Dalam berbisnis wajar bila seseorang mengalami masa krisis, contohnya seperti munculnya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 kemarin. Jika bisnis sedang krisis, maka Anda sebagai pelaku bisnis harus segera mencari solusi untuk mengatasinya.
Sebab, hal ini akan berdampak pada perkembangan bisnis bahkan dapat menghancurkan bisnis. Salah satu cara untuk mengatasi krisis dalam bisnis adalah dengan menerapkan manajemen krisis. Sebenarnya apa itu manajemen krisis? Mengapa begitu penting? Daripada penasaran, yuk langsung simak lebih lanjut di bawah ini!
Apa Itu Manajemen Krisis?
Dilansir dari Investopedia, manajemen krisis mengacu pada identifikasi ancaman terhadap bisnis, organisasi, dan pemangku kepentingannya untuk meningkatkan respons yang efektif terhadapnya. Manajemen krisis merupakan strategi mengantisipasi krisis di tingkat perusahaan dan merencanakan bagaimana cara untuk menghadapinya secara efektif.
Tak dipungkiri bahwa bisnis yang sudah dikelola sebaik mungkin terkadang masih saja dapat terkena atau mengalami krisis, baik itu disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Seperti contoh yang disebutkan di atas, banyak bisnis yang mengalami krisis akibat pandemi Covid-19. Beberapa di antara bisnis tersebut terpaksa harus gulung tikar karena tidak mampu bertahan di era krisis ini.
Tidak hanya itu saja, krisis juga dapat terjadi dalam berbagai bentuk lain seperti kebakaran tempat usaha, kematian CEO, pelanggaran data, rusaknya reputasi, penurunan pendapatan, hingga bencana alam yang menyebabkan biaya berwujud atau tidak berwujud.
Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis untuk menerapkan manajemen krisis jika terjadi hal-hal yang tidak terduga, sehingga dapat mengurangi dampak negatif bagi perusahaan. Dalam prosesnya, Anda bisa melakukan analisis risiko atau mengidentifikasi efek samping yang mungkin terjadi dan memperkirakan kemungkinan terjadinya terlebih dahulu. Baru kemudian Anda bisa mulai mengembangkan rencana atau solusi efektif untuk mengatasinya.
Sebagai contoh, seorang manajer risiko memperkirakan bahwa akan terjadi banjir di area operasional perusahaan. Skenario terburuk dari kondisi ini adalah perusahaan dapat kehilangan data-data pelanggan, pemasok, dan proyek yang sedang berlangsung. Bahkan, sistem komputer perusahaan juga dapat hancur jika banjir terjadi.
Karena manajer risiko sudah mengetahui apa saja kemungkinan risiko dan dampak yang akan dialami oleh perusahaan, maka ia mengembangkan rencana bersama tim manajemen krisis untuk mengatasi keadaan darurat tersebut dengan membuat sistem cadangan pada semua sistem komputer. Sehingga, perusahaan akan tetap mempunyai back up data dan proses kerjanya.
Perlu Anda ketahui, terdapat tiga elemen umum dalam mendefinisikan krisis yaitu ancaman bagi organisasi, elemen kejutan, dan keputusan dalam waktu singkat. Terkadang kita tidak dapat mengetahui dengan pasti kapan bisnis akan mengalami suatu masalah atau konflik. Sehingga, seringkali membuat kita baru menyadari ketika konflik tersebut sudah berubah menjadi krisis yang kronis.
Melalui manajemen krisis, Anda dapat mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius mulai dari saat krisis pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali.
Tujuan Manajemen Krisis
Pada dasarnya, manajemen krisis ini bertujuan untuk menghentikan dampak negatif dari krisis yang dialami oleh perusahaan. Dengan persiapan yang matang serta penerapan berbagai strategi dan taktik efektif, maka perusahaan dapat mencegah hal-hal yang merugikan bisnis.
Selain itu, manajemen krisis juga mempunyai tujuan untuk meredam ketegangan yang timbul akibat krisis. Ketika perusahaan sedang krisis, tentu c-level, karyawan, dan stakeholders lainnya akan panik karena pasti mereka akan ikut terdampak. Adanya manajemen krisis ini akan sangat membantu mereka untuk tetap tenang dan mencegah sesuatu buruk lainnya terjadi seperti karyawan resign, pengalihan saham, dan sebagainya.
Secara umum, manajemen krisis akan dilakukan oleh tim public relations. Dalam tugasnya, mereka akan merumuskan, membuat, dan mengimplementasikan strategi untuk mengatasi krisis yang dialami oleh perusahaan.
Tahapan-tahapan Krisis
Perlu dipahami bahwa sebuah krisis akan melalui berbagai tahapan sebelum akhirnya menimbulkan kekacauan. Berikut ini adalah beberapa tahapan krisis, di antaranya yaitu:
Tahap prodromal
Sebagai tahap pertama, tahap prodromal disebut juga dengan gejala krisis. Biasanya pada tahap ini, berbagai masalah, konflik, atau kejadian yang berpotensi menjadi krisis masih dihiraukan oleh perusahaan. Hal ini karena perusahaan masih dapat beroperasi seperti biasa, seakan-akan tidak akan terjadi masalah. Contoh gejala krisis yang kerap terjadi yaitu perbedaan pendapat, karyawan menuntut kenaikan upah, dan lain sebagainya.
Tahap akut
Sesuai namanya, tahap ini satu tingkat di atas tahap prodromal. Artinya, sudah ada indikasi munculnya berbagai kerusakan, kekacauan dari banyak sisi, reaksi mulai berdatangan, dan isu-isu menyebar luas. Tantangan utama yang akan dihadapi oleh perusahaan pada tahap akut ini adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang dari berbagai pihak. Biasanya, semakin lama perusahaan mengulur waktu maka akan semakin parah serangan yang diterima.
Tahap kronis
Jika perusahaan sudah merasakan dampak dari krisis yang terjadi dan bahkan kesulitan memprediksi kapan krisis akan berakhir, maka krisis yang dialami telah sampai pada tahap kronis. Pada tahap ini, perusahaan harus mulai melakukan introspeksi secara menyeluruh hingga reformasi berbagai kebijakan strategis agar bisnis tetap mampu bertahan.
Tahap resolusi
Tahapan krisis yang satu ini disebut juga dengan tahap penyembuhan. Sebab, setelah mengalami krisis, perusahaan harus bangkit kembali untuk melakukan operasional sebagaimana mestinya. Pada tahap ini pula, perusahaan akan merencanakan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi krisis di masa depan. Tentunya, mereka akan menerapkan langkah-langkah yang berbeda dengan sebelumnya agar tidak terulang lagi kesalahan yang sama.
Langkah-langkah Manajemen Krisis
Ada beberapa langkah yang bisa Anda terapkan dalam melakukan manajemen krisis, di antaranya yaitu:
Prakrisis
Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu mempersiapkan berbagai hal sebelum krisis benar-benar terjadi. Bisa dibilang langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan atau skenario buruk yang dapat merugikan perusahaan.
Buat rencana atau strategi manajemen krisis yang matang agar ketika terjadi krisis Anda dapat menyelesaikannya dengan tepat dan cepat. Mulailah dengan membentuk tim manajemen krisis, lakukan diskusi bersama untuk menemukan pendekatan serta solusi efektif, dan berikan pelatihan kepada tim dalam menangani krisis secara sistematis.
Respons krisis
Berikutnya yaitu respons krisis, di mana pada langkah kedua ini Anda bersama tim manajemen krisis akan bertindak langsung menangani krisis. Respon yang perlu Anda berikan bisa berupa perkataan atau perlakuan yang dilakukan oleh manajemen ketika krisis berlangsung. Umumnya, tim public relations akan mendampingi perusahaan dalam proses penyampaian pesan ke berbagai pihak atau instansi terkait. Contohnya seperti press conference, meeting, kunjungan, dan lain sebagainya.
Singkatnya, pada tahap respons krisis Anda harus melaksanakan proses manajemen krisis melalui rencana dan strategi yang telah disusun sebelumnya bersama tim.
Pasca krisis
Setelah krisis mulai mereda dan dapat diatasi dengan baik, selanjutnya Anda harus melakukan evaluasi terhadap proses manajemen krisis yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah proses tersebut sudah cukup efektif untuk diterapkan atau masih membutuhkan perbaikan lagi.
Anda bisa meminta feedback dari orang-orang yang terlibat dalam bisnis seperti karyawan, customer, stakeholders, dan lain sebagainya. Pendapat mereka akan sangat berguna untuk perbaikan maupun peningkatan proses manajemen krisis. Sehingga, kedepannya dapat lebih baik dan mampu menstabilkan bisnis secara efektif.
Tips Melakukan Manajemen Krisis
Lalu bagaimana cara melakukan manajemen krisis agar efektif bagi bisnis? Anda bisa mencoba menerapkan beberapa tips di bawah ini:
Bentuk tim manajemen krisis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Anda perlu membentuk tim manajemen krisis untuk membantu menyusun rencana dan menemukan solusi efektif bagi perusahaan. Pilih orang-orang yang memang mempunyai kemampuan dalam mengatasi suatu masalah bisnis dan organisasi. Dengan menyatukan ide dan pikiran mereka, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk menangani krisis yang terjadi.
Jika perlu, berikan pelatihan khusus bagi mereka agar mereka lebih siap dan terampil dalam mengelola krisis. Berikut ini adalah beberapa materi pelatihan yang bisa Anda bekali untuk anggota tim:
- Manajemen krisis
- Identifikasi dan analisis krisis
- Strategi negosiasi dan kerja sama antar departemen
- Emergency response
- Pengembangan komitmen dan kreativitas
- Business continuity planning
- Peningkatan kinerja
- Manajemen komunikasi dan pengambilan keputusan
- Technology recovery planning
- Pengembangan dan implementasi alternatif penanganan krisis
- Pelatihan dan konseling
Lakukan secara konsisten
Kunci utama dalam masa krisis adalah tetap konsisten dalam menangani, menyampaikan pesan, dan memperbaiki. Jika memang krisis tersebut berdampak pada pelanggan atau masyarakat, maka Anda bisa menyampaikan pesan mengenai apa yang terjadi pada bisnis perusahaan secara jelas di platform media sosial. Cara ini akan cukup efektif mengingat saat ini mereka lebih banyak mencari informasi di social media.
Dalam hal ini, sebenarnya Anda bisa mendengarkan masukan atau keluhan dari berbagai pihak yang terlibat. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah memperbaiki dan menemukan solusi yang tepat bagi perusahaan.
Tetap tenang dan profesional
Meskipun keadaan bisnis sedang tidak baik-baik saja, Anda harus tetap tenang dan profesional. Sebab, jika Anda panik dan emosi, maka akan membuat Anda bertindak gegabah atau bahkan mengeluarkan pernyataan yang berpotensi merugikan bisnis.
Setiap orang pasti tidak ingin bisnisnya semakin hancur di masa krisis, oleh karena itu tenangkan pikiran terlebih dahulu, baru kemudian temukan solusi yang tepat untuk mengatasi krisis tersebut. Tunjukkan profesionalisme Anda dalam situasi seperti ini, maka perusahaan dapat keluar dari masa krisis dengan cepat.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai manajemen krisis yang perlu Anda terapkan dalam bisnis. Menyelesaikan konflik dapat dilakukan dengan banyak hal, namun jika menyangkut kebutuhan tenaga kerja, Anda dapat menghubungi MyRobin untuk menemukan pekerja profesional terbaik.
Ditambah dengan teknologi digital yang terintegrasi, MyRobin dapat mengelola pekerja Anda mulai dari absensi, manajemen kontrak, hingga payroll agar Anda dapat menghemat waktu dan sumber daya dalam melakukan tugas-tugas ini, dan dapat mengalihkan fokus Anda untuk tugas-tugas inti bisnis Anda. Konsultasikan kebutuhan pekerja Anda sekarang!
Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar HRD, bisnis, dan karir? Yuk, kunjungi blog MyRobin sekarang juga!