New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Mengenal Diversifikasi Produk dan Strategi Terbaik Melakukannya

Diversifikasi Produk

Sebagian besar pendapatan dari perusahaan besar dunia tidak hanya berasal dari satu jenis produk saja.

Contoh nyatanya adalah perusahaan raksasa asal Jepang, yaitu Sony yang memiliki penghasilan dari banyak cabang bisnis dan produknya, seperti televisi, audio, dan perangkat gaming playstation.

Memiliki banyak jenis produk dan jasa untuk dijual, atau diversifikasi produk, dapat memainkan peranan penting terhadap keberhasilan bisnis, baik mencapai kesuksesan maupun bertahan dari keterpurukan.

Mengapa demikian? Semuanya akan MyRobin bahas dalam artikel berikut ini. Simak selengkapnya sekarang!

Apa itu Diversifikasi Produk?

Diversifikasi produk adalah strategi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk baru di luar produk yang sudah ada. Tujuan utama dari diversifikasi ini adalah untuk mengurangi risiko bisnis dengan menyebar risiko di berbagai segmen pasar dan industri.

Diversifikasi dapat terjadi pada tingkat bisnis maupun pada tingkat korporat.

Diversifikasi pada tingkat bisnis terjadi ketika perusahaan memperluas portofolio produknya dalam industri yang sudah dikenalnya.

Contohnya seperti pengembangan produk yang ditujukan untuk segmen pasar yang berbeda atau dengan karakteristik produk yang berbeda dari produk yang sudah ada.

Sementara itu, diversifikasi pada tingkat korporat terjadi ketika perusahaan memasuki industri baru yang mungkin tidak terkait dengan bisnis utamanya.

Hal ini dapat berupa akuisisi perusahaan di industri yang berbeda atau pengembangan produk yang sepenuhnya baru untuk pasar yang belum dikuasai sebelumnya.

Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis teknik diversifikasi:

Diversifikasi Konsentris

Diversifikasi konsentris terjadi ketika perusahaan menambahkan produk atau layanan serupa ke dalam bisnis yang sudah ada. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan komputer yang utamanya memproduksi komputer desktop mulai memasarkan laptop, perusahaan tersebut sedang menerapkan strategi diversifikasi konsentris.

Diversifikasi Horizontal

Diversifikasi horizontal terjadi ketika perusahaan menyediakan produk atau layanan baru dan tidak terkait kepada konsumen yang sudah ada. Sebagai contoh, produsen buku catatan yang memutuskan untuk memasuki pasar pena sedang menerapkan strategi diversifikasi horizontal.

Diversifikasi Konglomerat

Diversifikasi konglomerat terjadi ketika perusahaan menambahkan produk atau layanan baru yang sangat tidak terkait dan tidak memiliki kesamaan teknologi atau komersial. 

ebagai contoh, jika sebuah perusahaan komputer memutuskan untuk memproduksi peralatan musik, perusahaan tersebut sedang menerapkan strategi diversifikasi konglomerat.

Dari ketiga jenis teknik diversifikasi, diversifikasi konglomerat dianggap sebagai strategi paling berisiko. Strategi ini mengharuskan perusahaan untuk memasuki pasar baru dan menjual produk atau layanan kepada pangsa pasar yang belum dikenal.

Biaya riset dan pengembangan, serta biaya periklanan, biasanya lebih tinggi dalam strategi diversifikasi konglomerat. Selain itu, probabilitas kegagalan cenderung lebih besar dalam hal ini.

Mengapa Perusahaan Melakukan Diversifikasi?

Selain mencapai profitabilitas yang lebih tinggi, terdapat beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memilih untuk melakukan diversifikasi. Di antaranya adalah:

Mengurangi Risiko dalam Kondisi Penurunan Industri

Diversifikasi membantu mengurangi risiko dalam kondisi penurunan industri. Dengan memiliki beragam portofolio produk atau layanan, perusahaan dapat mengamankan diri dari dampak negatif yang mungkin terjadi dalam satu industri tertentu.

Memberikan Ragam dan Pilihan Lebih Banyak untuk Produk dan Layanan

Diversifikasi memungkinkan adanya variasi dan pilihan lebih banyak untuk produk dan layanan. Jika dilakukan dengan benar, diversifikasi memberikan dorongan besar terhadap citra merek dan profitabilitas perusahaan.

Digunakan sebagai Pertahanan

Dengan mendiversifikasi produk atau layanannya, perusahaan dapat melindungi diri dari persaingan dengan perusahaan lain. Ini berfungsi sebagai bentuk pertahanan strategis untuk mempertahankan pangsa pasar dan pelanggan yang sudah ada.

Memanfaatkan Arus Kas Lebih Banyak dari Produk Unggulan pada Pasar yang Berkembang Lambat

Ketika sebuah produk menjadi sumber arus kas yang signifikan, dikenal sebagai “cash cow,” di pasar yang tumbuh dengan lambat, diversifikasi memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memaksimalkan penggunaan surplus arus kas tersebut. Dana yang berlebih dapat diarahkan untuk pengembangan produk baru atau investasi di bidang lain.

Risiko Melakukan Diversifikasi Produk

Ketika melakukan diversifikasi produk, memasuki pasar yang tidak dikenal atau baru membawa risiko yang signifikan bagi sebuah perusahaan.

Risiko ini muncul karena perusahaan harus beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang belum dikenal, memahami kebutuhan pelanggan yang berbeda, dan bersaing dengan pesaing baru. 

Oleh karena itu, keputusan untuk menerapkan strategi diversifikasi sebaiknya didasarkan pada pertimbangan hati-hati. Secara lebih dalamnya, berikut adalah resiko dan tantangan yang harus dihadapi oleh bisnis yang ingin melakukan diversifikasi produk.

Biaya yang Besar

Pengembangan produk baru memerlukan investasi finansial yang signifikan. Biaya ini penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk yang inovatif, upaya pemasaran untuk memperkenalkan produk ke pasar, dan biaya produksi untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang memadai.

Waktu yang Diperlukan untuk Berkembang

Produk baru memerlukan waktu untuk mengalami proses pengembangan, uji coba, dan akhirnya diterima oleh konsumen. Perusahaan harus memiliki kesabaran dan kapabilitas untuk menangani periode waktu ini, yang dapat memerlukan beberapa tahun sebelum produk mencapai tingkat adopsi dan kesuksesan yang diharapkan.

Kemungkinan Gagal

Pengembangan produk baru selalu memiliki risiko kegagalan. Meskipun upaya dilakukan untuk merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, faktor-faktor seperti perubahan tren konsumen, persaingan yang intens, atau kesalahan dalam strategi pemasaran dapat menyebabkan produk tidak mencapai kesuksesan yang diinginkan.

Kompleksitas Manajemen

Diversifikasi produk dapat meningkatkan kompleksitas manajemen perusahaan. Menangani portofolio produk yang lebih luas memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai departemen seperti R&D, pemasaran, dan produksi. Tantangan ini dapat membutuhkan penyesuaian struktural dan manajerial yang dapat mengganggu kelancaran operasional.

Pelatihan Karyawan

Memasuki pasar atau industri yang baru mungkin memerlukan keterampilan dan pengetahuan baru. Pelatihan karyawan untuk memahami dan mengelola produk baru atau memahami pasar yang baru bisa menjadi tugas yang menantang. Kurangnya pemahaman dan keterampilan dapat menghambat kesuksesan diversifikasi.

Risiko Reputasi

Kesalahan dalam pengembangan atau pemasaran produk baru dapat merugikan reputasi perusahaan. Jika produk baru tidak memenuhi harapan atau terjadi masalah, reputasi perusahaan dapat terganggu, mempengaruhi citra merek dan kepercayaan konsumen.

Persaingan yang Intensif

Memasuki pasar baru seringkali berarti menghadapi persaingan yang intensif dengan pesaing lokal maupun global. Persaingan yang kuat dapat menekan harga, mempengaruhi marjin keuntungan, dan membutuhkan upaya ekstra untuk memenangkan pangsa pasar.

Risiko Keuangan

Diversifikasi produk membawa risiko keuangan, terutama jika biaya pengembangan lebih tinggi dari yang diantisipasi atau jika produk baru tidak mencapai tingkat penjualan yang diharapkan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan pada arus kas dan kesehatan keuangan perusahaan.

Bagaimana Mengukur Risiko dan Peluang Diversifikasi Produk?

Ada tiga tes utama yang dapat membantu perusahaan mengukur risiko dan peluang keberhasilan dalam strategi diversifikasi:

Uji Daya Tarik (Attractiveness Test)

Industri atau pasar yang dipilih untuk diversifikasi harus menarik dan memiliki potensi pertumbuhan yang layak. Analisis Lima Kekuatan Porter, yang mencakup kekuatan bersaing dalam industri, dapat memberikan pemahaman mendalam tentang daya tarik suatu industri.

Uji Biaya Masuk (Cost-of-entry Test)

Biaya untuk memasuki industri baru tidak boleh melebihi potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari diversifikasi tersebut. Perusahaan perlu memastikan bahwa investasi awal tidak akan menghabiskan semua laba masa depan.

Uji Lebih Baik (Better-off Test)

Dalam diversifikasi, perusahaan harus mencari sinergi antara unit bisnis yang sudah ada dan yang baru. Adanya sinergi berarti bahwa unit baru harus mendapatkan keunggulan kompetitif dari perusahaan atau sebaliknya, seperti efisiensi operasional, penggunaan sumber daya bersama, atau peningkatan daya saing secara keseluruhan.

Tips Melakukan Diversifikasi Produk

Evaluasi Kemampuan Internal

Sebelum memutuskan produk baru apa yang akan dikembangkan, evaluasilah kemampuan internal perusahaan. Pastikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya, keterampilan, dan teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk baru dengan sukses.

Identifikasi Tren Pasar

Identifikasi tren pasar saat ini dan masa depan untuk memahami arah perubahan dalam perilaku konsumen dan preferensi. Menangkap tren-tren ini dapat membantu perusahaan mengembangkan produk yang relevan dan inovatif.

Bermitra atau Membeli

Pertimbangkan opsi untuk bermitra dengan perusahaan lain atau melakukan akuisisi sebagai bagian dari strategi diversifikasi. Ini dapat memperluas akses ke sumber daya, teknologi, atau pasar yang mungkin sulit diakses secara mandiri.

Uji Pasar Secara Kecil

Sebelum meluncurkan produk baru secara luas, uji produk secara kecil di pasar terbatas. Ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan umpan balik awal dari konsumen dan melakukan penyesuaian jika diperlukan sebelum perluasan ke pasar yang lebih luas.

Fleksibilitas dan Responsif

Pertahankan fleksibilitas dalam rencana diversifikasi. Pasar dan kondisi bisnis dapat berubah, dan perusahaan perlu bersikap responsif terhadap perubahan ini. Beradaptasi dengan cepat dapat menjadi kunci kesuksesan.

Kelola Risiko Secara Proaktif

Pahami risiko-risiko yang terkait dengan diversifikasi dan kelola secara proaktif. Identifikasi skenario terburuk dan buat rencana darurat untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul.

Pelibatan Karyawan

Libatkan karyawan dalam proses diversifikasi. Pekerja yang terlibat secara aktif dapat memberikan wawasan berharga dan mendukung implementasi strategi dengan lebih baik.

Pantau Kinerja Produk Baru

Setelah peluncuran, lakukan pemantauan kinerja produk secara rutin. Tinjau bagaimana produk baru berkinerja di pasar, pelajari umpan balik konsumen, dan identifikasi peluang untuk perbaikan atau perluasan lebih lanjut.

Contoh Perusahaan yang Sukses Melakukan Diversifikasi

Samsung

Samsung, yang awalnya dikenal sebagai perusahaan elektronik, telah berhasil diversifikasi ke berbagai segmen pasar.

Selain memproduksi perangkat elektronik konsumen seperti ponsel, televisi, dan peralatan rumah tangga, Samsung juga aktif di industri semikonduktor, teknologi informasi, konstruksi, asuransi, dan bahkan bidang kesehatan.

Amazon

Amazon, yang awalnya dimulai sebagai toko daring untuk buku, telah mengalami diversifikasi yang signifikan.

Selain menjadi raksasa e-commerce, Amazon juga memasuki industri cloud computing dengan Amazon Web Services (AWS), mendirikan layanan streaming video (Amazon Prime Video), dan bahkan terlibat dalam produksi dan distribusi konten media.

Unilever

Unilever, yang awalnya terkenal dengan produk-produk konsumen seperti sabun dan makanan beku, telah diversifikasi ke berbagai sektor termasuk kecantikan dan perawatan pribadi, makanan dan minuman, serta produk rumah tangga.

Diversifikasi ini memungkinkan Unilever untuk menjadi pemain utama di banyak kategori produk konsumen global.

General Electric (GE)

General Electric sering dibahas ketika membicarakan kisah sukses dalam diversifikasi. GE dimulai sebagai hasil penggabungan dua perusahaan listrik pada tahun 1892 dan kini beroperasi dalam beberapa segmen: Penerbangan, koneksi energi, perawatan kesehatan, pencahayaan, minyak dan gas, tenaga, energi terbarukan, transportasi, dan lainnya.

Walt Disney Company

Walt Disney Company berhasil diversifikasi dari bisnis inti animasinya ke taman hiburan, kapal pesiar, resor, penyiaran TV, hiburan langsung, dan lainnya.

Apple Inc.

Apple, awalnya terkenal dengan produk-produknya seperti Macintosh dan iPod, telah berhasil diversifikasi ke berbagai segmen.

Selain terus mengembangkan lini produk perangkat keras seperti iPhone, iPad, dan MacBook, Apple juga aktif di industri perangkat lunak dengan sistem operasi iOS dan macOS.

Selain itu, mereka terlibat dalam layanan seperti Apple Music, Apple TV+, dan App Store, menciptakan ekosistem yang luas untuk pengguna mereka.

The Coca-Cola Company

Coca-Cola, yang terkenal dengan minuman ringannya, telah berhasil diversifikasi dari minuman bersoda ke berbagai kategori minuman.

Selain produk utamanya seperti Coca-Cola, mereka memiliki portofolio yang mencakup air mineral, minuman energi, teh, kopi, dan produk-produk minuman fungsional.

Toyota

Toyota, yang terkenal sebagai produsen mobil, telah berhasil melakukan diversifikasi ke berbagai segmen industri.

Selain mobil, Toyota terlibat dalam manufaktur dan penjualan truk, mesin, dan komponen otomotif. Mereka juga aktif di sektor teknologi dengan penelitian dan pengembangan kendaraan listrik dan teknologi otomotif terbaru.

Gunakan Layanan Outsourcing

Outsourcing dapat menjadi solusi bagi perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi produk. Outsourcing dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk baru, tanpa harus menambah jumlah karyawan tetap.

Selain itu, perusahaan outsourcing profesional yang memiliki rekruter terbaik tidak hanya memastikan bahwa Anda akan mendapatkan pekerja tepat waktu, namun juga berkualitas.

MyRobin merupakan perusahaan outsourcing end-to-end on-demand yang menawarkan fleksibilitas yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda.

MyRobin tidak hanya merekrut tenaga kerja profesional, namun juga mengelolanya dalam siklus end-to-end, seperti absensi, payroll, hingga manajemen kontrak, sehingga Anda dapat mengalihkan fokus dan sumber daya tersebut ke dalam aspek inti bisnis, seperti misalnya riset dan pengembangan produk-produk baru. Jangan ragu untuk mengkonsultasikan kebutuhan pekerja Anda disini!

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian