New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Manajemen Konflik: Pengertian, Jenis, Strategi, dan Contohnya dalam Perusahaan

manajemen konflik

Dalam dunia kerja, tidak jarang terjadi sebuah konflik yang melibatkan anggota perusahaan, baik itu karyawan maupun eksekutif perusahaan. Konflik ini seringkali disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seperti perbedaan pendapat, pembagian tugas yang tidak adil, dan sebagainya.

Sebagai HRD, Anda harus bisa membantu mengatasi berbagai konflik yang terjadi secara tepat agar tidak berdampak buruk pada kegiatan operasional perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan manajemen konflik.

Sebenarnya apa itu manajemen konflik? Seperti apa contohnya dalam perusahaan? Daripada penasaran, yuk langsung simak penjelasannya di bawah ini sekarang!

Pengertian Manajemen Konflik

Dilansir dari Indeed, manajemen konflik adalah seperangkat teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan suatu konflik di tempat kerja. Melalui manajemen konflik ini, seseorang dapat mendeteksi lebih awal dan meminimalkan dampak negatif dari konflik daripada menghilangkannya.

Manajemen konflik juga dapat diartikan sebagai manajemen yang memungkinkan lingkungan perusahaan terhindar dari konflik, sehingga perlu adanya tim manajemen khusus untuk menangani dan menyelesaikan konflik di tempat kerja. 

Sederhananya, manajemen konflik ini merupakan proses dimana perusahaan menyelesaikan perselisihan, konflik, atau masalah yang terjadi di lingkungan kerja, dan berupaya meminimalisir dampak negatif. 

Seperti yang kita tahu bahwa, konflik di tempat kerja seringkali terjadi dan terkadang sulit untuk dihindari, meskipun kita sudah mencoba untuk tidak melakukan hal-hal yang memicu terjadinya konflik. Namun, sebuah konflik dapat diatasi dengan melakukan manajemen konflik ini. 

Secara umum, konflik dapat terjadi pada berbagai situasi sosial, baik itu dari diri sendiri, antar individu, kelompok, ataupun organisasi. Dalam dunia kerja sendiri, konflik biasanya muncul karena adanya kesalahpahaman, perbedaan pendapat, ketidakadilan, diskriminasi, dan lain sebagainya.

Jika konflik-konflik tersebut tidak segera diatasi, tentu akan berdampak negatif pada pihak-pihak yang terlibat maupun perusahaan. 

Melakukan manajemen konflik merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasinya. Dalam prosesnya, Anda perlu mengelola konflik tersebut dengan menyusun strategi efektif hingga memperoleh resolusi yang tepat. 

Manajemen Konflik Menurut Ahli

Untuk memperluas wawasan, berikut ini adalah beberapa pengertian manajemen konflik menurut para ahli. Di antaranya yaitu:

Howard Ross

Menurut Ross, manajemen konflik adalah suatu tahapan yang digunakan oleh para pelaku atau pihak ketiga untuk mengarahkan perselisihan menuju hasil akhir yakni berupa penyelesaian konflik yang tenang, positif, dan mufakat. 

Dalam prosesnya, manajemen konflik dapat melibatkan bantuan individu, kerjasama dengan pihak ketiga untuk memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Manajemen konflik ini menggunakan pendekatan komunikasi, perilaku pelaku, hingga penafsiran terhadap konflik tersebut. 

Minnery

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Howard Ross, Minnery mengungkapkan bahwa manajemen konflik mempunyai arti yang sama dengan proses perencanaan. Menurutnya, proses manajemen konflik perencanaan merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif. Maksudnya adalah, pendekatan model manajemen konflik perencanaan ini akan terus mengalami penyempurnaan hingga mencapai model yang ideal dan efektif. 

Johnson & Johnson

Dalam Farida:1996, Johnson & Johnson menyatakan bahwa seseorang yang terlibat dalam suatu konflik akan menggunakan religiusitas dasar manajemen konflik untuk mengatasinya. Seringkali mereka akan menghindari (withdrawing), memaksa (forcing), melunak/mengalah (smoothing), berkompromi (compromising), dan menentang (confronting).

Farida

Sedangkan menurut Farida sendiri, manajemen konflik adalah saat dimana seseorang mendominasi (domination), menyerah (capitulation), menarik diri (withdrawal), negosiasi (negotiation), dan melakukan intervensi dengan pihak ketiga (third party intervention).

Jenis-jenis Manajemen Konflik

Secara umum, manajemen konflik mempunyai lima jenis gaya berdasarkan tipe kepribadian seseorang. Agar konflik dalam perusahaan bisa teratasi dengan baik, maka Anda harus mengetahui jenis-jenis dari manajemen konflik yang meliputi:

Accommodating

Jenis manajemen konflik yang pertama yaitu accommodating atau akomodasi. Untuk jenis yang satu ini memungkinkan seseorang untuk mengumpulkan berbagai pendapat dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik terkait. Kemudian, dilakukan musyawarah dalam rangka menyelesaikan konflik yang sedang terjadi tersebut. Singkatnya, Anda mengakomodasi pendapat para pihak yang terlibat agar keputusan yang diambil nantinya adil atau tidak berat sebelah. 

Gaya manajemen konflik yang satu ini juga cocok untuk Anda yang memilih untuk mengalah atau berdamai atas konflik yang sedang terjadi, daripada berdebat untuk membela diri. 

Sebagai contoh, pelanggan menuntut pengembalian dana padahal mereka tidak mempunyai jaminan apapun. Anda tahu bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan, namun karena Anda tidak ingin kehilangan pelanggan tetap dan produk yang dipermasalahkan tidak terlalu bernilai besar, maka Anda bisa memutuskan untuk mengabulkan permintaan pelanggan tersebut.

Avoiding

Berikutnya yaitu avoiding atau menghindari, artinya Anda memilih untuk menghindari konflik dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Biasanya, jenis manajemen konflik ini digunakan ketika seseorang tidak mempunyai waktu untuk membahas masalah terkait atau memang karena masalahnya terlihat sepele. 

Anda bisa menggunakan gaya manajemen konflik ini bila Anda tidak yakin bagaimana cara menanggapi konflik tersebut dengan benar. Misalnya, manajemen sedang memperdebatkan aturan berpakaian yang lebih nyaman untuk bekerja, namun karena Anda sedang sibuk mengerjakan laporan keuangan akhir tahun perusahaan, maka Anda memilih untuk tidak menggubrisnya.

Compromising

Cara manajemen konflik ini memungkinkan seseorang untuk mengambil keputusan secara tepat sebagai jalan keluar yang menguntungkan bagi semua orang yang terlibat. Anda bisa menggunakan gaya compromising ketika Anda berhasil menemukan solusi yang menguntung kepentingan bersama daripada memenangkan argumen. 

Ada beberapa bentuk compromising, yaitu:

  • Memisahkan pihak yang terlibat konflik sehingga konflik menjadi lebih mudah dan cepat terselesaikan. 
  • Menyetujui keputusan yang diambil oleh pihak ketiga sebagai bentuk penyelesaian konflik.
  • Mengambil keputusan secara mendadak atau kebetulan, namun tetap adil dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
  • Menyogok atau memberikan imbalan kepada pihak ketiga yang memberikan keputusan konflik dengan tujuan agar pihaknya dimenangkan dalam penyelesaian konflik tersebut. Hal ini bisa menjadi cara yang terbaik atau curang tergantung dari konflik yang terjadi dan cara penyelesaiannya. 

Collaborating

Sesuai namanya, gaya manajemen konflik ini memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan konflik dengan cara berkolaborasi. Anda bisa menggunakan jenis collaborating bila memang hubungan antara Anda dengan pihak yang terlibat lebih penting daripada konfliknya. Misalnya, ketika ada masalah dalam bisnis perusahaan dan melibatkan para pemegang saham. Nah, Anda bisa mencari solusinya bersama para pemegang saham tersebut untuk menjaga hubungan bisnis tetap kuat.

Competing

Competing merupakan cara mengelola konflik yang membuat para pelaku bersaing untuk memenangkan kepentingannya masing-masing. Pada akhirnya, akan ada pihak yang menang dan pihak yang kalah dalam adu argumen. Banyak orang yang memilih menggunakan jenis competing ketika nilai moral dalam konflik yang diributkan bersifat mendesak dan mereka tidak mempunyai cukup waktu untuk mencari alternatif.

Anda bisa menggunakan jenis manajemen konflik ini bila harus mengambil keputusan dengan cepat. Salah satu contohnya seperti pelecehan yang terjadi pada karyawan oleh pelanggan. Dalam hal ini, tentu Anda harus segera menyelesaikannya dengan cara menolak argumen dan komentar insensitive dari pelaku pelecehan. 

Fungsi Manajemen Konflik

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari manajemen konflik yang perlu Anda ketahui sebagai pihak yang mempunyai peran untuk membantu menyelesaikan konflik dalam perusahaan. Di antaranya yaitu:

Meningkatkan keaktifan dan produktivitas karyawan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manajemen konflik seringkali menggunakan pendekatan penyelesaian masalah berupa komunikasi. Dalam hal ini, karyawan dituntut untuk bisa mengeluarkan pendapatnya, menerima masukan, dan memikirkan solusi yang terbaik.

Sehingga, secara tidak langsung manajemen konflik ini dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan dalam bekerja. Karyawan yang aktif tentu akan memiliki nilai lebih dan menguntungkan bagi perkembangan bisnis perusahaan. 

Mengembangkan kemampuan karyawan

Bersambung dari poin yang pertama, manajemen konflik dapat menjadi sarana yang tepat untuk mengembangkan kemampuan karyawan. Contohnya seperti kemampuan komunikasi, problem solving, berpikir logis, decision making, dan sebagainya.

Karyawan yang menguasai berbagai kemampuan ini tentu tidak hanya mampu mengatasi konflik saja, namun juga dalam bekerja mereka pasti mempunyai performa yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan lain.

Membangun rasa saling menghormati

Selain dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas karyawan, adanya manajemen konflik juga dapat membangun rasa saling menghormati antar anggota perusahaan.

Dalam suatu konflik, biasanya pihak-pihak yang terlibat akan mengalami perbedaan pendapat. Tentunya hal ini akan terlihat bagaimana seseorang dapat menghormati pendapat orang lain dan tidak menjatuhkan satu sama lain. 

Sebagai sistem evaluasi

Setelah melakukan manajemen konflik, tentu ada proses evaluasi dari manajemen tersebut. Apakah langkah-langkah penyelesaian konflik yang sudah dilakukan berjalan dengan efektif dan memberikan dampak positif bagi perusahaan, atau ternyata masih membutuhkan perbaikan. 

Jika sebuah konflik dalam perusahaan dapat dikelola dan diselesaikan dengan baik menggunakan manajemen konflik, maka konflik tersebut akan dapat dipecahkan secara sistematis serta memberikan dampak positif untuk memperkuat hubungan kerjasama, meningkatkan harga diri, maupun kepercayaan diri karyawan.

Meningkatkan kreativitas

Salah satu fungsi dari manajemen konflik lainnya yaitu meningkatkan kreativitas karyawan dalam menyelesaikan konflik. Setiap konflik yang terjadi biasanya membutuhkan cara penyelesaian yang berbeda-beda. Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor pelaku atau pihak yang terlibat, kepribadian atau karakter, dan lingkungan.

Karyawan harus kreatif dalam menyusun, mengelola, dan menemukan solusi yang tepat bagi konflik tersebut. Dengan begitu, konflik dapat terselesaikan dan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan.

Strategi Manajemen Konflik

Setelah mengetahui berbagai fungsi dan jenisnya, Anda juga perlu mengetahui apa saja strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi konflik dalam perusahaan. Berikut ini adalah penjelasannya:

Pahami isyarat nonverbal

Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam melakukan manajemen konflik adalah memahami isyarat nonverbal. Sebagai HRD, Anda harus peka terhadap sinyal-sinyal nonverbal yang ditunjukkan oleh karyawan. Misalnya dari perilakunya dalam bekerja, emosi yang ditunjukkan, nada bicara serta intonasinya ketika berbicara, dan sebagainya.

Cobalah untuk mengamati dengan seksama gestur yang diperlihatkan oleh karyawan. Dengan begitu, Anda dapat memahami perasaan mereka dan menentukan apa langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Meskipun Anda sudah mendengar adanya konflik yang terjadi dalam lingkungan kerja, namun Anda harus tetap melakukan observasi pribadi untuk memastikan apakah memang kevalidan dari informasi tersebut. 

Diagnosa masalah

Jika Anda sudah mengetahui konflik apa yang sedang terjadi dalam perusahaan, siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan kemungkinan dampak yang bisa disebabkan dari konflik tersebut, selanjutnya Anda perlu melakukan diagnosa masalah. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui langkah apa yang perlu diambil agar konflik bisa terselesaikan dengan baik. 

Untuk mendiagnosa masalah, Anda perlu mengumpulkan berbagai bukti atau informasi penting yang dapat membantu menyelesaikan konflik. Mulai dari wawancara pelaku, saksi, data atau dokumen terkait, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar Anda dapat memberikan solusi yang tepat dan menguntungkan bagi semua pihak, termasuk perusahaan. 

Bersikap netral

Pastikan Anda bersikap netral dan tidak memihak pihak manapun. Dengan berperan sebagai penengah, Anda dapat memberikan solusi yang tepat, logis, serta tidak memberatkan salah satu pihak. Selain itu, bersikap netral juga berguna agar tidak memicu emosi pihak lain. 

Menyepakati solusi

Langkah berikutnya yaitu menyepakati solusi yang diambil. Pastikan solusi tersebut seimbang dan tidak berat sebelah. Dengan begitu, tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan dan konflik pun tidak berlanjut lebih lama lagi. 

Pelaksanaan dan evaluasi

Solusi yang telah disepakati bersama tersebut selanjutnya harus dilaksanakan dengan baik. Semua pihak yang terlibat harus menyetujui dan ikut melaksanakan solusi tersebut. Selain itu, lakukan evaluasi bersama, apakah langkah-langkah penyelesaian konflik berjalan efektif atau belum. Melalui evaluasi ini, Anda pun akan lebih mudah dan sigap jika terdapat konflik yang serupa di masa depan. 

Selalu terbuka

Berikan ruang dan waktu untuk berdiskusi bersama karyawan dalam menyelesaikan konflik. Cobalah untuk selalu terbuka dengan mendengarkan semua kesaksian dari segala sudut pandang. Cara ini akan membantu Anda untuk bisa memahami situasi, akar masalah, dan menemukan solusi tepat agar tidak berat sebelah. 

Contoh Manajemen Konflik

Jika Anda masih belum mendapatkan gambaran tentang manajemen konflik, berikut ini adalah beberapa contoh manajemen konflik yang umum di dalam perusahaan. Di antaranya yaitu:

Konflik kepemimpinan

Peran pemimpin dalam perusahaan salah satunya yaitu menyelesaikan masalah atau konflik yang terjadi di lingkungan kerja. Sayangnya, seringkali para pemimpin inilah yang menjadi sumber konfliknya.

Nah, rata-rata pihak yang dirugikan adalah bawahan atau anggota timnya, yang mana tidak berani untuk mengemukakan pendapat atau pembelaan. Jadi, tak heran bila konflik dalam hal kepemimpinan banyak yang tidak terselesaikan dengan baik. 

Jika Anda melihat konflik seperti ini di tempat kerja, maka Anda harus segera mengatasinya. Sumber masalahnya biasanya karena pemimpin tersebut kurang kompeten namun mendapatkan promosi jabatan yang terbilang cepat, sehingga aspek kepemimpinan dan pelatihannya masih kurang.

Untuk menyelesaikannya, Anda bisa mengumpulkan pihak-pihak yang terlibat dan mendengarkan argumen atau pendapat dari mereka. Di sini, Anda sebagai penengah dan harus netral dalam menyelesaikan konflik.

Cobalah untuk berkompromi tentang gaya kepemimpinan mana yang sebaiknya digunakan. Pastikan yang gaya kepemimpinan tersebut sesuai dengan budaya kerja dan nilai perusahaan. Dengan begitu, masing-masing pihak tidak akan merasa dirugikan.

Konflik gaya bekerja

Setiap karyawan pasti mempunyai gaya atau cara kerja masing-masing. Ada yang suka bekerja secara tim atau berkelompok, dan ada juga yang lebih suka bekerja sendirian. Selain itu, ada beberapa orang yang tidak membutuhkan arahan dalam bekerja, namun ada juga yang harus diberikan arahan di setiap langkahnya baru bisa bekerja dengan baik. 

Nah, perbedaan gaya bekerja seperti ini seringkali menimbulkan konflik, sehingga membuat karyawan lain terganggu dan terhambat pekerjaannya. Untuk mengatasinya, Anda harus memberikan pemahaman kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik terkait bagaimana cara untuk menghormati dan mengerti gaya kerja masing-masing, sehingga pekerjaan bisa berjalan lancar serta kerja tim menjadi sukses. Bantu mereka untuk saling terbuka dan mengkolaborasikan gaya bekerja yang berbeda-beda tersebut. 

Konflik pengerjaan tugas atau proyek

Ketika karyawan dilibatkan dalam suatu tugas atau proyek besar bersama karyawan yang lain, tak jarang menimbulkan konflik. Misalnya, ada anggota tim yang telat mengumpulkan tugasnya, sehingga membuat anggota lain hanya mempunyai sedikit waktu untuk mengerjakan bagiannya atau membuat proses berikutnya menjadi terhambat.

Untuk menghadapi konflik seperti ini, Anda bisa meminta ketua tim agar mendelegasikan tugas secara rinci pada masing-masing anggota, termasuk batas waktu pengumpulannya. Dengan begitu, anggota tim dapat mengerti peran dan tanggung jawabnya dalam kelompok, sehingga mereka menjadi lebih disiplin serta saling membantu satu sama lain. 

Konflik pertentangan ide

Biasanya dalam diskusi seringkali terjadi perbedaan ide yang berujung pada pertentangan. Walaupun hal ini berpotensi untuk menjadi ruang lahirnya ide-ide spektakuler dan meningkatkan produktivitas karyawan, namun bila pertentangan ide tersebut terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi, tentu dapat menimbulkan konflik. 

Jika konflik pertentangan ide terjadi di sekitar Anda, maka lakukan manajemen konflik dengan gaya kompromi. Anda bisa menghadirkan pihak ketiga sebagai penengah untuk menilai mana ide yang paling efektif digunakan sebagai solusi konflik.

Keterampilan yang Harus Dikuasai HRD 

Dalam menyelesaikan konflik, tentu Anda membutuhkan beberapa keterampilan untuk bisa mengelola konflik secara tepat dan efektif. Adapun keterampilan yang harus dikuasai oleh HRD, yaitu:

  • Komunikasi: Menangkap gestur, mendengarkan informasi dari lawan bicara, menyampaikan solusi efektif, dan menggunakan kalimat yang netral.
  • Empati: Memahami perasaan, emosi, dan alasan di balik keluhan yang disampaikan karyawan. 
  • Emotional intelligent: Menahan diri untuk tidak tersulut emosi, meminimalisir berpikir negatif.
  • Problem solving: Menemukan solusi efektif, berkolaborasi dengan divisi lain untuk memahami persoalan.
  • Decision making: Menentukan keputusan yang tepat dan adil, menilai alasan dan dampak, dan berpikir obyektif.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai manajemen konflik yang perlu Anda terapkan dalam perusahaan. Gunakan gaya manajemen konflik yang sesuai dengan masalah dan memungkinkan berdampak positif bagi perusahaan. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar HRD, bisnis, dan karir? Yuk, kunjungi blog MyRobin sekarang juga!

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian