Situasi karyawan sering sakit memang kerap terjadi di tempat kerja. Kondisi ini dapat muncul akibat berbagai faktor, termasuk tantangan kesehatan pribadi, stres, atau bahkan kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung.
Karyawan yang sering izin sakit dapat menghadapi risiko mengalami penurunan kinerja dan absensi yang tinggi, yang kemudian dapat mempengaruhi efisiensi dan kualitas kerja di perusahaan.
Dalam menghadapi tantangan ini, peran Human Resources (HR) menjadi sangat penting. HR memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung kesejahteraan karyawan.
Hal yang Harus Dilakukan HR Saat Mendapati Karyawan yang Sering Izin Sakit
Ketika HR mendapati karyawan yang sering izin sakit, langkah-langkah berikut dapat diambil untuk mengelola situasi tersebut:
Pendekatan Empati
Perlihatkan kepedulian dan empati terhadap karyawan yang sering izin sakit. Bisa jadi ada masalah kesehatan atau pribadi yang memengaruhi kehadirannya.
Komunikasi Terbuka
Ajak karyawan berbicara secara terbuka tentang alasan di balik seringnya izin sakit. Hal ini dapat membantu memahami situasi mereka dengan lebih baik.
Dokumentasi yang Akurat
Lakukan dokumentasi terperinci terkait setiap izin sakit, termasuk tanggal, alasan, dan detail medis jika diperlukan. Dokumentasi ini dapat membantu dalam pemantauan dan pengelolaan kehadiran karyawan.
Pemeriksaan Kesehatan
Sarankan atau minta karyawan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan lebih lanjut jika diperlukan untuk membantu mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin mempengaruhi kehadiran mereka.
Review Kebijakan dan Prosedur Absensi
Tinjau kebijakan perusahaan terkait absensi dan cuti sakit. Pastikan bahwa karyawan memahami aturan tersebut dan mengetahui prosedur yang harus diikuti saat mengajukan izin sakit.
Pemberian Dukungan
Tawarkan dukungan kepada karyawan dalam menangani masalah kesehatan atau pribadi mereka, misalnya melakukan penyesuaian tugas, fleksibilitas jadwal, atau sumber daya lain yang dapat membantu mereka tetap produktif.
Konsultasi dengan Tim Medis atau Ahli Kesehatan
Jika perlu, libatkan tim medis atau ahli kesehatan perusahaan untuk memberikan saran atau rekomendasi terkait kesehatan karyawan.
Pengembangan Rencana Perbaikan
Bersama dengan karyawan, buatlah rencana perbaikan untuk mengatasi seringnya izin sakit. Rencana ini dapat mencakup langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh karyawan dan perusahaan.
Pemantauan dan Evaluasi Berkala
Tetap pantau kehadiran karyawan secara berkala dan evaluasi kemajuan yang telah dicapai sesuai dengan rencana perbaikan.
Pilihan Disiplin Jika Diperlukan
Jika masalah kehadiran terus berlanjut tanpa adanya perbaikan, pertimbangkan pilihan disiplin yang sesuai sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pilihan ini harus diambil setelah langkah-langkah pendukung dan perbaikan telah diterapkan.
Lalu, Apakah Boleh Melakukan PHK Kepada Karyawan yang Sering Sakit?
Aturan yang menjadi dasar penentuan nasib karyawan yang mengalami sakit berkepanjangan tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, serta Pemutusan Hubungan Kerja.
Menurut Pasal 55 ayat (1) dalam peraturan tersebut, pengusaha diperbolehkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pekerja apabila mereka mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak mampu menjalankan tugasnya melebihi batas waktu 12 bulan.
Selanjutnya Pasal 55 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 menjelaskan bahwa dalam kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena sakit, karyawan yang terlibat memiliki hak mendapatkan ganti rugi sebanyak dua kali lipat dari uang pesangon, satu kali lipat uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.
Penting bagi HR untuk tidak hanya melihat masalah ini sebagai beban administratif, tetapi juga sebagai peluang untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung.
HR dapat berperan aktif dalam menyediakan program kesehatan dan memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat, serta mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan hidup.
Dengan pendekatan holistik ini, HR dapat membantu membangun budaya perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan karyawan, meningkatkan produktivitas, guna menciptakan lingkungan kerja yang positif dan berkelanjutan.
Untuk meningkatkan efisiensi tugas HR, penggunaan layanan outsourcing seperti MyRobin dapat menjadi solusi yang cerdas. Dengan memanfaatkan layanan ini, HR dapat fokus pada aspek strategis dan pengembangan karyawan, sementara tugas administratif seperti rekrutmen, penggajian, dan manajemen dokumen dapat diandalkan pada layanan outsourcing yang profesional.
MyRobin menyediakan solusi yang terintegrasi dan terkelola dengan baik, membantu HR untuk mengoptimalkan waktu dan sumber daya. Dengan demikian, HR dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efisien, meningkatkan produktivitas, dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Jika Anda mencari cara untuk menyederhanakan tugas HR, MyRobin bisa menjadi mitra yang membantu mewujudkannya. Konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda bersama MyRobin.