DMADV bertujuan memastikan keseimbangan optimal antara 3 perspektif yakni kebutuhan pelanggan, prosedur untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serta sasaran bisnis.
Pendekatan DMADV membantu menangani masalah berkaitan dengan pengembangan produk, layanan, hingga proses mulai dari perencanaan, implementasi maupun monitoring.
4. Mengidentifikasi area risiko
Metode DMADV digunakan untuk menghilangkan kesalahan dan mengidentifikasi area risiko. Dengan analisis ini, kemungkinan produk, layanan, serta proses yang cacat bisa diminimalisir. Alhasil, pemilik bisnis tidak perlu membuang waktu dan biaya yang tidak perlu.
Prinsip-prinsip DMADV
DMADV termasuk metodologi six sigma yang berfokus menghilangkan pemborosan dalam produksi, meningkatkan efisiensi operasional secara menyeluruh, dan mengurangi biaya. Tahap-tahap metode ini terbagi menjadi 5 yaitu:
1. Define
Tahap ini merupakan langkah pertama dalam proses desain produk, layanan, dan proses. Perusahaan perlu mendefinisikan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta tujuan proyek sebelum memulai.
Cara yang digunakan untuk mendefinisikan kebutuhan adalah dengan melihat informasi historis, indikator data, dan umpan balik dari pelanggan.
Sementara saat menetapkan tujuan, Anda dapat menggunakan metode SMART agar tujuan sejalan dengan ekspektasi pelanggan maupun pemangku kepentingan lainnya.
Fase definisi melibatkan kegiatan seperti:
- Membentuk tim proyek dan memberikan peran pada masing-masing anggota
- Mendefinisikan masalah yang menjadi rujukan pada peluang konsumen
- Mengidentifikasi risiko sehingga dapat menentukan kelayakan proyek dan memahami dampak potensial bagi bisnis
- Menentukan ruang lingkup proyek
- Membuat jadwal, merencanakan sumber daya, menyusun pedoman pedoman untuk peninjauan, serta menetapkan anggaran
2. Measurement
Fase measurement adalah tahap di mana Anda mengidentifikasi pelanggan untuk produk, memahami kualifikasi sasaran, dan mengembangkan critical to quality yakni karakteristik yang menentukan tingkat kualitas produk.
Bisnis memanfaatkan metrik yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi kapan organisasi mencapai tujuannya. Tahap ini mencakup pengukuran semua faktor CTQ untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sistem pengukuran dan metrik dikembangkan, agar setiap CTQ bisa dievaluasi kinerjanya. Biasanya, pemilik bisnis menggunakan bagan kendali yang memungkinkan pelacakan kinerja proses dan produk dari waktu ke waktu serta menunjukkan kapan kinerja mencapai level paling memuaskan.
Di sisi lain, fungsi fase pengukuran yaitu membantu perusahaan mengidentifikasi parameter desain kritis, menilai potensi risiko, mempelajari kemampuan proses produksi, dan mengevaluasi komponen desain yang penting.
3. Analysis
Fase analisis adalah tahap di mana Anda mengumpulkan dan menganalisis data untuk mencari desain terbaik, lalu mengujinya. Tujuan tahap ketiga ini, agar perusahaan dapat menemukan desain atau solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Anggota tim menjalankan riset pasar dan mengumpulkan data yang berkaitan dalam menentukan desain yang efektif. Fase ini juga mencakup kegiatan seperti:
- Mengevaluasi komponen terbaik
- Membuat alternatif desain
- Menentukan bagaimana mengkombinasikan persyaratan untuk menciptakan desain dengan nilai terbaik
- Mengidentifikasi kombinasi persyaratan optimal demi mencapai nilai dalam proyek
- Mengevaluasi kinerja proses dan produk terhadap tolok ukur
- Memperkirakan anggaran untuk mengembangkan desain terbaik
4. Design
Kegiatan dalam fase keempat adalah menguji proses manufaktur yang ditingkatkan, mengumpulkan umpan balik, kemudian mengubah desain akhir menjadi prototipe.
Anggota tim dapat melakukan modifikasi untuk membuat prototipe model yang lebih rinci dan berkualitas tinggi.
Apabila gagal di tahap ini maka anggota tim dapat kembali ke fase analisis hingga menemukan desain yang tepat.
Selanjutnya, langkah dilanjutkan dengan menentukan proses produksi, menyediakan sumber daya dan peralatan yang diperlukan, memperkirakan biaya produksi massal, dan mengembangkan sistem penjadwalan.
5. Verify
Tahap akhir adalah verifikasi yang memerlukan pengujian kinerja prototipe pada CTQ. Perusahaan memastikan apakah output telah memenuhi persyaratan input desain atau belum.
Selain itu, di sini tim juga bisa memastikan apakah produk dan layanan yang dirancang bekerja dengan baik dan dapat segera diproduksi massal atau masih perlu penyesuaian kembali.
Selama tahap verifikasi berlangsung, perusahaan memastikan desain produk dan proses dapat diterima pelanggan maupun pemangku kepentingan perusahaan. Di tahap ini pula Anda menilai seberapa efektif desain akhir untuk diterapkan.
Verifikasi membantu tim mengidentifikasi di mana perubahan perlu dilakukan untuk memastikan produk memenuhi kebutuhan sasaran dan kualitasnya sesuai dengan persyaratan di awal. Apabila hasilnya sudah optimal, perusahaan kemudian melanjutkan ke tahap produksi massal.
Karakteristik metode DMADV
Proses desain produk dengan metode DMADV memiliki 3 karakteristik yaitu:
1. Berfokus pada konsumen
Perusahaan yang menerapkan metode DMADV mempertimbangkan keinginan, kebutuhan, dan preferensi pelanggan ketika menetapkan sasaran dari proses pengembangan proyek. Kebutuhan pelanggan menjadi dorongan utama untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam bisnis.
2. Data driven
Dalam setiap proses metode DMADV menggunakan data dan riset sebagai dasar pengambilan keputusan. Misalnya, umpan balik dari pelanggan dijadikan dasar untuk mengetahui kebutuhan mereka secara spesifik. Begitu pula informasi dari hasil survei, kelompok fokus, serta wawancara.
3. Non-linear
Karakteristik non-linear maksudnya perusahaan dapat meninjau kembali fase sebelumnya atau melanjutkan fase berikutnya tergantung situasi. Sifatnya yang tidak linear dan fleksibel, memungkinkan perusahaan beradaptasi pada setiap kondisi bisni, sehingga membantu pemilik bisnis mengambil keputusan yang baik demi mencapai tujuan.
Keuntungan DMADV
Metode define, measurement, analysis, design, dan verify telah digunakan pada berbagai industri. Keuntungan yang mungkin Anda dapatkan ketika mengadopsi metode ini yaitu:
1. Mendefinisikan tujuan yang spesifik
Manfaat metode DMADV memungkinkan bisnis menetapkan tujuan sebelum menjalankan proses pengembangan produk, layanan, serta operasi. Hal ini akan membantu mengukur keberhasilan usaha.
2. Memahami pelanggan lebih baik
Tahap define membantu perusahaan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan target pasar dengan spesifik, sehingga produk atau layanan baru yang dirancang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Mengelola sumber daya dengan tepat
Salah satu sub metodologi Six Sigma ini membantu memanajemen sumber daya, sehingga Anda dapat mengambil keputusan dan mengalokasikan resource dengan tepat. Dengan begitu, mencegah pemborosan yang mungkin terjadi selama pengembangan.
4. Membantu merancang desain terbaik
Metode DMADV membantu tim merancang produk yang sukses. Keberhasilan produk atau layanan bisa dipengaruhi oleh seberapa baik produk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Ketika produk dapat menjawab kebutuhan itu, pelanggan akan merasa puas dan terus menggunakan layanan Anda, sehingga berdampak pula pada profitabilitas.
Contoh DMADV
Bisnis mainan anak memanfaatkan metode DMADV untuk merancang paket baru untuk produk. Perusahaan tersebut mulai mendefinisikan kebutuhan pelanggan untuk mengemas lini mainan baru untuk anak-anak.
Langkah berikutnya mempertimbangkan tindakan yang perlu dilakukan agar dapat menentukan apakah pengemasan efektif dalam pemasaran dan pengiriman produk.
Bagian produk merancang skema warna dan gambar, sedangkan tim desain membuat paket prototipe yang kemudian diberikan pada klien.
Setelah mainan baru rilis, perusahaan memonitor pengiriman dan hasil penjualan untuk menemukan perubahan yang dibutuhkan pada bagian kemasan maupun mainan itu sendiri.
DMADV vs DMAIC
Mirip dengan DMADV, metode DMAIC terdiri dari fase define, measurement, analysis, improve, dan control. Sub metodologi Six Sigma ini berfokus pada pengembangan proses, daripada produk atau layanan.
DMADV mencegah terjadinya cacat di awal, sedangkan DMAIC menghilangkan cacat ketika itu sudah terjadi. Perusahaan mengadopsinya untuk meningkatkan produk dan operasi yang sudah ada, bukan yang baru. Perbedaan lainnya adalah DMADV lebih panjang daripada proses DMAIC.
Nah, itulah rangkuman prinsip metode DMADV hingga penerapannya di berbagai bisnis. Temukan informasi menarik lainnya di blog MyRobin.