Search
Close this search box.

Pahami Metode Lean Startup untuk Kesuksesan Perusahaan Rintisan Anda

Metode Lean Startup

Jika kamu berkeinginan membangun startup, metode Lean dapat menjadi jalan yang tepat. Proses membangun startup hingga berhasil bukan perkara mudah. Terutama di awal, sumber daya seringkali terbatas, mulai dari modal hingga tenaga kerja.

Metode Lean Startup adalah pendekatan untuk mengembangkan bisnis dan produk dengan tujuan mempersingkat siklus pengembangan produk dan dengan cepat mengetahui apakah model bisnis yang diusulkan memungkinkan. 

Metode ini mengajarkan cara mengarahkan bisnis baru, kapan harus berubah arah, dan kapan harus bertahan serta membesarkan bisnis dengan percepatan maksimum. Ingin lebih tahu banyak tentang lean startup? Pada artikel ini, Anda akan mengetahui lebih banyak mengenai lean startup dan metodenya.

Apa yang Dimaksud dengan Lean Startup?

Lean Startup merupakan metode yang bertujuan untuk mengembangkan produk dan bisnis dengan cepat. Cara kerjanya adalah dengan fokus pada pengembangan produk sekaligus mendapatkan masukan dari pelanggan.

Contohnya, kamu bisa merilis contoh produk kepada pelanggan dan meminta pendapat mereka. Jika produk tidak memenuhi harapan pelanggan, kamu bisa segera mengetahuinya.

Keuntungannya adalah mempercepat pengembangan produk dan tahu kapan perlu bertahan atau mengubah arah.

Biasanya, startup dimulai dari ide produk yang diduga diinginkan pelanggan. Namun, tanpa umpan balik pelanggan, produk bisa berakhir dengan kegagalan di pasaran.

Metode Lean Startup mengajarkan untuk menghindari kesalahan ini dengan merilis produk awal kepada pelanggan. Jika tanggapan tidak positif, kamu bisa cepat beradaptasi atau melakukan perubahan.

Metodologi Lean Startup

Metode Lean Startup memberikan cara  untuk menciptakan dan mengelola bisnis baru serta membawa produk yang diinginkan pelanggan lebih cepat. Metode ini mengajarkan cara mengarahkan bisnis baru, kapan harus berubah arah, dan kapan harus terus maju untuk pertumbuhan yang cepat. Sederhananya, ini adalah cara yang berprinsip untuk mengembangkan produk baru.

Banyak bisnis baru mulai dengan ide produk yang mereka pikir akan diminati oleh pelanggan. Mereka kemudian menghabiskan waktu lama untuk menyempurnakan produk tersebut tanpa pernah menunjukkannya kepada pelanggan potensial. Saat produk jadi dan pelanggan tidak menunjukkan minat, bisnis ini sering gagal.

Mengatasi Ketidakpastian

Kurangnya proses manajemen khusus sering membuat bisnis baru gagal. Para pebisnis sering sekali melewatkan proses ini. Mereka mengambil pendekatan “lakukan saja” yang tidak terencana dan tidak memiliki manajemen khusus. Tetapi dengan metode Lean Startup, bisnis bisa menguji ide secara terus-menerus dan menciptakan keteraturan. Jadi, bukan hanya tentang menghemat uang, namun juga membuat proses untuk mengembangkan produk.

Bekerja Cerdas, Bukan Keras

Metode Lean Startup menganggap setiap bisnis baru adalah eksperimen untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaannya bukan “Bisakah produk ini dibuat?” Pertanyaannya adalah “Apakah produk ini diperlukan?” dan “Bisakah kita membangun bisnis berkelanjutan dengan produk ini?” 

Jika eksperimen berhasil, bisnis bisa mulai menarik pelanggan dan mengembangkan produk. Produk ini sudah memiliki pelanggan dan solusi nyata.

Mempelajari Kapan Harus Berubah

Metode Lean Startup memiliki langkah-langkah berulang untuk mengukur produk dasar yang dibuat. Setelah mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan, bisnis membuat produk dasar untuk memulai proses penyempurnaan. 

Setelah itu, bisnis bekerja untuk memperbaiki produk berdasarkan pengukuran dan pembelajaran. Jika perubahan yang diperlukan tidak terjadi, saatnya untuk berubah atau menguji ide baru.

Proses Belajar yang Teruji

Kemajuan dalam bisnis diukur dengan proses belajar yang teruji – metode yang ketat untuk menunjukkan perkembangan dalam ketidakpastian. Dengan fokus pada produk yang diinginkan pelanggan, bisnis bisa mengubah rencana dengan cepat.

Apa Saja Prinsip Lean Startup?

Sebelum Anda terjun ke dalam pemahaman tentang bagaimana proses lean startup bekerja, mari mengulas terlebih dahulu lima prinsip inti yang diaplikasikan dalam metode lean ini:

Para Pengusaha Ada di Mana-mana

Cerita-cerita sukses seperti Steve Jobs, Larry Page, dan Sergey Brin dari Google menjadi bukti konkret bahwa semangat pengusaha dapat ditemukan di berbagai latar belakang. Namun, patut dicatat bahwa cerita-cerita tersebut tidak selalu relevan bagi semua pengusaha, bahkan tidak semua startup bermula sebagai inisiatif teknologi yang baru. 

Sifat pengusaha tidak terbatas pada jenis bisnis tertentu. Prinsip ini ditegaskan oleh pandangan Lean Startup yang mengakui bahwa setiap individu yang memiliki bisnis, tidak peduli bidangnya apa, dapat dianggap sebagai pengusaha. Dalam perspektif ini, baik seorang musisi, akuntan, pengembang perangkat lunak, atau pemilik bisnis e-commerce, semuanya memiliki semangat pengusaha. 

Oleh karena itu, prinsip utama yang mendasari Lean Startup adalah pengakuan terhadap kenyataan bahwa semangat pengusaha dapat tumbuh dan berkembang di berbagai ranah usaha.

Kewirausahaan adalah Manajemen

Sebuah startup tidak sekadar terbatas pada produk atau layanan yang disediakan. Sebaliknya, itu adalah entitas yang diatur sedemikian rupa untuk memiliki model bisnis yang mampu tumbuh dan meraih kesuksesan jangka panjang di tengah persaingan pasar. 

Oleh karena itu, dalam mengelola startup, diperlukan pendekatan manajemen yang spesifik dan cocok dengan tujuan tersebut. Dalam hal ini, kemampuan untuk beradaptasi dengan eksperimen dan fleksibilitas dalam mengubah arah bisnis menjadi hal yang sangat penting. 

Para pemimpin startup perlu memiliki kesiapan untuk melakukan perubahan strategi dan taktik ketika situasi membutuhkannya, demi menghadapi perubahan pasar dan pergeseran permintaan pelanggan dengan lebih efektif.

Pembelajaran yang Divalidasi

Kebermaknaan dari sebuah startup tidak semata-mata terbatas pada proses pengembangan produk atau sekadar memenuhi kepentingan pelanggan. Lebih dari itu, startup memiliki potensi untuk mendukung para pengusaha dalam membangun bisnis yang tidak hanya sukses, tetapi juga mampu bertahan dalam jangka panjang. Sayangnya, tidak sedikit pengusaha yang tidak mengenali pentingnya aspek ini.

Dalam konteks ini, diperlukan pemahaman tentang beberapa metrik pembelajaran yang telah tervalidasi:

Aksi (Actionable)

Metrik harus mampu menunjukkan bahwa hubungan sebab-akibat adalah nyata, bukan sekadar kebetulan, dan bisa direplikasi kembali dalam berbagai situasi.

Akses (Accessible)

Metrik tersebut harus mudah dibaca dan dimengerti oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam interpretasi data.

 Audit (Auditable)

Data yang digunakan sebagai metrik harus bisa diverifikasi dan memiliki kredibilitas. Dengan demikian, startup dapat menguji coba hipotesis bisnis yang mendasar dan merasa percaya diri dengan hasil yang diperoleh.

Melalui penggunaan metrik yang memenuhi prinsip-prinsip tersebut, startup dapat melakukan evaluasi yang lebih mendalam dan berbasis bukti, serta merespons perubahan pasar dengan lebih efektif dan percaya diri.

Akuntansi Inovasi

Prinsip ini melibatkan upaya pengukuran perkembangan, penetapan tonggak pencapaian yang signifikan, serta memberi prioritas pada tugas-tugas yang perlu dilakukan untuk memastikan agar arah pergerakan startup tetap pada jalur yang benar.

Dalam mengimplementasikan prinsip ini, startup dapat memanfaatkan tiga dasbor yang dirancang dengan jelas untuk melacak perkembangan, yaitu:

Dasbor Pertama: Menampilkan data yang fokus pada pelanggan, termasuk persentase ulasan yang positif dan negatif dari pelanggan, jumlah pelanggan yang melakukan kontak dengan perusahaan dalam jangka waktu tertentu, serta berbagai informasi lain yang berkaitan dengan interaksi pelanggan.

Dasbor Kedua: Berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi apakah produk yang dihadirkan memiliki potensi pertumbuhan yang berkelanjutan dan apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada.

Dasbor Ketiga: Melibatkan penentuan nilai sekarang bersih (NPV) dari produk dan layanan yang ditawarkan oleh startup. Ini menjadi pilar dalam menilai kelayakan ekonomi dan nilai jangka panjang yang dapat dihasilkan oleh produk atau layanan tersebut.

Melalui penggunaan tiga dasbor ini, startup memiliki cara yang lebih efektif dalam memantau perkembangan, mengukur kinerja, serta membuat keputusan yang didasarkan pada data yang terukur secara konkret. Hal ini memungkinkan startup untuk merencanakan langkah-langkah yang lebih baik dan mengoptimalkan peluang pertumbuhan dalam lingkungan yang kompetitif.

Bangun-Ukur-Pelajari

Salah satu prinsip inti yang melekat dalam metodologi Lean Startup adalah siklus “bangun-ukur-pelajari,” yang mengintegrasikan berbagai prinsip lainnya. Dalam tahap ini, startup pertama kali mengenali tantangan yang perlu dipecahkan dan menciptakan produk dasar yang dapat diujicobakan.

Setelah itu, tim manajemen perusahaan menumpukan perhatian pada proses pembelajaran sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat-singkatnya. 

Mereka melakukan ini melalui pengukuran metrik yang relevan, meminta masukan dari pelanggan, melakukan eksperimen, dan melakukan perubahan terhadap produk atau model bisnis sesuai dengan kebutuhan yang muncul.

Dengan pendekatan ini, para pengusaha memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan merespons perubahan di pasar dengan cara yang efisien dan efektif.

Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, para pengusaha memiliki panduan yang kuat dalam mengembangkan produk dan bisnis yang efisien, fleksibel, dan berorientasi pada pembelajaran yang berkelanjutan.

Apa yang Membuat Lean Startup Lebih Baik dari Startup Lainnya?

Metode Lean Startup adalah pendekatan yang populer dalam mengembangkan produk baru dengan fokus pada eksperimen, tanggapan pelanggan, dan pembelajaran yang teruji. Ada beberapa alasan mengapa metode ini dianggap lebih baik:

Lebih Cepat Menjangkau Pasar

Metode Lean Startup menitikberatkan pada pembuatan produk minimum yang cukup baik (Minimum Viable Product/MVP) dan segera memperkenalkannya ke pasar. Ini memungkinkan startup untuk menguji asumsi mereka dan menerima umpan balik dari pelanggan pada tahap awal, yang membantu mereka untuk memperbaiki dan mengembangkan produk lebih cepat.

Mengurangi Risiko

Dengan menguji asumsi dan memvalidasi ide melalui eksperimen dan umpan balik pelanggan, startup dapat mengurangi risiko membangun produk yang tidak diminati pasar. Ini membantu mereka menghindari pemborosan waktu dan sumber daya untuk produk yang mungkin tidak berhasil di pasaran.

Efisien dalam Biaya Pengembangan

Metode Lean Startup menekankan pada penggunaan sumber daya yang optimal dan minimal. Ini membantu startup menghemat biaya dan mencegah pemborosan sumber daya pada fitur dan solusi yang tidak diinginkan oleh pelanggan.

Fleksibilitas yang Lebih Baik

Metode Lean Startup memprioritaskan pendekatan yang lebih berfokus pada kebutuhan pelanggan. Hal ini membantu startup menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan kondisi pasar.

Secara keseluruhan, metodologi Lean Startup memberikan pendekatan yang terarah dalam pengembangan produk baru yang dapat membantu startup menciptakan dan mengelola produk dengan lebih efisien dan efektif, dengan risiko yang lebih rendah dan fleksibilitas yang lebih tinggi.

4 Tahapan Utama dalam Model Lean Startup

Pendekatan Lean Startup sangat berpengaruh dalam seluruh siklus pengembangan produk dan pengembangan bisnis bagi sebuah startup.

Model Bisnis Canvas

Bayangkanlah situasinya seperti menggambarkan 9 elemen dasarnya secara visual yang digunakan untuk menciptakan atau mengubah rancangan bisnis.

Di tahap ini, langkah Anda adalah mengurai elemen-elemen tersebut, mempertimbangkan bagaimana masing-masing elemen saling terhubung dengan konsep bisnis, dan selanjutnya mengembangkan asumsi-asumsi yang terkait. 

Kesembilan elemen ini mencakup segmen pelanggan, proposisi nilai, aliran pendapatan, saluran distribusi, hubungan pelanggan, kegiatan kunci, sumber daya kunci, mitra kunci, dan struktur biaya.

Merumuskan Hipotesis

Langkah berikutnya adalah mengembangkan dan mengkategorikan beberapa hipotesis menjadi tiga kategori: daya tarik, kelangsungan, dan kelayakan. Ini akan menjadi penilaian atas kekuatan hipotesis-hipotesis kita. Yang paling utama adalah daya tarik dari gagasan bisnis kita. 

Produk Minimum yang Dapat Diuji

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menciptakan versi dasar produk yang berfungsi atau versi yang mencakup fitur baru. Hal ini memungkinkan kita untuk segera memasuki pasar dan mulai mengumpulkan tanggapan dan data dari pelanggan. Meskipun kita mungkin memiliki banyak fitur dalam pikiran,

Produk minimum yang dapat diuji akan menyaring semuanya menjadi dua pertanyaan inti: Apa nilai inti yang kami tawarkan kepada pelanggan kami, dan apa yang minimal harus kami lakukan untuk menyampaikan nilai tersebut?

Proses Pembelajaran

Setelah produk minimum yang dapat diuji diluncurkan, kita dapat mulai mengumpulkan tanggapan dari pelanggan melalui survei dan kelompok fokus, serta menganalisis metrik-metrik yang mengikuti prinsip tiga A (Actionable, Accessible, Auditable).

Itulah beberapa informasi mengenai Lean Startup yang dapat Anda ketahui. Baca lebih banyak artikel mengenai dunia startup, bisnis, karir dan HR di MyRobin. Semakin banyak hal yang Anda ketahui dalam dunia bisnis, semakin siap Anda untuk memulai bisnis sendiri. 

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian

id_IDID