Saat ini, EQ atau Emotional Quotient memiliki prioritas yang sangat tinggi dalam kehidupan dunia kerja, baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja. Lebih mudah bagi mereka untuk meningkatkan kecerdasan (IQ) dibandingkan dengan EQ. Dipercaya bahwa seseorang yang memiliki EQ tinggi mampu menjaga keseimbangan dalam dirinya untuk beradaptasi dengan lingkungannya sehingga bisa bekerja dengan lebih baik.
Sudahkah kamu mengutamakan EQ dalam pekerjaan? Jika belum, kamu harus melatihnya sekarang. Karena kesuksesan itu dibangun oleh 80% EQ (kecerdasan emosional) dan 20% IQ (kecerdasan intelektual). Hal ini menunjukkan bahwa EQ berperan penting dalam menentukan masa depan. Pada artikel ini MyRobin akan memberikan kamu insight bagaimana cara melatih EQ. Yuk simak penjelasannya di sini, ya!
Pengertian EQ
Berbeda dengan IQ (Intelligence Quotient) yang merupakan kecerdasan intelektual seseorang yang dibawa sejak lahir dan kecerdasan tersebut digunakan untuk memecahkan masalah yang melibatkan logika, sedangkan EQ (Emotional Quotient) atau yang juga dikenal dengan istilah kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk mengenali, memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi sendiri serta mengenali dan memahami emosi orang lain dengan efektif. EQ mengacu pada kemampuan individu untuk mengelola emosi dalam situasi yang berbeda, termasuk stres, tekanan, dan konflik interpersonal.
Individu dengan EQ yang tinggi cenderung lebih mampu menjalin hubungan sosial yang sehat, memimpin dengan kebijaksanaan, dan memecahkan masalah dengan cara yang lebih efektif. Kecerdasan emosional dianggap sebagai faktor penting dalam keberhasilan pribadi dan profesional karena memiliki hubungan erat dengan kemampuan untuk beradaptasi, berkomunikasi, dan mengelola diri sendiri secara efektif.
Pentingnya EQ di Dunia Kerja
Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dianggap penting di tempat kerja karena memiliki banyak manfaat yang dapat meningkatkan kualitas hubungan kerja, produktivitas, dan kepemimpinan.
Seseorang dengan EQ yang tinggi dapat mengembangkan keterampilan interpersonal yang kuat, seperti kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif, mengelola konflik, dan bekerja sama dengan tim. Selain itu, mereka juga mampu mengelola stres dan tekanan dengan baik, dan memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kemampuan tersebut juga membantu seseorang membentuk hubungan kerja yang lebih baik dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan, sehingga meningkatkan kualitas hubungan kerja dan produktivitas tim.
Seseorang dengan EQ yang tinggi juga dapat mengelola konflik dengan lebih efektif, sehingga dapat mengurangi konflik di tempat kerja dan memperbaiki hubungan antar rekan kerja. Akhirnya, kepemimpinan yang baik membutuhkan kecerdasan emosional yang tinggi. Seorang pemimpin yang memahami dan mengelola emosi dengan baik dapat memimpin dengan lebih efektif dan memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, EQ memiliki peran yang sangat penting di tempat kerja dan diakui sebagai salah satu faktor penting dalam mencapai kesuksesan karir.
Faktor yang Mempengaruhi EQ
Pengalaman Hidup
Setiap individu memiliki pengalaman hidup yang unik, mulai dari keluarga, teman, lingkungan sosial, pendidikan, dan pekerjaan. Pengalaman hidup yang positif dapat membantu seseorang untuk memperkuat keterampilan sosial dan emosional serta membantu seseorang untuk lebih mudah mengenali dan mengelola emosi. Sebaliknya, pengalaman hidup yang negatif, seperti kegagalan, kehilangan orang terdekat, atau kesulitan finansial, dapat menekan kemampuan individu dalam mengelola emosi dan meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.
Pola Asuh
Orang tua merupakan sumber paling utama seorang anak mengenal emosi. Pola asuh yang diterima di masa kecil dapat berpengaruh besar pada kemampuan EQ seseorang. Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh yang positif seperti mendapat dukungan emosional dan diberikan kesempatan untuk mengatasi masalah sendiri cenderung memiliki EQ yang lebih baik.
Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial yang mendukung dan mendorong kecerdasan emosional dapat berupa lingkungan keluarga, teman, atau tempat kerja yang menekankan pentingnya keterampilan sosial dan emosional. Dalam lingkungan tersebut seseorang diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan sosial dan emosional seperti berempati, berkomunikasi dengan efektif, dan bekerja sama dengan orang lain.
Lingkungan sosial yang positif juga dapat memberikan dukungan emosional yang dapat membantu seseorang untuk mengatasi stres dan masalah emosional. Sebaliknya, lingkungan sosial yang negatif dapat menyebabkan individu mengalami stres, kecemasan, dan kesulitan dalam mengelola emosi, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan EQ mereka secara negatif. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memilih lingkungan sosial yang positif dan mendorong perkembangan keterampilan sosial dan emosional sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan EQ mereka.
Kepribadian
Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi kemampuan EQ. Individu yang terbuka dan memiliki keterampilan sosial yang baik cenderung memiliki EQ yang lebih tinggi.
Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial mencakup kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, berempati, berkolaborasi dengan orang lain, dan membangun hubungan interpersonal yang sehat dan positif. Kemampuan untuk memahami dan merespons perasaan orang lain adalah salah satu keterampilan sosial yang penting untuk pengembangan EQ. Seseorang yang memiliki keterampilan sosial yang baik cenderung lebih mudah mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri, serta mampu memahami dan merespons perasaan orang lain dengan baik.
Dalam beberapa situasi keterampilan sosial yang baik juga membantu seseorang untuk menghindari atau menyelesaikan konflik dengan efektif. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan sosial sangat penting dalam meningkatkan kemampuan EQ seseorang dan dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti latihan berkomunikasi, meningkatkan empati, belajar menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan interpersonal yang sehat.
Cara Melatih EQ
Perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki kapasitas emosi yang berbeda. Sebagian orang memiliki kecerdasan emosional yang cukup baik, sementara sebagian lainnya kesulitan membangun kecerdasan emosional yang seimbang. Tapi EQ dapat ditingkatkan dengan cara dilatih loh, berikut caranya:
Mengenali dan Memahami Emosi
Salah satu cara efektif untuk melatih EQ atau kecerdasan emosional adalah dengan mengenali dan memahami emosi. Ini adalah langkah penting dalam proses mengelola emosi dengan baik. Seseorang perlu belajar mengenali dan memahami perasaan yang dirasakan, baik itu perasaan senang, sedih, marah, takut, atau perasaan lainnya. Dengan demikian, seseorang akan lebih mampu mengendalikan dan mengelola emosi yang dirasakan.
Langkah pertama dalam mengenali dan memahami emosi adalah dengan memperhatikan sinyal fisik yang muncul ketika diri merasakan suatu emosi seperti detak jantung yang meningkat, pernapasan yang cepat, atau keringat dingin. Setelah itu, seseorang dapat memeriksa pikiran atau situasi yang memicu emosi tersebut. Dalam proses ini, seseorang juga perlu belajar membedakan antara emosi dan tindakan atau perilaku yang dihasilkan dari emosi tersebut. Dengan mengenali dan memahami emosi, seseorang akan dapat mengelola emosi yang dirasakan dan meminimalkan dampak negatif dari emosi tersebut pada diri sendiri maupun orang lain.
Meningkatkan Kesadaran Diri
Meningkatkan kesadaran diri atau self-awareness adalah langkah penting dalam melatih EQ atau kecerdasan emosional. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan tujuan hidup diri sendiri. Dengan meningkatkan kesadaran diri, seseorang akan lebih mudah memahami diri sendiri dan orang lain, serta menjadi lebih toleran dan bersikap empati.
Seseorang dapat meningkatkan kesadaran diri dengan mengamati perilaku, pikiran, dan emosi diri sendiri, serta memperhatikan reaksi yang muncul ketika berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, seseorang juga dapat melakukan refleksi atau introspeksi diri, dengan bertanya pada diri sendiri tentang kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, serta tujuan hidup. Dalam proses ini seseorang juga perlu menghindari pembenaran diri atau defensif dan berusaha untuk menghadapi kenyataan dengan jujur dan terbuka. Dengan meningkatkan kesadaran diri, seseorang akan lebih mudah mengelola emosi yang dirasakan, memahami kebutuhan dan keinginan diri sendiri, serta berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih baik.
Mengelola Emosi
Setelah mengenali dan memahami emosi, seseorang perlu belajar mengelola emosi tersebut dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari tindakan impulsif atau meluapkan emosi serta belajar mengendalikan reaksi dan merespons situasi dengan bijaksana.
Belajar dari Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup yang sulit dapat membawa pelajaran berharga dalam mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk belajar dari pengalaman hidup dan menggunakan pengalaman tersebut untuk mengembangkan kemampuan EQ yang lebih baik. Dengan demikian, seseorang dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, mengatasi stres, dan meningkatkan keberhasilan pribadi dan profesional.
Meningkatkan Kemampuan Sosial
Kemampuan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Seseorang dapat meningkatkan kemampuan sosial dengan belajar berempati, mendengarkan dengan baik, dan mengelola konflik.
Baca Juga: 5 Cara Tepat Meningkatkan Kemampuan Empati dalam Bekerja
Berlatih Kerja Sama dan Kepemimpinan
Berlatih kerja sama dan kepemimpinan adalah saling terkait dan menjadi kunci penting dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan produktif di tempat kerja. Dalam berlatih kerja sama, seseorang perlu belajar untuk mengenali dan menghargai perbedaan orang lain, serta berkomunikasi dengan baik. Seseorang juga perlu belajar untuk memahami tujuan dan kebutuhan orang lain, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, kepemimpinan juga merupakan kemampuan yang penting dalam melatih EQ, karena seorang pemimpin perlu mampu mengelola emosi dan menyeimbangkan kebutuhan individu dan kelompok.
Seorang pemimpin yang baik juga perlu mampu memotivasi dan menginspirasi orang lain, serta memberikan dukungan dan dorongan saat dibutuhkan. Dalam proses ini, seseorang perlu belajar untuk menjadi pendengar yang baik, memahami kebutuhan dan tujuan orang lain, serta mengembangkan kemampuan memimpin dan memotivasi orang lain. Keterampilan kerja sama dan kepemimpinan dapat dilatih dengan terlibat dalam proyek tim, memimpin tim kecil, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
Baca Juga: 15 Cara menjadi Pemimpin yang Baik dan Disegani Karyawan
Terus Berlatih dan Belajar
Terus berlatih dan belajar adalah kunci untuk meningkatkan kecerdasan emosional dapat dilakukan dengan membaca buku atau artikel tentang kecerdasan emosional, mengikuti pelatihan, atau berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Itu dia cara yang bisa mengasah kecerdasan emosional kamu. Dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik dapat membantu kamu tetap tenang dan stabil dalam berbagai situasi bahkan yang sulit sekalipun. Ingin dapat insight lainnya seputar karir? kunjungi blog MyRobin dan baca artikel yang bermanfaat untuk menambah pengetahuanmu!