Komunikasi menjadi hal penting dalam kegiatan sehari-hari. Pada dasarnya, komunikasi adalah penyampaian pesan. Dengan beragamnya manusia di dunia, tentu membuat penyampaian pesan juga beragam.
Di dunia kerja, komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan. Melalui komunikasi, seseorang bisa lebih mudah dalam menjalin relasi maupun mencapai suatu tujuan. Maka dari itu, banyak jenis pekerjaan yang menuntut pekerja untuk menguasai kemampuan komunikasi.
Pentingnya Komunikasi di Dunia Kerja
Komunikasi selalu digunakan hampir di setiap lingkungan, termasuk di tempat kerja. Sesederhana, mengangguk atau mempresentasikan ide saat rapat merupakan contoh dari komunikasi. Dari situ, dapat dikatakan bahwa komunikasi sangat penting untuk membangun relasi, berbagi ide, mendelegasikan tanggung jawab, mengelola tim, dan banyak lagi.
Mempelajari dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik dapat membantu kamu sukses dalam berkarier dan membangun networking-mu. Meski begitu, kamu membutuhkan waktu dan latihan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.
Baca Juga: 10+ Cara Meningkatkan Kemampuan Komunikasi untuk Perkembangan Karir
Nah, untuk memulainya kamu bisa membaca ulasan terkait keterampilan komunikasi yang sudah dirangkum di Blog MyRobin. Adapun hal lain yang perlu kamu ketahui untuk meningkatkan keterampilan ini, yakni jenis-jenis komunikasi. Berikut penjelasannya.
4 Jenis Komunikasi
Secara umum, ada empat jenis komunikasi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Empat jenis komunikasi tersebut meliputi verbal, non-verbal, tulis, dan visual.
1. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang pertama ialah verbal atau lisan. Komunikasi verbal adalah penyampaian informasi dengan menggunakan bahasa melalui berbicara maupun bahasa isyarat. Hal ini merupakan salah satu jenis yang paling umum digunakan saat presentasi, rapat, dan percakapan dua orang. Komunikasi jenis ini begitu penting karena cukup efisien.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi verbal, antara lain:
- Gunakan suara yang kuat dan percaya diri
Menggunakan suara yang kuat dapat membantumu ketika berkomunikasi dengan pihak lain. Saat menyampaikan informasi kepada beberapa atau sekelompok orang, pastikan suaramu terdengar lantang agar semua orang dapat dengan mudah mendengarkannya. Selain itu, percaya diri ketika sedang menyampaikan informasi penting agar ide-idemu tersampaikan dengan jelas dan mudah dipahami orang lain.
Baca Juga: Pahami Cara Membangun Personal Branding yang Tepat untuk Pengembangan Karier
- Mendengarkan secara aktif
Hal yang tak kalah penting dari komunikasi verbal adalah mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan secara aktif merupakan kunci saat melakukan rapat, presentasi, atau bahkan saat berpartisipasi dalam percakapan dengan orang lain. Dengan melakukan ini, kamu akan terbantu untuk tumbuh sebagai komunikator.
- Kurangi penggunaan “um” saat presentasi
Terkadang, saat presentasi secara tidak sadar kita menggunakan kata-kata seperti “um”, “seperti”, “begitu”, atau “ya”. Meski terasa alami, terlebih untuk mengisi kekosongan, hal itu dapat mengganggu audiens. Maka dari itu, kamu bisa mencoba untuk menguranginya. Kamu bisa menganti kata-kata itu dengan menarik nafas ketika ada jeda.
Komunikasi Non-verbal
Selanjutnya, komunikasi non-verbal adalah penggunaan bahasa tubuh, gerak tubuh, dan ekspresi wajah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal ini dapat digunakan baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Misalnya saja, kamu mungkin tersenyum tanpa sengaja saat mendengar ide atau informasi yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan. Nah, komunikasi non-verbal ini sangat membantu untuk mencoba memahami pikiran dan perasaan orang lain.
Apabila seseorang menunjukkan bahasa tubuh yang “tertutup”, seperti menyilangkan tangan atau bahu bungkuk, mungkin orang tersebut merasa cemas, marah, atau gugup. Sedangkan, jika mereka menampilkan bahasa tubuh yang “terbuka”, seperti kedua kaki di lantai dan lengan di samping atau di atas meja, kemungkinan orang tersebut merasa nyaman dan terbuka terhadap informasi yang disampaikan.
Adapun beberapa cara untuk mengembangkan komunikasi non-verbal, antara lain:
- Memperhatikan emosi secara fisik
Sepanjang hari, saat dirimu mengalami serangkaian emosi (baik itu bersemangat, bosan, bahagia, hingga frustrasi) cobalah untuk mengidentifikasi emosi tersebut dalam tubuhmu. Misalnya, jika kamu merasa cemas, kemungkinan perut terasa kencang atau indikasi lainnya.
Identifikasi ini penting untuk mengembangkan kesadaran diri tentang bagaimana emosimu memengaruhi tubuh sehingga kamu dapat secara sadar mengontrolnya.
- Membiasakan diri
Untuk mengembangkan komunikasi jenis ini, kamu bisa membiasakan diri untuk menampilkan bahasa tubuh yang positif saat merasa waspada, terbuka, dan positif. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan bahasa tubuh untuk mendukung komunikasi verbal jika sedang bingung atau cemas terhadap informasi. Contohnya dengan mengerutkan alis maupun dahi.
Kamu juga bisa menggunakan bahasa tubuh bersamaan dengan komunikasi verbal, seperti mengajukan pertanyaan tindak lanjut atau menarik presenter ke samping untuk memberikan feedback.
- Meniru komunikasi non-verbal yang dinilai efektif
Apabila kamu merasa ekspresi wajah atau bahasa tubuh tertentu bermanfaat, maka gunakan itu sebagai panduan untuk meningkatkan komunikasi non-verbal kamu. Misalnya, jika kamu melihat seseorang menganggukkan kepalanya sebagai feedback positif yang efesian, maka kamu juga dapat menggunakannya pada kesempatan lain ketika memiliki maksud yang sama.
Baca Juga: Interpersonal Skill: Definisi, Manfaat, Contoh, dan Cara Meningkatkannya
Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah tindakan menulis, mengetik, atau mencetak simbol (huruf dan angka) untuk menyampaikan suatu informasi. Tindakan ini sangat membantu karena dapat memberikan catatan informasi untuk referensi.
Umumnya, menulis digunakan untuk berbagi informasi melalui media buku, pamflet, blog, surat, memo, dan sebagainya. Kini, email dan chat merupakan bentuk komunikasi tertulis yang umum di dunia kerja.
Untuk meningkatkan keterampilan komunikasi tertulis, kamu dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Berjuang untuk kesederhanaan
Pada dasarnya, komunikasi tertulis harus sesederhana dan sejelas mungkin. Meskipun menyertakan banyak detail, kamu tetap harus dapat menulis sejelas mungkin agar dipahami audiens.
- Usahakan tidak mengandalkan nada
Seperti yang kita tahu, tidak ada nuansa komunikasi verbal dan non-verbal ketika menulis sehingga perlu hati-hati saat mencoba mengomunikasikan nada. Misalnya, mencoba mengomunikasikan lelucon, sarkasme, atau kegembiraan dapat ditafsirkan secara berbeda tergantung pada audiensnya. Alih-alih demikian, cobalah untuk membuat membuat tulisan secara sederhana dan sejelas mungkin.
- Luangkan waktu untuk meninjau tulisan
Meluangkan waktu untuk membaca kembali tulisan, baik email, surat, atau memo, dapat membantu mengidentifikasi kesalahan atau peluang untuk mengatakan sesuatu secara berbeda. Untuk mencapai hasil yang maksimal, tulisan yang akan dibagikan ke banyak orang perlu untuk ditinjau lagi oleh orang lain. Hal ini untuk mengurangi bias. Sebab, tulisan perlu dievaluasi atau disunting agar tidak ada kesalahan yang akan menyebabkan salah tafsir.
- Simpan file tulisan yang menurutmu efektif
Selain cara-cara di atas, kamu juga dapat menyimpan tulisan-tulisan yang menurutmu menarik. Ke depan, tulisan-tulisan tersebut dapat kamu gunakan untuk referensi ketika menulis. Mengadopsi metode atau gaya yang menurutmu bagus, dapat membantumu meningkatkan keterampilan menulis.
Komunikasi Visual
Komunikasi visual adalah tindakan menggunakan foto, seni, gambar, sketsa, bagan, dan grafik untuk menyampaikan suatu informasi. Pada dasarnya, visual sering dan cukup efektif digunakan sebagai alat bantu selama presentasi untuk memberikan konteks yang bermanfaat di samping komunikasi tertulis dan/atau verbal. Sebab, orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Nah, komunikasi visual kemungkinan lebih membantu untuk sebagian orang dalam mengonsumsi ide dan informasi.
Berikut ada dua cara yang dapat diterapkan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi visualmu, antara lain:
- Bertanya ke orang lain sebelum menyertakan visual
Jika kamu mempertimbangkan untuk berbagi alat bantu visual dalam presentasi atau email, pertimangkan pendapat dari orang lain. Sebab, menambahkan visual terkadang dapa membuat konsep menjadi kacau, alih-ali membantu menyampaikan informasi. Maka dari itu, mendapatkan perspektif lain dapat membantumu memutuskan visual apakah yang dapat menambah nilai komunikasimu.
- Mempertimbangkan audiens
Selanjutnya, pastikan untuk menyertakan visual yang dapat dipahami oleh audiens. Misalnya, jika kamu menampilkan bagan dengan data yang tidak biasa, pastikan untuk meluangkan waktu dan memberikan penjelasan secara visual, serta hubungannya dengan hal yang kamu katakan. Selain itu, kamu tidak seharusnya menggunakan visual yang sensitif, ofensif, kasar, atau gamblang dalam bentuk apa pun.
Demikian empat jenis komunikasi dan cara meningkatkannya yang bisa kamu perlukan di dunia kerja. Untuk tahu lebih lanjut terkait informasi di dunia kerja, kunjungi Blog MyRobin sekarang juga!