Mempekerjakan karyawan berbakat dan memiliki performa kerja yang baik merupakan keuntungan bagi perusahaan untuk mencapai target dan mengembangkan bisnis. Namun, waspadai risiko pembajakan karyawan yang marak terjadi di dunia perekrutan.
Berdasarkan Indonesia Banking Survey 2014 sekitar 54% karyawan tertarik pindah ke perusahaan lain karena diberikan kompensasi dan gaji besar, 37% kesempatan karier yang pasti, sedangkan 4% pegawai ingin mencari tantangan baru.
Adanya aksi pembajakan ini dapat meningkatkan tingkat turnover yang menambah beban kerja sumber daya management. Oleh karena itu, simak tips di bawah ini untuk mempertahankan talenta Anda dari ancaman kompetitor.
Pengertian pembajakan karyawan
Pembajakan karyawan adalah situasi di mana salah satu pegawai Anda ditawarkan kesempatan kerja dari perusahaan kompetitor. Biasanya, karyawan diiming-imingi gaji besar dan benefit lainnya.
Beberapa orang menganggap pembajakan karyawan alias employee poaching merupakan tindakan ilegal, tetapi sebenarnya tidak ada peraturan atau undang-undang yang menyatakan bahwa pembajakan karyawan ilegal.
Employee poaching adalah praktik legal yang melibatkan atasan menghubungi karyawan dari perusahaan pesaing dengan tujuan meyakinkan karyawan tersebut untuk berpindah ke perusahaan mereka.
Banyak faktor yang mendorong karyawan menerima tawaran atau memutuskan melamar ke perusahaan pesaing. Mulai dari gaji yang lebih besar, beban kerja yang seimbang, paket kompensasi yang lengkap, hingga adanya work life balance.
Apakah pembajakan karyawan diperbolehkan?
Belum ada undang-undang yang melarang aksi pembajakan karyawan dari kompetitor lain. Employee poaching kini dianggap lazim karena memang banyak terjadi di dunia kerja. Namun, sebagian perekrut mengatakan bahwa tindakan tersebut kurang beretika.
Talenta berbakat dan punya skill mumpuni kerap kali menjadi incaran dalam perburuan oleh perusahaan kompetitor. Umumnya, pihak pesaing mulai memantau aktivitas target melalui sosial media.
Barulah ia menghubungi karyawan Anda dan mulai menawarkan benefit agar karyawan berpindah. Parahnya, kegiatan ini dijalankan saat karyawan masih menjalin kontrak dengan perusahaan.
Walaupun, karyawan memiliki hak untuk membuat keputusan berkaitan dengan diri dan pengembangan kariernya, perusahaan tetap merasa dirugikan. Terutama, jika seseorang itu berada di level senior dan memegang tanggung jawab besar di perusahaan.
Cara kerja pembajakan karyawan
Ketika kompetitor membujuk seorang karyawan yang sudah punya pekerjaan di perusahaan lain, ini dinamakan employee poaching. Supaya target tertarik, biasanya kompetitor menawarkan sejumlah benefit mulai dari gaji, kompensasi, fasilitas, hingga jabatan tertentu.
Contohnya, senior marketing Anda mendapat tawaran bekerja di perusahaan klien, padahal ia masih menjalin kontrak dengan Anda. Apabila telat menyadarinya maka talenta terbaik Anda bisa berpindah ke kompetitor.
Dengan begitu, Anda kehilangan pekerja terbaik dan harus mencari pengganti yang mampu menanggung tanggung jawab orang tersebut. Tentunya ini memakan waktu lama karena pekerja perlu beradaptasi lebih dulu dengan posisi dan budaya perusahaan.
Penyebab karyawan beralih ke kompetitor
Perburuan karyawan bukan hal baru di dunia perekrutan. Ada banyak faktor yang menyebabkan pegawai Anda memutuskan berpaling ke perusahaan lain.
Tawaran yang kompetitor berikan hanya sebagai pendorong, biasanya masalah yang jadi penyebab sudah ada sejak lama dan belum diatasi oleh manajemen.
Berikut kemungkinan faktor penyebab yang patut Anda perhatikan agar membantu upaya perbaikan manajemen sumber daya di kantor.
Baca Juga: Competitive Analysis berperan Penting bagi Bisnis, Cek Cara Menganalisisnya di sini
1. Manajemen yang buruk
Manajemen berkaitan erat dengan kepuasan dan kenyamanan karyawan di tempat kerja. Apabila seseorang bekerja di bawah atasan yang suka memerintah, tidak mengapresiasi, dan mempercayai keahliannya, karyawan akan pindah ke perusahaan lain.
Terutama jika karyawan mengungkapkan pengalaman yang dialami selama bekerja di perusahaan Anda lewat sosial media. Celah ini dimanfaatkan oleh kompetitor untuk membujuk dengan tawaran menggiurkan
Baca Juga: Tips Manajemen karyawan Secara Efektif dan Efisien
2. Pekerjaan tidak selaras
Menurut Glassdoor, ketidakselarasan pekerjaan yang karyawan jalani mendorong ia beralih ke perusahaan lain saat ada kesempatan. Karyawan Anda mungkin tertarik berpindah ke perusahaan lain ketika skill mereka dapat dimaksimalkan di posisi yang baru
3. Kompensasi
Selanjutnya adalah kompensasi yaitu imbalan yang perusahaan bagikan pada karyawan tertentu di luar tunjangan dan gaji. Biasanya karyawan berprestasi atau memenuhi target serta KPI divisi, mendapatkan kompensasi sebagai bentuk apresiasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.35 tahun 2021, tercantum bahwa perusahaan wajib memberikan kompensasi bagi pekerja kontrak sebagai penghargaan atas kontribusinya membangun bisnis.
Apabila perusahaan Anda tidak menyediakan kompensasi karyawan berupa tunai maupun non tunai, karyawan jadi merasa tidak dihargai dan kurang mendapatkan apresiasi atas kinerjanya selama ini.
Baca Juga: Aturan Pemberian Kompensasi Karyawan Berdasarkan UU Cipta Kerja dan Ketenagakerjaan
4. Beban kerja terlalu berat
Belakangan ini banyak lowongan pekerjaan dengan job deskripsi yang tidak masuk akal. Misal membutuhkan graphic design yang dapat merancang poster untuk keperluan promosi.
Namun, juga merangkap sebagai copywriter yang mengerjakan iklan. Akibat beban kerja yang banyak, karyawan berisiko meninggalkan pekerjaan di perusahaan Anda dan mencari kesempatan yang lebih baik di tempat lain.
5. Jenjang karier tidak pasti
Tujuan bekerja setiap orang tidak sama ada yang mengejar gaji tinggi, tetapi ada pula yang menginginkan jenjang karier yang pasti, walau harus mulai dengan gaji rendah. Apalagi jika karyawan Anda berprestasi, tentu menginginkan karier yang selalu berkembang.
6. Apakah perusahaan dapat menahan karyawan?
Apabila merujuk ke Hukum Online, karyawan yang tidak dapat diberikan denda jika memutuskan mengundurkan diri dan menerima pekerjaan dari perusahaan lain.
Pada dasarnya, karyawan tetap memilih ingin melanjutkan atau berpindah kantor yang mendukung kariernya.
Namun, perusahaan dapat mencantumkan sanksi di dalam kontrak kerja sebelum karyawan menandatanganinya. Dengan begitu, perusahaan khawatir dibajak perusahaan lain setelah kandidat bergabung, sebab karyawan telah setuju menolak segala bentuk employee poaching.
Selain kontrak kerja, ketentuan itu juga bisa tertera dalam NDA (Non-Disclosure Agreement). Jadi, sebagai perekrut Anda dapat mengingatkan karyawan untuk menepati perjanjian.
Langkah mempertahankan karyawan dari aksi pembajakan
Meskipun keputusan ada di tangan karyawan, tetapi Anda perlu melakukan upaya untuk mempertahankan talenta terbaik. Di bawah ini cara yang dapat Anda terapkan mencegah pembajakan karyawan.
1. Perhatikan sinyal yang ada
Tahap pertama adalah perhatikan sinyal pembajakan karyawan baik dari perusahaan dan karyawan Anda. Biasanya aksi employee poaching berlangsung menjelang akhir tahun. Hal ini karena ada slogan “tahun baru pekerjaan baru.”
Sebagai HRD Anda perlu memperhatikan lingkungan sekitar, coba lah dengarkan gosip diantara staff untuk mengetahui karyawan yang sedang menjadi target employee poaching. Dengan begitu Anda bisa cepat melakukan tindakan demi mencegah talenta terbaik berpaling
2. Ajak bicara karyawan yang jadi target
Langkah kedua adalah mencoba mengobrol dengan karyawan yang menjadi target. Jadilah proaktif untuk mencegah karyawan mengundurkan diri.
Melansir dari Harvard Business Review “Anda dapat menanyakan apa yang membuat karyawan tetap di sini. Apabila ada hal yang membuat tertekan, apa alasannya? Adakah cara yang membuat ia tetap bertahan?” kata John Sullivan, HR berpengalaman sekaligus professor management di Universitas Negeri San Francisco dan juga penulis 1000 Ways to Recruit Top Talent.
Baca Juga: Kemampuan Komunikasi Nonverbal: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya
3. Libatkan karyawan lebih untuk tanggung jawab penting
Loyalitas karyawan perlu dibentuk melalui berbagai kegiatan. Ajak karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan, sehingga mereka tidak mudah berpindah ke perusahaan lainnya.
Anda dapat membuat tujuan, agar karyawan merasa bahwa perusahaan memiliki visi misi dan goals yang sama dengan mereka. Melansir dari Forbes, milenial dan generasi Z ingin bekerja di perusahaan yang punya mimpi dan misi sama dengan dirinya.
Manager juga bisa membuat karyawan seperti keluarga misalkan mengadakan acara gathering dan mengadakan ice breaking meeting setiap akhir pekan agar setiap karyawan saling mengenal dan terhubung.
4. Berikan hak dan fasilitas yang layak
Cara mencegah karyawan meninggalkan perusahaan adalah memberikan hak, fasilitas, kompensasi, dan gaji yang layak agar karyawan merasa dihargai.
Bagi pekerja yang sudah berkeluarga gaji dan benefit sering menjadi pertimbangan utama ketika berpindah ke tempat baru.
Jadi, perhatikan kesejahteraan karyawan dengan memberikan upah yang sesuai dengan posisi dan tanggung jawabnya.
5. Terapkan work life balance
Karyawan yang bekerja memang punya tanggung jawab dan komitmen menyelesaikan pekerjaannya. Namun, jangan sampai Anda memberikan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sekaligus. Apalagi menerapkan lembur setiap hari tanpa uang tambahan.
Ingatlah bahwa setiap karyawan juga punya kehidupan di luar kantor. Anda bisa mengatur jam operasional misal mulai bekerja dari jam 09.00 dan selesai di jam 17.00. Semua pekerjaan yang datang di atas jam tersebut, dikerjakan pada esok harinya.
Baca Juga: Work-Life Balance: Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya
Jika akhirnya karyawan ingin pindah ke perusahaan lain, tidak ada yang dapat Anda lakukan. Bisa jadi ia tidak merasakan keterkaitan dengan perusahaan, tidak bahagia karena pekerjaan bukan passion-nya, dan kurang cocok dengan gaji yang ditawarkan.
Nah, untuk mengisi posisi yang kosong Anda bisa hubungi MyRobin.id untuk dapatkan tenaga kerja berkualitas serta berpengalaman di bidangnya dalam waktu 24 jam saja.