Perilaku kompulsif adalah tindakan berulang yang dilakukan oleh penderita OCD sebagai respon terhadap pikiran obsesif.
OCD merupakan masalah kecemasan kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami pikiran tidak terkendali dan biasanya diikuti dengan perilaku kompulsif.
Data dari WHO menunjukkan OCD mempengaruhi 1% dari populasi global, sedangkan National Institute of Mental Health (NIMH) memperkirakan 1,2% orang dewasa terdiagnosis obsessive compulsive disorder.
Nah, gangguan OCD dan perilaku kompulsif bisa mengganggu produktivitas di tempat kerja. Oleh karena itu, Anda perlu memahami ciri dan cara menanganinya lewat artikel di sini.
Definisi perilaku kompulsif
Definisi perilaku kompulsif merujuk Psych Central adalah kebiasaan yang dilakukan berulang kali secara sadar atau tidak sadar untuk mengurangi ketidaknyamanan emosional maupun fisik somatik – dengan arti lain meredakan dorongan atau stress.
Psychology Today juga menjelaskan perilaku kompulsif melibatkan tindakan pengulangan yang terjadi terus menerus walaupun hal tersebut telah menyebabkan gangguan.
Tindakan ini juga cenderung ‘dipaksakan’ sebab Anda tidak dapat melawan dorongan yang muncul untuk melakukan aksi tersebut.
Denys D. (2014) dalam jurnal “Compulsive Behaviors In The Workplace,” mendefinisikan perilaku kompulsif berdasarkan empat elemen fenomenologis yaitu:
- ketidakmampuan untuk berhenti melakukan tindakan,
- perasaan bahwa seseorang harus melakukan tindakan tertentu,
- kehilangan kendali, dan akhirnya
- ketidaknyamanan dari tindakan berulang.
Analisis yang dilakukan menunjukkan perilaku kompulsif dicirikan oleh kurangnya kontrol atas perilaku yang dituruti dan tindakan tersebut bertentangan dengan kontrol sukarela.
Contoh tingkah laku kompulsif pada penderita OCD yaitu memeriksa pekerjaan berulang-ulang atau membersihkan area kerja terus menerus demi memastikan tidak ada kuman.
Lebih jauh, obsessive-compulsive disorder bisa berbahaya dan melibatkan aktivitas seperti hoarding disorder, binge-eating, compulsive buying, hingga gambling disorder.
Penyebab perilaku kompulsif
Compulsive behavior artinya tindakan mental yang Anda rasa perlu Anda lakukan untuk meredam perasaan tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh pikiran obsesif.
Tidak ada penyebab pasti seseorang menderita OCD. Namun, menurut National Health Service ada beberapa faktor pemicu obsessive compulsive disorder, seperti:
- Kepribadian yang teliti, terbiasa rapi, dan perfeksionis cenderung berpotensi mengembangkan perilaku obsesif dan kompulsif
- Mengalami peristiwa traumatis, seperti perundungan, intimidasi, pelecehan maupun pengabaian
- Gangguan di otak dimana jumlah zat kimia serotonin rendah
- Memiliki riwayat keluarga yang terdiagnosis OCD, sehingga memungkinkan Anda mengidap masalah mental yang sama
Tipe perilaku kompulsif
Setiap orang bisa memiliki satu perilaku kompulsif baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Berikut jenis-jenis compulsive behavior berkaitan dengan OCD.
1. Kompulsif berbelanja
Compulsive buying adalah ketidakmampuan mengontrol diri ketika berbelanja dan bisa menimbulkan konsekuensi seperti masalah keuangan dan hubungan.
Mereka dengan perilaku kompulsif secara impulsif merasakan gejolak kegembiraan ketika membeli, membeli barang yang tidak bisa mereka miliki (secara finansial), dan berbelanja untuk meredakan emosi negatif. Pikiran obsesif membuat mereka terus berbelanja hingga kebutuhan pokok tidak terpenuhi.
2. Binge eating compulsive
Binge-eating disorder diartikan sebagai kondisi di mana seseorang makan dalam jumlah yang tidak normal dalam waktu singkat. Perilaku kompulsif ini membuat seseorang tidak mampu mengontrol berapa banyak makanan yang dimakan.
Perilaku makan secara berlebihan membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan merasakan tertekan. Tidak jarang dari mereka mengalami malnutrisi karena asupan yang dimakan tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
3. Hoarding disorder
Perilaku kompulsif menimbun barang tanpa ingin membuangnya juga dikenal dengan hoarding disorder. Orang dengan diagnosis ini sering menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai dan selalu ketakutan ketika ingin membuangnya.
Alhasil tidak ada lagi ruang yang tersisa untuk menaruh barang dan ruangan tampak berantakan. Tidak jarang tumpukkan barang mengganggu rekan kerja.
4. Gambling
Perilaku kompulsif perjudian membuat orang tertekan dan memiliki dorongan untuk bertaruh dalam jumlah yang besar untuk mendapatkan kesenangan. Tipikal orang seperti ini akan merasa gelisah untuk memberhentikan kebiasaannya.
5. Body-focused repetitive behaviors
Body-focused repetitive behaviors menyebabkan seseorang melakukan perilaku berulang misalnya menyentuh atau merawat diri hingga tingkat yang membahayakan. Contohnya, secara kompulsif menarik rambut, mencuci tangan, atau menggigit kuku.
6. Compulsive exercise disorder
Tipe perilaku kompulsif berikutnya adalah olahraga yang didorong atas pemikiran obsesif. Orang dengan perilaku ini mengutamakan olahraga dibanding aktivitas lain, sehingga berisiko mengalami cedera, kelelahan ekstrim, atau masalah sosial lainnya.
Ciri-ciri perilaku kompulsif pada penderita OCD
Kompulsif OCD memiliki perilaku berulang yang mendorong Anda untuk melakukannya dengan tujuan mengurangi kecemasan berkaitan dengan dengan obsesi. Dengan melakukan tindakan kompulsif, penderita merasakan lega untuk sementara. Kompulsi memiliki pola seperti:
- Mengikuti aturan yang ketat
- Pengecekkan
- Menghitung secara berlebihan
- Memberikan instruksi berulang
- Meminta keamanan
- Membersihkan
Contoh tanda perilaku kompulsif adalah mencuci tangan hingga kulit menjadi kasar. Atau ciri lainnya:
- Menghitung pola atau jumlah yang belum pasti
- Memeriksa pintu berulang kali demi memastikan sudah terkunci
- Memeriksa kompor untuk menjamin itu sudah dimatikan
- Menyusun barang agar menghadap ke arah yang sama
- Menutup dan membuka pintu
- Mengulang kalimat di dalam pikiran
Perilaku kompulsif di tempat kerja
Perilaku kompulsif di tempat kerja tidak jauh berbeda dengan compulsive behavior pada umumnya. Misal:
- Selalu memeriksa kelengkapan pekerjaan secara berulang
- Mengisolasi diri dari lingkungan dan rekan kerja
- Mengulangi tindakan yang sama
- Membersihkan meja kerja berulang kali
- Memesan makanan yang sama
Seringkali perilaku kompulsif menyimpang dengan aturan yang berlaku di perusahaan. Alhasil, Anda akan kesulitan menjalani aktivitas dan mengalami masalah seperti:
- Menghindari pekerjaan tertentu
- Mencemaskan sesuatu sehingga terhambat dalam bekerja
- Kesulitan fokus
- Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan karena intrusive thought
- Menghindari rekan kerja karena memicu pikiran negatif
- Menghindari tempat-tempat tertentu karena takut terkontaminasi
- Merasa khawatir dengan pandangan rekan kerja terhadap perilaku Anda
Dampak OCD pada performa kerja
Contoh perilaku kompulsif seperti di atas akan mempengaruhi Anda di tempat kerja maupun hubungan dengan orang lain. Mulai dari pekerjaan yang terhambat hingga risiko pemutusan hubungan kerja.
1. Konsentrasi berkurang
Pikiran yang mengganggu diikuti dengan perilaku kompulsif dapat mempengaruhi konsentrasi. Anda jadi tidak fokus pada pekerjaan karena merasa dorongan yang kuat untuk melakukan tindakan.
Contohnya, memindahkan barang terus menerus karena posisinya kurang tepat atau membersihkan komputer untuk memastikan tidak ada kuman.
Apabila ditahan biasanya orang dengan OCD merasa gelisah dan justru tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
2. Menurunkan produktivitas
Perilaku kompulsif menyebabkan Anda jadi tidak produktif. Ini karena bukannya melakukan pekerjaan utama Anda justru mengikuti dorongan di pikiran.
Misalnya, Anda seharusnya mengerjakan proses administrasi, tetapi justru membersihkan semua peralatan kantor di meja mengikuti apa yang pikiran Anda katakan.
Ini bisa disebut procrastinating productive atau menunda dengan melakukan hal yang dianggap produktif.
3. Berisiko kehilangan promosi jabatan
Promosi jabatan merupakan salah satu impian karyawan. Selain untuk reputasi, pendapatan juga ikut bertambah. Namun, perilaku kompulsif bisa mencegah kemajuan karir Anda.
Pasalnya, tidak sedikit atasan yang meragukan kemampuan karyawan dengan perilaku kompulsif.
OCD dikhawatirkan akan mengganggu peran dan pekerjaan. Alhasil, Anda tidak masuk kandidat promosi jabatan walaupun mungkin Anda karyawan lama.
4. Tidak percaya diri
Ketidakmampuan mengontrol diri akibat obsesi mempengaruhi kepercayaan diri Anda. Pada lingkungan kerja toxic, orang dengan OCD dianggap ‘gila’ dan lemah. Seringkali mereka mendapat perundungan yang mengakibatkan kondisi mental memburuk.
Seiring waktu, penderita OCD merasa tidak nyaman dan bisa saja mengundurkan diri. Walaupun pekerjaan tersebut merupakan minat mereka.
5. Hubungan dengan atasan dan rekan kerja memburuk
Dampak perilaku kompulsif berpengaruh pada hubungan rekan kerja dan atasan. Menurunnya produktivitas menghambat keberhasilan tim dan juga mempengaruhi target perusahaan.
Apabila terus terjadi, bukan tidak mungkin atasan memberhentikan Anda dengan OCD sebagai alasan. Melansir Made of Millions, sekitar 38% dari penderita OCD merasa khawatir bos akan menggunakan OCD sebagai alasan untuk mengeluarkan mereka dari pekerjaan.
Cara mengatasi perilaku kompulsif
Dorongan kompulsif terjadi ketika muncul pikiran obsesif di kepala yang mendorong Anda melakukan tindakan. Umumnya, Anda perlu berkonsultasi dengan ahli untuk mendapatkan diagnosis dan penyembuhan
1. Teknik manajemen kecemasan untuk OCD
Teknik ini bertujuan membantu penderita OCD mengelola gejala yang muncul melalui perawatan mandiri. Contohnya, teknik meditasi, relaksasi, dan kontrol hiperventilasi.
2. Terapi perilaku kognitif (CBT)
Dalam Better Health, terapi CBT melibatkan secara bertahap memaparkan orang tersebut ke situasi yang memicu obsesi mereka dan, pada saat yang sama, membantu mereka mengurangi kompulsi dan perilaku menghindar.
Terapi perilaku kognitif bertujuan mengubah keyakinan, pola perilaku, dan perilaku yang dapat memicu kecemasan serta gejala obsesif kompulsif.
3. Melakukan perawatan mandiri
Ada beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi perilaku kompulsif seperti menulis jurnal untuk mengekspresi diri. Selain itu, cobalah memfokuskan pikiran dengan berolahraga atau meditasi.
Perbedaan impulsif dan kompulsif
Definisi perilaku impulsif adalah tindakan spontan yang tidak dipikirkan sepenuhnya dan tidak terpikirkan konsekuensi potensial. Sementara perilaku kompulsif merupakan tindakan berulang yang terjadi atas respon pikiran obsesi.
Contoh perilaku impulsif menyela percakapan orang lain, menyentuh orang lain tanpa persetujuan mereka, melontarkan komentar secara tergesa-gesa, membeli barang online yang tidak dibutuhkan, meninggalkan rumah tanpa membawa barang.
Penyebab perilaku impulsif bisa karena masalah mental seperti menderita ADHD atau borderline personality disorder (BPD).
Risiko mengembangkan sifat impulsif makin besar apabila seseorang:
- Mengalami trauma masa lalu
- Berusia 18 tahun alias masih remaja
- Berjenis kelamin laki-laki
- Diasuh oleh orang tua yang impulsif
- Menggunakan obat terlarang atau mengonsumsi alkohol
Tips mengatasi perilaku impulsif
Sama dengan compulsive behavior, perilaku impulsif juga bisa ditangani baik secara mandiri maupun bantuan psikologi, diantaranya:
- Tarik napas: sebelum bertindak, coba tarik napas dan pikirkan apakah hal tersebut memang membutuhkan perhatian Anda? Jika jawabannya tidak maka tetaplah ikuti keputusan tersebut.
- Konsisten menulis journal
- Menghubungi rekan kerja yang memiliki sifat rasional
- Mendengarkan aktif untuk memahami respon lebih baik
Itulah ciri dan cara menangani perilaku kompulsif bagi Anda yang menderita OCD. Penting menyadari tanda yang muncul untuk melakukan konsultasi dengan ahli. Jika pekerjaan Anda menjadi salah satu pemicu OCD Anda, Anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru. Anda dapat mengunduh MyRobin Super App. Di sana Anda dapat memilih dan melamar pekerjaan yang Anda inginkan. Tunggu Apalagi? Unduh MyRobin Super App sekarang juga!
Temukan artikel menarik lainnya di blog MyRobin.