Search
Close this search box.

Cara Mengukur Employee Engagement Secara Tepat

cara mengukur employee engagement

Salah satu pekerjaan HRD adalah memastikan karyawan selalu terlibat dan menghasilkan kinerja terbaik untuk perusahaan. Untuk mengetahui hal ini, biasanya HRD akan melihatnya melalui employee engagement rate.

Jika memang banyak karyawan yang tidak terlibat, maka HRD harus meningkatkan employee engagement. Nah, bagaimana cara mengukur employee engagement secara tepat? Yuk, temukan alasannya di sini sekarang!

Apa Itu Employee Engagement?

Okey, sebelum mengetahui bagaimana cara mengukur employee engagement, Anda harus memahami terlebih dahulu apa itu employee engagement. Jadi, employee engagement adalah suatu upaya yang dilakukan perusahaan untuk bisa memahami hubungan antara organisasi dengan karyawannya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Employee engagement juga dapat diartikan sebagai kondisi karyawan ketika mempunyai hubungan emosional terhadap perusahaan, termasuk cara pandangnya terhadap pekerjaan, tanggung jawab, serta hubungan dengan atasan dan rekan kerja. 

Sebenarnya, employee engagement ini cukup sulit untuk diukur. Hal ini karena bentuknya tidak konkret, selalu berubah-ubah, dan banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti motivasi, kebahagiaan, komitmen, emosi, hingga kondisi pikiran yang bersifat subyektif.

Apalagi setiap perusahaan mempunyai nilai dan budaya kerja yang berbeda-beda, maka pasti cara mereka meningkatkan dan mengukur engagement karyawan tentu akan berbeda juga. 

Namun, setidaknya dengan mengukur employee engagement, perusahaan dapat mengetahui bagaimana keterlibatan karyawan melalui skor yang naik, stabil, atau turun. Tidak hanya itu aja, perusahaan juga dapat memahami bagaimana cara terbaik agar bisa meningkatkan employee engagement di tempat kerja. 

Mengapa Employee Engagament Harus Diukur?

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat engagement tinggi lebih berpotensi untuk dapat meningkatkan produktivitas sebesar 17% dan profit sebesar 21%.

Hal ini berarti bahwa karyawan dengan tingkat engagement yang tinggi terhadap perusahaan akan bekerja lebih keras, mempunyai performa yang baik, dan mampu bertahan lebih lama. 

Maka dari itu, Anda harus mengukur employee engagement ini karena ada banyak manfaat yang dapat Anda peroleh, diantaranya yaitu:

Mengidentifikasi kelebihan & kekurangan karyawan

Dengan Anda rutin mengukur tingkat employee engagement, maka Anda akan lebih mudah dalam menyelesaikan masalah sebelum masalah tersebut menjadi lebih besar.

Misalnya ada karyawan memiliki hubungan kurang baik dengan rekan kerjanya, nah Anda dapat segera membantu meluruskan hal ini agar hubungan antara kedua pihak tidak semakin renggang.

Data-data yang Anda dapat melalui employee engagement bisa Anda gunakan untuk menunjukkan bagian mana yang berjalan dengan baik dan mana yang perlu ditingkatkan kembali. 

Membangun kepercayaan

Dengan meminta feedback dari karyawan melalui survey atau pertemuan one-on-one, menunjukkan bahwa Anda peduli dan mendengar pendapat serta apa yang mereka rasakan di tempat. Terkadang karyawan tidak tahu harus kemana untuk mengutarakan perasaannya terkait pekerjaan, Anda dapat menjadi tempat bagi mereka untuk bercerita dan menciptakan pengalaman kerja sebaik mungkin. 

Mengetahui tren yang sedang terjadi

Melalui employee engagement, Anda dapat mengetahui tren apa saja yang sedang terjadi saat ini. Contohnya seperti apa yang dirasakan oleh karyawan di tempat kerja, apa yang terjadi di masing-masing divisi, hingga membandingkan dengan industri sejenis. Anda pun menjadi lebih mudah mengetahui di mana posisi perusahaan dan bagaimana cara perusahaan dapat berkembang dengan baik.

4 Poin Utama Employee Engagement

Perlu Anda ketahui, semakin tinggi keterlibatan karyawan terhadap perusahaan, maka semakin besar pula motivasi karyawan untuk memberikan kinerja dan performa terbaiknya. Maka dari itu, tak heran bila banyak perusahaan yang menjadikan employee engagement ini sebagai salah satu goal utama dalam perusahaannya. Mereka akan melakukan berbagai cara dan metode yang bisa meningkatkan keterlibatan karyawan tersebut.

Sebelum itu, Anda harus mengetahui terlebih dahulu efek, tantangan, dan sentimen terkait employee engagement ini. Berikut penjelasannya:

1. Perusahaan hanya fokus pada cara meningkatkan employee engagement

Walaupun memang keterlibatan karyawan yang tinggi terhadap pekerjaan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan perusahaan, namun banyak perusahaan yang masih belum mengetahui lebih jelas mengenai employee engagement ini.

Beberapa diantaranya hanya mengisi laporan tentang cara yang digunakan untuk meningkatkan employee engagement tanpa mengetahui berapa persentase karyawan yang benar-benar terlibat atau bagaimana feedback yang diberikan karyawan.

Hal ini disebabkan karena perusahaan hanya fokus pada cara meningkatkan keterlibatan karyawan tanpa mengetahui secara pasti sentimen dan efek dari cara yang mereka lakukan tersebut. 

2. Kepercayaan pada atasan membawa pengaruh yang besar

Atasan menjadi salah satu faktor penting terkait employee engagement. Mereka ikut andil dalam keterlibatan karyawan, jadi jika mereka tidak bisa dipercaya, maka akan berdampak secara signifikan terhadap moral dan keterlibatan seluruh elemen di perusahaan.

Sederhananya, ketika atasan tidak dapat memimpin dengan baik, maka karyawan akan enggan untuk terlibat dalam proyek yang dipimpinnya. Sebab, kedepannya pasti karyawan tersebut akan kesulitan dalam bekerja karena arahan yang tidak jelas dari atasannya. 

3. Hubungan keterlibatan karyawan dengan kinerja perusahaan

Dengan mengubungkan keterlibatan karyawan dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan, maka akan memberikan dampak yang besar pada pelayanan pelanggan maupun produktivitas perusahaan.

Jadi, Anda tidak perlu ragu lagi untuk meningkatkan program employee engagement ini, sebab Anda sudah tahu kemana harus mengarahkan mereka.

4. Pengukuran pertumbuhan dapat  meningkatkan keterlibatan karyawan

Sebenarnya untuk mendorong keterlibatan karyawan, Anda bisa mengumpulkan feedback karyawan, mengenali karyawan dengan baik, hingga memberikan peluang bagi mereka untuk berkembang di perusahaan.

Melalui cara ini, Anda bisa mengukur keterlibatan tersebut lebih dari sekali dalam setahun. Dengan begitu, Anda dapat mengenali lebih dalam kepribadian dan kinerja karyawan secara baik. Bahkan, memberikan peluang untuk tumbuh kepada karyawan dapat meningkatkan motivasi dan performa kerja mereka. 

Strategi Meningkatkan Employee Engagement

Sebelum menerapkan program employee engagemet, Anda harus mengetahui bagaimana memetakan posisi karyawan di berbagai tingkatan employee engagement. Hal ini bisa menjadi salah satu cara bagi Anda untuk meningkatkan employee engagement sesuai dengan kondisi karyawan. Berikut ini adalah beberapa jenis tipe karyawan yang dapat diukur dari tingkat engagement mereka dengan perusahaan:

1. Tidak engaged sama sekali 

Kategori yang pertama yaitu tidak engaged sama sekali, dimana karyawan pada kategori ini hanya pekerja untuk mendapatkan gaji dan memenuhi kebutuhan hidup saja.

Mereka tidak memiliki inisiatif untuk terlibat dan berkontribusi lebih dalam untuk perkembangan perusahaan. Hal ini tentu akan membuat mereka menjadi tidak mempunyai motivasi untuk meningkatkan pengembangan dirinya, baik itu dari segi keterampilan teknis maupun sosial. 

Cara yang bisa Anda lakukan terhadap karyawan yang tidak engaged sama sekali ini adalah memenuhi kewajiban kompensasi agar mereka dapat merasa bahwa kebutuhan dasarnya terpenuhi dan mampu mengembangkan area lain dalam pekerjaannya. 

2. Tidak engaged

Untuk karyawan dengan kategori tidak engaged ini bisa dibilang sedikit lebih baik dari pada kategori sebelumnya, walaupun mereka sama-sama tidak mempunyai motivasi untuk mengembangkan dirinya.

Namun, setidaknya karyawan yang termasuk ke dalam kategori tidak engaged masih inisiatif untuk berbaur dengan lingkungan kerja dan melakukan pekerjaannya dengan baik. 

Lalu apa yang bisa Anda lakukan? Tindakan yang bisa Anda ambil untuk karyawan tidak engaged adalah memberikan rasa aman bagi mereka. Misalnya, memperpanjang kontrak kerjanya, mengubah statusnya menjadi karyawan tetap, dan lain sebagainya. Jangan lupa juga untuk memberikan benefit-benefit perusahaan seperti asuransi kesehatan jika mereka sudah diangkat sebagai pekerja tetap. 

3. Hampir engaged

Biasanya karyawan dengan kategori ini selalu melakukan tugasnya dengan baik, tidak hanya ala kadarnya. Tidak hanya itu saja, mereka juga menunjukkan rasa nyaman berada di lingkungan kerjanya.

Meskipun begitu, mereka belum memiliki inisiatif untuk memberikan yang lebih bagi perkembangan perusahaan dan dirinya. Oleh karena itu, Anda di sini bisa mencoba untuk menumbuhkan rasa sense of belonging dengan cara melibatkan karyawan dalam kegiatan-kegiatan perusahaan, seperti seminar, workshop, atau peluncuran produk. Dengan begitu, mereka dapat melihat lebih dalam visi, misi, dan nilai perusahaan dalam kasus nyata.

4. Engaged

Bisa dibilang sudah mencapai tingkat yang diinginkan perusahaan, kategori engaged ini karyawan sudah memahami apa saja yang menjadi tanggung jawabnya dan mempunyai inisiatif untuk memaksimalkan kemampuannya.

Mereka sudah menyadari bahwa perannya penting bagi perkembangan perusahaan, sehingga mereka selalu termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Melihat hal ini Anda hanya perlu memfasilitasi mereka dengan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilannya seperti pelatihan, proyek besar, dan sebagainya. 

5. Sangat engaged

Karyawan yang termasuk ke dalam kategori sangat engaged ini tidak hanya menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu saja, namun mereka mencintai pekerjaan dan segala hal yang dilakukannya untuk perusahaan. Cara yang bisa Anda lakukan untuk karyawan yang sangat engaged adalah janjikan promosi atau kenaikan jabatan agar keterlibatannya terhadap perusahaan dapat terus terjalin. Anda dapat menjadikan karyawan kategori ini sebagai contoh dan inspirasi bagi karyawan yang belum terlalu engaged untuk bisa mencapai tingkat sangat engaged.

Cara Mengukur Employee Engagement

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengukur employee engagement, misalnya pertemuan one-on-one jika perusahaannya berskala kecil atau startup, dan melalui survei jika perusahaan mempunyai anggota yang sangat banyak. Namun, secara umum langkah-langkah untuk membangun dan mengukur employee engagement adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan & output program employee engagement

Baik survei atau pertemuan one-on-one, Anda harus menyiapkan beragam pertanyaan yang dapat merepresentasikan perilaku serta apa yang dirasakan oleh karyawan. Pertanyaan-pertanyaan ini akan mengukur pandangan karyawan terhadap perusahaan, tingkat kepuasannya, advokasi, hingga keinginan mereka untuk bertahan di perusahaan. 

Nah, outputnya yakni berupa jawaban dari karyawan akan mengungkapkan keadaan employee engagement terkini, sehingga Anda dapat memutuskan akan melakukan apa untuk memperbaiki atau meningkatkannya. Contohnya, ada karyawan yang merasa atasan dan rekan kerjanya tidak peduli atau menghargai hasil kerjanya. Melihat hal ini, Anda bisa membantu menjembatani keduanya agar komunikasi dapat terjalin dengan baik.

2. Identifikasi kepentingan karyawan

Cari tahu bagian apa yang penting menurut karyawan Anda. Salah satu caranya adalah dengan menanyakan berbagai opini terkait hal-hal berikut ini kepada karyawan:

  • Teamwork
  • Kepercayaan pada manajer dan rekan kerja
  • Pengembangan karier
  • Komunikasi antara tim
  • Kepercayaan diri karyawan dengan pekerjaan mereka
  • Kebutuhan individu seperti gaji dan benefit
  • Pengakuan dan penghargaan dari perusahaan atas hasil kerja

Respon mereka terhadap beberapa pertanyaan di atas akan menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan menilai karyawannya. Dengan begitu, perusahaan dapat memikirkan solusi yang tepat untuk meningkatkan engagement karyawannya. 

3. Lakukan analisis

Setelah mendapatkan hasil atau jawaban terkait employee engagement dari karyawan, Anda harus melakukan analisis untuk menemukan data bahwa penilaian karyawan terhadap satu faktor tertentu mampu meningkatkan engagement. Pahami mengapa faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat engagement, identifikasi kembali bagian yang kurang Anda perhatikan selama ini, dan implementasikan program untuk meningkatkan berbagai faktor yang kurang tadi, seperti pelatihan pengembangan diri. 

4. Buat strategi untuk mendapatkan feedback

Dapatkan feedback dari karyawan secara real-time untuk mengetahui keterlibatan mereka dalam lingkungan kerja. Karena preferensi dan perilaku karyawan dapat berubah karena kondisi dan situasi tertentu, maka minta feedback dari mereka setidaknya satu atau dua tahun sekali. Dengan begitu, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak yang dapat memberikan dampak bagi karyawan dan perusahaan.

Contoh Program Employee Engagement

Berikut ini adalah beberapa program yang dapat membantu Anda untuk mengukur employee engagement di tempat kerja:

1. Survei

Cara ini bisa dibilang paling banyak digunakan untuk mengukur employee engagement sebab lebih mudah dan bagus untuk mendapatkan insight yang cepat, konsisten, dan dapat ditindaklanjuti. Melalui survei, Anda dapat memberikan pertanyaan yang sederhana, singkat, dan terfokus pada hal tertentu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lebih baik berikan pertanyaan yang dapat merepresentasikan perilaku karyawan. Untuk lebih efektif dan efisien, sebarkan survei online kepada karyawan tentang kepuasan kerja. Berikut pertanyaan yang bisa Anda masukkan ke dalam survei:

  • Apakah tim Anda menginspirasi Anda untuk memberikan usaha yang terbaik?
  • Apakah ada punya peluang untuk berkembang dalam tim Anda saat ini?
  • Apakah Anda merasa pemimpin tim mempertimbangkan pendapat Anda tentang pengambilan keputusan? 
  • Apakah Anda menerima feedback yang membangun dari manajer Anda?
  • Apakah tim Anda berpartisipasi dan mendorong Anda untuk menyelesaikan pekerjaan?
  • Menurut Anda, apakah ada kerjasama dan partisipasi yang kuat dalam perusahaan ini?
  • Apakah anggota tim Anda menerima saran Anda?
  • Apakah Anda melihat peluang untuk menumbuhkan karir secara positif dalam perusahaan ini?
  • Apakah Anda menerima pelatihan yang tepat ketika sistem baru diperkenalkan?
  • Apakah Anda merasa perusahaan mendukung keseimbangan kehidupan kerja yang sehat?
  • Apakah Anda puas dengan kebijakan perusahaan terkait penghargaan dan pengakuan prestasi kerja?
  • Apakah Anda merasa kepemimpinan dalam perusahaan memperlakukan semua karyawan dengan adil dan setara?
  • Apakah Anda merasa bahwa komunikasi adalah proses dua arah dalam perusahaan ini?
  • Menurut Anda, apakah manajemen tingkat atas telah menyampaikan pesan mereka dengan sangat transparan?

2. eNPS

Salah satu cara lainnya yang bisa Anda lakukan untuk mengukur employee engagement ini adalah dengan menggunakan Employee Net Promoter Score (eNPS). Anda tidak perlu khawatir, karena mekanisme atau alur kerja eNPS sama dengan survei, yaitu berbentuk pertanyaan namun menggunakan skala. Contohnya, dari skala 1-10, seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan perusahaan ini sebagai tempat bekerja bagi orang lain? Nah umumnya, penetapan skala dalam eNPS ini ada tiga, yaitu promotor (skala 9-10), pasif (skala 7-8), dan detractor (skala di bawah 6).

3. Tingkat turnover

Anda dapat mengukur employee engagement dari tingkat turnover perusahaan. Tinggi rendahnya turnover tergantung dari industri dan perannya masing-masing. Banyaknya karyawan yang resign dapat membuat tingkat turnover menjadi tinggi. Hal ini tentu akan menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya rekrutmen yang lebih besar lagi dan bahkan dapat mengganggu kerja tim di perusahaan. 

Sedangkan, karyawan yang engage dalam perusahaan mampu menurunkan turnover. Sebab, mereka memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dan mencintai pekerjaannya. Sehingga, kecil kemungkinan bagi mereka untuk meninggalkan perusahaan. 

Tingkat turnover dapat dihitung menggunakan rumus di bawah ini:

Cara Mengukur Employee Engagement Secara Tepat | MyRobin

One-on-one meeting

Berbeda dengan survei, cara yang satu ini dapat mengetahui keterlibatan karyawan secara lebih intens. Anda bisa melakukannya secara berkala, misalnya sebulan atau dua bulan sekali. Namun, one-on-one meeting bisa Anda lakukan jika perusahaan Anda hanya terdiri dari beberapa anggota saja atau Anda mempunyai waktu luang yang banyak. Sebab, cara ini tidak efektif digunakan untuk perusahaan-perusahaan berskala besar dan karyawan berjumlah ribuan. 

Meskipun begitu, one-on-one meeting ini memudahkan Anda untuk berbicara secara langsung dan berbagi cerita atau feedback bersama karyawan. Anda juga dapat memastikan kerahasiaan agar karyawan dapat lebih nyaman dan yakin untuk bercerita. Misalnya, Anda dan karyawan tersebut berdiskusi mengenai rasa stresnya karena jarang diapresiasi oleh atasan, atau rasa takutnya dalam menyuarakan ide maupun pendapat ketika meeting departemen, dan lain sebagainya.

Kepuasan pelanggan

Siapa sangka ternyata employee engagement dapat diukur dari hasil kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan. Sebab, kepuasan pelanggan yang rendah menunjukkan bahwa keterlibatan karyawan di dalamnya masih kurang. Kepuasan pelanggan tergantung bagaimana karyawan memberikan solusi untuk kebutuhan mereka, jika mereka tidak puas berarti karyawan belum terlibat sepenuhnya dalam pekerjaan.

Focus Group Discussion (FGD)

Tidak hanya sebagai tahap rekrutmen saja, namun FGD juga dapat digunakan untuk mengukur employee engagement. Anda bisa menunjukkan perwakilan yang representatif dari setiap divisi dan mempunyai beberapa pertanyaan sebagai bahan untuk berdiskusi. Dengan begitu, Anda dapat memperoleh insight mengenai hal-hal yang disukai dan tidak disukai karyawan, sehingga kedepannya Anda menjadi lebih mudah untuk memperbaiki operasional bisnis. 

Exit interview

Cara terakhir yang bisa Anda gunakan sebagai pengukur tingkat employee engagement adalah melalui exit interview. Jika Ada karyawan yang ingin resign atau berhenti bekerja, maka lakukan wawancara dengan mereka terlebih dahulu.

Tujuannya adalah agar perusahaan dapat mengetahui penyebab dari mereka resign, alasan mereka tidak mampu untuk engage dalam pekerjaan, hal positif dan negatif apa yang mereka dapatkan selama bekerja, apa yang menjadi dorongan mereka resign, dan masih banyak lagi.

Kejujuran mereka dalam exit interview ini dapat menjadi insight bagi Anda, sehingga Anda mengetahui apa yang harus Anda lakukan berikutnya bagi karyawan dan perusahaan. Nah, itulah cara yang bisa Anda lakukan sebagai tim HR untuk mengukur employee engagement di tempat kerja.

Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar karir dan HRD? Yuk, kunjungi langsung blog MyRobin sekarang juga!

Ingin merekrut pekerja? Hubungi MyRobin saja! MyRobin dapat menyediakan Anda pekerja sesuai dengan keperluan Anda kurang dari 24 jam. Coba lihat produk dan layanan MyRobin disini!

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian

id_IDID