Sebelum mempromosikan karyawan, tim HR melalui proses panjang saat menilai kandidat yang cocok mengisi posisi tersebut. Namun, bagaimana jadinya jika karyawan justru mengundurkan diri tidak lama setelah memegang jabatan baru?
Berdasarkan ADP Research Institute melansir Forbes, dalam survei 1,2 juta pekerja di Amerika Serikat, hampir sepertiga karyawan berhenti dari jabatannya dalam bulan pertama setelah promosi internal pertama.
Sebenarnya, apa alasan karyawan resign setelah promosi jabatan? Dalam artikel kali ini MyRobin akan memaparkan penyebab dan cara mensiasati fenomena ini.
Alasan karyawan resign setelah promosi jabatan
Promosi jabatan adalah hal yang didambakan karyawan karena sebagai bukti pencapaian dan dedikasi dalam bekerja. Tidak heran banyak yang berlomba-lomba tampil terbaik, agar bisa dipromosikan.
Akan tetapi, promosi jabatan tidak selalu berjalan lancar. Walaupun perusahaan menawarkan kompensasi dan benefit yang lebih tinggi, tetapi karyawan bisa mengundurkan diri secara tiba-tiba.
Data dari ADP payroll services provider melansir Worklife menunjukkan, hampir sepertiga orang berhenti bekerja dalam waktu sebulan setelah menerima promosi, dibandingkan dengan 18% karyawan yang tidak dipromosikan.
Padahal, promosi jabatan merupakan salah satu alat untuk meningkatkan loyalitas karyawan. Namun, faktanya pekerja justru mengambil pilihan resign. Dipercaya alasan resign pasca naik jabatan diantaranya:
1. Ketidakcocokan keterampilan
Istilah pemain terbaik jarang menjadi pelatih terbaik cocok untuk menggambarkan karyawan yang resign pasca promosi. Maksudnya adalah individu ini selalu tampil terbaik saat masih menjadi staf, tetapi ketika memegang jabatan manajerial karyawan ini tidak cukup baik.
Lantaran hal ini karyawan memilih resign daripada meminta atasan memberi pekerjaan di posisi sebelumnya. Ketidaksesuaian keterampilan dalam pekerjaan menjadi faktor mereka memilih keluar perusahaan demi menjalani peran yang lebih selaras.
2. Kurangnya dukungan
Ketika memegang peran baru, karyawan perlu beradaptasi dengan posisinya. Selama 3 bulan pertama ini menjadi momen penting yang mempengaruhi keberhasilan karyawan menjalankan role di posisi tersebut. Karyawan memerlukan dukungan tim HR agar bisa mengatasi kesulitan dan mencapai kesuksesan.
3. Pelatihan tidak memadai
Kurang pelatihan ternyata jadi faktor karyawan keluar dari perusahaan. Perusahaan perlu merancang program pelatihan manajemen dengan pakar pelatihan untuk membantu karyawan menjalani peran baru. Dengan menyewa mentor terbaik, karyawan dapat memahami aspek manajemen yang mendalam berkaitan dengan divisinya.
4. Burnout
Karyawan yang pertama kali memegang jabatan baru bisa mengalami burnout karena tekanan dan beban kerja yang berat. Hal ini membuatnya tidak tampil dengan baik dan terus mengalami penurunan performa. Alhasil, ketika ada kesempatan, karyawan memutuskan resign daripada bertahan dengan keadaan mental yang kurang baik.
5. Memerlukan perubahan
Mengutip Worklife, tidak ada perubahan juga menjadi faktor karyawan resign walaupun mendapat promosi, “Promosi sering kali terasa seperti antiklimaks karena pada kenyataannya, meskipun ada perubahan kecil seperti kenaikan gaji, laporan tambahan, atau tanggung jawab, lingkungan dan budaya tidak berubah,” kata James Congdon, pendiri spesialis agen perekrutan With Frontier.
6. Memiliki impostor syndrome
Impostor syndrome merupakan gangguan psikologi yang membuat seseorang menganggap dirinya tidak pantas atas kesuksesan yang dirinya raih. Menurut studi terbaru dalam Forbes, sebanyak 70% manajer dan orang-orang berkinerja tinggi mengalami impostor syndrome di tempat kerja. Akibatnya, mereka tidak mampu dan tidak menghargai keberhasilan seseorang.
Orang dengan mental impostor selalu merasa tidak cukup baik, walaupun realitanya banyak yang mengagumi kemampuan mereka. Alhasil, ketika dipromosikan karyawan tipe ini tidak tampil maksimal dan terkesan mengacuhkan tanggung jawabnya.
7. Gaji yang tidak sesuai
Gaji nyatanya mempengaruhi seseorang bertahan di suatu perusahaan. Seringkali pemberi kerja menawarkan jabatan tinggi, tetapi tidak memberikan gaji dan benefit yang sepadan. Alhasil, karyawan merasa tertekan dengan tanggung jawab yang berat dan gaji yang tidak seberapa.
Cara menghadapi karyawan resign setelah promosi jabatan
Karyawan resign mendadak pasca promosi tentunya akan merugikan perusahaan, baik karena budget maupun waktu. Di bawah ini beberapa cara yang bisa HR ikuti dalam menghadapi masalah ini:
1. Memperjelas jenjang karier spesialis maupun generalis
Perusahaan harus membuat perencanaan jenjang karier bagi semua karyawan, termasuk mereka yang spesialis maupun generalis. Setiap karyawan memiliki tujuan karier yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting memfasilitasi keduanya dengan beragam pilihan.
2. Membuat jalur karier karyawan
Cara mempertahankan karyawan adalah dengan mengembangkan jalur karier yang jelas. Contohnya, setiap karyawan perlu memenuhi persyaratan keterampilan dan pencapaian dalam waktu tertentu untuk mendapatkan promosi.
3. Mengembangkan program belajar dan pengembangan
Program learning and development berkelanjutan mampu membantu perusahaan mempertahankan talenta terbaiknya. Karyawan seringkali pindah ke tempat baru karena perusahaan menawarkan peluang pembelajaran menarik bagi karier mereka ke depannya.
4. Menciptakan ruang terbuka untuk diskusi
Membuka ruang yang aman untuk berdiskusi merupakan cara untuk mempertahankan karyawan. Ini juga mempengaruhi keputusan mereka bertahan di suatu perusahaan. Contohnya, ketika muncul konflik human resource dapat mengajak pihak bersangkutan menyuarakan pendapat tanpa merasa dipermalukan atau khawatir akan mempengaruhi penilaian kinerjanya.
5. Memonitori employee engagement
Employee engagement harus menjadi fokus perusahaan, jika ingin mempertahankan pekerja terbaiknya. Apabila karyawan lebih terikat dengan pekerjaannya, mereka lebih produktif dan memberikan pandangan positif terhadap pekerjaanya.
Kriteria karyawan yang siap dipromosikan
Perusahaan harus lebih selektif memilih karyawan untuk promosi jabatan. Selain menilai kemampuan saat ini, tim HR juga perlu melihat potensi di masa mendatang. Berikut karyawan yang layak mendapat promosi berdasarkan situs Business:
1. Karyawan yang proaktif
Karyawan dengan sikap proaktif bisa dipertimbangkan mengisi jabatan manajerial. Ini karena orang yang proaktif secara sukarela tergerak mengambil inisiatif untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa memberikan alasan. Tipe karyawan seperti ini mengambil tanggung jawab lebih ketika menyelesaikan pekerjaannya.
2. Karyawan dengan manajemen stress yang baik
Tanggung jawab pemimpin tentu lebih berat daripada karyawan biasa. Seringkali pemimpin harus menyelesaikan masalah yang bukan kesalahannya sendiri. Banyaknya tekanan bisa menyebabkan stress dan burnout. Calon manajer yang tepat adalah mereka yang memiliki manajemen stress yang baik.
Berdasarkan Zen Business, sekitar 62% manajer mengalami stres sedang karena menjaga keseimbangan kehidupan kerja, mengelola konflik karyawan, memikul tanggung jawab yang lebih besar, dan banyak lagi. Tidak jarang pemimpin memilih resign daripada harus menanggung tanggung jawab yang berat.
3. Karyawan dengan performa terbaik
Karyawan yang selalu tampil sempurna dalam pekerjaannya menunjukkan bahwa ia orang yang ambisius. Biasanya orang ambisius tidak takut menerima tantangan baru, sehingga cocok jadi kandidat untuk dipromosikan.
4. Mendukung karyawan lain
Pemimpin tidak hanya bertugas memimpin anggota tim, tetapi juga membantu mereka tumbuh dan berkembang. Di beberapa perusahaan pemimpin turut memainkan peran sebagai mentor yang mendorong tim untuk bisa sukses. Karyawan potensial yang bisa menjadi atasan adalah mereka yang dapat membimbing dan menolong orang lain untuk mencapai potensi terbaiknya.
5. Karyawan solution oriented
Posisi manajerial kerap dihadapkan dengan masalah yang tidak terduga. Seorang atasan perlu mengatasinya dengan sigap dan rasional. Kandidat yang bisa dipromosikan adalah orang yang memiliki kemampuan problem solving yang baik. Pemimpin bertanggung jawab fokus pada solusi dan tidak melemparkan kesalahan pada orang lain.
6. Menghargai anggota timnya
Lingkungan kerja tanpa rasa hormat di antara anggotanya bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, kriteria karyawan yang ingin dipromosikan sebagai atasan harus memiliki sikap hormat pada orang lain. Artinya, atasan bisa memperlakukan anggota dengan baik.
Strategi mempromosikan karyawan yang efektif
Strategi dalam mempromosikan karyawan untuk mengisi posisi manajerial diantaranya:
1. Mengapresiasi kepemimpinan
Seringkali kemampuan leadership dilatih sejak karyawan masih di posisi entry level. Perusahaan dapat mendorong karyawan mengembangkan skill kepemimpinan contohnya:
- Memberikan kesempatan pada karyawan menjalankan rapat atau brainstorming
- Mengizinkan individu mendelegasikan tugas atas nama Anda
- Meminta mereka menghadiri pertemuan mewakili Anda
2. Mempromosikan strategi manajemen waktu
Keterampilan manajemen waktu merupakan hal yang penting bagi manajer. Oleh karena itu, perusahaan dapat mendorong calon manajer mengembangkan skill time management. Ini karena selama bekerja, manajer akan dihadapkan dengan deadline yang ketat, jadwal proyek yang padat, dan kemungkinan lainnya.
3. Mendorong semangat belajar dan berkembang
Posisi manajer terus menghadapi situasi yang berubah-ubah. Oleh karena itu, pemimpin perlu kemampuan beradaptasi dan keinginan untuk terus belajar. Perusahaan perlu membangun budaya constant learning untuk menemukan calon pemimpin yang unggul.
4. Membangun kemampuan komunikasi
Keterampilan komunikasi yang efektif membantu manajer berinteraksi dengan anggota timnya. Cara membangun keterampilan komunikasi diantaranya mendorong komunikasi seluruh tim. Misalnya mengajak setiap individu berpartisipasi dalam sesi brainstorming,
5. Menciptakan sense of ownership
Cara menciptakan sense of ownership adalah memberikan karyawan tugas atau proyeknya sendiri. Selain itu, pemimpin juga memberikan ruang bagi karyawan menemukan solusi terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
6. Memberikan ruang bagi karyawan mengatasi kesulitannya
Langkah terakhir adalah memberikan karyawan menghadapi kesulitannya. Hal ini juga membantu menciptakan sense of ownership, kemampuan problem solving, dan tanggung jawab.
Dengan mengetahui alasan karyawan resign setelah promosi jabatan, HR dapat merancang kembali strategi promosi jabatan di masa mendatang. Alternatif selain menggunakan tenaga kerja internal, human resources dapat mempertimbangkan merekrut talenta baru untuk mengisi posisi manajerial.
Nah, kalau Anda tengah mencari tenaga kerja, permudah proses pencarian talenta bersama MyRobin.id. Di sana ada jutaan mitra kerja yang berkualitas, terverifikasi, dan pastinya siap kerja. Yuk, hubungi MyRobin segera!