Rebranding umum dilakukan dalam bisnis. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti misalnya pemilik bisnis ingin membuat filosofi baru, melakukan merger, maupun menutupi krisis lama.
Arti rebranding adalah upaya bisnis mengubah citranya di hadapan publik, baik meliputi logo, visi, misi, nama merek, slogan, hingga brand color.
Berdasarkan Crowdspring, 74% perusahaan yang terdaftar dalam S&P 100 telah melakukan rebranding bisnis mereka dalam tujuh tahun pertama. Yuk, ikuti langkah-langkah melakukan branding ulang di artikel kali ini.
Apa itu rebranding
Rebranding adalah upaya pemilik bisnis memikirkan kembali strategi pemasaran mencakup logo, nama merek, desain, filosofi, visi, misi yang tujuannya mengembangkan identitas baru di benak pelanggan.
Sementara pengertian rebranding menurut para ahli Muzellec dan Lambkin (2006) dalam Jurnal “Pengaruh Rebranding dan Repositioning Terhadap Brand Equity Smartphone Microsoft Lumia,” mengemukakan bahwa proses rebranding adalah suatu proses menciptakan gambaran baru dan posisi baru di pikiran konsumen dari suatu brand yang sudah ada, untuk membangun positioning yang berbeda di mata konsumen dan kompetitor.
Pebisnis dapat melakukan rebranding untuk menyesuaikan diri dengan tren pasar yang berubah maupun memposisikan ulang penawaran di segmen baru.
Dengan melakukan rebranding Anda dapat membuat tampilan bisnis yang lebih baru untuk memikat target konsumen serta bertahan di persaingan pasar yang ketat.
Tujuan rebranding
Rebranding merupakan strategi yang tepat bagi bisnis agar mampu bertahan di persaingan. Di bawah ini tujuan rebranding yang umum dilakukan bisnis besar yaitu:
1. Merger dan akuisisi
Salah satu tujuan rebranding adalah karena bisnis diakuisisi atau melakukan merger dengan bisnis lain. Untuk menciptakan identitas baru mereka melakukan rebranding agar target konsumen mampu mengenali bisnisnya.
Ketika dua perusahaan bergabung maka brand mereka juga disatukan, agar brand tidak saling bertarung dan demi mencegah kebingungan serta membangun kepercayaan.
2. Menargetkan segmen pasar baru
Kapan kita harus rebranding? Anda dapat melakukan rebranding ketika menargetkan segmen pasar baru.
Bisnis mungkin ingin menargetkan segmen pasar yang lebih menguntungkan di lokasi yang baru. Oleh sebab itu, perlu melakukan rebranding logo, nama merek, serta elemen lainnya.
3. Menanggulangi krisis
Tujuan rebranding bisa sebagai penanggulangan krisis. Contoh rebranding adalah ketika perusahaan mengalami masalah internal atau menepis berita pers yang buruk.
Perubahan citra seringkali digunakan agar konsumen bisa memiliki pandangan yang baru terhadap bisnis tersebut.
4. Mengurangi biaya
Pebisnis dapat melakukan rebranding untuk menghemat keuangan dan meningkatkan nilainya. Mereka mungkin mengganti nama merek berbiaya rendah dan mengubah logo yang lebih mudah dikenali.
5. Perubahan model bisnis
Ketika pengusaha mengubah model bisnisnya, mereka melakukan rebranding yang mencerminkan model bisnis yang baru tersebut.
Contohnya Anda mengubah bisnis layanan menjadi produk, sehingga perlu memperbarui nama merek dan logo.
6. Ekspansi
Rebranding turut ditujukan bagi bisnis yang ingin melakukan ekspansi ke luar negeri atau memperluas lini produk di pasar baru.
Pemilik bisnis biasanya memperbarui branding yang mencerminkan produk maupun layanan yang ditawarkan.
Jenis-jenis rebranding
Dalam bisnis, rebranding adalah strategi yang umum dilakukan tetapi berisiko apabila Anda salah melakukan pendekatan. Sebelum mempelajari cara, simak jenis-jenis rebranding berikut ini:
1. Internal
Rebranding internal merujuk pada perubahan budaya dan peningkatan operasi internal untuk memperbarui cara menjalankan bisnis.
2. Eksternal
Rebranding eksternal mencakup nama merek, logo, brand voice, brand color, maupun elemen lain yang fokus ke publik. Pemilik bisnis melakukan rebranding eksternal karena ekspansi atau melakukan merger.
Elemen-elemen dalam rebranding
Proses rebranding terdiri dari elemen-elemen branding seperti logo, brand voice, brand color, tagline, hingga brand proposition, berikut penjelasannya.
1. Brand voice
Rebranding brand voice adalah mengubah suara merk. Brand voice merupakan elemen yang membantu Anda menentukan kepribadian merek ketika berkomunikasi dengan pelanggan serta memberikan pesan pemasaran di semua platform.
Dahulu bisnis mungkin menggunakan brand voice yang kasual, tetapi karena tidak relevan dengan produk yang dijual, pemilik usaha dapat mengubahnya.
Misalnya, bisnis asuransi tentu kurang tepat apabila menggunakan brand voice jenaka dan casual. Oleh karena itu, pebisnis mengubah suaranya menjadi formal, jelas, dan tegas.
2. Logo
Rebranding logo adalah upaya memperbarui logo lama menjadi baru atau lebih relevan
dengan tujuan membuat pelanggan mengetahui identitas merek yang baru.
Anda dapat merampingkan, mengubah warna, atau desainnya. Ketika merancang, pastikan logo baru mampu mempresentasikan bisnis Anda.
Langkah ini cukup berisiko, tetapi bisa dilakukan. Contohnya logo Apple yang dahulu memiliki warna pelangi kini berubah menjadi hitam penuh.
3. Menyesuaikan brand proposition
Rebranding brand proposition produk yaitu menggeser posisi merek dengan tujuan membantu pelanggan mengetahui nilai, visi, dan misi dari brand Anda. Proses ini dilalui dengan mengidentifikasi apa yang membuat merek berbeda di persaingan pasar.
4. Menciptakan iklan baru
Membuat iklan termasuk proses rebranding. Iklan yang Anda buat harus dapat mengkomunikasikan perubahan pada merek dan artinya bagi konsumen. Ini mampu membantu Anda menjangkau audiens yang lebih luas atau memasuki pasar yang baru.
5. Brand color
Rebranding warna merek adalah mengubah warna pada elemen branding, contohnya logo, tipografi, atau tampilan sosial media. Pada logo bisa dilihat dari logo Dunkin Donut.
Warna memiliki asosiasi, misalnya warna hijau identik dengan kesehatan dan kemewahan, sedangkan biru cenderung digunakan oleh bisnis transportasi seperti penerbangan.
6. Tagline
Rebranding tagline produk makanan menjadi penting untuk membuat merek Anda makin melekat di benak konsumen.
Tagline atau slogan merupakan frasa singkat yang menarik untuk memberikan kesan positif serta mengkomunikasikan proposisi nilai unik merek.
Contohnya, Walmart mengganti tagline “Always low price,” menjadi “Save money. Live Better,” atau tagline M&M adalah “Melts in your mouth, not in your hands.”
Kelebihan dan kekurangan rebranding bagi bisnis
Kelebihan dan kekurangan rebranding patut Anda ketahui, sehingga bisa jadi pertimbangan apakah melakukan branding ulang jadi langkah yang tepat.
1. Menjadi cerita merek Anda
Rebranding mampu memberikan kesan positif bagi pelanggan dan membantu mereka memahami sejarah perusahan. Perubahan yang value, misi, maupun logo dapat menarik perhatian audiens.
2. Menargetkan demografi berbeda
Bisnis yang sudah ada sejak lama mungkin bisa mempertimbangkan rebranding untuk membawa wajah Anda jadi lebih baru dan fresh, tanpa banyak mengubah internal. Anda juga dapat menargetkan pasar dan konsumen baru yang lebih potensial ketika pasar saat ini mulai meredup.
3. Dapat menunjukkan kepada pelanggan representasi diri yang akurat
Strategi rebranding memberikan keuntungan bagi bisnis mempresentasikan diri lebih akurat. Contohnya, jika bisnis Anda menggunakan ikon bayi di logo, tetapi lebih banyak menjual fashion anak-anak. Mungkin membuat logo baru bisa jadi pilihan. Pelanggan jadi lebih mengenal bahwa Anda adalah bisnis yang cenderung fokus menjual fashion anak-anak.
Sementara kekurangan rebranding paling besar adalah risiko kehilangan audience yang sudah ada. Ketika Anda membuat logo dan elemen branding lainnya yang baru, pelanggan lama Anda akan merasa asing.
Parahnya, jika kurang komunikasi dan marketing dari rebranding Anda berpotensi kehilangan pelanggan setia.
Pendekatan menerapkan rebranding
Pendekatan rebranding ada berbagai macam yang bisa Anda lakukan. Diantaranya sebagai berikut:
1. Rebranding sebagian
Rebranding parsial yaitu Anda mengubah beberapa aspek brand bisnis. Tujuannya untuk menghindari terlalu banyak perubahan. Misal, Anda menggunakan logo yang sama, tetapi nama berbeda ataupun sebaliknya.
Pilihan ini berbiaya rendah dan tetap efektif, terlebih jika Anda khawatir kehilangan pengenalan oleh pelanggan.
2. Rebranding menyeluruh
Pendekatan ini cukup agresif di mana Anda mengubah hampir sebagian atau seluruh aspek brand bisnis, mulai dari visi misi hingga logo.
Jenis pendekatan seperti ini memerlukan biaya besar dan perencanaan matang. Pasalnya, ketika gagal akan mengalami kerugian yang tidak murah.
3. Refresh
Refresh alias penyegaran yaitu Anda memperbarui elemen branding menjadi lebih modern tanpa mengubah elemen lain dengan drastis.
Contohnya, memperbarui tampilan situs web dan sosial media bisnis. Tipe pendekatan keempat lebih cocok bagi Anda yang ingin mempertahankan basis pelanggan yang sudah ada.
4. Evolusi
Pendekatan berikutnya evolusi rebrand yaitu Anda mengubah branding bisnis secara bertahap. Pilihan ini meminimalisir kehilangan pengenalan oleh pelanggan, tetapi tetap bisa memperbarui citra merek.
Anda dapat memulai langkah kecil secara konsisten, kemudian mengambil langkah besar, seperti memperbarui logo lalu slogan. Walaupun efektif, rebranding ini bisa memakan waktu lama.
5. Rebranding tanpa mengubah nama
Sesuai dengan namanya, Anda hanya fokus mengubah elemen branding lainnya kecuali nama. Pemilik bisnis bebas memperbarui tampilan website, warna, tagline, maupun suara merek.
Pendekatan terakhir menjadi opsi tepat bagi bisnis yang tidak ingin menambah biaya dan kerumitan, tetapi ingin memberikan energi baru pada bisnisnya.
Cara melakukan rebranding
Langkah-langkah di bawah ini akan membantu Anda melakukan rebranding dengan tepat.
1. Tentukan mengapa Anda ingin rebranding
Langkah pertama adalah bertanya pada diri sendiri mengapa bisnis harus rebranding? Apakah perlu rebranding menyeluruh atau hanya sebagian saja? Ini akan membantu Anda menyesuaikan strategi dengan hasil yang ingin dicapai.
Apabila branding bisnis sudah tidak relevan dan usang, rebranding mungkin menjadi pilihan tepat. Vlad Vahromovs dari Intellectsoft menerangkan dalam artikel Forbes, Pastikan Anda siap membayar lebih untuk iklan dan kegiatan pemasaran lainnya.
2. Menentukan objektivitas
Setelah mengetahui mengapa bisnis harus rebranding, kini tentukan tujuan untuk mengukur keberhasilan branding ulang. Misalnya, ingin meningkatkan loyalitas pelanggan, penjualan, brand awareness, atau mendorong lebih banyak prospek.
3. Mengadakan riset
Berikutnya melakukan riset tentang bisnis, pesaing, segmen, dan industrinya. Wawasan yang Anda peroleh akan membantu mengambil langkah tepat untuk perubahan branding. Hal yang perlu Anda riset mencakup:
- Riset pasar, data ini berguna untuk mendukung perubahan merek dan memberikan Anda keyakinan apakah penampilan baru akan diterima pelanggan dengan baik atau sebaliknya
- Branding bisnis saat ini, informasi di sini memberikan Anda pemahaman tentang value dan cara yang diinginkan pelanggan untuk memahaminya
- Pelanggan bisnis, tujuannya untuk mempelajari keinginan, persepsi, dan kebutuhan pelanggan
4. Mengembangkan strategi
Cara keempat mengembangkan strategi dan menyesuaikannya dengan tujuan yang ingin Anda capai. Misalnya, untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, Anda dapat melibatkan pembuatan konten yang bersifat personal, relevan, dan menarik.
5. Menentukan core value
Menentukan nilai inti bisnis sangat penting. Todd Simmons dari Courageous Leadership Alliance melalui Forbes mengatakan, “Nilai-nilai inti adalah apa yang membentuk hati dan jiwa dari sebuah bisnis. Jadi sebaiknya mulai dengan perubahan kecil sebelum melakukan perubahan besar.”
6. Mendefinisikan ulang visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan Anda.
Pebisnis perlu mendefinisikan kembali visi, misi, dan value dari bisnisnya. Melansir Hubspot, saat Anda melakukan rebranding, visi perusahaan akan mempengaruhi segalanya, mulai dari desain ulang situs web hingga proses perekrutan.
Misi diibaratkan bagaimana Anda menuju arah atau tujuan. Apabila misi berubah maka pesannya juga berubah.
Contohnya bisnis produk healthy food memiliki misi menginspirasi masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat dengan memberikan akses mereka ke makanan asli.
Motto ini akan mendefinisikan merek bisnis tersebut, mulai dari iklan, gambar, suara, dan bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi.
7. Mengkomunikasikan rebranding
Komunikasikan mengapa Anda melakukan perubahan baik melalui online maupun offline. Hal ini demi mencegah konsumen setia meninggalkan bisnis karena tidak mengenali Anda.
8. Menciptakan identitas merek
Identitas merek menggambarkan nilai perusahaan dan misi yang ingin dicapai dari perubahan tersebut. Proses ini mencakup pembuatan slogan, brand voice, serta logo baru.
Elemen-elemen tersebut harus saling bekerja agar penyampaian pesan pelanggan tidak miskomunikasi.
Tips melakukan rebranding bisnis
Di samping langkah-langkah, Anda mungkin perlu mempelajari tips rebranding bisnis seperti di bawah ini.
1. Pertimbangkan karyawan dan pelanggan
Pertimbangkan karyawan dan pelanggan sebelum melakukan branding. Contohnya, melakukan polling dan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan feedback.
Umpan balik dari konsumen memberikan Anda pemahaman kepuasan pelanggan dan kekurangan apa yang merek miliki saat ini.
Dengan begitu, Anda dapat menghindari rebranding yang tidak mendesak dan mengurangi jebakan biaya yang kurang berpengaruh.
2. Temukan niche unik Anda
Ketika melakukan rebranding, coba temukan niche unik Anda. Contohnya, apakah bisnis Anda dikenal hanya menjual solusi yang mudah atau apakah Anda ingin dikenal karena menyediakan produk harga terjangkau. Temukan niche dan layani kebutuhan tersebut.
3. Identifikasi kesalahan
Cobalah melihat kegagalan perusahaan belakangan ini, kemudian pelajari strategi baru dengan keberhasilan sebelumnya. Cara ini meminimalisir kegagalan saat merestrukturisasi branding.
4. Seimbangkan kebutuhan pelanggan dengan perubahan
Terakhir adalah menyesuaikan branding baru dengan pelanggan. Value dari rebranding yaitu membangun ikatan yang lebih solid dengan konsumen dan membentuk ikatan baru untuk prospek yang Anda inginkan.
Itulah definisi dan langkah-langkah melakukan rebranding. Anda dapat mengikuti tips di atas untuk membuat perubahan branding di bisnis Anda. Temukan artikel menarik lainnya di blog MyRobin.