Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia. Setiap orang akan menghadapi situasi atau peristiwa yang dapat memicu stres dalam berbagai tingkat intensitas. Di sini stressor menjadi peran utamanya dalam memicu stress. Stressor adalah faktor-faktor atau rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dan memicu respons stres. Mereka dapat berasal dari berbagai aspek kehidupan, termasuk lingkungan fisik, tempat kerja, hubungan sosial, tekanan psikologis, dan bahkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami jenis-jenis stressor yang ada dapat memberikan wawasan yang berharga dalam mengenali sumber stres yang mungkin dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, MyRobin akan menjelajahi berbagai jenis stressor yang umum, serta bagaimana mengelolanya dengan baik.
Pengertian Stressor
Stressor merujuk pada stimulus atau peristiwa tertentu yang dapat memicu respons stres dalam diri seseorang. Stressor bisa berupa situasi, perubahan, tekanan, atau ancaman yang dirasakan oleh individu sebagai sesuatu yang menuntut penyesuaian atau respons. Sementara itu, stres merujuk pada respons fisiologis, psikologis, dan emosional yang muncul ketika seseorang menghadapi atau merasakan tekanan, beban, atau ketegangan yang disebabkan oleh stressor. Stres adalah reaksi tubuh dan pikiran terhadap stressor yang dihadapi.
Menurut Human Stress Research Center, definisi stressor dibagi menjadi dua kategori yaitu fisik dan psikologis. Stres fisik adalah hal-hal yang membuat tubuh tegang, seperti cuaca panas dan cedera. Namun, tekanan mental adalah peristiwa, situasi, komentar, dan apa pun yang Anda anggap negatif dan mengancam.
Jenis-Jenis Stressor
Ada beberapa kategori pemicu stres yang mungkin Anda alami, yang mungkin tumpang tindih. Misalnya, Anda mungkin mengalami stres biologis atau internal kronis dan akut yang bersifat biologis dan psikologis.
Berikut adalah beberapa jenis stressor. Pertimbangkan untuk membuat daftar pemicu stres yang Anda alami untuk ditulis atau didiskusikan dengan terapis Anda.
Physiological Stressor
Jenis stressor fisiologis merupakan faktor-faktor fisik yang mempengaruhi keseimbangan fisiologis individu dan dapat memicu respons stres dalam tubuh. Stressor ini berhubungan dengan kondisi dan perubahan dalam tubuh yang dapat menimbulkan ketegangan dan tekanan.
Contoh-contoh dari stressor fisiologis meliputi kelelahan, kurang tidur, pola makan yang tidak sehat, atau penyakit fisik. Kelelahan yang berkelanjutan dan kurangnya waktu istirahat yang cukup dapat menyebabkan tubuh menjadi lelah dan terbebani, sehingga meningkatkan risiko terjadinya stres. Pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, atau makanan olahan, dapat mempengaruhi keseimbangan nutrisi dalam tubuh dan berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik.
Selain itu, penyakit fisik atau kondisi kesehatan yang kronis atau akut juga dapat menjadi stressor fisiologis. Misalnya, seseorang yang mengalami sakit kronis atau menghadapi kondisi kesehatan yang serius dapat merasakan tekanan fisik yang berkelanjutan, yang kemudian mempengaruhi keseimbangan dan kualitas hidup mereka.
Stressor fisiologis dapat memicu respons stres dalam tubuh, termasuk peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, pernapasan yang lebih cepat, dan pelepasan hormon stres seperti kortisol. Jika stressor fisiologis terus menerus atau berkepanjangan, respons stres ini dapat memiliki dampak negatif jangka panjang pada kesehatan fisik dan mental individu.
Organizational Stressor
Jenis stressor organisasi merujuk pada faktor-faktor yang berasal dari lingkungan kerja atau organisasi yang dapat menyebabkan stres pada individu. Stressor ini muncul akibat tuntutan dan tekanan yang ada di tempat kerja, serta pengaturan dan dinamika yang terkait dengan struktur organisasi.
Contoh-contoh stressor organisasi meliputi beban kerja yang berlebihan, kurangnya kendali atau otonomi dalam pekerjaan, konflik peran, ketidakadilan dalam sistem kerja, dan kurangnya dukungan sosial di tempat kerja. Beban kerja yang terlalu tinggi, seperti memiliki banyak tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan dalam waktu yang terbatas, dapat mengakibatkan tekanan dan kelelahan yang berkelanjutan pada individu. Pelajari juga: Waspadai Burnout dalam Dunia Kerja, Kenali Penyebab serta 6 Cara Mengatasinya
Selain itu, kurangnya kontrol atau otonomi dalam pekerjaan dapat membuat individu merasa terjebak atau tidak memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Konflik peran muncul ketika ada tuntutan yang saling bertentangan dalam peran yang dimainkan oleh individu di tempat kerja, misalnya antara tuntutan pekerjaan dan tuntutan pribadi.
Tekanan juga dapat muncul akibat adanya ketidakadilan dalam sistem kerja, seperti ketidakadilan dalam pengakuan atau penghargaan, ketidakadilan dalam pembagian tugas atau sumber daya, atau ketidakadilan dalam kebijakan atau prosedur organisasi. Selain itu, kurangnya dukungan sosial di tempat kerja, baik dari rekan kerja maupun atasan, dapat meningkatkan tingkat stres yang dirasakan oleh individu.
Stressor organisasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental dan fisik individu, serta kinerja mereka di tempat kerja. Jika tidak dikelola dengan baik, stressor organisasi dapat mengarah pada kelelahan, penurunan motivasi, peningkatan ketegangan, dan bahkan potensi terjadinya burnout.
Social Stressor
Stressor ini muncul dari hubungan dan dinamika antara individu dengan orang lain, baik dalam konteks keluarga, teman, maupun lingkungan sosial yang lebih luas.
Contoh-contoh stressor sosial meliputi konflik interpersonal, tekanan dari kelompok sosial, isolasi sosial, diskriminasi, atau masalah dalam membangun dan menjaga hubungan yang sehat. Konflik interpersonal, seperti pertengkaran, ketidaksepakatan, atau ketidakharmonisan dengan orang lain, dapat memicu stres yang signifikan dan mengganggu kesejahteraan individu.
Tekanan dari kelompok sosial, seperti tekanan untuk memenuhi harapan kelompok atau norma sosial yang ketat, dapat menyebabkan individu merasa terjebak atau tidak mampu memenuhi ekspektasi yang diberikan oleh lingkungan sosial mereka. Isolasi sosial, baik secara fisik maupun emosional, dapat meningkatkan risiko stres karena kurangnya dukungan sosial dan rasa keterhubungan dengan orang lain.
Selain itu, diskriminasi atau perlakuan tidak adil berdasarkan karakteristik seperti ras, etnisitas, jenis kelamin, agama, atau orientasi seksual juga dapat menjadi stressor sosial yang signifikan. Perasaan tidak diterima atau tidak dihargai dalam lingkungan sosial dapat meningkatkan tingkat stres dan mempengaruhi kesejahteraan individu secara keseluruhan.
Stressor sosial dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental dan emosional individu. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kecemasan, depresi, dan isolasi sosial. Penting untuk mengenali dan mengelola stressor sosial dengan membangun keterampilan komunikasi yang baik, mencari dukungan sosial yang positif dan memperkuat hubungan yang sehat, serta mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang keragaman dan inklusivitas sosial.
Lifestyle Stressor
Jenis stressor gaya hidup ini terkait kebiasaan dan pola hidup yang dapat menyebabkan stres pada individu. Stressor ini berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat atau pilihan yang kurang menguntungkan bagi kesejahteraan fisik dan mental seseorang.
Contoh-contoh stressor gaya hidup meliputi kelebihan beban aktivitas, kurangnya waktu untuk relaksasi dan rekreasi, kurangnya dukungan sosial, atau kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Kelebihan beban aktivitas, seperti memiliki jadwal yang terlalu padat atau menyelesaikan terlalu banyak tugas sekaligus, dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan yang berkelanjutan.
Kurangnya waktu untuk relaksasi dan rekreasi juga dapat menjadi stressor gaya hidup. Ketika individu tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat dan mengisi ulang energi, mereka dapat mengalami tingkat stres yang tinggi dan kesulitan dalam menjaga keseimbangan hidup yang sehat.
Selain itu, kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat dapat memberikan dampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental individu. Kebiasaan ini dapat menyebabkan tekanan pada sistem tubuh, meningkatkan risiko penyakit, dan mempengaruhi fungsi kognitif dan emosional.
Mengelola stress melibatkan mengadopsi kebiasaan sehat dan mengelola waktu dengan bijak. Ini termasuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu istirahat, mencari dukungan sosial yang positif, dan mengembangkan kebiasaan sehat seperti olahraga teratur, pola makan seimbang, tidur yang cukup, dan cara relaksasi yang efektif. Baca juga: Work-Life Balance: Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya
Major Life Event Stressor
Jenis stressor peristiwa besar dalam kehidupan (major life event) merujuk pada peristiwa signifikan yang terjadi dalam kehidupan seseorang dan dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Peristiwa besar ini umumnya melibatkan perubahan besar dalam kehidupan, baik itu positif atau negatif.
Contoh-contoh stressor peristiwa besar meliputi pernikahan, perceraian, kematian anggota keluarga atau orang terdekat, kehilangan pekerjaan, pindah rumah, pensiun, kehilangan keuangan, atau masalah kesehatan serius. Peristiwa-peristiwa ini memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan individu dan sering kali mengharuskan penyesuaian yang besar.
Meskipun beberapa peristiwa besar mungkin dianggap positif, seperti pernikahan atau promosi pekerjaan, mereka masih dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi karena perubahan yang terkait dengannya. Perubahan tersebut dapat melibatkan penyesuaian terhadap tuntutan baru, tanggung jawab yang meningkat, atau tekanan emosional yang lebih besar.
Di sisi lain, peristiwa-peristiwa negatif seperti perceraian, kematian, atau kehilangan pekerjaan dapat menghasilkan stres yang kuat karena individu harus menghadapi kerugian, kesedihan, atau ketidakpastian yang mendalam. Proses berduka atau beradaptasi dengan perubahan yang tak terduga dapat menjadi sangat menantang dan dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan.
Stressor peristiwa besar memiliki kemampuan untuk mengganggu rutinitas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk emosi, fisik, dan sosial. Tingkat stres yang tinggi yang terkait dengan peristiwa besar dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan fisik individu, dan memerlukan dukungan yang tepat dan strategi pengelolaan stres yang efektif.
Financial Stressor
Jenis stressor keuangan (financial stressor) merujuk pada masalah dan ketegangan yang timbul akibat tekanan keuangan atau masalah yang terkait dengan uang. Stressor ini terjadi ketika individu menghadapi kesulitan dalam mengelola keuangan mereka, menghadapi hutang yang menumpuk, atau menghadapi ketidakpastian keuangan.
Contoh-contoh stressor keuangan meliputi kehilangan pekerjaan, penghasilan yang tidak mencukupi, kesulitan dalam membayar tagihan atau hutang, ketidakpastian dalam keuangan masa depan, atau menghadapi situasi darurat finansial yang tidak terduga.
Masalah keuangan dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi karena berdampak pada kestabilan finansial, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan merencanakan masa depan. Stresor keuangan dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional, fisik, dan mental seseorang.
Stressor keuangan juga dapat memicu perasaan cemas, ketidakamanan, rasa putus asa, atau tekanan yang berkepanjangan. Individu mungkin merasa terjebak dalam lingkaran hutang, kesulitan untuk mencapai tujuan keuangan, atau menghadapi konsekuensi negatif seperti kehilangan aset atau ancaman terhadap keamanan finansial mereka.
Environmental Stressor
Jenis stressor lingkungan (environmental stressor) merujuk pada faktor-faktor dari lingkungan fisik yang dapat menyebabkan stres pada individu. Stressor ini meliputi berbagai kondisi atau situasi di sekitar kita yang mempengaruhi kesejahteraan dan keseimbangan kita.
Salah satu contoh stressor lingkungan adalah kebisingan. Lingkungan yang bising, seperti lalu lintas yang ramai, suara mesin atau alat berat, atau keramaian di tempat umum, dapat mengganggu ketenangan dan konsentrasi seseorang. Kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan stres, kelelahan, kesulitan tidur, dan bahkan gangguan pendengaran dalam jangka panjang.
Polusi udara dan air juga termasuk dalam stressor lingkungan. Paparan terus-menerus terhadap polutan di udara atau air dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mempengaruhi fungsi pernapasan, sistem kardiovaskular, dan sistem kekebalan tubuh. Polusi juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti asma, alergi, penyakit jantung, atau kanker.
Suhu dan cuaca ekstrem juga dapat menjadi stressor lingkungan. Paparan suhu yang sangat panas atau sangat dingin dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik, mengganggu kenyamanan, dan bahkan membahayakan kesehatan. Perubahan cuaca yang ekstrem, seperti badai atau banjir, juga dapat menyebabkan ketidakpastian, kekhawatiran, dan stres yang signifikan.
Kualitas lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja juga dapat menjadi stressor. Lingkungan yang tidak aman, tidak nyaman, atau tidak terjaga kebersihannya dapat menyebabkan ketegangan dan merusak kesejahteraan. Misalnya, keadaan lingkungan yang kotor, kelembaban berlebih, atau kehadiran serangga atau hewan berbahaya dapat menyebabkan stres dan ketidaknyamanan bagi individu.
Tips Mengelola Stress Berdasarkan Jenisnya
Karena stres dapat mempengaruhi setiap individu secara berbeda, pendekatan untuk mengelolanya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing individu. Tidak ada solusi universal atau resep yang cocok untuk semua orang dalam menghadapi stres.
Untuk mengelola stres secara efektif, penting untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan, mencari tahu apa yang bekerja bagi diri sendiri, dan mengadopsi strategi yang sesuai dengan kebutuhan individu. Beberapa strategi yang dapat membantu mengurangi dan mengelola stres berdasarkan jenisnya antara lain:
Mengelola Physiological Stressor
Mengelola physiological stressor (stressor fisik) merupakan langkah penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengelola stress fisik meliputi menjaga pola tidur yang baik, mengadopsi pola makan seimbang, melibatkan diri dalam aktivitas fisik teratur, dan mengimplementasikan teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam. Dengan mengambil tindakan yang tepat, kita dapat mengurangi ketegangan pada tubuh dan meningkatkan kesejahteraan fisik.
Mengelola Organizational Stressor
Untuk mengelola stressor organisasional, penting untuk mengembangkan strategi yang efektif. Hal ini dapat meliputi mengatur waktu dan prioritas secara bijaksana, berkomunikasi secara efektif dengan rekan kerja dan atasan, serta memanfaatkan sumber daya dan dukungan yang ada di lingkungan kerja.
Selain itu, mengembangkan keterampilan manajemen stres seperti teknik relaksasi, latihan pernapasan, atau kegiatan fisik dapat membantu mengurangi dampak stressor organisasional pada kesejahteraan fisik dan mental.
Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga merupakan faktor penting dalam mengelola stressor organisasional. Memberikan waktu untuk istirahat dan rekreasi, menjaga pola tidur yang baik, dan mengadopsi gaya hidup sehat juga dapat membantu mengatasi stressor organisasional.
Dengan memahami dan mengelola stressor organisasional dengan bijaksana, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih seimbang, meningkatkan kualitas hidup, dan mengoptimalkan kinerja kita dalam menjalani tugas dan tanggung jawab sehari-hari.
Mengelola Social Stressor
Social stressor dapat ditangani dengan cara melatih untuk membangun keterampilan komunikasi yang baik, seperti mendengarkan aktif, mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan jelas, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar kita. Mengembangkan dukungan sosial, baik dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan, juga dapat membantu mengurangi dampak stressor sosial.
Selain itu, penting untuk menjaga batasan yang sehat dan memprioritaskan kesejahteraan pribadi. Mengakui kebutuhan diri sendiri dan mengambil waktu untuk diri sendiri, merawat diri sendiri dengan kegiatan yang menyenangkan dan relaksasi, serta mengelola ekspektasi sosial yang tidak realistis juga dapat membantu mengurangi stres dari faktor sosial.
Mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain, serta mengasah keterampilan emosional dan sosial, seperti pengaturan emosi, penyelesaian konflik, atau manajemen kebutuhan dan harapan, juga dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengelola social stressor.
Dengan mengelola stressor sosial dengan bijaksana, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat, mengurangi konflik dan ketegangan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan mental kita dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita.
Mengelola Lifestyle Stressor
Untuk mengelola lifestyle stressor, penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang dengan mengonsumsi makanan bergizi, membatasi konsumsi makanan olahan dan tinggi gula, serta memperbanyak asupan buah dan sayuran. Aktivitas fisik teratur juga penting untuk mengurangi stres, meningkatkan energi, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, mengelola kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol adalah langkah penting dalam mengurangi stress gaya hidup. Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, serta membatasi konsumsi alkohol dalam batas yang sehat, dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan dan mengurangi dampak stres pada tubuh.
Mengambil waktu untuk relaksasi dan rekreasi juga penting dalam mengelola lifestyle stressor. Melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti hobi, meditasi, yoga, atau membaca buku, dapat membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan kesejahteraan
Mengelola Major Life Event Stressor
Mengelola major life event stressor dengan cara mengembangkan ketahanan mental dan emosional yang kuat. Ini dapat melibatkan mengakui dan menerima perubahan yang terjadi, mengatur ekspektasi dengan realistis, dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat dan sumber daya yang ada.
Penting juga untuk merencanakan dan mengatur perubahan dengan bijaksana. Mengidentifikasi dan memprioritaskan tugas atau tanggung jawab yang perlu ditangani, serta mengembangkan strategi untuk menghadapinya secara efektif, dapat membantu mengurangi stres yang terkait dengan peristiwa besar dalam hidup.
Selain itu, menjaga keseimbangan antara tuntutan hidup dan waktu untuk relaksasi dan pemulihan juga penting dalam mengelola major life event stressor. Mengatur waktu untuk diri sendiri, melakukan kegiatan yang menyenangkan, menjaga pola tidur yang baik, dan menjaga kesehatan fisik secara keseluruhan dapat membantu mengurangi dampak stres dari peristiwa besar dalam hidup.
Mengelola Financial Stressor
Mengelola stress keuangan dengan mengembangkan keterampilan pengelolaan keuangan yang baik, seperti membuat anggaran, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, mencari peluang pendapatan tambahan, atau mencari bantuan finansial jika diperlukan. Penting untuk mencari dukungan dan sumber daya yang tepat, seperti konselor keuangan atau konsultan keuangan, untuk membantu mengatasi masalah keuangan dan mengembangkan strategi pengelolaan stres yang efektif.
Selain itu, penting juga untuk menjaga kesehatan mental dan fisik, melakukan kegiatan relaksasi, dan berkomunikasi dengan pasangan, keluarga, atau teman-teman terdekat tentang masalah keuangan yang dihadapi. Memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keuangan pribadi, mengatur prioritas, dan mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengatasi stress keuangan dapat membantu individu mengurangi tingkat stres dan memulihkan keseimbangan keuangan serta kesejahteraan secara keseluruhan.
Mengelola Environmental Stressor
Mengelola environmental stressor, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan. Ini dapat meliputi mencari cara untuk mengurangi kebisingan di sekitar kita, seperti menggunakan alat peredam suara atau memilih waktu dan tempat yang tenang. Menjaga kualitas udara dengan ventilasi yang baik, penggunaan purifier udara, atau menghindari polusi udara juga merupakan langkah penting dalam mengelola stress lingkungan.
Selain itu, memperhatikan cuaca ekstrem dan mengambil langkah-langkah perlindungan yang sesuai, seperti mengenakan pakaian yang sesuai atau menggunakan perlindungan terhadap sinar matahari, dapat membantu mengurangi dampak stress lingkungan pada tubuh.
Dalam lingkungan kerja, mencari cara untuk membuat lingkungan yang nyaman dan efisien, seperti mengatur pencahayaan yang baik, mengatur suhu yang nyaman, dan menghindari kebisingan yang berlebihan, dapat membantu mengurangi stress lingkungan di tempat kerja.
Dengan mengelola environmental stressor dengan bijaksana, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan fisik dan mental. Mengurangi dampak tekanan yang berasal dari lingkungan fisik dapat membantu kita merasa lebih nyaman, fokus, dan mengoptimalkan kesehatan secara keseluruhan.
Perlu diingat bahwa setiap individu dapat memiliki kombinasi stressor yang berbeda dalam kehidupannya. Penting untuk mengenali jenis-jenis stressor yang mungkin dihadapi agar dapat mengelola stres dengan efektif dan menjaga kesejahteraan secara keseluruhan.
Jika pekerjaan Anda terlalu membuat stres, dan tidak ada cara lain yang dapat Anda lakukan untuk memperbaikinya, Anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru. Anda dapat mengunduh MyRobin Super App. Di sana Anda dapat memilih dan melamar pekerjaan yang Anda inginkan. Tunggu Apalagi? Unduh MyRobin Super App sekarang juga!
Dengan melakukan tips yang telah disampaikan pada artikel ini, Anda dapat mengelola stress tersebut dengan baik. Yuk, ikuti tips lainnya untuk pekerja di blog MyRobin. Selain itu terdapat juga artikel seputar karir, bisnis dan HR. Tunggu apa lagi? Baca artikelnya sekarang juga ya!