Search
Close this search box.

Co-Marketing: Definisi dan Langkah-Langkah Menjalankan Kolaborasi Pemasaran 

co-marketing 

Konsep co-marketing telah menjadi strategi pemasaran yang populer dalam bisnis saat ini. Co-marketing mengacu pada kemitraan antara dua atau lebih perusahaan untuk mempromosikan produk atau layanan mereka. Tujuannya adalah untuk mencapai lebih banyak target audiens, meningkatkan pendapatan, dan menguatkan brand awareness.

Menurut Survey Partnerize pada tahun 2018, sekitar 54% perusahaan mengatakan bahwa kemitraan pemasaran berhasil mendorong lebih dari 20% dari total pendapatan perusahaan. Namun, co-marketing bukan hanya tentang pendapatan.

Dalam banyak kasus, strategi ini juga mampu meningkatkan brand awareness. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang cara menjalankan kolaborasi pemasaran yang sukses, mari simak penjelasan MyRobin berikut ini.

Definisi co-marketing

Bisnis Anda mungkin sudah mencoba berbagai strategi pemasaran demi mencapai target. Namun, pernahkah Anda menerapkan co-marketing? 

Co-marketing adalah upaya yang dilakukan dua atau lebih perusahaan untuk mempromosikan produk maupun jasa dari masing-masing perusahaan. 

Kolaborasi ini bertujuan menjangkau audience yang lebih luas, mendorong brand awareness, serta mempublikasikan konten baru pada audiens. 

Jadi, dua atau lebih perusahaan bermitra demi menjalankan strategi pemasaran secara bersamaan. Hasilnya, sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Pemasaran kolaborasi bersifat simbiosis mutualisme. Artinya, tidak ada yang lebih untung atau lebih rugi. 

Biasanya, co-marketing dilakukan dengan perusahaan yang berada di industri yang berbeda untuk mencapai audiens yang berbeda pula. Contohnya, aplikasi jasa ojek online berkolaborasi dengan layanan dompet digital. Namun, ada pula perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan dari industri yang sama untuk saling mengisi kekurangan.

Dalam co-marketing, perusahaan akan diuntungkan karena dapat menghasilkan banyak prospek dengan usaha minim.

Menurut data dari Hubspot, lebih dari separuh responden dalam survei kemitraan tahun 2018 mengatakan bahwa kemitraan mendorong lebih banyak pelanggan dan penjualan pada tahun tersebut dibandingkan tahun 2017.

Baca Juga: Merger Perusahaan: Pengertian, Jenis-Jenis, Tujuan, Penyebab, hingga Dampaknya

Cara kerja co-marketing 

Co-marketing adalah strategi pemasaran yang mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan atau bisnis dalam hal visibilitas dan penjualan dengan beriklan ke audiens perusahaan lain.

Dalam co-marketing, perusahaan bersatu sebagai tim untuk menghasilkan konten berkualitas tinggi yang mempromosikan kedua bisnis. Meskipun bisnis bisa memasarkan sendiri, dengan co-marketing, perusahaan dapat saling melengkapi dan memperkuat strategi pemasaran mereka.

Cara kerja co-marketing adalah dengan bermitra dengan bisnis yang memiliki target audience serupa. Dengan saling menghasilkan konten berkualitas, perusahaan dapat menarik lebih banyak prospek dan meningkatkan brand awareness. Salah satu contohnya adalah dengan menampilkan konten webinar dan e-book di bagian belakang lead generation sehingga kedua perusahaan dapat memperoleh lebih banyak prospek.

Pendekatan sederhana lainnya adalah dengan menyertakan konten mitra di dalam situs atau mencantumkan tautan artikel.

Dengan melakukan co-marketing, perusahaan dapat mencapai target audience yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran merek secara efektif. Oleh karena itu, co-marketing dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif dan inovatif bagi perusahaan atau bisnis.

Tipe-tipe kolaborasi pemasaran (Co-marketing)

Strategi co-marketing bisa bermacam-macam. Penting bagi Anda mempelajari tipe kolaborasi pemasaran, agar dapat menentukan mana yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. 

1. Product placement

Pernahkah Anda menonton sinetron dan melihat pemainnya memegang makanan, minuman, atau menggunakan produk dari merek tertentu? 

Contohnya, acara bergenre action menampilkan mobil-mobil bermerek atau produk Kopiko yang muncul di salah satu scene drama Korea. Ini dinamakan product placement. 

Menurut Investopedia, product placement adalah bentuk iklan di mana barang atau jasa ditampilkan dalam produksi, seperti TV, film, maupun radio yang menargetkan audiens besar. 

Sebagai imbalan perusahaan membayar rumah produksi dengan uang tunai, barang, maupun jasa. Strategi ini juga dikenal dengan iklan tersemat. 

2. Event sponsorship

Sponsor acara termasuk pemasaran kolaborasi. Misalnya, brand minuman menjadi sponsor acara badminton atau pentas seni di universitas. Perusahaan bisa mensponsori bisnis di luar industrinya untuk menjangkau audience. 

3. Affiliate marketing

Pemasaran kolaborasi yang melibatkan brand atau perusahaan dengan influencer. Strategi affiliate marketing mampu menambah exposure dan brand awareness. Nantinya setiap terjadi penjualan, influencer akan mendapatkan komisi.

4. Licensing agreement

Perjanjian lisensi merupakan kesepakatan yang memungkinkan bisnis lain untuk menjual dan mendistribusikan produk atau layanan Anda. Dengan membuat perjanjian lisensi, Anda memberikan izin pada mitra Anda untuk memasarkan produk atau layanan Anda.

Hal ini memungkinkan produk atau layanan Anda lebih mudah dikenal dan diakses oleh konsumen yang lebih banyak. Namun, pastikan perjanjian lisensi tersebut mengatur dengan jelas hak dan kewajiban kedua belah pihak agar terhindar dari masalah hukum di masa depan.

5. Content marketing partnership 

Kemitraan pemasaran konten membutuhkan pembuatan konten untuk merek lain. Misalnya, Youtuber populer memutuskan pemasaran bersama, mereka akan membuat konten video tamu untuk channel Youtube masing-masing. 

6. Distribution partnership 

Contoh dari kemitraan distribusi adalah ketika perusahaan bekerja sama dengan mitra untuk mendistribusikan produk atau layanan secara lebih luas. Sebagai contoh, perusahaan kereta api dapat menjalin kemitraan distribusi dengan hotel lokal untuk menawarkan paket diskon pada penumpang yang ingin menginap di hotel tersebut.

Dengan adanya kemitraan ini, perusahaan kereta api dapat menawarkan nilai tambah pada pelanggannya dan pada saat yang sama, hotel lokal juga mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas melalui promosi dari perusahaan kereta api.

Dengan cara ini, kemitraan distribusi dapat membantu perusahaan mencapai tujuan pemasaran dan meningkatkan omset penjualan dengan memanfaatkan jaringan distribusi mitra.

Langkah-langkah menjalankan co-marketing 

Co-marketing sudah banyak diterapkan bisnis dalam negeri maupun luar negeri. Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini untuk menerapkan pemasaran kolaborasi. 

1. Tentukan tujuan bisnis 

Menentukan tujuan adalah langkah pertama menerapkan co-marketing. Tentukan tujuan dari kolaborasi ini, apakah untuk meningkatkan exposure atau pengikut di sosial media. Dengan membuat tujuan spesifik, akan membantu ketika memilih mitra yang memungkinkan Anda mencapai target tersebut. 

2. Temukan mitra potensial 

Selanjutnya, menemukan mitra potensial. Manfaatkan tujuan untuk mencari bisnis atau perusahaan yang cocok Anda jadikan partner. Pertimbangkan tujuan, lokasi grafis, sasaran audiens, minat hingga reputasi calon mitra. 

3. Hubungi mitra kerja sama

Hubungi mitra yang akan Anda ajak kolaborasi. Tawarkan kemitraan pemasaran dan tunjukan value yang bisa Anda berikan. Di tahap ini cobalah mengajukan ide promosi potensial serta jelaskan mengapa strategi ini menguntungkan perusahaan mitra. 

4. Melakukan brainstorm strategi pemasaran 

Menentukan kekuatan yang Anda dan mitra miliki. Kemudian, pikirkan cara memanfaatkan kekuatan tersebut untuk mengoptimalkan pemasaran. Pertimbangkan beberapa jenis dan jumlah konten. Kembangkan bersama tim mitra sebelum eksekusi. Pertimbangka pula sumber daya yang Anda miliki. 

5. Menentukan waktu 

Tentukan garis waktu. Diskusikan dengan mitra kapan promosi pemasaran dilakukan. Anda mungkin perlu memberikan waktu lebih banyak untuk menjalankan kampanye besar. Buatlah note khusus waktu dan hari pemasaran dimulai, sehingga meminimalisir risiko miskomunikasi. 

6. Menulis perjanjian co-marketing 

Bagian terpenting dari kemitraan adalah perjanjian formal. Dengan menulis kesepakatan di awal, Anda dan mitra telah mencegah risiko miskomunikasi. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai kesepakatan, salah satu pihak bisa menuntut ke jalur hukum. 

Rincian mencakup tema, sasaran, waktu, saluran untuk mengunggah konten, rencana promosi, hingga pelaporan. 

7. Rancang kampanye pemasaran 

Topik dan tema pemasaran sudah ditentukan, Anda bisa mulai menguraikan rencana di dalam Google Doc, agar mudah diakses oleh tim lainnya. Berikan akses pada mitra sehingga mereka dapat menambahkan detail dan menyelesaikan ide dalam satu dokumen saja. 

8. Mulai membuat konten 

Ketika garis besar rencana sudah disusun, kemudian mulai membuat konten. Anda bisa membagi tugas dengan mitra. Contohnya tim mitra menangani visual dan publikasi, sedangkan tim Anda merancang dan menulis konten.

9. Promosikan konten

Buatlah kesepakatan kapan konten akan tayang dan di saluran mana konten diunggah. Beberapa pilihan yang bisa Anda pilih yakni email marketing, social media, press release, blog post, youtube, dan lain sebagainya. 

10. Analisis hasil kolaborasi 

Pasca eksekusi rencana pemasaran, berikutnya analisis hasil. Gunakan parameter dan tujuan awal untuk meninjau, apakah co-marketing sukses dijalankan. Selain itu, analisis memberikan Anda pertimbangan apakah kemitraan harus dilanjut atau diberhentikan.  

Kelebihan dari co-marketing 

Mempertimbangkan keuntungan dan kerugian co-marketing sangat penting bagi bisnis Anda sebelum memutuskan untuk menerapkannya. Dalam co-marketing, ada sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh, di antaranya:

1. Menjangkau audiens yang lebih luas

Manfaat pemasaran ini adalah menjangkau audience yang lebih luas. Adanya promosi bersama meningkatkan eksposur bagi kedua merek. Contohnya bisnis Anda bergerak di penyedia layanan bank digital bekerja sama dengan startup marketplace. Secara tidak langsung Anda bisa menjangkau audience dari marketplace tersebut. 

2. Membangun identitas merek 

Menjalin kemitraan dengan brand besar, membuka peluang bisnis mengembangkan identitas merek. Dengan exposure yang konsisten, kampanye yang bisnis jalankan lebih mudah dikenal audiens. 

3. Memudahkan analisis kampanye pemasaran 

Menurut Bigcommerce Essential, setelah eksekusi kedua perusahaan atau brand bisa menilai mana audience yang memberikan respon positif. Ini berguna dalam menentukan langkah berikutnya, apabila kemitraan tetap berlanjut. 

4. Membangun basis pelanggan yang solid

Co-marketing juga membangun basis pelanggan yang setia. Anda tidak mencari pelanggan baru sendirian. Kemitraan bisa menempatkan produk atau layanan pada audience yang berpotensi tertarik pada bisnis Anda. Alhasil, lebih hemat waktu dan biaya. 

5. Hemat biaya

Kelebihan lainnya adalah hemat biaya. Dengan bermitra dengan perusahaan yang memiliki kesamaan, Anda bisa menjalankan promosi efektif dengan biaya minim.

Resiko dan Kekurangan Co-Marketing

Namun, seiring dengan keuntungan, ada juga kerugian yang dapat timbul dari co-marketing, terutama jika Anda bekerja sama dengan perusahaan yang kurang tepat. Misalnya, Anda mungkin gagal menjangkau audiens di luar sektor bisnis atau bahkan merusak reputasi merek Anda jika mitra Anda memiliki praktik bisnis yang meragukan.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan sebelum memutuskan untuk menjalin kemitraan pemasaran. Berikut ini adalah resiko dan kekurangan dari co-marketing.

Risiko reputasi

Saat bermitra dengan perusahaan lain, Anda juga terkait dengan reputasi mereka. Jika mitra Anda terkena skandal atau kasus kontroversial, hal tersebut dapat mempengaruhi citra Anda di mata konsumen.

Tidak sesuai dengan target audience

Jika perusahaan mitra tidak memiliki audiens yang cocok dengan produk atau layanan Anda, maka usaha pemasaran kolaborasi dapat menjadi sia-sia.

Kesulitan dalam pengaturan

Pemasaran kolaborasi membutuhkan komunikasi dan koordinasi yang baik antara kedua belah pihak. Jika terdapat kesalahan dalam pengaturan, misalnya salah dalam menentukan waktu tayang konten atau saluran pemasaran yang tidak efektif, maka kampanye tersebut bisa gagal.

Risiko ketidaksetaraan kontribusi

Kadangkala salah satu perusahaan bisa saja lebih banyak berkontribusi dalam kampanye pemasaran co-marketing dibandingkan dengan mitra. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam pembagian manfaat dan membuat salah satu pihak merasa tidak puas dengan hasilnya.

Kompetisi antar mitra

Jika perusahaan Anda bermitra dengan beberapa perusahaan sekaligus, dapat terjadi kompetisi di antara mereka dalam usaha untuk menarik perhatian audiens. Hal ini dapat membuat pesan pemasaran menjadi tidak konsisten dan membingungkan bagi konsumen.

Perbedaan co-marketing dan co-branding

Istilah co-marketing sering disamakan dengan co-branding. Padahal, keduanya memiliki perbedaan signifikan. Mulai dari definisi, mitra hingga durasi kemitraan. Berikut detailnya. 

1. Perbedaan definisi

Co-branding merujuk pada pemasaran dua perusahaan menggabungkan produk maupun keahlian, demi menciptakan produk atau penawaran yang memiliki value tinggi. 

Sementara, co-marketing merupakan kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam mempromosikan brand atau konten. 

Contohnya, desainer pakaian bermitra dengan brand tas dan menghasilkan produk baru maka dinamakan co-branding. Apabila desainer mempromosikan produk melalui sosial medianya telah terjadi co-marketing. 

2. Siklus hidup kemitraan 

Siklus hidup dua strategi ini berbeda. Pemasaran kolaborasi bisa bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, sedangkan co-branding berakhir setelah masa kerja habis. Misalnya, lini pakaian bisa berakhir setelah musim tertentu berakhir. 

3. Mitra kerja sama 

Mitra yang Anda pilih bukan kompetitor secara langsung. Anda memilih mitra yang memiliki target pelanggan serupa, tetapi menawarkan produk atau layanan berbeda. 

Sementara mitra co-branding, tergantung jenis produk dan layanan yang Anda jual. Misalnya, desainer fashion ingin menjalin kerja sama dengan brand sepatu atau tas. 

Co-marketing menawarkan keuntungan berupa akses audience lebih besar, kredibilitas tinggi, dan peningkatan akses ke sumber daya. Dari co-branding adalah menghemat sumber daya untuk memproduksi produk, exposure ke target pasar baru, dan meningkatkan excitement menjelang peluncuran produk.

Bagaimana cara memilih mitra co-marketing yang tepat?

Menentukan mitra kerjasama menjadi tugas berat. Anda harus selektif memilih calon partner demi membuka peluang keberhasilan. Sejumlah pertanyaan di bawah ini wajib Anda tanyakan. 

1. Apakah mitra memiliki keahlian yang tidak saya miliki?

Tujuan co-marketing adalah saling melengkapi untuk mencapai keberhasilan. Coba tanyakan pada diri Anda apakah mitra memiliki keahlian yang tidak brand miliki?

Misalnya, audience Anda memahami cara mengoptimalkan social media, tetapi Anda memiliki pengetahuan minim tentang hal tersebut. Maka kandidat mitra Anda bisa seorang ahli yang menyediakan layanan social media specialist. 

2. Apakah brand mitra memiliki reputasi baik? 

Menjalin kemitraan dengan brand yang memiliki reputasi buruk, akan mempengaruhi citra bisnis Anda. Oleh sebab itu, carilah partner yang kredibel, sehingga hasilnya pun akan baik pula. 

3. Apakah mitra memiliki audience serupa dengan bisnis Anda?

Apakah Anda ingin menjangkau audience yang lebih besar, pelajari target audience mitra. Jika mitra tidak memiliki target serupa, pesan promosi yang Anda sampaikan mungkin tidak relevan. 

Contoh co-marketing 

Bentuk pemasaran kolaborasi ada berbagai macam. Di bawah ini beberapa yang bisa Anda coba terapkan pada bisnis. 

1. Webinar

Webinar bisa menjadi konten co-marketing. Anda bisa mencari ahli di tim internal untuk memberikan wawasan tentang topik sesuai keahliannya. Webinar bisa mengedukasi target audience. 

2. Unggahan blog 

Membuat unggahan blog bersama merupakan pemasaran dengan biaya dan penanganan rendah. Anda dapat membuat artikel dan mempublikasikannya ke masing-masing situs. 

3. Event 

Pemasaran kolaborasi bisa dijalankan dengan event besar secara online maupun offline. Di mana kedua brand sama-sama mengadakan acara yang menampilkan brand masing-masing.

4. Video 

Membuat video dengan konsep kemitraan memudahkan brand menjangkau audiens, sekaligus mempromosikan merek. Misalnya, mengadakan wawancara dengan anggota tim dari partner kemitraan atau perusahaan lain yang juga bekerja sama. 

5. E-book 

E-book berisi konten pemasaran mudah dibuat. Anda dapat bekerja sama dengan tim mitra untuk menyusun, merancang, menulis, dan mempublikasikan konten. 

Perusahaan yang melakukan co-marketing 

Banyak perusahaan luar negeri yang melakukan pemasaran kolaborasi. Hal ini tidak terlepas dari kelebihan yang ditawarkan konsep marketing ini. Beberapa diantaranya seperti:

1. Lego dan Volvo

Taman hiburan Legoland bekerja sama dengan Volvo. Perusahaan otomotif itu, menjadi mobil resmi di Legoland untuk mempromosikan area hiburan tersebut. Keduanya sama-sama menjangkau audiens yang sama yaitu ramah keluarga. 

2. Co-branded products: Homesick and Lucasfilm

Melansir Shopify, lilin aroma produksi Homesick menjalin kerja sama dengan Lucasfilm. Kedua brand bekerja sama mengembangkan koleksi lilin edisi Star Wars untuk menampilkan aroma planet fiksi dari galaksi. 

Itulah langkah-langkah menjalankan co-marketing bagi bisnis. Pemasaran bersama dinilai mampu mengoptimalkan promosi dan mendatangkan keuntungan. Temukan artikel menarik lainnya seputar bisnis dan HRD di Blog MyRobin.

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian

id_IDID