Tantangan yang dihadapi oleh pasar tenaga kerja tidak hanya kompleks tetapi juga melibatkan dinamika yang unik, salah satunya adalah fenomena yang dikenal sebagai “sticky wages” atau upah yang sulit berubah.
Fenomena ini telah muncul sebagai permasalahan yang mendalam dan relevan, sehingga mempengaruhi cara kita memahami dan merespons perubahan ekonomi. Sebelum lebih jauh, mari simak pengertian apa itu sticky wages terlebih dahulu.
Apa Itu Sticky Wages?
Sticky wages adalah konsep dalam ekonomi yang mengacu pada ketidakmampuan upah atau gaji pekerja untuk secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kondisi ekonomi atau permintaan tenaga kerja. Istilah “sticky” dalam konteks ini menggambarkan sifat yang sulit atau lambat berubah dari upah.
Dalam kondisi ideal, kita dapat mengharapkan bahwa upah akan merespons perubahan-perubahan ekonomi, seperti inflasi atau fluktuasi dalam permintaan dan penawaran tenaga kerja. Namun, dalam kenyataannya, upah seringkali cenderung tetap atau berubah dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan dengan perubahan-perubahan tersebut.
Penyebab Terjadinya Sticky Wages
Ada beberapa penyebab utama terjadinya sticky wages, yaitu ketidakmampuan upah atau gaji pekerja untuk dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kondisi ekonomi atau permintaan tenaga kerja. Berikut adalah beberapa faktor penyebab utama dari sticky wages:
Kontrak Kerja Jangka Panjang
Banyak pekerja memiliki kontrak kerja yang menetapkan tingkat upah untuk jangka waktu tertentu. Selama periode kontrak tersebut, upah cenderung tetap, bahkan jika terjadi perubahan kondisi ekonomi. Kontrak jangka panjang ini dapat menciptakan ketidakmampuan untuk segera menyesuaikan upah dengan perubahan pasar.
Ketidakpastian Ekonomi
Pekerja sering kali tidak memiliki informasi yang cukup atau pasti mengenai arah ekonomi di masa depan. Oleh karena itu, mereka mungkin enggan atau sulit untuk menyetujui penyesuaian upah berdasarkan perkiraan kondisi ekonomi yang belum pasti.
Negosiasi Upah yang Sulit
Proses negosiasi antara pekerja dan pengusaha dalam menetapkan tingkat upah juga dapat menjadi faktor penyebab sticky wages. Pekerja atau serikat pekerja mungkin menolak penurunan upah dan berjuang untuk mempertahankan tingkat upah yang sudah disepakati sebelumnya.
Ketidaksetujuan Pekerja
Pekerja mungkin memiliki resistensi terhadap penurunan upah karena dapat berdampak negatif pada tingkat hidup mereka. Faktor-faktor seperti kebutuhan dasar, kebutuhan keluarga, dan kesejahteraan finansial dapat membuat pekerja enggan menerima penyesuaian gaji yang lebih rendah.
Efek Psikologis
Kadang-kadang, pekerja memiliki persepsi bahwa penurunan upah dapat dianggap sebagai indikator penurunan status atau nilai pekerjaan mereka. Faktor-faktor psikologis ini juga dapat berkontribusi pada ketidakmampuan upah untuk bergerak dengan cepat.
Dampak dari Sticky Wages
Dampak dari fenomena sticky wages dapat mencakup sejumlah aspek dalam konteks ekonomi dan pasar tenaga kerja.
Berikut adalah beberapa dampak utama yang dapat terjadi akibat ketidakmampuan upah untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi ekonomi:
Tingkat Pengangguran Tinggi
Salah satu dampak yang timbul dari sticky wages adalah tingkat pengangguran yang tinggi. Jika upah tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan tenaga kerja atau kondisi ekonomi, pekerjaan baru mungkin sulit diciptakan, dan perusahaan mungkin tidak mampu mengurangi upah untuk menjaga daya saing mereka.
Ketidakseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Sticky wages dapat menciptakan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Pekerja mungkin sulit ditemukan atau terlalu mahal untuk perusahaan, atau sebaliknya, pekerja mungkin kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat upah yang diinginkan.
Pengurangan Daya Saing Perusahaan
Perusahaan yang tidak dapat menyesuaikan upah dengan cepat kehilangan daya saing. Mereka kesulitan bersaing dengan perusahaan yang lebih fleksibel dalam menyesuaikan biaya tenaga kerja, dan hal ini dapat mempengaruhi kinerja dan pertumbuhan perusahaan.
Inflasi Upah yang Berlebihan
Ketika upah tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi, hal ini dapat menghasilkan tekanan inflasi pada tingkat upah. Jika upah terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan produktivitas atau kondisi pasar, ini dapat menciptakan ketidakseimbangan yang merugikan bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Ketidakpastian Ekonomi
Sticky wages dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi karena perubahan-perubahan dalam kondisi ekonomi mungkin tidak segera tercermin dalam tingkat upah. Hal ini dapat membuat perencanaan bisnis dan keputusan investasi menjadi lebih sulit bagi perusahaan.
Kesenjangan Pendapatan
Ketidakmampuan upah untuk menyesuaikan diri dapat menyebabkan kesenjangan antara tingkat upah dan biaya hidup, yang dapat berdampak pada tingkat kemiskinan atau ketidaksetaraan pendapatan di masyarakat.
Resistensi Terhadap Inovasi
Jika perusahaan menghadapi tekanan untuk menurunkan biaya tenaga kerja, mereka mungkin kurang termotivasi untuk mengadopsi inovasi atau teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Kelola Sumber Daya Manusia Dengan Tepat Melalui Layanan MyRobin
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) memang merupakan aspek krusial dalam keberhasilan suatu organisasi. Pemilihan MyRobin sebagai layanan outsourcing untuk mengelola SDM dapat memberikan beberapa keuntungan yang signifikan.
MyRobin dapat mengelola secara end-to-end proses perekrutan, sehingga membantu perusahaan menemukan dan merekrut individu yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai perusahaan. Mulai dari proses perekrutan hingga pelaksanaan wawancara dan evaluasi kandidat, MyRobin berkomitmen untuk menyediakan solusi perekrutan yang komprehensif dan efisien.
Dengan mengandalkan layanan outsourcing MyRobin, organisasi dapat memperoleh fleksibilitas dalam manajemen SDM tanpa perlu menanggung beban biaya penuh untuk tim internal yang besar. Konsultasikan kebutuhan bisnis Anda bersama MyRobin.