New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Tren Perubahan Perilaku Konsumen 2024: Apa Saja?

Tren Perubahan Perilaku Konsumen

Tak dapat disangkal bahwa pemikiran dan tindakan konsumen memiliki peran penting dalam penawaran produk, pemasaran, dan desain Anda. Dengan pertumbuhan teknologi yang pesat dalam e-commerce, setiap tahun membawa tren baru.

Itulah mengapa perubahan perilaku konsumen sangat penting untuk diketahui oleh bisnis, tujuannya adalah agar bisnis dapat menyesuaikan produk, teknik marketing, dan banyak aspek lainnya.

Dalam artikel ini MyRobin akan membahas tren perubahan perilaku konsumen yang kemungkinan akan terjadi menjelang tahun 2024. Simak selengkapnya disini!

Apa itu Tren Perubahan Perilaku Konsumen?

Tren perubahan perilaku konsumen adalah perubahan yang terjadi dalam cara konsumen berbelanja, menggunakan produk atau layanan, dan berinteraksi dengan bisnis. Perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, dan perubahan demografi.

Tren Perubahan Perilaku Konsumen 2024

1. Konsumen Menginginkan Lebih Banyak Kontrol atas Cara Mereka Menghabiskan Uang

Krisis biaya hidup telah mendorong banyak orang untuk mengubah kebiasaan berbelanja mereka. Mereka ingin lebih mengendalikan pengeluaran mereka agar tidak menghabiskan uang terlalu banyak.

Untuk itu, banyak orang beralih ke metode pembayaran yang lebih aman dan mudah dipantau, seperti kartu debit dan dompet digital. Metode pembayaran ini memungkinkan mereka untuk melihat berapa banyak uang yang mereka keluarkan, sehingga mereka dapat lebih berhati-hati dalam berbelanja.

Selain itu, pembayaran tersemat, seperti GoPay, ShopeePay, dan Dana, juga menjadi semakin populer. Pembeli online yang menggunakan pembayaran terintegrasi merasa teknologinya lebih aman daripada metode pembayaran tradisional.

Penting bagi bisnis untuk memahami kebutuhan konsumen dan menawarkan metode pembayaran yang memungkinkan mereka untuk merasa lebih aman dan memiliki lebih banyak kendali. Memudahkan pembayaran dan memberikan nilai tambah kepada konsumen akan membantu membangun kepercayaan dan mendorong mereka untuk berbelanja lebih sering.

2. Konsumen Mulai Mengkhawatirkan Tentang Inflasi dan Kenaikan Harga

Kenaikan harga barang pokok telah membuat banyak orang khawatir tentang kondisi keuangan mereka. Mereka khawatir tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan dan tempat tinggal.

Akibatnya, banyak orang mengurangi pengeluaran mereka untuk barang-barang non-esensial, seperti perjalanan, makan di restoran, dan pakaian. Mereka lebih fokus pada kebutuhan dasar dan menggunakan berbagai strategi untuk menghemat uang, seperti mengemudi lebih sedikit, berbelanja online, dan menggunakan kupon.

Dampak inflasi ini terasa di berbagai kategori pengeluaran, termasuk pakaian, alas kaki, barang rumah tangga, makan di luar, dan bahan bakar. Bisnis harus bersiap untuk perubahan perilaku konsumen yang mencari cara-cara baru untuk mengatasi kekhawatiran mereka terhadap inflasi.

3. Berbelanja di toko fisik masih menjadi pilihan bagi banyak konsumen

Tren berbelanja secara langsung di toko fisik masih tetap relevan dan penting bagi banyak konsumen. Meskipun kemajuan teknologi telah mendorong pertumbuhan e-commerce yang signifikan, beberapa alasan mengapa konsumen masih lebih memilih berbelanja di toko fisik adalah sebagai berikut:

Pengalaman Berbelanja yang Nyata

Sebagian besar konsumen menikmati pengalaman berbelanja yang nyata di toko fisik. Mereka dapat melihat, meraba, dan mencoba produk secara langsung sebelum memutuskan untuk membelinya. Ini memberikan rasa kepercayaan dan kepuasan yang sulit untuk dicapai melalui belanja online.

Interaksi dengan Produk dan Layanan

Berbelanja di toko fisik juga memungkinkan konsumen untuk berinteraksi dengan staf toko dan mendapatkan saran langsung tentang produk yang mereka cari. Ini dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik dan mendapatkan bantuan langsung jika diperlukan.

Pilihan Produk yang Lebih Banyak

Sejumlah toko fisik menawarkan beragam produk yang lebih besar dan variasi produk yang lebih luas daripada yang dapat ditemukan secara online. Hal ini dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi konsumen yang mencari variasi produk atau mencoba produk-produk yang lebih unik.

Pengalaman Sosial

Berbelanja di toko fisik juga sering menjadi pengalaman sosial. Konsumen sering pergi berbelanja bersama teman atau keluarga, yang dapat meningkatkan aspek sosial dan interaksi sosial yang tidak selalu ada dalam pengalaman belanja online.

Mengatasi Masalah dengan Cepat

Konsumen juga lebih mungkin dapat mengatasi masalah atau pertanyaan mereka secara langsung saat berada di toko fisik. Ini bisa berarti pertukaran produk yang cepat atau resolusi masalah lainnya tanpa harus menunggu pengiriman atau dukungan pelanggan online.

Meskipun e-commerce terus berkembang, toko fisik tetap menjadi pilihan bagi banyak konsumen.

Oleh karena itu, bagi bisnis, penting untuk menggabungkan strategi multi channel yang mencakup pengalaman berbelanja baik di toko fisik maupun online guna memenuhi berbagai preferensi konsumen.

Dengan demikian, perusahaan dapat menciptakan pengalaman belanja yang komprehensif dan memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih baik.

4. Permintaan Akan Produk yang Ramah Lingkungan

Konsumen semakin sadar akan dampak negatif dari sikap konsumtif terhadap lingkungan. Mereka ingin membeli produk dan merek yang berkelanjutan untuk membantu mengurangi dampak ini.

Menurut penelitian, 77% konsumen menganggap keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sebagai nilai-nilai merek yang penting. Dua pertiga dari konsumen dari berbagai generasi bersedia membayar lebih untuk produk berkelanjutan. 44% dari konsumen menempatkan keberlanjutan produk di atas nama merek. Tiga perempat dari konsumen mengatakan bahwa keberlanjutan penting baginya.

Pengaruh Generasi Z akan semakin meningkat seiring dengan anggota yang lebih muda dewasa. Menurut Insider, pada tahun 2030, Generasi Z akan menghasilkan 27% pendapatan dunia, mengungguli generasi milenial pada tahun 2031.

Konsumen Generasi Z sangat peduli terhadap keberlanjutan. Mereka lebih cenderung membeli produk dan merek yang berkelanjutan.

Bisnis perlu mengadopsi praktik keberlanjutan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Mereka dapat melakukannya dengan:

Menggunakan Bahan dan Kemasan yang Berkelanjutan

Bisnis dapat mulai dengan memilih bahan yang lebih ramah lingkungan untuk produk mereka. Ini mencakup penggunaan bahan daur ulang atau bahan yang dapat didaur ulang. Selain itu, penggunaan kemasan yang berkelanjutan, seperti kemasan ramah lingkungan yang dapat didaur ulang atau yang menggunakan sedikit plastik sekali pakai, dapat membantu mengurangi dampak lingkungan.

Mengurangi Limbah dan Emisi

Mengurangi limbah dan emisi menjadi tujuan penting dalam upaya keberlanjutan. Bisnis dapat meminimalkan limbah dengan mendaur ulang dan mengelola limbah secara efisien. Selain itu, upaya untuk mengurangi emisi karbon, seperti mengadopsi energi terbarukan atau mengoptimalkan rantai pasokan untuk mengurangi perjalanan yang tidak perlu, akan membantu melindungi lingkungan.

Mendukung Praktik Produksi yang Etis

Bisnis dapat memastikan bahwa praktik produksi mereka adalah etis, termasuk memastikan hak pekerja dihormati dan memastikan bahwa semua tahap produksi mematuhi standar lingkungan yang ketat. Ini juga mencakup penghindaran praktik yang merugikan lingkungan atau masyarakat setempat.

Dengan mengadopsi praktik keberlanjutan, bisnis dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap lingkungan dan menarik pelanggan yang peduli terhadap keberlanjutan.

5. Konsumen Membeli Lebih Banyak Barang Secara Berkala

Dulu, orang-orang biasanya membeli barang secara terpisah, misalnya membeli sabun mandi satu kali, kemudian membeli pasta gigi satu kali, dan seterusnya. Namun, sekarang, banyak orang yang lebih suka membeli barang secara rutin, misalnya berlangganan sabun mandi dan pasta gigi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, yaitu:

  • Kenyamanan, konsumen tidak perlu repot-repot untuk membeli barang secara berulang-ulang.
  • Harga terjangkau, langganan sering kali menawarkan harga yang lebih murah daripada membeli barang secara terpisah.
  • Stabilitas, konsumen dapat yakin bahwa mereka akan selalu memiliki barang yang mereka butuhkan.

Pandemi COVID-19 juga turut berperan dalam meningkatkan popularitas layanan berlangganan. Selama pandemi, banyak orang yang lebih memilih untuk berbelanja secara online.

Layanan berlangganan memudahkan konsumen untuk berbelanja online karena mereka tidak perlu repot-repot untuk memilih dan memesan barang setiap kali mereka membutuhkannya.

Saat ini, banyak industri yang menawarkan layanan berlangganan, termasuk kecantikan, makanan, dan kesehatan. Industri kecantikan dan makanan adalah dua industri yang paling populer untuk layanan berlangganan.

Bisnis yang menawarkan layanan berlangganan dapat membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Hal ini karena pelanggan yang berlangganan akan lebih cenderung untuk tetap berlangganan jika mereka puas dengan barang atau layanan yang mereka terima.

Selain itu, layanan berlangganan juga dapat memberikan kestabilan kepada pelanggan, terutama dalam dunia yang selalu berubah.

6. Personalisasi dengan Data Langsung dari Pelanggan

Personalisasi dengan data langsung dari pelanggan adalah cara untuk menyesuaikan pengalaman pelanggan dengan merek atau produk Anda. Informasi yang digunakan untuk personalisasi ini berasal dari pelanggan secara langsung, seperti alamat email, nomor telepon, preferensi produk, dan minat.

Data nol pihak memiliki beberapa keunggulan dibandingkan data pihak ketiga, yaitu:

  • Lebih akurat karena berasal dari pelanggan langsung
  • Lebih relevan karena spesifik untuk pelanggan tertentu
  • Lebih etis karena pelanggan memberikannya secara sukarela

Ada banyak cara untuk menggunakan data nol pihak untuk personalisasi, seperti:

Rekomendasi produk

Anda dapat merekomendasikan produk yang mungkin disukai pelanggan berdasarkan data pembelian dan minat mereka.

Penawaran khusus

Anda dapat mengirim penawaran khusus kepada pelanggan berdasarkan lokasi, preferensi, atau perilaku mereka.

Konten yang dipersonalisasi

Anda dapat menyesuaikan konten, seperti email pemasaran atau postingan media sosial, untuk menarik minat pelanggan tertentu.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana perusahaan menggunakan data nol pihak untuk personalisasi:

  • Netflix: Netflix menggunakan data menonton pelanggan untuk merekomendasikan film dan acara TV baru.
  • Amazon: Amazon menggunakan data pembelian pelanggan untuk merekomendasikan produk yang mungkin disukai.
  • Walmart: Walmart menggunakan data lokasi pelanggan untuk mengirimkan penawaran khusus di toko terdekat.

Jika Anda ingin meningkatkan pengalaman pelanggan Anda, personalisasi dengan data nol pihak adalah strategi yang efektif.

9. Pengeluaran lebih banyak untuk e-commerce sosial akan terjadi di TikTok

TikTok adalah platform media sosial yang populer untuk berbelanja online.

Perusahaan-perusahaan akan menghabiskan lebih banyak uang untuk beriklan di TikTok untuk menjual produk mereka.

TikTok memiliki beberapa kelebihan yang membuat platform ini populer untuk e-commerce, yaitu:

TikTok memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia.

TikTok adalah platform yang sangat visual, yang membuat produk mudah dilihat dan diingat oleh pengguna.

TikTok dapat menargetkan iklan ke pengguna berdasarkan minat dan demografi mereka.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana TikTok digunakan untuk e-commerce:

  • Merek-merek besar seperti Adidas dan Chipotle telah menggunakan TikTok untuk meluncurkan produk baru dan promosi.
  • Kreator TikTok sering membuat video tentang produk yang mereka sukai, yang dapat membantu meningkatkan kesadaran merek dan penjualan.
  • TikTok juga menawarkan fitur belanja langsung, yang memungkinkan pengguna untuk membeli produk langsung dari aplikasi (Namun saat ini fitur ini sudah diberhentikan karena melanggar regulasi dan perundang-undangan di Indonesia)

Perusahaan-perusahaan akan terus berinvestasi di TikTok untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.

8. Lebih banyak merek akan mengadopsi model Direct to Customer (D2C)

Artinya, lebih banyak merek akan menjual produk mereka secara langsung kepada konsumen, tanpa menggunakan perantara seperti ritel tradisional.

Ada beberapa alasan mengapa merek-merek mengadopsi model D2C:

  • Lebih mudah untuk masuk ke pasar: Merek tidak perlu bernegosiasi dengan peritel tradisional untuk mendapatkan rak.
  • Pengiriman lebih cepat dan lebih murah: Merek dapat mengirimkan produk langsung dari gudang mereka, yang dapat menghemat biaya.
  • Nilai seumur hidup pelanggan lebih tinggi: Merek dapat membangun hubungan langsung dengan pelanggan, yang dapat mengarah pada penjualan berulang.

Merek-merek tradisional juga mulai mengadopsi model D2C:

  • Nike telah beralih ke model D2C terlebih dahulu dalam beberapa tahun terakhir. Saluran langsungnya sekarang mencakup sekitar 35% dari keuntungannya.
  • L’Oreal telah meluncurkan platform e-commerce langsung ke konsumen di seluruh dunia.
  • The Estée Lauder Companies telah berinvestasi dalam platform e-commerce langsung ke konsumen untuk mereknya, seperti Clinique dan MAC.

Alasan mengapa konsumen lebih memilih pengalaman yang diberikan oleh merek D2C:

  • Studi menemukan bahwa 61% konsumen mengatakan bahwa merek-merek D2C menawarkan pengalaman yang lebih dipersonalisasi.
  • Merek D2C dapat mengumpulkan data pelanggan secara langsung, yang dapat mereka gunakan untuk membuat rekomendasi produk yang lebih relevan.
  • Merek D2C dapat menawarkan layanan pelanggan yang lebih personal.

9. Mengatur Ulang Perilaku Berbelanja di Masa Pandemi

Saat pandemi mereda, orang-orang mulai lebih sering keluar rumah. Hal ini membuat mereka lebih banyak menghabiskan uang untuk pakaian, terutama pakaian mewah dan barang-barang kenyamanan dan perawatan diri.

Kemungkinan besar tren ini akan terus berlanjut di masa depan. Orang-orang akan terus mencari cara untuk tampil baik dan merasa nyaman.

Cara Beradaptasi dengan Perilaku Konsumen yang Berubah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perilaku konsumen terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan teknologi, ekonomi, dan sosial. Bisnis yang tidak beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen akan menghadapi risiko kehilangan pangsa pasar.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen, antara lain:

Melakukan riset pasar secara berkala

Riset pasar dapat membantu bisnis untuk memahami kebutuhan dan minat konsumen saat ini. Dengan memahami perubahan perilaku konsumen, bisnis dapat menyesuaikan produk, layanan, dan strategi pemasarannya agar lebih relevan dengan kebutuhan konsumen.

Membangun hubungan yang kuat dengan konsumen

Hubungan yang kuat dengan konsumen akan membantu bisnis untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih mendalam. Bisnis dapat membangun hubungan dengan konsumen melalui berbagai saluran, seperti media sosial, email, dan program loyalitas.

Menjadi lebih inovatif

Perilaku konsumen yang berubah dapat menjadi peluang bagi bisnis untuk berinovasi. Bisnis dapat mengembangkan produk, layanan, dan strategi pemasaran baru yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang berubah.

Menjadi lebih fleksibel

Pandemi COVID-19 telah mempercepat pergeseran dari belanja offline ke online. Bisnis perlu memastikan bahwa mereka memiliki kehadiran online yang kuat untuk menjangkau konsumen yang semakin mengandalkan belanja online.

Tingkatkan sustainability

Konsumen semakin sadar akan pentingnya sustainability. Bisnis perlu memastikan bahwa produk dan layanan mereka berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih ramah lingkungan.

Kebutuhan akan personalisasi

Konsumen semakin menuntut personalisasi. Bisnis perlu menggunakan data konsumen untuk mengembangkan pengalaman yang lebih personal dan relevan bagi setiap konsumen.

Outsourcing MyRobin Sebagai Solusi Menghadapi Perubahan Perilaku Konsumen

Perubahan perilaku konsumen yang terus terjadi dapat menjadi tantangan bagi bisnis. Bisnis perlu beradaptasi dengan perubahan tersebut agar dapat tetap relevan dan bersaing di pasar.

Outsourcing MyRobin dapat menjadi solusi bagi bisnis untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen.

Meningkatkan fleksibilitas

Dengan tim rekruter dan jaringan talenta MyRobin yang luas, memungkinkan perusahaan Anda untuk menyesuaikan jumlah tenaga kerja dengan kebutuhan yang fluktuatif. Hal ini dapat membantu Anda menghemat biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi.

Meningkatkan fokus pada bisnis inti

Teknologi digitalisasi yang dimanfaatkan MyRobin dapat membantu perusahaan Anda untuk fokus pada bisnis inti. MyRobin dapat membantu Anda tidak hanya dalam perekrutan, namun juga pengelolaan pekerja seperti absensi, monitoring performa, manajemen kontrak, hingga payroll.

Mendapatkan tenaga kerja yang kompeten

MyRobin dapat membantu Anda mendapatkan tenaga kerja yang kompeten dan berpengalaman. Dengan tim rekrutmen yang berpengalaman di seluruh Indonesia, MyRobin dapat membantu Anda mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan.

Tren Perubahan Perilaku Konsumen 2024: Apa Saja? | MyRobin

Tunggu apa lagi? Konsultasikan kebutuhan pekerja Anda sekarang!

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian