Waktu pembagian kerja split shift saat ini mulai dilakukan di beberapa sektor bisnis, terutama restoran. Dengan cara ini, pemilik restoran dapat mengelola waktu kerja karyawan sesuai kebutuhan.
Split shift adalah jadwal kerja yang dibagi dalam satu hari, dengan jeda waktu yang cukup lama.
Seperti yang kita ketahui, shift kerja adalah pembagian jadwal kerja yang dilakukan secara bergantian. Sistem atau jenis kerja shift ada banyak, salah satunya adalah split shift.
Di artikel ini, MyRobin akan menjelaskan pengertian tentang split shift, perusahaan yang cocok menggunakannya, dan bagaimana cara menerapkannya. Simak sampai habis, ya!
Pengertian Split Shift
Split shift adalah pola waktu kerja karyawan yang dibagi menjadi dua bagian dalam satu hari. Antara dua bagian diberi jeda waktu istirahat yang lama, dengan minimal waktu jeda selama dua jam. Waktu jeda atau istirahat yang lama tersebut tidak bagian dari waktu yang dibayar.
Pola ini membuat karyawan bekerja beberapa jam di pagi hari, lalu beristirahat atau jeda dalam waktu yang disepakati, kemudian bekerja kembali saat sore atau malam hari.
Pembagian waktu pada split shift berbeda-beda tergantung kebutuhan perusahaan.
Sebagai contoh, Anda mempunyai restoran dengan puncak pengunjung yang ramai saat malam hari. Anda membuat jadwal split shift karyawan dengan rincian jam 10 pagi – 2 siang, lalu karyawan diberi waktu jeda atau istirahat sampai jam 6 sore, kemudian bekerja kembali dari jam 6 sore – 10 malam.
Jika dilihat sepintas, karyawan akan bekerja selama 12 jam. Namun, sebenarnya waktu yang digunakan untuk bekerja hanya delapan jam dengan jeda istirahat selama empat jam.
Agar pembagian split shift berjalan lancar, Anda perlu memahami kebutuhan kerja perusahaan dan membuat jadwal kerja yang terstruktur. Selain itu, Anda juga harus berkomunikasi dengan karyawan terkait sistem waktu kerja ini.
Peraturan Undang-undang Tentang Pembagian Waktu Shift Kerja
Jika kita merujuk pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dan Undang-undang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja yang mengubah Pasal 77 UU Ketenagakerjaan, tidak diatur secara rinci tentang pembagian waktu shift kerja.
Kedua undang-undang tersebut hanya mengatur waktu kerja, yaitu:
- 7 jam untuk 1 hari atau 40 jam 1 minggu dengan waktu 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau
- 8 jam untuk 1 hari atau 40 jam 1 minggu dengan waktu 5 hari kerja dalam 1 minggu.
Jika perusahaan mempekerjakan lebih dari waktu di atas, maka sudah masuk dalam hitungan lembur, dan perusahaan wajib membayar upah lembur sesuai undang-undang yang berlaku.
Sedangkan merujuk pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus, di Pasal 4 menjelaskan jika perusahaan dapat mempekerjakan karyawan/buruh pada hari libur sesuai kesepakatan dua belah pihak.
Dari penjelasan undang-undang dan peraturan di atas, dapat diketahui jika tidak ada peraturan secara resmi tentang pembagian shift kerja, termasuk split shift. Hanya saja, perusahaan dilarang mempekerjakan karyawan lebih dari 40 jam dalam satu minggu.
Perusahaan Seperti Apa yang Cocok Menggunakan Split Shift?
Beberapa sektor industri dan bisnis dapat memperoleh manfaat dari fleksibilitas yang ditawarkan split shift.
Terutama, bagi bisnis yang membutuhkan ketersediaan karyawan sepanjang waktu dan memiliki periode kunjungan yang ramai di waktu tertentu.
Sektor perhotelan, kuliner, rumah makan, layanan kesehatan, transportasi umum, dan customer service sudah mulai menggunakan pola kerja split shift.
Selain sektor di atas, split shift juga berguna untuk perusahaan:
- Tim dengan cakupan global: Perusahaan yang mempunyai tim tersebar di berbagai negara akan menghadapi perbedaan zona waktu. Split shift dapat mengatasi masalah perbedaan zona waktu tersebut, sehingga komunikasi antara tim tetap terjaga dan kerja lebih optimal.
- Bisnis dengan periode sibuk di waktu tertentu: Seperti restoran atau cafe yang ramai dikunjungi di waktu tertentu, seperti malam saat pelanggan baru pulang kerja.
- Perusahaan yang memiliki kebutuhan waktu tertentu: split shift dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yang membutuhkan karyawan di saat-saat penting. Misal, menghadapi deadline proyek harian.
Pola kerja split shift tidak cocok untuk jenis bisnis atau perusahaan yang membutuhkan tatap muka sepanjang hari. Bisnis manufaktur yang produksinya perlu dilakukan terus-menerus juga kurang cocok dengan split shift. Mereka cenderung menggunakan pola kerja pembagian shift yang dikerjakan oleh karyawan yang berbeda.
Manfaat Pola Waktu Split Shift
Menerapkan split shift dapat memberikan berbagai manfaat bagi bisnis dan karyawan. Berikut adalah manfaat menerapkan split shift:
1. Produktivitas meningkat
Menggunakan split shift dapat membantu karyawan mengurangi stres, kelelahan, dan keletihan. Karyawan yang merasa lebih bahagia dan sehat saat bekerja dapat meningkatkan produktivitas,menciptakan budaya kerja yang lebih baik, dan mengurangi tingkat absensi.
2. Meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi karyawan
Beberapa karyawan mungkin memiliki kebutuhan dan kegiatan pribadi yang mungkin bertentangan dengan jam kerja.
Split shift membuat karyawan mempunyai waktu untuk mengurus kegiatan pribadinya, seperti janji berobat, merawat anak dan keluarga, atau kegiatan pribadi lainnya. Mereka dapat mengerjakan itu semua tanpa harus kehilangan jam kerja, gaji, atau merasa tertekan oleh jadwal mereka.
Jam kerja yang fleksibel dengan menggunakan split shift juga membantu menciptakan work life balance, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
3. Menjamin ketersediaan karyawan
Melalui split shift, bisnis dapat menjamin saat membutuhkan tenaga karyawan dengan memberi tugas pada saat waktu sibuk bisnis.
Karyawan dapat mengatur waktu mereka dengan lebih efisien sepanjang hari dengan mengambil istirahat ketika bisnis sedang sepi dan kembali bekerja saat bisnis sedang ramai.
4. Biaya Tenaga Kerja yang Terkendali
Mengatur split shift dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengelola biaya tenaga kerja dan overhead. Jika bisnis mempunyai traffic pengunjung yag berbeda, periode sepi dan ramai dalam satu hari, bisnis dapat mengatur jadwal karyawan sesuai dengan kebutuhan.
Cara ini akan mengurangi biaya tenaga kerja tanpa mengorbankan produktivitas.
Juga, bisnis tidak perlu merekrut tenaga kerja paruh waktu untuk mengisi kekosongan karyawan.
Tips Menerapkan Split Shift
Menerapkan split shift memang cenderung lebih sulit dari jenis kerja shift lainnya. Butuh komunikasi, komitmen, dan ketelitian pencatatan.
Tips di bawah ini dapat membantu bisnis untuk menerapkan split shift dengan baik. Berikut adalah penjelasannya:
1. Penjadwalan yang adil dan konsisten
Sistem jadwal split shift yang baik adalah dengan memenuhi kebutuhan bisnis sambal mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan karyawan. Buatlah adwal split shift karyawan secara adil dan konsisten.
2. Pertimbangkan waktu perjalanan karyawan
Sebelum menetapkan jadwal kerja, pikirkanlah tentang berapa lama yang dibutuhkan karyawan untuk menuju tempat kerja dan pulang dari tempat kerja.
Jika perjalanan jauh, pertimbangkan biaya, bahan bakar, dan usaha yang dibutuhkan. Seandainya memungkinkan, beri subsidi atau tunjangan tambahan untuk bahan bakar, karena karyawan akan pergi dan pulang lebih dari satu kali.
3. Simpan catatan yang akurat
Pastikan semua aktivitas karyawan tercatat dengan baik. Mulai dari masuk, istirahat atau jeda, hingga bekerja kembali. Catat juga semua total waktu kerja harian, dan total jam kerja mingguan.
Pencatatan akan memastikan jika karyawan bekerja dengan jam kerja yang sesuai dan diatur oleh Undang-undang.
4. Komunikasi tentang penjadwalan dengan karyawan
Komunikasi adalah kunci agar split shift dapat dilaksanakan dengan baik. Beritahu kepada karyawan dengan waktu yang cukup saat merencanakan split shift.
Memberi informasi yang jelas akan membantu mereka merencanakan kegiatan pribadi dan mencegah masalah. Jika bisnis sedang merekrut karyawan, tanyakan apakah mereka bersedia bekerja dalam split shift dan tanyakan jadwal kerja yang diinginkan.
Contoh Penerapan Split Shift
Sebagai gambaran yang jelas, MyRobin akan jelaskan bagaimana menerapkan split shift untuk bisnis restoran.
Bayu adalah juru masak senior sebuah restoran di wilayah Depok. Sehari-hari, Bayu mulai bekerja sejak jam 10.00 – 14.00. Pada waktu tersebut, Bayu menyiapkan bahan-bahan makanan.
Bayu mengambil waktu istirahat dan jeda kerja dari jam 14.00 – 17.00. Di lain sisi, pada periode tersebut restoran belum terlalu ramai, sehingga tidak memerlukan tenaga terlalu banyak.
Kemudian Bayu kembali bekerja dari jam 17.00 – 21.00. Di periode tersebut, restoran sedang mengalami traffic pengunjung yang tinggi, sehingga diperlukan banyak tenaga kerja.
Secara hitungan, Bayu bekerja selama delapan jam (10.00 – 14.00 dan 17.00 – 21.00) dengan jeda waktu selama tiga jam (14.00 – 17.00).
Split shift adalah salah satu cara mengatur kerja karyawan agar potensi dan keuntungan perusahaan tetap maksimal. Konsep split shift menawarkan solusi baru untuk beradaptasi dengan perubahan yang dinamis.
Waktu kerja yang fleksibel ini tidak hanya membantu perusahaan beroperasi lebih efisien sepanjang waktu, karyawan juga mempunyai kesempatan untuk mengerjakan urusan pribadinya, sehingga terciptanya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi mereka.
Pusing memikirkan bagaimana split shift karyawan? Gunakan saja jasa outsourcing MyRobin!
Dengan teknologi digital yang terintegrasi, MyRobin dapat mengelola pekerja Anda mulai dari absensi, manajemen kontrak, hingga payroll agar Anda dapat menghemat waktu dan sumber daya dalam melakukan tugas-tugas ini, dan dapat mengalihkan fokus Anda untuk tugas-tugas inti bisnis Anda. Konsultasikan kebutuhan pekerja Anda sekarang!
Yuk, kunjungi Blog MyRobin untuk membaca artikel tentang mengelola karyawan lainnya. Ada banyak artikel yang tentunya berguna untuk meningkatkan kesuksesan bisnis Anda.