Saat ini perkembangan perusahaan di berbagai industri mulai mengalami kenaikan lagi semenjak pandemi. Bahkan beberapa di antaranya masuk dalam deretan perusahaan dengan pendapatan atau laba terbesar. Salah satu media informasi yakni Fortune Indonesia, telah menerbitkan daftar 100 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatannya pada tahun fiskal 2021.
Perusahaan yang masuk dalam daftar ini mencakup perusahaan terbuka, perusahaan tertutup, dan bahkan ada juga yang berstatus BUMN. Tentu saja mereka harus menerbitkan laporan kinerja keuangannya yang telah diaudit terlebih dahulu dan mempostingnya di situs web resminya baru bisa masuk daftar ini.
Kenaikan pendapatan ini bisa dilihat dari jumlah perusahaan yang berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatannya. Dimana pada tahun 2021, hanya 30% perusahaan saja yang mampu, namun pada tahun ini 80% di antaranya telah berhasil membukukan pertumbuhan kinerjanya, terutama dari segi pendapatan atau laba bersihnya.
Selain itu, setidaknya perusahaan harus mempunyai pendapatan minimal Rp 8,41 triliun untuk bisa masuk ke dalam daftar Fortune Indonesia 100. Perusahaan ini bisa dari berbagai sektor, seperti sektor keuangan yang mengambil kontribusi sebesar 40% dari total laba bersih daftar Fortune Indonesia 100, yakni Rp 389,72 triliun. Kemudian disusul dengan sektor energi sebanyak 27,24% dan sektor barang konsumen primer sebesar 11,75%.
Daftar 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia
Berikut ini adalah 10 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah pendapatannya:
1. PT Pertamina (Persero)
Pertamina menjadi perusahaan yang menempati urutan pertama sebagai perusahaan terbesar di Indonesia pada tahun 2022. Pertamina ini mencetak pendapatan yang fantastis yakni mencapai Rp 820,650 miliar pada tahun 2021. Secara tidak langsung pendapatannya ini mengalami pertumbuhan hingga 38.68%.
Dari jumlah tersebut, laba bersih yang berhasil didapatkan oleh Pertamina adalah Rp 29,191 miliar. Secara perhitungan laba, jumlah ini lebih kecil dari miliki BCA dan BRI, sehingga membuat Pertamina berada di urutan ketiga.
Selain itu dilansir dari CNBC Indonesia, raksasa minyak dan gas Indonesia ini juga mempunyai aset yang bernilai Rp 1.113 triliun dengan ekuitasnya mencapai Rp 442,257 triliun. Karena hal ini, Pertamina menempati posisi kedua setelah PT PLN dengan ekuitasnya sebesar Rp 980,597 triliun.
Jumlah pendapatan PT Pertamina mungkin akan terus bertambah, melihat dari salah satu anak usahanya yaitu PT Elnusa Tbk yang juga berhasil mengantongi laba bersih senilai Rp 226 miliar pada semester pertama tahun 2022.
Pencapaian cemerlang ini selaras dengan pendapatan usaha yang juga meningkat hingga 46% year on year (yoy), dari Rp 3,71 triliun menjadi Rp 5,42 triliun. Dimana jasa distribusi dan logistik energi menyumbang 58%, segmen jasa hulu migas 33%, dan jasa penunjang 9%.
2. PT PLN (Persero)
PLN memegang posisi kedua setelah Pertamina sebagai perusahaan terbesar di Indonesia. PLN berhasil memperoleh pendapatan hingga Rp 368,174 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 13,128 triliun.
Di samping itu, aset yang dimiliki PLN sendiri pada tahun 2021 mencapai Rp 1.613 triliun. Hal ini membuatnya menjadi perusahaan dengan aset terbesar ketiga. Ekuitas PLN juga terbilang sangat besar melebihi milik Pertamina, yakni Rp 980,597 triliun.
Pada kuartal pertama tahun 2022 ini, PT PLN sudah merilis laporan keuangannya. Dilansir dari databoks, pendapatan mereka mengalami lonjakan yang cukup besar yakni Rp 95,92 triliun atau meningkat sebanyak 9,6% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai Rp 87,55 triliun saja. Hal ini dipicu karena meningkatnya pertumbuhan penjualan listrik. Dimana, tercatat pada Januari 2022 saja penjualan listrik PLN mampu mencapai 22,45 Gigawatt hour (GWh).
Selain itu, laba bersih dari PLN pada kuartal I 2022 pun juga ikut meningkat hingga mencapai 8,1% atau sekitar Rp 5,31 triliun. Hal ini berdampak juga pada ekuitas dan liabilitasnya yang tercatat sebesar Rp 987,2 triliun dan Rp 623,8 triliun.
Dari kuartal pertama saja PT PLN (persero) sudah mampu memperoleh pendapatan dan laba bersih yang besar. Jika pada kuartal kedua nanti semakin meningkat, maka bisa jadi PLN akan menempati posisi tertinggi sebagai perusahaan terbesar di Indonesia.
3. PT Astra International Tbk (ASII)
Perusahaan Astra International menempati posisi ketiga sebagai perusahaan terbesar di Indonesia dengan total pendapatan sebesar Rp 233, 485 triliun. Laba bersih yang dihasilkan perusahaan manufaktur ini lebih baik daripada PLN, yaitu Rp 20,196 triliun. Namun, dari segi aset dan ekuitasnya Astra masih berada di posisi terbawah setelah Pertamina dan PLN, yakni mencapai Rp 367,311 triliun dan Rp 172,053 triliun.
Pada tahun 2022 ini bisa saja posisi Astra International berubah, sebab menurut detik finance perusahaan tersebut sudah mengantongi pendapatan sebesar Rp 144 triliun pada kuartal I-2022. Berdasarkan pernyataan Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, pendapatan tersebut disebabkan karena bisnis alat berat dan pertambangan yang mengalami kenaikan harga komoditas.
Unit bisnis tersebut dikatakan cukup menonjol secara pendapatannya hingga mampu menyumbang 42% dari total pendapatan Astra yang mencapai Rp 144 triliun. Jika bisnis ini dan bisnis lainnya seperti otomotif, jasa keuangan, hingga infrastruktur juga akan memberikan kontribusi, maka pendapatan dan laba bersih perusahaan pun bisa mencapai posisi teratas sebagai perusahaan dengan pendapatan paling tinggi se-Indonesia.
4. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Salah satu bank terbesar di Indonesia ini berhasil menempati posisi keempat sebagai perusahaan terbesar dengan pendapatan sebesar Rp 191,728 triliun. Laba bersih BRI sendiri lebih besar dari Pertamina, yakni mencapai Rp 31,066 triliun. Sementara nilai aset dan ekuitas BRI ini menunjukkan angka Rp 1.678 triliun dan Rp 288,734, dimana lebih unggul dari milik PT Astra International.
Selain itu, BRI menjadi bank yang paling besar dari bank-bank lain dalam segi laba bersih pada semester pertama tahun 2022. Dimana, laba bersih yang tercatat sebesar Rp 24,88 triliun atau meningkat 98,39% dibanding tahun lalu, kemudian disusul oleh bank Mandiri, BCA, dan terakhir BNI. Aset perseroan BRI pun juga ikut meningkat hingga 6,37% yoy menjadi Rp 1.652,84 triliun
Berdasarkan laman bisnis.com, Nilai ini dapat dicapai karena BRI melakukan strategic response yang tepat guna dalam menyikapi kebijakan pemerintah dan regulator mengenai situasi perekonomian secara domestik maupun global. Tidak hanya itu saja, strategi ini juga membuat penyaluran kredit dan himpunan data masyarakat tumbuh positif secara berkelanjutan.
5. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Perusahaan selanjutnya yang menempati urutan kelima sebagai perusahaan terbesar di Indonesia adalah Telkom Indonesia. Pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan ini mencapai Rp 143,210 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 24,760 triliun. Aset yang berhasil diperoleh pun mencapai Rp 277,184 triliun dan nilai ekuitasnya Rp 121,646 triliun.
Menurut pihak Telkom sendiri, menutup paruh pertama tahun 2022 ini mereka sudah membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 72 triliun, yang artinya angka ini meningkat 3,6% dibandingkan periode semester I-2021. Laba bersih sekarang juga menunjukkan angka Rp 13,3 triliun atau bertumbuh 6,9% yoy.
Pendapatan dengan jumlah fantastis ini berasal dari bisnis digital mereka yang semakin meningkat. Salah satunya segmen mobile yang berhasil menyumbang pendapatan sebesar Rp 43,6 triliun. Dilihat dari jumlah pelanggan Telkomsel yang mencapai 169,7 juta pelanggan pada akhir Juni 2022 dengan pengguna mobile data sebanyak 119,3 juta pelanggan, maka tak heran bila mampu memberikan kontribusi pada pendapatan perusahaan. Beberapa lini bisnis seperti infrastruktur, fixed broadband, dan enterprise lainnya juga ikut membantu perusahaan mendapatkan pendapatan dan laba bersih yang tinggi.
6. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Bank Mandiri menjadi bank kedua setelah BRI yang mempunyai pendapatan tertinggi, yakni sebesar Rp 141,635 triliun pada tahun 2021. Laba bersih yang berhasil dicapainya sejumlah Rp 28,028 triliun. Namun begitu, Bank Mandiri ini memiliki jumlah aset yang lebih besar daripada Bank BRI, yakni Rp 1.725 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 204,686 triliun.
Sementara itu, berdasarkan laporan bulanan Bank Mandiri total laba bersih perseroan hingga bulan Juli 2022 kemarin sudah mencapai Rp 21,69 triliun. Jumlah ini tentu lebih besar daripada periode yang sama di tahun lalu dimana hanya mencapai 13,33 triliun.
Jadi, sepanjang tujuh bulan pertama di tahun 2022 ini Bank Mandiri laba bersihnya meningkat hingga 62,7%. Pertumbuhan laba ini ternyata sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersihnya yang mencapai 19,9% atau Rp 36,3 triliun. Selain itu, pendapatan komisi, provisi, serta administrasinya pun juga ikut naik hingga 10,2% menjadi Rp 7,92 triliun. Maka dari itulah, laba yang dihasilkan pada kuartal pertama mampu mencapai lebih dari 50%.
7. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yakni PT Gudang Garam dinobatkan menjadi perusahaan terbesar dengan pendapatan tertinggi nomor tujuh. Pendapatan yang diperoleh mencapai Rp 123,881 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 5,605 triliun. Aset yang dimiliki pun bernilai Rp 89.964 triliun dan ekuitasnya sebesar Rp 59,288 triliun.
Sayangnya, pada kuartal pertama di tahun 2022 ini pendapatan PT Gudang Garam naik tipis, sehingga menyebabkan labanya susut hingga 59,37%. Dilansir dari laman liputan6.com, perusahaan ini hanya mampu mencatat pendapatan hingga Rp 61,67 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun lalu yang berjumlah Rp 60,56 triliun, jumlah ini hanya meningkat 1,8% saja. Laba yang diperoleh pun juga kecil hanya Rp 956,14 miliar.
Penurunan laba ini disebabkan karena meningkatnya tekanan cukai hasil tembakau (CHT) yang berdampak pada margin operasi perusahaan. Maka dari itulah, PT Gudang Garam tidak mampu menghasilkan pendapatan dan laba yang besar.
8. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Sebagai produsen makanan dan minuman terbesar di Indonesia, PT Indofood berhasil menduduki posisi kedelapan sebagai perusahaan yang mempunyai pendapatan tertinggi. Pendapatan yang dihasilkan mencapai Rp 99,344 triliun dengan laba bersih Rp 7,642 triliun. Sementara itu, total aset yang dimiliki perusahaan ini sebesar Rp 179,356 triliun dan ekuitasnya Rp 48,264 triliun.
Pada kuartal pertama tahun ini, PT Indofood berhasil meraup laba sebesar Rp 8,83 triliun, lebih besar 4% daripada sebelumnya yaitu Rp 8,49 triliun saja. Namun, dari segi margin laba usaha PT Indofood mengalami penurunan menjadi 16,7% dari 17,9%.
Menurut investor.id, penurunan ini disebabkan karena naiknya rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan. Meskipun begitu, perusahaan ini tetap bisa meraih pertumbuhan penjualan hingga 12% di kuartal pertama ini.
9. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)
Posisi berikutnya ditempati oleh perusahaan produsen rokok lainnya yaitu Sampoerna dengan pendapatan sebesar Rp 98,864 triliun. Laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 7,137 triliun. Sampoerna ini mempunyai aset senilai Rp 53,090 triliun dan ekuitas sebesar Rp 29,191 triliun. Cukup berbeda jauh dengan kekayaan dari PT Gudang Garam Tbk.
Sama halnya dengan PT Gudang Garam, Sampoerna juga mengalami penurunan laba pada kuartal I-2022 ini. Emiten rokok ini hanya mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,04 triliun, yang artinya turun 26,39% dari jumlah sebelumnya.
Dijelaskan oleh Kontan.co.id, memang laba Sampoerna menurun namun dari segi pendapatan perusahaan ini mampu meraup Rp 53,5 triliun, dimana lebih tinggi daripada jumlah pendapatan di kuartal I-2021 yang berjumlah Rp 47,62 triliun saja. Penyebabnya pun sama dengan PT Gudang Garam yakni karena kenaikan beban pita cukai.
10. MIND.ID
Posisi terakhir ditempati oleh MIND.ID, perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan. Perusahaan ini mencatat pendapatan hingga Rp 93,751 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 10,395 triliun. Aset yang dimiliki oleh MIND.ID bernilai hingga Rp 204,935 triliun dan ekuitas perusahaannya sebanyak Rp 70,025 triliun.
Berdasarkan press release MIND.ID, pada kuartal pertama tahun ini MIND.ID berhasil mencatat laba bersih konsolidasian sebesar Rp 6,74 triliun, dimana jumlah ini naik 319% dibandingkan periode yang sama sebelumnya yakni Rp 1,61 triliun. Pendapatan yang diperoleh pun mencapai Rp 26,96 triliun, meningkat 41% dari Rp 19,15 triliun.
Nah, itulah 10 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan tertingginya. Daftar atau urutan ini mungkin akan berubah ketika perusahaan sudah mengeluarkan laporan keuangan pada kuartal II-2022 atau laporan keuangan tahunan.
Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar bisnis? Yuk, langsung kunjungi Blog MyRobin sekarang juga!
satu Respon
tes