Search
Close this search box.

Terkena Surat Peringatan (SP)? Apa yang Harus dilakukan?

Terkena SP Apa yang Harus Dilakukan

Dalam lingkungan kerja, terkena Surat Peringatan (SP) adalah situasi yang bisa dialami oleh siapa saja. Surat peringatan merupakan tindakan resmi dari atasan atau pihak berwenang untuk memberikan peringatan atau teguran. Dalam menghadapi situasi terkena SP, Anda harus memahami pentingnya menanggapi surat tersebut dengan baik dan proaktif. 

Pada artikel ini, MyRobin akan membahas langkah-langkah yang harus diambil ketika Anda terkena SP. Apa saja itu? Simak penjelasannya di sini.

Definisi SP (Surat Peringatan)

Surat Peringatan (SP) adalah sebuah pemberitahuan tertulis yang biasanya dikeluarkan oleh pihak berwenang, perusahaan, atau lembaga kepada seseorang atau kelompok sebagai tindakan resmi untuk menyampaikan peringatan atau teguran terkait pelanggaran atau perilaku yang tidak diinginkan. 

Pihak yang berhak memberikan SP adalah atasan langsung atau departemen sumber daya manusia (SDM) yang memiliki otoritas untuk mengawasi dan menilai kinerja karyawan serta menangani masalah atau pelanggaran tertentu.

Tujuan utama dari Surat Peringatan adalah memberi tahu penerima tentang kesalahan atau ketidakpatuhan mereka dan mendorong mereka untuk memperbaiki perilaku atau situasi yang telah menyebabkan penerbitan surat tersebut.

Surat Peringatan dapat bervariasi dalam bentuk dan isi tergantung pada konteks penggunaannya. Namun, dalam banyak kasus, terutama di lingkungan kerja, Surat Peringatan biasanya dikelompokkan menjadi tiga jenis:

  • Surat Peringatan Lisan (Verbal Warning): Pemberitahuan lisan yang diberikan secara langsung oleh atasan atau pihak berwenang kepada karyawan atau individu yang melakukan pelanggaran ringan atau tindakan yang tidak diinginkan.
  • Surat Peringatan Tertulis (Written Warning): Surat resmi yang diberikan secara tertulis kepada karyawan atau individu sebagai peringatan resmi terhadap pelanggaran yang lebih serius atau tindakan yang berulang.
  • Surat Peringatan Terakhir (Final Warning): Surat resmi yang diberikan sebagai peringatan terakhir sebelum tindakan lebih lanjut diambil, seperti pemecatan atau sanksi lebih berat, jika perilaku yang tidak diinginkan tidak diubah atau diperbaiki dalam batas waktu yang ditentukan.

Surat Peringatan umumnya berisi detail tentang pelanggaran atau perilaku yang menyebabkan penerbitannya, langkah-langkah yang diharapkan untuk diperbaiki, batas waktu untuk mengambil tindakan, serta konsekuensi yang mungkin terjadi jika tindakan perbaikan tidak dilakukan atau jika perilaku tersebut terulang kembali.

Penyebab Terkena SP (Surat Peringatan)

Penyebab seseorang atau karyawan terkena Surat Peringatan (SP) dapat bervariasi tergantung pada lingkungan dan konteksnya, terutama di lingkungan kerja. Beberapa penyebab umum seseorang mendapatkan Surat Peringatan antara lain:

Pelanggaran Kebijakan

Salah satu penyebab paling umum dari SP adalah pelanggaran kebijakan perusahaan atau aturan yang telah ditetapkan. Pelanggaran tersebut bisa termasuk ketidakhadiran yang tidak sah, ketidakpatuhan terhadap prosedur kerja, atau penggunaan sumber daya perusahaan secara tidak tepat.

Disiplin dan Etika Kerja

Pelanggaran terhadap kode etik atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kerja juga bisa menjadi alasan untuk menerima surat peringatan. Pelanggaran tersebut termasuk perilaku kasar terhadap rekan kerja, penggunaan bahasa yang tidak pantas, atau tindakan yang merugikan lainnya di tempat kerja.

Ketidakhadiran Secara Terus-Menerus

Sering absen dapat mengganggu produktivitas tim dan mengganggu alur kerja perusahaan. Surat peringatan diberikan sebagai upaya untuk memberikan peringatan resmi tentang pentingnya ketepatan waktu dan konsistensi dalam kehadiran. 

Dengan begitu, karyawan diharapkan untuk segera memperbaiki perilaku ketidakhadiran mereka agar tidak mengalami konsekuensi yang lebih serius, seperti tindakan disipliner atau pemutusan hubungan kerja.

Performa Buruk yang Berulang

Penyebab terkena surat peringatan adalah karena karyawan menunjukkan performa buruk yang berulang. Kinerja yang tidak memenuhi standar kualitas atau tidak mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan menjadi perhatian serius. 

Surat peringatan diberikan sebagai langkah untuk memberikan peringatan resmi dan kesempatan bagi karyawan untuk memperbaiki performa mereka. Jika kinerja buruk terus berlanjut tanpa adanya perbaikan yang signifikan, hal tersebut dapat mengakibatkan konsekuensi lebih serius, termasuk pemutusan hubungan kerja.

Konflik dengan Rekan Kerja atau Manajemen

Konflik yang berlarut-larut dan tidak dapat diselesaikan dengan rekan kerja atau manajemen juga dapat menyebabkan surat peringatan sebagai langkah untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut. 

Surat peringatan diberikan sebagai tindakan resmi untuk menyadarkan karyawan akan pentingnya kerjasama tim dan mengatasi perbedaan dengan rekan kerja atau manajemen secara konstruktif. Karyawan diharapkan untuk mencari solusi dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan profesional.

Pelanggaran Keselamatan

Karyawan yang melanggar aturan keselamatan yang menyebabkan risiko bagi diri mereka sendiri atau orang lain juga dapat menerima Surat Peringatan.

Penggunaan Narkoba atau Alkohol di Tempat Kerja

Jika seseorang terbukti menggunakan narkoba atau alkohol di tempat kerja, hal ini bisa menjadi alasan untuk diberi Surat Peringatan atau tindakan disipliner lainnya.

Tingkatan SP (Surat Peringatan)

Tingkatan Surat Peringatan SP1, SP2, dan SP3 adalah konsep yang biasanya digunakan di lingkungan kerja atau lembaga untuk mengklasifikasikan atau mengurutkan Surat Peringatan berdasarkan tingkat seriusnya pelanggaran atau perilaku yang tidak diinginkan. Di bawah ini adalah penjelasan umum tentang setiap tingkatan:

Surat Peringatan 1 (SP1)

SP1 adalah Surat Peringatan tingkat pertama yang biasanya diberikan kepada karyawan atau individu sebagai peringatan resmi terhadap pelanggaran atau perilaku yang tidak diinginkan. 

Surat Peringatan ini biasanya berfungsi sebagai pemberitahuan awal bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima dan perbaikan diperlukan. SP1 berfungsi sebagai bentuk peringatan awal dan biasanya tidak memiliki konsekuensi yang berat. Namun, jika perilaku tidak diperbaiki, hal tersebut bisa menjadi dasar untuk diterbitkannya Surat Peringatan dengan tingkatan yang lebih tinggi.

Surat Peringatan 2 (SP2)

SP2 adalah Surat Peringatan tingkat kedua yang diberikan jika perilaku atau pelanggaran berlanjut setelah diterbitkannya SP1. SP2 menunjukkan bahwa perilaku tersebut telah berulang atau meningkat dalam seriusnya, dan karyawan diberikan peringatan yang lebih tegas tentang konsekuensi yang akan dihadapinya jika perilaku tersebut tetap berlanjut. 

Surat Peringatan tingkat kedua ini biasanya menyampaikan pesan yang lebih kuat tentang pentingnya perubahan perilaku dan bisa mengakibatkan konsekuensi lebih serius jika tidak ada perbaikan.

Surat Peringatan 3 (SP3)

SP3 adalah Surat Peringatan tingkat ketiga dan biasanya merupakan Surat Peringatan terakhir sebelum tindakan pemutusan hubungan kerja. SP3 dikeluarkan jika perilaku atau pelanggaran tidak diperbaiki meskipun telah diberikan SP1 dan SP2 sebelumnya. 

Surat Peringatan tingkat ketiga ini menegaskan bahwa manajemen serius dalam niatnya untuk mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan jika tidak ada perbaikan yang signifikan dalam perilaku.

Apa yang Perlu Dilakukan Jika Terkena SP (Surat Peringatan)?

Jika Anda terkena Surat Peringatan (SP), ada beberapa langkah yang perlu Anda pertimbangkan untuk menangani situasi tersebut dengan baik:

Baca dan Pahami Surat Peringatan dengan Seksama

Apabila Anda menerima Surat Peringatan (SP), langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah membaca dan memahami surat peringatan tersebut dengan seksama. Perhatikan detail tentang pelanggaran atau masalah yang diidentifikasi, serta langkah-langkah perbaikan yang diharapkan dari Anda.

Pahami juga batas waktu yang ditentukan untuk merespons atau mematuhi tindakan yang diminta dalam surat. Dengan memahami sepenuhnya isi surat peringatan, Anda akan dapat menangani situasi ini dengan lebih baik dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah yang ada.

Evaluasi Kebenaran Surat Peringatan

Jika Anda mendapatkan Surat Peringatan (SP), langkah selanjutnya yang penting adalah melakukan evaluasi kebenaran surat peringatan tersebut. Tinjau kembali kinerja atau perilaku Anda dengan objektif. Pertimbangkan apakah ada kebenaran dalam tuduhan atau masalah yang diidentifikasi dalam surat peringatan.

Jika Anda merasa ada kesalahpahaman atau kekurangan informasi, kumpulkan bukti-bukti yang mendukung argumen Anda. Evaluasi kebenaran surat peringatan akan membantu Anda meresponnya dengan tepat dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang sesuai dengan situasi sebenarnya.

Jangan Menunda Tanggapan

Jangan menunda untuk merespons surat tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan. Menunda tanggapan bisa menimbulkan masalah lebih lanjut dan dapat memperburuk situasi. Sebaliknya, segera ambil tindakan yang diperlukan, seperti mencari klarifikasi atau memulai langkah perbaikan yang diminta dalam surat peringatan. Dengan merespons tepat waktu, Anda menunjukkan keseriusan dalam menghadapi masalah dan berupaya untuk memperbaiki situasi dengan segera.

Lakukan Evaluasi Diri

Tinjau kembali kinerja atau perilaku Anda yang telah menjadi penyebab penerbitan surat peringatan tersebut. Identifikasi area di mana Anda perlu meningkatkan atau memperbaiki kinerja dan perilaku Anda.

Pertimbangkan apakah ada faktor eksternal atau internal yang dapat mempengaruhi performa Anda. Dengan melakukan evaluasi diri yang baik, Anda dapat mengidentifikasi titik lemah dan peluang perbaikan yang dapat membantu Anda menghadapi situasi ini dengan lebih baik.

Ambil Tindakan Perbaikan

Jika ada masalah kinerja atau perilaku yang diidentifikasi dalam surat peringatan, lakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Bekerja sama dengan atasan atau manajer untuk menentukan rencana perbaikan yang konkrit dan realistis. Tetap komitmen untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan dan mematuhi kebijakan perusahaan dengan lebih baik. Dengan mengambil tindakan perbaikan yang tepat, Anda menunjukkan kesungguhan dan kemauan untuk mengatasi masalah yang ada, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan memperbaiki situasi dengan lebih baik.

Komunikasikan dengan Atasan atau Manajemen

Bicarakan dengan atasan atau manajer Anda mengenai surat peringatan tersebut. Sampaikan komitmen Anda untuk memperbaiki kinerja atau perilaku Anda dan jelaskan langkah-langkah yang akan Anda ambil.

Perbaiki Kinerja dan Perilaku

Selanjutnya, lakukan perubahan dan perbaikan yang diperlukan. Fokuslah pada mencapai target kinerja dan mematuhi kebijakan perusahaan dengan lebih baik. Selain itu, tingkatkan komunikasi dan kerjasama dengan rekan kerja dan manajemen. Dengan memperbaiki kinerja dan perilaku Anda, Anda dapat menunjukkan dedikasi dan kemauan untuk tumbuh dan berkembang dalam perusahaan serta memastikan kesuksesan Anda di tempat kerja.

Jaga Sikap dan Etika Kerja

Selama proses ini, pertahankan sikap profesional dan etika kerja yang baik. Hindari konflik atau pertentangan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi.

Ikuti Prosedur dan Ketentuan Perusahaan

Pastikan Anda mengikuti prosedur dan kebijakan perusahaan dalam menanggapi surat peringatan. Patuhi semua tindakan yang diminta dan perhatikan batas waktu yang ditentukan. Dengan mengikuti prosedur dan ketentuan perusahaan, Anda menunjukkan sikap profesional dan ketaatan terhadap peraturan, yang dapat membantu menyelesaikan masalah dengan baik dan membangun reputasi positif di tempat kerja.

Dalam menghadapi Surat Peringatan (SP), penting bagi setiap individu untuk menjalani proses ini sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Terkena SP mungkin menjadi momen yang menantang, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merenung, memahami kelemahan, dan mengidentifikasi peluang perbaikan. 

Dengan evaluasi diri yang jujur, tindakan perbaikan yang tepat, dan ketaatan terhadap prosedur dan kebijakan perusahaan, Anda dapat menghadapi tantangan ini dengan profesional. Lebih dari itu, bagaimanapun proses dalam menghadapi SP dapat menjadi awal dari perubahan positif dalam kinerja dan sikap kerja. 

Dengan kesungguhan dan tekad, Anda dapat mengubah keadaan dari ketidakpuasan menjadi penghargaan, dan membangun reputasi profesional yang kuat. Ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan, dan kemauan untuk belajar dari kesalahan adalah kunci untuk meraih prestasi yang lebih baik.

Temukan peluang dan informasi berharga untuk mengelola karir Anda dengan sukses di blog MyRobin! Dapatkan wawasan mendalam tentang pengembangan karir, manajemen waktu, dan cara meningkatkan kinerja di tempat kerja. Jangan lewatkan kesempatan untuk memaksimalkan potensi Anda dan mencapai tujuan karir yang Anda impikan.

Peluang bekerja di perusahaan ternama

Membangun jaringan karir, mengembangkan skill, serta dapatkan berbagai kemudahan dan manfaat lainnya

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Cepat kerja, banyak untungnya pula!

en_USEN