Search
Close this search box.

Metode Cost to Duplicate dalam Menilai Startup

Metode Cost to Duplicate dalam Menilai Startup

Beberapa tahun belakangan, startup telah menjadi tulang punggung inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, mengetahui nilai sebenarnya dari sebuah startup adalah tantangan yang sering kali membingungkan investor dan pemangku kepentingan lainnya. 

Saat berhadapan dengan startup yang inovatif dan dinamis, kita perlu memahami cara mengukur nilai sebenarnya yang ada di balik layar. Salah satu metode penilaian yang dapat membantu kita dalam hal ini adalah metode Cost to Duplicate. Apa itu metode cost to duplicate? Yuk, simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Metode Cost to Duplicate?

Metode Cost to Duplicate adalah pendekatan yang mempertimbangkan biaya dan pengeluaran yang telah dikeluarkan untuk membangun sebuah startup. Dalam kata lain, metode ini mengukur berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk menciptakan ulang startup tersebut dari awal, mirip dengan apa yang telah ada. 

Metode ini memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah bahwa metode ini tidak mempertimbangkan potensi pendapatan di masa depan. Meskipun metode ini memberikan pandangan yang penting tentang biaya dan aset, Anda juga perlu memadukannya dengan metode penilaian lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang potensi dan nilai sebenarnya dari sebuah startup.

Masih bingung mengenai metode ini? Jika Anda baru ingin memulai bisnis startup, hal ini merupakan hal yang perlu untuk diketahui. Namun, sebelumnya, Anda perlu memiliki pemahaman mengenai valuasi startup dan valuasi saham yang ada di startup. Ini karena metode cost to duplicate adalah salah satu perhitungan valuasi pada startup.

Apa Itu Nilai Valuasi?

Nilai valuasi perusahaan adalah pedoman yang krusial dalam berbagai situasi bisnis. Pertama-tama, valuasi membantu perusahaan memahami nilai intrinsik mereka. Mengetahui nilai valuasi akan sangat berguna bagi perusahaan yang sedang mencari sumber pendanaan eksternal atau sedang dalam proses akuisisi atau merger. 

Investor, baik yang mewakili lembaga besar atau individu, juga sangat bergantung pada penilaian ini ketika mereka ingin membeli saham atau surat berharga perusahaan tertentu.

Berbagai Metode Penilaian

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai nilai perusahaan.

  1. Metode Perbandingan Pasar: Metode ini melibatkan perbandingan nilai perusahaan dengan perusahaan serupa di pasar yang sama. Metode ini berguna jika ada perusahaan sejenis yang telah melalui proses penilaian yang serupa.
  2. Metode Diskon Arus Kas: Metode ini menghitung nilai saat ini dari semua arus kas yang diharapkan akan diterima oleh perusahaan di masa depan. Metode ini bergantung pada proyeksi pendapatan dan pengeluaran yang cermat.
  3. Metode Cost-to-Duplicate: Metode ini fokus pada perhitungan biaya yang diperlukan untuk membangun kembali perusahaan dari awal, mirip dengan yang telah ada. Prinsipnya adalah bahwa investor cerdas tidak akan membayar lebih dari biaya untuk menciptakan ulang perusahaan tersebut.
  4. Penilaian Berdasarkan Nilai Aset: Nilai perusahaan juga dapat ditentukan berdasarkan total nilai aset yang dimilikinya.

Apa Itu Valuasi pada Startup?

Penilaian nilai sebuah startup adalah proses untuk menentukan berapa sebenarnya nilai ekonominya berdasarkan beberapa faktor dan metode tertentu. Hal ini dilakukan terutama ketika perusahaan rintisan ini memiliki pendapatan yang terbatas atau bahkan belum menghasilkan pendapatan sama sekali. 

Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi ekspektasi pelanggan dan investor, mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, serta menggunakan modal tambahan untuk berkembang.

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penilaian nilai sebuah startup, di antaranya adalah:

Keadaan Pasar

Keadaan pasar merupakan faktor pertama yang berpengaruh besar terhadap penilaian nilai startup. Hal ini mencakup seberapa besar pasar potensial untuk produk atau layanan yang ditawarkan oleh startup dan tingkat persaingan dalam industri terkait. 

Jika pasar potensial besar dan permintaan tinggi terhadap produk atau layanan tersebut, maka valuasi startup dapat meningkat secara signifikan. Pertumbuhan pasar yang kuat juga dapat memberikan dampak positif pada valuasi.

Track Record Founder/CEO

Rekam jejak pendiri juga memiliki peran yang signifikan dalam penilaian. Pengalaman pendiri dalam industri terkait dan sejarah kesuksesan sebelumnya dapat meningkatkan kepercayaan investor. Rekam jejak yang positif dapat berdampak positif pada valuasi karena investor cenderung memiliki keyakinan bahwa pendiri memiliki pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis dengan sukses.

Kesesuaian Produk yang Dijual dengan Kebutuhan Pasar

Startup yang mampu menawarkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasar memiliki valuasi yang lebih tinggi. Ini karena kemampuan startup untuk mengatasi kebutuhan yang belum terpenuhi di pasar dan memberikan solusi inovatif dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Pemilihan Industri

Pilihan industri juga dapat mempengaruhi valuasi startup. Beberapa industri dianggap lebih menarik bagi investor daripada yang lain. Industri dengan pertumbuhan yang tinggi, seperti teknologi, kesehatan, atau energi terbarukan, sering kali memiliki valuasi yang lebih tinggi karena potensi keuntungannya cenderung besar.

Kondisi Keuangan Bisnis

Kondisi keuangan bisnis startup adalah faktor penentu yang tidak bisa diabaikan dalam penilaian nilai. Faktor-faktor seperti pendapatan, arus kas, profitabilitas, dan kemampuan bisnis untuk menghasilkan keuntungan di masa depan akan mempengaruhi valuasi. Bisnis dengan pertumbuhan yang stabil dan arus kas positif cenderung memiliki valuasi yang lebih tinggi.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, pemilik startup dan investor dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang nilai sebenarnya dari perusahaan rintisan tersebut. Pemahaman ini dapat membantu membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan strategi pertumbuhan yang lebih terinformasi dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat.

Metode Valuasi Startup

Untuk menghitung valuasi startup, terdapat beberapa metode yang digunakan. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahuinya.

Metode Berkus

Metode Berkus adalah salah satu metode penilaian yang paling banyak digunakan dalam ekosistem startup. Metode ini tidak hanya mengandalkan angka dan data finansial semata, melainkan juga mempertimbangkan sejumlah faktor kualitatif. Beberapa faktor tersebut antara lain:

  • Ide: Seberapa menarik dan inovatif ide startup tersebut?
  • Prototipe: Apakah ada prototipe yang sudah dibuat, dan sejauh mana risiko yang terkait dengannya?
  • Kualitas Manajemen: Seberapa kompeten dan berpengalaman tim manajemen startup?
  • Networking: Bagaimana hubungan dan jaringan bisnis startup di dalam industri?
  • Risiko Pasar: Sejauh mana risiko pasar yang dihadapi oleh startup?

Namun, penting untuk diingat bahwa metode berkus memiliki batasan. Metode ini lebih cocok untuk startup yang masih baru merintis dan belum memiliki data keuangan yang kuat. Selain itu, metode ini memiliki bias yang cukup tinggi, sehingga hasil penilaiannya perlu dicermati secara kritis.

Metode Berkus memprioritaskan pengurangan risiko sebagai fokus utama. Ini memungkinkan investor untuk lebih jelas melihat potensi keuntungan dari investasi mereka dalam startup.

Meskipun metode ini memiliki batasan, terutama dalam konteks startup yang lebih matang, namun metode berkus tetap menjadi alat yang berharga dalam penilaian nilai dan pertimbangan investasi dalam dunia startup yang penuh inovasi. 

Dengan memahami cara kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian dalam metode ini, kita dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Metode Cost-to-Duplicate

Di awal sudah dijelaskan sekilas mengenai metode ini. Ini adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menghitung nilai sebuah startup dengan mengasumsikan bahwa Anda ingin membuat perusahaan serupa dari awal. 

Dengan kata lain, metode ini fokus pada aset fisik dan biaya yang diperlukan untuk menciptakan ulang perusahaan persis seperti yang ada saat ini. Ide di balik metode ini adalah bahwa seorang investor cerdas tidak akan menawarkan lebih banyak uang daripada yang diperlukan untuk secara fisik menduplikasi usaha tersebut.

Metode ini memerlukan perhitungan biaya yang berkaitan dengan berbagai aspek perusahaan, termasuk biaya riset, hak paten, pengembangan prototipe, dan berbagai pengeluaran terverifikasi lainnya. Inilah yang membuat metode cost to duplicate cukup akurat dalam mengukur berapa banyak yang harus dikeluarkan untuk membangun kembali perusahaan dari awal.

Kelebihan Metode Cost-to-Duplicate

Salah satu kelebihan utama dari metode ini adalah ketepatannya dalam menghitung nilai berdasarkan data riwayat pengeluaran yang sudah ada. Metode ini juga dapat digunakan untuk perusahaan dengan aset fisik yang berharga, seperti peralatan atau fasilitas fisik.

Kekurangan Metode Cost-to-Duplicate

Namun, metode Cost-to-Duplicate memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah bahwa metode ini hanya mempertimbangkan aset fisik dan biaya yang terkait dengannya. Ini berarti bahwa aset non-fisik seperti nilai merek atau keunggulan kompetitif sulit untuk dihitung menggunakan metode ini.

Selain itu, metode ini juga tidak mempertimbangkan potensi keuntungan di masa depan. Ini berarti bahwa, meskipun Anda dapat mengetahui berapa banyak yang dibutuhkan untuk menduplikasi bisnis saat ini, Anda tidak dapat memprediksi seberapa sukses bisnis tersebut di masa depan.

Metode Cost-to-Duplicate adalah salah satu alat berharga dalam penilaian startup, terutama jika ada banyak aset fisik yang terlibat. Namun, penting untuk diingat bahwa metode ini harus digunakan bersama dengan metode lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang nilai sebenarnya dari sebuah startup. 

Dengan memahami cara kerja metode ini serta kelebihan dan kekurangannya, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dalam dunia startup yang dinamis.

Discounted Cash Flow Method

Metode Aliran Kas Diskonto atau discounted cash flow method adalah pendekatan yang digunakan untuk menilai nilai perusahaan berdasarkan perkiraan arus kas masa depan dengan memperhitungkan faktor waktu. Metode ini memungkinkan kita untuk menghitung potensi keuntungan dan kerugian yang mungkin diperoleh oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Salah satu keunggulan utama dari metode ini adalah kemampuannya untuk mempertimbangkan depresiasi dari waktu ke waktu dalam aset perusahaan, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai sebenarnya. DCF seringkali digunakan oleh perusahaan startup yang telah mencapai stabilitas dan menguasai pasar mereka. Metode ini juga sering digunakan oleh perusahaan startup yang sedang bersiap untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).

Metode DCF bekerja dengan mengidentifikasi dan memperkirakan arus kas yang diharapkan akan diterima oleh perusahaan selama periode waktu tertentu di masa depan. Ini dapat mencakup pendapatan dari penjualan, pengeluaran operasional, investasi, dan lainnya. Setelah arus kas masa depan diestimasi, mereka kemudian “diskonto” atau dikurangkan ke nilai sekarang menggunakan tingkat diskonto yang sesuai.

Tingkat diskonto ini biasanya mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atau tingkat bunga yang relevan dalam konteks perusahaan tersebut. Hasil dari perhitungan ini adalah nilai sekarang bersih (Net Present Value/NPV), yang menggambarkan nilai perusahaan pada saat ini berdasarkan arus kas yang diharapkan.

Metode Scorecard Valuation

Metode Penilaian Scorecard adalah pendekatan yang mengukur nilai sebuah startup dengan mempertimbangkan beberapa variabel penilaian yang relatif sederhana. Setiap variabel diberi bobot tertentu untuk menunjukkan tingkat kepentingan dan signifikansinya dalam perkembangan startup. 

Hasil penilaian berdasarkan variabel ini kemudian akan dibandingkan dengan valuasi rata-rata pada tahap awal startup. Di mana Metode Berkus menggunakan nilai dalam dolar Amerika Serikat, metode scorecard valuation ini menggunakan persentase untuk menghitung valuasi startup.

Metode ini digunakan dengan membandingkan startup dengan rata-rata nilai “pre-cash” dari startup lain dalam sektor yang sama. Poin bagusnya adalah metode ini memberikan fleksibilitas kepada startup untuk menghitung nilai mereka menggunakan rentang persentase. Dengan demikian, startup dapat memberikan bobot yang lebih besar pada aset yang dianggap lebih penting dalam pertumbuhan mereka.

Metode Modal Ventura (Venture Capital)

Metode Modal Ventura adalah panduan yang digunakan oleh angel investor atau perusahaan modal ventura untuk menentukan investasi yang akan diberikan kepada sebuah startup. Metode ini berfokus pada tingkat pengembalian investasi (return on investment atau ROI) yang dapat diperoleh dari investasi di startup tersebut.

Sebagai contoh, angel investor dan VC seringkali merancang panduan seperti berikut:

  • Pengembangan awal dengan valuasi berkisar Rp3,5 miliar – Rp7 miliar.
  • Tahap awal bisnis dengan valuasi Rp8 miliar – Rp14 miliar.
  • Tim yang berpengalaman memiliki valuasi berkisar Rp15 miliar – Rp30 miliar.
  • Sudah memiliki prototipe produk dengan valuasi berkisar Rp30 miliar – Rp60 miliar.
  • Mulai merilis produk dan menjalin kerjasama dengan pengguna dengan valuasi lebih dari Rp60 miliar.

Ini adalah beberapa panduan umum yang digunakan untuk menilai nilai sebuah startup. Namun, perhitungan valuasi sebenarnya dapat jauh lebih kompleks dan melibatkan berbagai variabel. Metode ini berfokus pada pengembalian investasi (ROI) yang diharapkan dari investasi tersebut, dengan rumus sebagai berikut:

ROI = Nilai terminal (atau harvest) : valuasi post-cash

Bagaimana Cara Menghitung Valuasi Startup dengan Metode Cost to Duplicate?

Metode ini fokus pada aset fisik dan biaya yang diperlukan untuk menciptakan ulang perusahaan persis seperti yang ada saat ini. Nah, Anda dapat mengikuti beberapa langkah berikut ini untuk menghitung valuasi startup dengan metode ini.

Hitung Biaya Pengembangan Bisnis dari Awal

Pertama, Anda perlu mengidentifikasi dan menghitung secara teliti semua biaya yang terkait dengan memulai bisnis dari awal. Perhitungan ini termasuk dengan biaya pembelian aset, biaya pengembangan produk atau layanan, biaya riset dan pengembangan, serta biaya operasional lainnya yang diperlukan untuk membangun bisnis baru.

Kalkulasikan Biaya Riset, Hak Paten, dan Pengembangan Prototipe

Langkah berikutnya adalah mengkalkulasikan biaya khusus seperti biaya riset, pengajuan hak paten, dan pengembangan prototipe. Kalkulasi ini mencakup semua pengeluaran yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengembangkan ide, produk, atau layanan mereka.

Perhitungan Berdasarkan Data Riwayat Pengeluaran 

Pastikan bahwa semua perhitungan didasarkan pada data riwayat pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Anda harus memiliki catatan yang akurat dan terverifikasi tentang semua pengeluaran yang telah dikeluarkan oleh perusahaan selama proses pengembangan dan pertumbuhan.

Fleksibilitas dengan Rentang Persentase

Metode Cost-to-Duplicate memberikan fleksibilitas kepada startup untuk menghitung nilai mereka dengan menggunakan rentang persentase yang relevan dengan aset dan pengeluaran mereka. Dalam hal ini, Anda dapat menentukan berapa persentase biaya yang akan dihitung sebagai bagian dari valuasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara teliti, Anda dapat menghitung valuasi startup Anda dengan Metode Cost-to-Duplicate dengan lebih akurat. Metode ini dapat membantu Anda memahami berapa biaya yang diperlukan untuk menciptakan bisnis serupa dari awal, meskipun Anda juga harus mempertimbangkan bahwa metode ini memiliki beberapa keterbatasan, terutama dalam memprediksi potensi keuntungan di masa depan. 

Oleh karena itu, sebaiknya metode ini digunakan bersamaan dengan metode penilaian lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan akurat tentang nilai sebenarnya dari startup Anda.

Valuasi Startup VS Valuasi Saham

Saham tentu istilah yang sangat melekat dengan startup. Namun, tahukah Anda bahwa valuasi startup berbeda dengan valuasi saham? Hal ini sangat penting untuk Anda perhatikan sebagai seorang pebisnis dan pemilik startup. 

Lalu, apa yang dimaksud dengan valuasi saham? Berbeda dengan valuasi startup yang menitikberatkan pada kondisi internal perusahaan, valuasi saham adalah proses penilaian harga saham suatu perusahaan. 

Tujuan utamanya adalah untuk menentukan nilai intrinsik atau nilai wajar dari saham tersebut. Nilai intrinsik mengacu pada nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan, yang didasarkan pada kinerja keuangan saat ini dan prospek masa depan perusahaan. 

Selain itu, valuasi juga mempertimbangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti kondisi pasar dan faktor-faktor ekonomi. Valuasi saham penting karena membantu investor memahami apakah saham suatu perusahaan saat ini diperdagangkan dengan harga yang masuk akal berdasarkan kinerja dan prospek perusahaan. 

Dengan menilai apakah saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai wajar, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Valuasi saham juga membantu menghindari pembelian saham dengan harga terlalu tinggi, yang dapat berdampak negatif pada hasil investasi.

Rasio Menghitung Valuasi Saham

Beberapa cara dalam menghitung valuasi saham dalam sebuah perusahaan adalah: 

1. PER (Price Earnings Ratio)

PER, atau Rasio Harga terhadap Laba, digunakan untuk membandingkan harga saham suatu perusahaan dengan laba yang dihasilkan per saham. Rasio ini dapat membantu investor menilai apakah suatu saham terlalu mahal atau terlalu murah dibandingkan dengan saham dari perusahaan sejenis. 

Rumus = Harga saham : Laba per saham (EPS).

2. EPS (Earning Per Share)

EPS, atau Laba Per Saham, mengukur laba bersih perusahaan yang dibagi oleh jumlah lembar saham yang beredar. Kenaikan nilai EPS menunjukkan pertumbuhan perusahaan yang sehat. Rumus =  Laba Bersih : Jumlah Lembar Saham.

3. ROE (Return on Equity)

ROE, atau Tingkat Pengembalian Ekuitas, adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang ditanamkan oleh pemegang saham. Ini dinyatakan dalam persentase dan dihitung dengan rumus berikut.

Rumus =  Laba Bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham.

4. PBV (Price to Book Value)

PBV, atau Rasio Harga terhadap Nilai Buku, mengukur berapa kali nilai pasar saham lebih tinggi daripada nilai buku perusahaan. Ini membantu investor mencari saham yang mungkin dihargai terlalu rendah atau undervalued.

 Rumus = Harga Saham : Nilai Buku per Saham.

5. DER (Debt to Equity Ratio)

DER, atau Rasio Utang terhadap Ekuitas, membantu investor melihat seberapa besar utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya. Ini penting karena utang bisa menjadi faktor risiko. 

Rumus = Total Utang : Total Ekuitas.

6. EV/EBITDA

EV/EBITDA adalah rasio yang mengukur seberapa mahal perusahaan diperdagangkan berdasarkan nilai entitas (Enterprise Value) dibandingkan dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA). 

Rumus EV = Kapitalisasi Pasar + Total Utang – Kas dan Setara Kas

Rumus EBITDA = Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi.

7. PEG (Price/Earnings to Growth)

PEG, atau Rasio Harga terhadap Pertumbuhan Laba, digunakan untuk menilai apakah harga saham sebanding dengan potensi pertumbuhan laba perusahaan di masa depan. 

Rumusnya = Harga Saat Ini : Laba per Saham dan Pertumbuhan Laba (biasanya dihitung dalam beberapa tahun ke depan).

Dengan memahami dan menggunakan rasio-rasio ini, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan informatif. Namun, penting untuk diingat bahwa rasio-rasio ini harus dianalisis dalam konteks kinerja dan prospek keseluruhan perusahaan serta dalam perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama.

Tidak hanya valuasi startup, Anda juga penting untuk mengetahui valuasi saham dalam perusahaan Anda. Dengan begitu, Anda dapat menjalin kerja sama yang baik dengan investor dan bisa meyakinkan investor untuk melakukan pendanaan pada bisnis Anda.

Mengetahui mengenai valuasi startup dan valuasi saham adalah hal yang penting bagi pebisnis. Terdapat beberapa metode yang dapat Anda gunakan dalam menghitung valuasi startup.

Gunakan Outsourcing untuk Meningkatkan Valuasi Startup

Outsourcing dapat menjadi salah satu strategi yang efektif bagi startup dalam upaya mereka untuk meningkatkan valuasi dan ekspansi bisnis mereka. Dengan mengalihdayakan tugas-tugas tertentu, startup dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih efisien, yang dapat membantu dalam mengembangkan bisnis dan mencapai pertumbuhan yang stabil.

Sebagai contoh, dengan mengoutsourcing tugas-tugas administratif atau operasional, startup dapat fokus pada pengembangan produk, ekspansi ke pasar baru, atau meningkatkan layanan kepada pelanggan, semua faktor yang dapat berkontribusi pada peningkatan valuasi startup. Oleh karena itu, outsourcing adalah salah satu strategi yang harus dipertimbangkan oleh startup yang ingin mencapai pertumbuhan dan valuasi yang lebih baik.

MyRobin dapat membantu startup Anda berkembang dengan menyediakan layanan outsourcing hingga BPO on-demand 24 jam dengan dukungan teknologi digital. Hubungi kami sekarang!

Anda dapat mengetahui banyak hal lainnya mengenai dunia startup, bisnis, peluang usaha, dan karir dengan bacaan dari blog MyRobin. Temukan informasi bermanfaat untuk bisnis Anda!

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian

id_IDID