New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Bootstrapping: Tips Sukses dan Contoh Perusahaan yang Melakukannya

bootstrapping

Memulai bisnis dengan mengumpulkan dana dari investor akan memakan waktu yang lama. Banyak presentasi yang harus dilakukan agar investor bersedia memberi dana. Nyatanya, mencari dana melalui investor bukanlah satu-satunya cara untuk memulai bisnis. Ada metode yang dinamakan dengan bootstrapping.

Bootstrapping dalam kewirausahaan dapat membuat pebisnis menjalankan impian bisnisnya walaupun dengan dana pribadi.

Terkadang, pebisnis selalu ragu apakah memulai bisnis dengan dana yang ada atau bersabar melakukan fundraising. Ada keraguan dengan dana yang sedikit akan menghambat kesuksesan bisnis.

Kenyataannya, banyak kita temui startup yang melakukan bootstrapping dapat berkembang dengan sukses. Di sisi lain, ada juga startup atau perusahaan yang banyak mendapatkan suntikan dana, tapi tidak bisnisnya tidak berjalan dengan mulus.

Bootstrapping adalah istilah tentang kemandirian yang berasal dari ungkapan “Pull yourself up by your bootstraps”. Maksud dari ungkapan tersebut adalah pebisnis akan berhasil dengan mengangkat kaki sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Dalam artikel ini MyRobin akan menjelaskan pengertian bootstrapping, tips sukses melakukan bootstrapping, dan contoh perusahaan yang sukses melakukan bootstrapping. Simak artikelnya sampai akhir, ya.

Apa Itu Bootstrapping dalam Bisnis?

Pengertian Bootstrapping dalam kewirausahaan adalah kondisi seorang pebisnis yang memutuskan untuk memulai bisnis dengan modal kecil dan tidak mengandalkan pendanaan dari luar. Pendanaan dari luar dalam hal ini adalah suntikan dana dari investor.

Pebisnis dapat dikatakan melakukan bootstrapping jika menggunakan modal yang berasal dari uang pribadi, tabungan, atau pinjaman dari keluarga/kolega. Aset yang digunakan juga cenderung sedikit.

Dana yang terbatas ini membuat pebisnis melakukan operasional seefisien mungkin, mengelola uang dengan ketat, meminimalkan risiko, dan berusaha melakukan produksi hingga penjualan secepat mungkin.

Metode bootstrapping dalam sumber pendanaannya menggantungkan kepada pembiayaan pribadi owner, kartu kredit, jaminan atas aset (hipotek), dan pinjaman. Hal ini membuat bisnis dengan bootstrapping pendanaannya menjadi terbatas.

Mengapa Pebisnis Memilih Bootstrapping?

Ada beberapa alasan pebisnis lebih memilih bootstrapping. Berikut adalah penjelasannya:

·Pebisnis mempunyai kuasa penuh untuk menentukan keputusan bisnisnya.

·Pebisnis ingin mengatur waktu bisnisnya sesuai kebutuhan mereka. Terlebih lagi, jika usaha yang dijalankan merupakan bisnis sampingan.

·Pebisnis tidak memiliki koneksi yang luas untuk membuat bisnis yang besar.

·Dana atau modal untuk memulai bisnis terbatas

Tahapan Tumbuh Bootstrapping

Perusahaan bootstrapping akan semakin tumbuh dan berkembang dengan melalui tiga tahap, berikut adalah penjelasannya:

1. Tahap awal

Pebisnis memulai bisnisnya dengan menggunakan uang simpanan/tabungan atau pinjaman yang berasal dari keluarga/teman. Pebisnis tetap menjalankan pekerjaan utamanya, tapi disaat bersamaan mulai menjalankan bisnis sebagai sampingan menggunakan sumber dana yang disebutkan tadi.

2. Tahap pendanaan dari klien/konsumen

Pada tahap ini, bisnis sudah mulai mendapatkan dana dari konsumen dan pelanggan. Dana ini kemudian digunakan untuk memutar operasional bisnis dan mengembangkan bisnis.

3. Tahap kredit

Di tahap ini, pebisnis mulai fokus mengembangkan bisnisnya seperti mempekerjakan karyawan atau menambah aset dan peralatan. Oleh karena itu, pebisnis mulai mengambil pinjaman atau mencari investor untuk meningkatkan bisnisnya.

Apa yang Dipersiapkan untuk Bootstrapping?

Untuk menjalankan bisnis dengan metode pendanaan bootstrapping, pengusaha harus menyiapkan beberapa hal. Berikut adalah penjelasannya:

Eksekusi setiap ide

Bisnis akan berhasil jika sebuah ide besar dijalankan dengan baik. Pecahlah ide besar menjadi beberapa bagian ide kecil. Kemudian, setiap ide kecil dilakukan sebaik mungkin.

Eksekusi setiap ide kecil satu per satu. Karena modal terbatas, eksekusi harus dilakukan secara bertahap.

Fokus mengejar keuntungan

Fokuslah untuk mengejar keuntungan dan pembayaran dari konsumen. Bootstrapping sangat butuh pembayaran dari konsumen agar bisnis tetap berkelanjutan.

Semangat yang konsisten

Pengusaha yang berbisnis dengan metode bootstrapping harus mempunyai semangat yang konsisten, ketekunan, dan keberanian. Tiga hal ini harus dimiliki untuk mengembangkan bisnis dengan modal yang kecil.

Kelebihan dan Kekurangan Bootstrapping

Menjalankan bisnis menggunakan metode bootstrapping tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah penjelasannya:

Kelebihan

Kelebihan menggunakan bootstrapping adalah:

  • Jika bisnis gagal, pebisnis tidak mempunyai beban moral dan hukum untuk melunasi pinjaman. Di sisi lain, jika bisnis berhasil, dapat menjadi proposal yang menarik untuk investor agar bersedia menyuntikkan dana.
  • Pebisnis dapat membuat keputusan bisnis tanpa ganggu gugat orang lain.
  • Pebisnis dapat mewujudkan idealisme atau cita-cita membuat bisnis sesuai keinginan.
  • Karena dana terbatas, ini dapat membuat pebisnis untuk berpikir out of the box agar bisnis tetap berjalan.
  • Bootstrapping membuat pebisnis mengelola keuangan sebaik mungkin dan menciptakan landasan keuangan yang kuat. Dua hal tersebut akan berguna di masa depan ketia pebisnis ingin mencari investor. Investor cenderung menyukai bisnis yang mengelola keuangan dengan baik.

Kekurangan Bootstrapping

Sedangkan kekurangan berbisnis dengan bootstrapping adalah:

  • Bootstrapping membuat bisnis cenderung lambat untuk berkembang pesat. Lambatnya pertumbuhan dikarenakan terbatasnya dana dari pebisnis.
  • Rentan akan kerugian. Bootstrapping memulai bisnis dengan menggunakan uang pribadi, jika bisnis tidak berjalan lancar, owner akan menanggung kerugian secara penuh.
  • Pebisnis cenderung kesulitan memenuhi permintaan konsumen, karena keterbatasan dana produksi
  • Tingkat stres yang tinggi karena menghadapi masalah yang tidak terduga, seperti arus kas yang tidak lancar atau bisnis yang lambat berkembang.

Tips Sukses Melakukan Bootstrapping

Ketika melakukan bootstrapping, pengusaha akan memaksimalkan dan mengelola apa yang ada untuk berbisnis. Berikut adalah tips mengelola bootstrapping yang mungkin dilakukan:

  • Jangan terburu-buru menyewa kantor jika bisnis Anda baru memiliki sedikit karyawan. Jika harus menyewa kantor, coba pilih ruang kerja bersama (co working space).
  • Jangan menghamburkan uang untuk membeli perabot atau peralatan kantor yang mahal dan baru. Beli bekas atau sewa jika opsi tersebut memungkinkan.
  • Carilah sebanyak mungkin opsi pemasok yang menawarkan barang lebih murah atau menawarkan diskon.
  • Coba negosiasi dengan supplier untuk mendapatkan waktu yang lebih lama untuk mencicil. Jika diberi kesempatan membayar cicilan 30 hari, coba negosiasi untuk membayar 60 hari.

Contoh Perusahaan Bootstrapping

Lalu, apakah bootstrapping dapat menjamin bisnis menjadi sukses? Ternyata, ada contoh perusahaan bootstrapping yang sukses membangun bisnisnya.

Siapa yang tidak kenal dengan kamera GoPro? Salah satu kategori kamera aksi yang sering pegiat outdoor gunakan untuk merekam gambar dan video.

GoPro adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang memproduksi, mengembangkan, dan memasarkan kamera pribadi berdimensi tinggi. Perusahaan ini didirikan oleh Nick Woodman. GoPro memfokuskan pada pengalaman pengguna untuk merekam momen lebih personal dan dekat.

Kamera GoPro kemudian populer di kalangan pegiat outdoor karena performa daya tahan yang di atas rata-rata, dapat digunakan saat cuaca ekstrem maupun digunakan di dalam air. Selain itu, kamera berukuran kecil ini juga mudah digunakan, seperti dilekatkan di badan, tangan, atau helm.

Saat ini, GoPro menjadi pilihan pegiat outdoor untuk merekam video. Namun, siapa yang kira jika Woodman mendirikan GoPro dari tabungan pribadi?

Semua dimulai dari hobi Woodman berkeliling ke berbagai negara untuk berselancar. Woodman pergi ke Australia dan Indonesia untuk berselancar di tahun 2002. Di momen tersebut, ia merasa kesulitan untuk merekam video dengan kualitas yang bagus saat berselancar. Woodman sadar bahwa ia harus membuat kamera yang mudah digunakan kegiatan outdoor.

Woodman kemudian menggunakan uang pribadinya sebesar $10.000, dan hasil dari berjualan perhiasan dan mobil pribadinya. Total, modal awal Woodman sebesar $30.000. Tidak hanya itu, ia meminjam uang ke orang tuanya sebesar $235.000. Untuk menghemat pengeluaran, Woodman terpaksa harus menumpang tinggal di rumah orang tuanya.

Kemudian selama dua tahun Woodman mendesain kamera yang cocok untuk kegiatan outdoor. Sampai akhirnya di tahun 2004, GoPro meluncurkan kamera pertamanya 35mm Hero, kamera pertama yang bisa dipakai di pergelangan tangan.

Selepas meluncurkan produk pertamanya di tahun 2004, GoPro terus menguasai pasar kamer aksi. Di tahun 2012, GoPro sudah berhasil menjual lebih dari 2,3 juta kamera.

Pada tahun 2012, perusahaan asal Taiwan mengakuisisi 8,88% saham di GoPro senilai $200 juta. Akuisisi ini membuat valuasi GoPro meningkat menjadi sekitar $ 2,25 miliar.

Meskipun saat ini GoPro sudah tidak lagi menguasai kamera aksi dan kamera outdoor, setidaknya GoPro adalah salah satu wujud bisnis yang sukses menggunakan bootstrapping.

Itu dia penjelasan apa itu bootstrapping dan contoh perusahaan bootstrapping. Ternyata, bisnis dengan modal yang kecil dan menggunakan uang pribadi juga bisa berkembang jika dijalankan dengan serius.

Yuk, kunjungi Blog MyRobin untuk mengetahui artikel bisnis lainnya, agar bisnis Anda semakin berkembang.

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian