Untuk mendapatkan optimal sebuah usaha, tidak cukup hanya meningkatkan penjualan saja. Namun perlu diimbangi dengan menurunkan biaya produksi. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan efesiensi di sepanjang alur produksi untuk menciptakan produksi ramping atau dikenal sebagai Lean Manufacturing. Terdapat 3 prinsip dasar produksi ramping dalam bahasa Jepang, yaitu Muda, Mura, dan Muri. Sebelum membahasnya lebih jauh, pertama-tama mari ketahui sejarah awal Muda, Mura, dan Muri terlebih dahulu.
Sejarah Muda, Mura, dan Muri
Muda, Mura, dan Muri merupakan bagian dari Toyota Production System (TPS) atau Sistem Produksi Toyota. Sistem ini merupakan hasil pengembangan dan penerapan praktik manufaktur oleh Toyota Motor Corporation antara tahun 1948-1975.
Toyota Production System didasarkan pada konsep sosio-teknis yang melibatkan pengorganisasian logistik dan manufaktur secara terintegrasi. Tujuan utama TPS adalah mengurangi pemborosan (Muda), inkonsistensi (Mura), dan beban kerja berlebih (Muri) dalam produksi. Melalui eliminasi pemborosan, pengurangan variasi, dan seimbang beban kerja, Toyota berusaha mencapai efisiensi dan kualitas yang tinggi dalam produksi.
The Toyota Way, yang merupakan inti dari TPS, mencakup nilai-nilai dan prinsip manajerial yang diterapkan oleh Toyota. Konsep Muda, Mura, Muri juga dikenal sebagai model Toyota 3M, adalah bagian integral dari pendekatan ini. Toyota mengakui bahwa pemborosan (Muda) adalah penghambat utama dalam mencapai efisiensi, inkonsistensi (Mura) dan beban kerja berlebih (Muri) dapat mengganggu aliran kerja yang lancar.
Dengan mengidentifikasi dan menghilangkan Muda, Mura, dan Muri, Toyota membangun fondasi untuk sistem produksi yang efisien, responsif terhadap permintaan pelanggan, dan berkualitas tinggi. Penerapan konsep 3M membantu menciptakan budaya kontinu perbaikan dan inovasi di Toyota, yang kemudian diadopsi oleh berbagai organisasi di seluruh dunia sebagai pendekatan Lean Manufacturing yang sukses.
Jadi, Muda, Mura, dan Muri merupakan komponen penting dari Toyota Production System dan memainkan peran kunci dalam mencapai keunggulan operasional dan kepuasan pelanggan yang tinggi.
Konsep Muda
Dalam Lean Manufacturing, Muda merujuk pada pemborosan atau aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah kepada produk atau layanan yang dihasilkan. Konsep Muda berfokus pada identifikasi dan penghapusan segala bentuk pemborosan dalam proses produksi, dengan tujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas. Ada 8 jenis pemborosan yang juga dikenal sebagai tim woods, yaitu:
Transportasi (Transportation)
Pemborosan yang terjadi akibat pergerakan atau transportasi barang atau material yang tidak diperlukan antara lokasi atau area yang berbeda.
Persediaan (Inventory)
Pemborosan yang terjadi karena adanya persediaan yang berlebihan, baik bahan baku, barang dalam proses, maupun produk jadi.
Gerakan (Motion)
Pemborosan yang timbul akibat gerakan yang tidak perlu atau berlebihan dari pekerja dalam menjalankan tugas mereka.
Menunggu (Waiting)
Pemborosan waktu yang terjadi ketika produk atau pekerjaan harus menunggu proses selanjutnya, seperti menunggu persetujuan, bahan, atau alat yang diperlukan.
Overprocessing
Pemborosan yang terjadi ketika suatu produk diolah atau diproses melebihi kebutuhan atau persyaratan pelanggan.
Overproduction
Pemborosan yang terjadi ketika suatu produk diproduksi lebih dari yang dibutuhkan oleh pelanggan atau sebelum dibutuhkan oleh proses selanjutnya.
Cacat (Defects)
Pemborosan yang timbul akibat adanya cacat atau kegagalan dalam produk yang memerlukan perbaikan atau pengulangan pekerjaan.
Keterampilan Tidak Digunakan (Unused Skills)
Pemborosan yang terjadi ketika keterampilan, pengetahuan, atau potensi karyawan tidak dimanfaatkan sepenuhnya dalam proses produksi.
Dengan mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan-pemborosan ini, perusahaan dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Lean Manufacturing mendorong perbaikan berkelanjutan dan keterlibatan seluruh tim kerja dalam menghilangkan pemborosan-pemborosan ini untuk mencapai kesuksesan operasional yang optimal.
Konsep Mura
Konsep Mura merujuk pada inkonsistensi atau variasi yang tidak diinginkan dalam aliran kerja atau produksi. Mura mengacu pada ketidakkonsistenan yang mengganggu efisiensi, kualitas, dan keandalan proses produksi. Tujuan utama dari mengatasi Mura adalah mencapai aliran kerja yang lancar, stabil, dan terprediksi.
Mura dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti variasi dalam waktu pengerjaan, volume produksi yang tidak stabil, fluktuasi dalam permintaan pelanggan, atau ketidakkonsistenan dalam aliran material. Hal ini dapat mengakibatkan pemborosan waktu dan sumber daya, meningkatkan risiko cacat atau kesalahan, dan menyebabkan penundaan atau kegagalan dalam memenuhi permintaan pelanggan.
Dalam menghadapi Mura, pendekatan lean manufacturing berfokus pada beberapa strategi, antara lain:
Stabilisasi Produksi
Mengidentifikasi dan mengurangi variasi dalam waktu pengerjaan, volume produksi, atau aliran material dengan menggunakan alat-alat seperti teknik leveling, pengaturan produksi yang fleksibel, atau perencanaan yang cermat.
Penggunaan Penuh Kapasitas
Mengoptimalkan penggunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia untuk mencapai aliran kerja yang seimbang dan menghindari ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan Mura.
Permintaan yang Terprediksi
Menggunakan metode peramalan dan informasi pelanggan untuk mengantisipasi permintaan dan merencanakan produksi dengan lebih baik sehingga mengurangi fluktuasi dan ketidakpastian dalam aliran kerja.
Peningkatan Fleksibilitas
Meningkatkan fleksibilitas dalam proses produksi seperti melalui desain produk yang modular, perubahan set-up yang cepat, atau penggunaan tenaga kerja yang multi-skill untuk mengatasi variasi dalam permintaan atau kebutuhan produksi.
Dengan mengurangi atau menghilangkan Mura, perusahaan dapat mencapai aliran kerja yang lebih lancar, mengurangi pemborosan, meningkatkan waktu siklus, dan merespons dengan lebih baik terhadap perubahan permintaan atau kebutuhan pelanggan. Konsep Mura merupakan salah satu pilar penting dalam pendekatan Lean Manufacturing untuk mencapai efisiensi dan kualitas yang tinggi dalam proses produksi.
Konsep Muri
Konsep Muri merujuk pada beban kerja berlebih atau tekanan yang tidak wajar pada sistem, peralatan, atau sumber daya manusia. Muri menyoroti kondisi yang memaksa atau membebani yang dapat menyebabkan penurunan kualitas, peningkatan risiko cedera, kelelahan fisik atau mental, dan penghambatan aliran kerja yang efisien.
Muri dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti beban kerja yang tidak seimbang, tugas yang berlebihan, pembebanan kapasitas mesin atau peralatan di atas batas yang direkomendasikan, atau kekurangan sumber daya manusia. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan, cacat produk, kelelahan pekerja, atau penundaan dalam proses produksi.
Dalam menghadapi Muri, pendekatan Lean Manufacturing berfokus pada beberapa strategi, antara lain:
Pengaturan Beban Kerja yang Seimbang
Memastikan pembagian beban kerja yang seimbang antara pekerja atau tim kerja sehingga tidak ada satu individu yang terlalu dibebani atau merasa overburdened.
Pemaksimalan Kapasitas dan Efisiensi Peralatan
Memastikan peralatan dan mesin bekerja pada kapasitas optimal dan menggunakan metode yang efisien sehingga menghindari pembebanan yang berlebihan dan mencegah kegagalan peralatan.
Penjadwalan yang Realistis
Mengatur jadwal produksi yang realistis dan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tugas atau proses dengan mempertimbangkan kapasitas yang tersedia dan keterampilan pekerja.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Mengelola sumber daya manusia dengan bijak, termasuk penugasan yang tepat, pelatihan yang memadai, dan pemahaman yang jelas tentang kapasitas dan batas kemampuan pekerja.
Dengan mengurangi atau menghilangkan Muri, perusahaan dapat mencapai keseimbangan beban kerja yang lebih baik, meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, serta meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan pekerja. Konsep Muri merupakan salah satu aspek penting dalam pendekatan Lean Manufacturing untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan menjaga keseimbangan yang sehat antara manusia, peralatan, dan sistem produksi.
Hubungan Antara Muda, Mura, Muri Beserta Contohnya
Dilansir Lean Enterprise Institute, 2016 Muda, Mura, dan Muri saling terkait. Menghilangkan salah satu dari mereka akan mempengaruhi dua lainnya. Misalnya, sebuah perusahaan yang perlu mengangkut 6 ton material ke pelanggan memiliki beberapa pilihan.
Opsi pertama adalah memuat satu truk dengan semua 6 ton dan melakukan satu perjalanan. Namun dalam contoh ini, akan dianggap Muri karena kelebihan muatan truk. Beban berlebih ini dapat menyebabkan kerusakan.
Opsi kedua adalah membagi transportasi menjadi dua perjalanan. Satu dengan dua ton dan yang lainnya dengan empat ton. Ini akan menjadi pertimbangan Mura karena ketidakrataan kedatangan material ke pelanggan dapat menyebabkan masalah di dermaga penerima. Pada perjalanan pertama, pengiriman mungkin terlalu sedikit untuk produksi yang diperlukan di tempat. Pada perjalanan kedua, jumlah material yang dikirim mungkin terlalu banyak untuk penyimpanan dan penanganan material di tempat. Ini mengarah ke Muri karena salah satu truk terbebani dan penerima juga terbebani untuk pengiriman itu. Selain itu, Muda terlihat dari beban kerja yang tidak merata. Hal ini dapat menyebabkan karyawan yang menerima materi menunggu.
Opsi ketiga melakukan tiga perjalanan dengan memberikan muatan dua ton pada masing-masing truk. Meskipun opsi ini tidak memiliki Mura dan Muri, namun memiliki Muda karena truk tidak akan terisi penuh pada setiap perjalanan. Setiap truk dapat mengangkut hingga 3 ton material dan opsi ini membuat satu perjalanan yang tidak perlu.
Opsi keempat adalah pengiriman material dengan dua truk masing-masing 3 ton. Dalam contoh ini, ini akan menjadi level optimal yang meminimalkan Muda, Mura, dan Muri. Muda tidak ada karena truk membawa muatan dengan kapasitas maksimal. Dengan strategi ini tidak ada kelebihan kapasitas atau perjalanan yang tidak perlu. Mura tidak ada karena beban kerja antara kedua pengiriman itu seragam. Hasilnya, tidak ada ketidakrataan. Dan terakhir, Muri absen dari opsi ini karena baik truk maupun operator tidak bekerja melebihi kapasitasnya.
Dalam penerapan Lean di dunia nyata, seringkali terdapat tantangan dan kompleksitas dalam mencapai solusi yang optimal. Konsep Muda, Mura, dan Muri saling terkait dan dapat mempengaruhi satu sama lain. Penting untuk memahami bahwa penanganan satu pemborosan tertentu dapat memicu atau mengakibatkan pemborosan lainnya.
Misalnya, ketika upaya dilakukan untuk mengurangi Muda (pemborosan), terkadang dapat muncul Muri (beban kerja berlebih). Atau misalnya, membebani pekerja dengan target produksi yang tidak realistis atau memaksa mereka bekerja dengan beban kerja yang berlebihan untuk menghindari persediaan yang berlebihan. Ini dapat mengakibatkan stres, kelelahan, dan penurunan kualitas pekerjaan.
Selain itu, ketidakseimbangan dalam aliran kerja atau variasi permintaan pelanggan (Mura) dapat dilihat sebagai bentuk pemborosan dalam Muda. Fluktuasi yang tidak terprediksi dalam permintaan dapat menyebabkan persediaan yang tidak stabil, kelebihan produksi, atau ketidakseimbangan beban kerja. Hal ini menghasilkan pemborosan waktu, sumber daya, dan produktivitas yang berlebihan.
Selanjutnya, Muri (beban kerja berlebih) yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak sistem secara keseluruhan. Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kualitas, peningkatan risiko cedera, dan kesalahan dalam proses produksi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan Muda dan Mura, karena upaya perbaikan dan pengulangan pekerjaan menjadi diperlukan.
Oleh karena itu, penting untuk memandang Muda, Mura, dan Muri secara holistik dan mempertimbangkan dampak dan hubungan antara ketiganya dalam merancang proses kerja dan sistem produksi yang efisien. Perubahan yang terus menerus dan pembaruan strategi produksi perlu dilakukan untuk mengatasi perubahan kebutuhan pelanggan dan kondisi pasar yang dinamis. Dengan demikian, organisasi dapat mengembangkan sistem Lean yang adaptif dan efisien, dengan mengoptimalkan upaya mereka dalam mengurangi pemborosan, menyeimbangkan aliran kerja, dan mengelola beban kerja dengan bijak.
Bagi Anda yang tertarik untuk membaca artikel seputar bisnis, blog MyRobin menyajikan kumpulan artikel yang bisa Anda baca untuk dapat memahami informasi bisnis lainnya. Yuk, kunjungi blognya sekarang juga!