Akibat adanya pandemi yang membatasi masyarakat untuk keluar rumah termasuk bekerja dan menekan laju penyebaran serta penularan virus COVID-19, konsep kerja jarak jauh semakin populer bahkan hingga saat ini. Pandemi mendorong budaya bekerja dari rumah dengan sistem remote.
Istilah ini sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi para freelancer atau pekerja lepas karena sudah terbiasa bekerja dari jarak jauh sehingga memungkinkan pekerja lepas untuk bekerja di mana saja. Tren bekerja dengan sistem remote kian menjadi perhatian banyak pihak dan melahirkan pertanyaan tentang bagaimana budaya kerjanya, serta apa saja kelebihan dan kelemahannya bagi perusahaan.
Kerja remote menjadi sebuah tantangan untuk membangun ikatan antar karyawan. Ini membutuhkan banyak konsentrasi, perhatian penuh dan pertimbangan ulang tentang bagaimana karyawan bisa bekerja sama. Simak informasi cara membangun budaya kerja remote yang ideal melalui artikel ini.
Definisi Kerja Remote
Kerja remote menjadi semakin populer selama beberapa tahun terakhir, terutama karena kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk fleksibilitas kerja. Kerja remote adalah pekerjaan yang dapat dilakukan tanpa harus pergi ke kantor, pekerjaan tersebut dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, tidak ada batasan tempat atau waktu untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Model kerja remote memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah, kafe, atau lokasi lain yang cocok untuk mereka, asalkan mereka memiliki akses internet dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas mereka. Dalam beberapa kasus, kerja remote juga melibatkan pekerja yang berasal dari luar negeri atau berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain selama periode waktu tertentu.
Kelebihan Kerja Remote Bagi Perusahaan
1. Mengurangi Biaya Operasional
Dengan karyawan bekerja dari jarak jauh, perusahaan dapat menghemat biaya operasional seperti sewa gedung, utilitas, dan peralatan kantor yang biasanya diperlukan untuk karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan juga dapat mengurangi biaya perjalanan dan akomodasi untuk karyawan yang sering melakukan perjalanan dinas. Hemat biaya operasional ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas bisnisnya. Selain itu, perusahaan dapat mengalokasikan anggaran yang dihemat untuk investasi di bidang lain yang lebih strategis dan meningkatkan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan. Namun, perlu diingat bahwa dengan menghemat biaya operasional dari kerja remote, perusahaan juga harus memastikan bahwa infrastruktur teknologi yang dibutuhkan dan sistem manajemen untuk mengelola karyawan jarak jauh tersedia dan dikelola dengan baik.
2. Dapat Merekrut Karyawan Terbaik
Dalam model kerja yang konvensional, perusahaan mungkin terbatas dalam mencari karyawan yang memiliki keahlian khusus dan pengalaman yang dibutuhkan karena kandidat tersebut tidak berada di area geografis yang sama dengan perusahaan. Berbeda dengan remote working, perusahaan dapat memperluas jangkauan pencarian karyawan bahkan hingga ke seluruh dunia. Perusahaan dapat merekrut karyawan yang memiliki keahlian khusus, pengalaman yang relevan, dan potensi terbaik tanpa terbatas oleh lokasi geografis.
3. Mengurangi Absensi dan Keterlambatan
Biasanya karyawan seringkali terlambat atau absen karena kendala transportasi, gangguan kesehatan, atau faktor lainnya. Hal ini tidak ditemukan di sistem kerja remote, karena karyawan dapat bekerja dari rumah atau tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka sehingga dapat mengurangi risiko terlambat dan absen. Dalam beberapa kasus, karyawan mungkin memiliki kewajiban lain di luar pekerjaan seperti merawat anak atau keluarga yang memerlukan perhatian. Dengan bekerja dari jarak jauh, karyawan dapat mengatur jadwal kerja mereka dengan lebih fleksibel sehingga dapat menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan lebih baik.
Kekurangan Kerja Remote Bagi Perusahaan
Meskipun kerja remote menguntungkan, ada juga beberapa kekurangan kerja remote bagi perusahaan, antara lain:
1. Pengawasan dan Manajemen Menjadi Lebih Sulit
Dalam kerja jarak jauh, manajemen dan pengawasan menjadi lebih sulit karena karyawan tidak berada di lokasi fisik yang sama dengan manajemen. Ini membuat manajemen sulit untuk memantau kinerja dan produktivitas karyawan.
2. Tantangan Teknologi dan Keamanan
Salah satu tantangan teknologi dalam kerja remote adalah adanya perangkat lunak yang tidak aman. Dalam situasi kerja remote, para pekerja menggunakan perangkat mereka sendiri untuk mengakses data perusahaan dan dapat membuka celah untuk serangan siber. Hal ini bisa memperbesar risiko keamanan data sehingga perusahaan perlu memastikan bahwa sistem keamanan yang memadai sudah diterapkan dan diperbarui secara teratur.
3. Tantangan dalam Membangun Budaya Perusahaan
Membangun budaya perusahaan dengan sistem kerja remote menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Mengapa demikian? ketika perusahaan memutuskan untuk beralih ke lingkungan kerja yang terpusat pada remote, perubahan budaya dan cara kerjanya berbeda dari sistem tradisional yang biasa dilakukan di kantor sehingga harus diterapkan dengan hati-hati dan dijalankan secara efektif agar dapat mencapai keberhasilan.
Cara Membangun Budaya Kerja Remote
Dalam menghadapi tantangan dalam membangun budaya perusahaan kerja remote, perusahaan dapat melakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kohesi tim dan memastikan bahwa karyawan yang bekerja dari jarak jauh merasa terlibat secara sosial dan emosional dengan organisasi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Tentukan Kebijakan Kerja Secara Jelas
Menetapkan kebijakan kerja yang jelas merupakan langkah penting dalam membangun budaya kerja remote yang baik. Kebijakan kerja yang jelas dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan membuat karyawan merasa lebih nyaman dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Selain itu, kebijakan kerja yang jelas juga membantu memastikan bahwa semua karyawan memahami ekspektasi kinerja yang diharapkan, waktu kerja yang harus diikuti, dan aturan komunikasi yang harus ditaati. Dengan kebijakan kerja yang jelas, perusahaan bisa meminimalkan risiko kesalahan, mempercepat proses kerja, dan mencapai hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu, perusahaan harus menyusun kebijakan kerja yang jelas dan rinci untuk membangun budaya kerja remote yang baik dan efektif.
2. Mengedepankan Visi dan Misi Perusahaan
Mengedepankan visi dan misi perusahaan merupakan hal yang penting dalam membangun budaya kerja remote yang sukses. Perusahaan harus memastikan bahwa semua karyawan memahami dan menerima visi dan misi perusahaan serta tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Visi dan misi perusahaan juga harus diterjemahkan ke dalam tujuan dan tugas spesifik yang harus dilakukan oleh karyawan. Hal ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan karyawan dan memberikan mereka motivasi untuk bekerja keras dan berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan. Dalam lingkungan kerja remote, perusahaan perlu menerapkan teknologi dan komunikasi yang efektif untuk memastikan bahwa semua karyawan merasa terhubung dengan tujuan dan misi perusahaan. Dengan mengedepankan visi dan misi perusahaan, perusahaan dapat membangun budaya kerja remote yang positif, kolaboratif, dan berfokus pada pencapaian tujuan bersama.
3. Gunakan Teknologi yang Tepat untuk Menunjang Komunikasi
Penggunaan teknologi yang tepat sangat penting dalam membangun budaya kerja remote yang baik. Dalam lingkungan kerja yang terpusat pada teknologi ini, perusahaan memastikan bahwa karyawan dapat terhubung dengan mudah dan efektif dengan rekan kerja maupun dengan atasan. Perusahaan dapat menggunakan berbagai teknologi seperti aplikasi video conferencing, platform kolaborasi online, dan perangkat lunak manajemen proyek untuk membantu memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi yang efektif.
Selain itu, perusahaan memastikan bahwa karyawan memiliki akses ke perangkat yang dibutuhkan seperti laptop, headset, dan koneksi internet yang stabil. Teknologi yang memadai dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan serta memastikan bahwa tugas selesai tepat waktu dan dengan hasil yang optimal. Oleh karena itu, perusahaan harus berinvestasi dalam teknologi yang tepat untuk membangun budaya kerja remote yang sukses dan berdaya saing.
Berikut adalah beberapa contoh teknologi yang dapat digunakan untuk kerja remote:
- Aplikasi video conference
Zoom, Google Meet, dan Skype dapat digunakan untuk melakukan pertemuan virtual dengan rekan kerja dan klien.
- Platform kolaborasi online
Platform seperti Slack, Microsoft Teams, dan Asana dapat digunakan untuk mengelola proyek, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan rekan kerja.
- Perangkat lunak manajemen proyek
Perangkat lunak seperti Trello, ClickUp, Basecamp, dan Monday.com dapat digunakan untuk mengelola proyek, memantau kemajuan, dan mengatur jadwal.
- VPN (Virtual Private Network)
VPN dapat digunakan untuk membantu karyawan remote mengakses sistem perusahaan dan data secara aman dan terlindungi.
- Cloud storage
Layanan cloud storage seperti Google Drive, Dropbox, dan OneDrive dapat digunakan untuk berbagi dan menyimpan file dan dokumen secara aman.
- Perangkat lunak remote access
Perangkat lunak seperti TeamViewer dapat digunakan untuk memberikan akses jarak jauh ke komputer kantor sehingga karyawan remote dapat mengakses aplikasi dan data perusahaan.
- Perangkat lunak keamanan
Perangkat lunak antivirus dan keamanan jaringan dapat membantu melindungi sistem dan data perusahaan dari ancaman siber.
Dengan menggunakan teknologi yang tepat, perusahaan turut membantu memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan produktivitas karyawan.
4. Mengenal Karyawan yang Bekerja
Pekerja remote juga memiliki keinginan yang sama seperti karyawan di kantor umumnya, yaitu ingin diakui dan diingat oleh manajemen dan HR. Maka, hargai kontribusi mereka dalam proyek dan tim dan ikut sertakan dalam keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan pekerjaan dan perusahaan. Selain itu, pekerja remote perlu mendapatkan dukungan yang sama dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dengan begitu, karyawan akan lebih termotivasi meskipun mereka bekerja dari jarak jauh.
5. Tetapkan Jadwal Pertemuan
Pertemuan online yang dijadwalkan secara teratur sangat penting untuk membangun kesuksesan budaya kerja remote. Perusahaan perlu memastikan bahwa semua karyawan dapat terhubung dengan mudah dan berpartisipasi dalam pertemuan virtual dengan rekan kerja dan atasan. Oleh karena itu, perusahaan dapat menetapkan jadwal pertemuan online yang rutin, yang membantu memastikan bahwa semua karyawan tetap terhubung, mendapatkan informasi, dan berkolaborasi dalam proyek yang sedang berjalan.
Jadwal pertemuan online dapat ditetapkan dalam bentuk mingguan atau bulanan, dan perusahaan bisa memanfaatkan platform seperti Zoom, Google Meet, atau Skype untuk menjadwalkan dan memfasilitasi pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, karyawan dapat berbagi update proyek, membahas kendala atau tantangan yang mereka hadapi, dan merencanakan tindakan selanjutnya.
Pertemuan ini membantu membangun hubungan yang kuat antara karyawan dan atasan, serta membantu atasan memantau kemajuan karyawan dan memberikan umpan balik secara langsung. Dalam pertemuan tersebut, karyawan bisa membahas kinerja mereka, mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang harus dicapai.
6. Perhatikan Kesejahteraan Karyawan
Meskipun sistem kerja remote dilakukan secara online, kesejahteraan karyawan tetap menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Karyawan yang merasa nyaman dan didukung oleh perusahaan akan merasa lebih termotivasi untuk bekerja secara efektif dan produktif sehingga memberikan manfaat bagi perusahaan itu sendiri.
Kesejahteraan karyawan dapat mencakup banyak aspek, seperti dukungan teknis yang memadai, dukungan emosional atau mental, jadwal kerja yang seimbang, serta perasaan terhubung dengan rekan kerja dan atasan.
Selain itu, perusahaan juga memperhatikan aspek kesehatan karyawan, seperti memberikan akses ke program kesehatan atau memastikan bahwa karyawan memiliki akses ke sumber daya kesehatan yang bila diperlukan. Dengan memperhatikan kesejahteraan karyawan, perusahaan bisa mewujudkan lingkungan kerja yang sehat, inklusif, dan produktif.
7. Percaya Penuh Pada Pekerja
Dalam lingkungan kerja remote, karyawan bertanggung jawab atas manajemen waktu mereka sendiri dan melakukan pekerjaan mereka tanpa pengawasan langsung dari atasan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk membangun kepercayaan dengan memberikan kebebasan dan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja.
Karyawan yang merasa dipercayai cenderung lebih termotivasi dan bekerja lebih keras, karena mereka merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaan mereka. Karyawan juga lebih kreatif dan inovatif, karena mereka merasa memiliki kebebasan untuk mencoba hal-hal baru tanpa takut dihakimi oleh atasan.
8. Fokus pada Hasil daripada Proses
Banyak pekerja yang harus menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan tanggung jawab kerja dan tanggung jawab keluarga. Oleh karena itu, fokus pada hasil akhir kinerja pekerja daripada memantau setiap langkah pekerjaan mereka bisa membantu pekerja merasa lebih dihargai dan diberi kepercayaan. Hal ini membantu mengurangi tekanan yang dirasakan oleh pekerja yang harus mengatur waktu mereka sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga mereka.
Namun perlu diingat bahwa pengawasan atau pengecekan berkala tetap diperlukan untuk memastikan bahwa pekerja memberikan hasil yang memenuhi standar kualitas dan menyelesaikan tugas pada waktu yang telah ditentukan.
Demikian informasi mengenai cara membangun budaya kerja remote yang bisa dilakukan agar perusahaan dapat mencapai keberhasilan lingkungan kerja yang baik. Agar tidak ketinggalan informasi penting lainnya terkait karir, ayo kunjungi Blog MyRobin sekarang juga.