Search
Close this search box.

Mengenal Apa Itu High Risk Investment Beserta Contohnya

high risk investment

Sebelum melakukan investasi, tentu kita harus menganalisis terlebih dahulu apakah instrumen atau produk investasi yang kita pilih mempunyai risiko tinggi atau tidak. Tujuannya agar nantinya lebih mudah dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi. Dengan mempelajari berbagai jenis risiko investasi, Anda pun juga dapat menemukan produk investasi yang paling tepat sesuai kebutuhan. 

Pada pembahasan kali ini, kita akan mempelajari tentang high risk investment atau investasi dengan risiko yang tinggi. Nah, apa saja contoh produk-produk investasi yang termasuk dalam kategori ini? Daripada penasaran, yuk langsung simak penjelasannya di bawah ini!

Apa Itu High Risk Investment?

Sesuai yang sudah disebutkan di awal, high risk investment adalah investasi yang mempunyai tingkat risiko tinggi, meskipun potensi keuntungan yang diperoleh juga tinggi. High risk investment mempunyai banyak peminat, terutama investor dengan profil risiko yang agresif dan mampu menanggung risiko yang tinggi demi mendapatkan keuntungan besar dalam waktu yang singkat. 

Dengan kata lain, jika Anda menginginkan investasi yang berisiko tinggi, maka Anda harus benar-benar mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi dan kapanpun harus siap mengalami kerugian bila perubahan pasar sedang tidak dalam kondisi yang baik.  

Menurut Money Helper, high risk investment berbeda dengan penipuan atau investasi ilegal, walaupun memang banyak yang mengaitkannya. Namun, Anda harus tetap mewaspadainya, apalagi jika ada yang menawarkan low risk investment akan tetapi menjanjikan high return. 

Perlu Anda pahami bahwa, semakin tinggi risiko suatu investasi, maka semakin tinggi pula return atau keuntungan yang bisa diperoleh. Sebaliknya, semakin rendah risikonya, maka keuntungan yang dihasilkan juga rendah. Hal ini biasa disebut dengan istilah high risk high return. 

Pelajari: Return on Investment (ROI): Pengertian, Fungsi, dan Cara Menghitungnya

Ciri-ciri High Risk Investment

Sebelum Anda memilih berinvestasi dalam produk yang termasuk dalam kategori high risk investment, Anda harus mengetahui terlebih dahulu ciri-cirinya. Dengan begitu, Anda meminimalisir kegagalan atau kerugian dalam berinvestasi. Beberapa ciri-ciri dari high risk investment yaitu:

Menargetkan tingkat return yang tinggi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, high risk investment akan menawarkan prospek return yang lebih tinggi dan menarik dibandingkan low risk investment atau mainstream investment. Meskipun begitu, menurut Financial Conduct Authority, tidak ada jaminan bahwa investasi berisiko tinggi ini benar-benar memberikan hasil yang tinggi. 

Lebih cocok untuk investor berpengalaman

High risk investment memang lebih cocok untuk para investor yang sudah berpengalaman dan mempunyai profil risiko yang agresif. Hal ini karena, jika Anda baru pertama kali berinvestasi dan langsung memilih yang mempunyai risiko tinggi, maka Anda lebih bisa berpotensi kehilangan banyak uang, bahkan bisa membuat Anda terlilit hutang. Oleh karena itu, pastikan mempelajari dengan cermat profil risiko Anda dan mempertimbangkan semua risiko yang mungkin terjadi pada investasi yang Anda pilih tersebut. 

Lebih sulit untuk dicairkan

Ketika Anda sedang membutuhkan uang untuk keperluan yang mendadak, maka Anda tidak akan bisa mengambil dari high risk investment. Dengan kata lain, high risk investment mempunyai tingkat likuiditas yang lebih rendah daripada investasi lain. Salah satu produk high risk investment yang sulit untuk dicairkan dalam waktu yang singkat yaitu land banking atau bank tanah. Produk ini termasuk aset yang tidak diperdagangkan secara aktif, sehingga cenderung sulit dicairkan. Bahkan, jika memang bisa, investor mungkin akan dikenakan biaya atau denda. 

Volatility

Sebagai informasi, volatility adalah ukuran statistik harga sekuritas dalam periode waktu tertentu. Jika volatility sedang tinggi, maka keamanan modal investor akan semakin berisiko, sebab harga bisa melonjak tajam maupun menurun drastis. Sedangkan, jika volatility sedang rendah, maka harga cenderung stabil. 

High risk investment sendiri sering mengalami volatility yang tinggi, dimana nilainya cenderung sangat bergantung pada kepercayaan pasar. Jika keadaan pasar membaik, maka harganya akan naik dengan cepat, sebaliknya jika keadaan pasar sedang buruk, maka harganya akan turun drastis. Oleh karena itu, investor yang memilih high risk investment harus siap dengan nilai investasinya yang lebih fluktuatif dibandingkan produk mainstream.

Contoh High Risk Investment

Berikut ini adalah beberapa contoh produk high risk investment yang perlu Anda ketahui:

Kontrak Opsi Saham (KOS)

Salah satu produk derivatif dari saham ini mempunyai nilai atau harga yang tergantung pada nilai saham yang menjadi acuannya. KOS termasuk instrumen investasi yang kuat karena bisa menjadi nilai besar untuk portofolio Anda. 

Melalui KOS, Anda mempunyai hak untuk membeli (call option) maupun hak untuk menjual (put option) atas suatu underlying asset, yakni aset yang menjadi dasar harga derivatif. Selain itu, Anda juga bisa meminimalisir kerugian, karena KOS dapat berfungsi sebagai hedge atau pelindung terhadap penurunan nilai stock market. 

Saham

Produk investasi yang satu ini tentu tidak asing lagi bagi Anda. Investasi saham merupakan investasi yang membeli saham pada sebuah perusahaan publik. Nah, harga saham ini tergantung dari kinerja perusahaan dan kondisi pasar. Jika kedua hal tersebut dalam keadaan yang baik, maka harga saham bisa naik. Sebaliknya, jika keadaan memburuk, maka harga saham dapat turun secara drastis dalam waktu singkat. 

Misalnya saja ketika Anda membeli saham di Initial Public Offering atau IPO saat perusahaannya sedang undervalued, tentu Anda akan berpotensi mendapatkan return yang tinggi saat sudah mulai ada penyesuaian valuasi. Namun, Anda bisa saja mengalami kerugian jika perusahaan tersebut gagal menghasilkan return untuk investor. Inilah mengapa saham termasuk ke dalam kategori produk high risk investment.

Venture capital

Venture capital adalah salah satu jenis investasi yang mana investor akan memberikan modal untuk startup atau perusahaan rintisan. Seperti yang Anda ketahui, startup mempunyai risiko yang cukup tinggi dalam mengalami kegagalan. Sebab, umumnya mereka mempunyai manajemen yang masih belum matang, strategi marketing yang belum maksimal, maupun produk yang belum dikembangkan dengan sempurna. Meskipun begitu, Anda bisa mendapatkan return yang tinggi ketika startup tersebut dapat menghasilkan profit.

Obligasi korporasi

Sesuai namanya, investasi obligasi korporasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana. Mengapa termasuk high risk investment? Karena jika perusahaan tidak mampu membayar bunga dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah dijanjikan, maka Anda akan berisiko mengalami kerugian. 

Sebenarnya, obligasi korporasi cukup menguntungkan. Sebab, Anda bisa memperjualbelikan obligasi tersebut dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga belinya, atau bisa juga ketika Anda membeli obligasi dengan diskon. 

Foreign emerging market

Untuk produk high risk investment yang satu ini, Anda harus berinvestasi pada negara yang sebelumnya mempunyai pertumbuhan ekonomi rendah dan sekarang sedang bertumbuh ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satu negara yang mempunyai proyeksi pertumbuhan ekonomi tertinggi saat ini yaitu India. Hal ini dikemukakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF), dimana persentasenya pada tahun 2022 mencapai 9%, jumlah yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global yang sebesar 4,4% saja.

Anda sebagai investor dapat membeli berbagai instrumen investasi seperti obligasi pemerintah, saham dari sektor tertentu, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, risiko terbesarnya adalah pertumbuhan ekonomi pada negara-negara tersebut mungkin saja belum stabil dan bisa anjlok kapan saja. Apalagi jika politik di negara tersebut tidak stabil, tentu akan mempengaruhi return yang Anda peroleh. 

Reksa dana saham

Sama halnya dengan IPO, reksa dana juga mempunyai risiko investasi yang tinggi, sebab dilakukan pada saham. Jenis reksa dana yang satu ini akan dikelola oleh manajer investasi untuk membeli saham dari beberapa perusahaan publik. 

Walaupun reksa dana memberikan kemudahan untuk melakukan investasi di pasar modal dan mampu menghasilkan tingkat return yang tinggi, namun risiko likuiditasnya juga cukup tinggi. Jika sebagian besar pemegang unit menjual kembali (redemption) unit-unit yang dipegangnya, maka manajer investasi akan kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada keuntungan yang akan Anda dapatkan nantinya.

Real Estate Investment Trust (REIT)

Dilansir dari Investopedia, REIT merupakan sebuah perusahaan yang mempunyai dan mengoperasikan properti komersial seperti perkantoran, hotel, department store, dan sebagainya. 

Berinvestasi pada produk ini tentu akan memberikan Anda berbagai keuntungan, salah satunya yaitu pajak khusus yang menghasilkan dividen tinggi. Sayangnya, nilai REIT bergantung pada kondisi perekonomian negara dan tingkat suku bunga. Hal inilah yang membuatnya rentan terhadap kerugian dan depresiasi yang membuat nilainya dapat menurun drastis. 

Hedge fund atau private equity

Investasi alternatif ini melibatkan strategi investasi yang cukup kompleks dan biasanya terbatas hanya untuk investor akreditasi. Hal ini karena jenis investasi seperti hedge fund atau private equity mempunyai risiko yang sangat tinggi. Sehingga, lebih cocok untuk para investor yang memang sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman banyak. 

Cryptocurrency

Pernah mendengar tentang Bitcoin? Yap, bitcoin adalah salah satu bentuk cryptocurrency yang paling banyak diminati oleh investor. Cryptocurrency ini adalah aset atau uang digital yang bisa Anda tukarkan seperti pada mata uang biasa. Berinvestasi pada cryptocurrency memang bisa mendatangkan return yang tinggi, namun risiko yang dimilikinya juga cukup tinggi, contohnya yaitu:

  • Harganya sangat tidak stabil
  • Rentan penipuan dan cyber crime
  • Regulasinya belum jelas, sehingga investor sulit untuk mengajukan komplain
  • Tidak semua bisa diubah menjadi uang tunai karena kompleksitasnya tinggi

Tips Berinvestasi High Risk Investment

Walaupun mempunyai risiko yang tinggi, namun Anda tidak perlu takut untuk berinvestasi di dalamnya. Hanya saja, Anda harus mempelajari banyak hal terkait investasi yang Anda pilih dan selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan jika ingin berinvestasi pada produk high risk:

Lakukan riset

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah meriset tentang high risk investment secara mendalam. Mulai dari produk, mekanisme, dan istilah-istilah asing yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya. Jika Anda merasa belum cukup ilmu, maka jangan buru-buru untuk berinvestasi. Pelajari seluruh risiko dan biaya yang perlu Anda keluarkan nantinya. Dengan begitu, Anda pun akan lebih mudah dalam mengambil keputusan investasi secara tepat. 

Tentukan tujuan investasi

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada produk high risk investment, Anda juga perlu menentukan tujuan dari investasi yang Anda lakukan tersebut. Apakah untuk jangka panjang atau pendek, untuk mendapatkan keuntungan secara cepat atau tidak, dan pertimbangan lainnya. 

Jika Anda sudah mempunyai tujuan, maka Anda akan lebih mudah dan bijak dalam memilih produk high risk investment yang tepat, serta dapat mengelola risiko dengan lebih baik.

Pahami paperwork

Jangan malas untuk membaca semua paperwork atau dokumen terkait produk investasi high risk yang Anda pilih. Jika ada yang belum Anda pahami, segera tanyakan kepada seseorang atau pihak yang memang paham dan bertanggung jawab atas transaksi investasi tersebut. Contohnya yaitu manajer investasi, konsultan keuangan, dan lain sebagainya.

Lakukan diversifikasi portofolio

Sebaiknya, jangan menempatkan semua dana Anda pada satu produk high risk investment saja. Lakukan diversifikasi portofolio untuk memilih beberapa jenis high risk investment untuk mengurangi risiko investasi. Kita tidak akan tahu mana produk yang nantinya akan memberikan return tinggi secara cepat atau mengalami kerugian. 

Buat rencana investasi yang baik

Penting bagi calon investor untuk membuat rencana investasi yang baik sebelum memutuskan untuk memberikan modalnya kepada manajer investasi. Rencana investasi ini harus mencakup strategi pengelolaan risiko, waktu investasi, dan target keuntungan atau return yang diinginkan. 

Jangan terlalu cepat memutuskan

Jika ada yang menawarkan investasi pada Anda, jangan langsung memutuskan untuk memberikan modal kepadanya. Bandingkan terlebih dahulu dengan investasi-investasi lain yang lebih masuk akal. Pastikan bahwa produk yang mereka tawarkan dari perusahaan yang telah diregulasi dan diawasi oleh lembaga keuangan.

Dengan begitu, Anda akan tercegah dari risiko investasi bodong atau ilegal.Itulah penjelasan singkat mengenai high risk investment beserta dengan contoh produk-produk investasinya. Jika Anda ingin berinvestasi dalam hal ini, pastikan Anda memang mempunyai pengetahuan yang cukup dan siap menanggung risiko besar. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar HRD, bisnis, dan karir? Yuk, kunjungi blog MyRobin sekarang juga!

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian

id_IDID