New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Kepemimpinan Transformasional: Definisi, Kelebihan, dan Kekurangannya

kepemimpinan transformasional

Tidak perlu waktu lama di dunia kerja untuk menyadari bahwa pemimpin memiliki beragam gaya kepemimpinan. Setiap pemimpin memiliki cara tersendiri untuk memotivasi, menghadapi tantangan, dan mengembangkan karyawannya. Bermacam-macam gaya kepemimpinan yang ada sebelumnya sudah kami jelaskan dalam artikel berikut ini.

Belakangan ini, kepemimpinan transformasional semakin menjadi sorotan. Berbagai organisasi di segala industri merasakan perubahan cepat di era digital yang kita alami saat ini.

Pemimpin transformasional memiliki keahlian khusus dalam mendorong, menginspirasi, dan memotivasi karyawan agar berkinerja dengan cara yang menghasilkan perubahan yang benar-benar berarti.

Transformational leadership dianggap sebagai jenis kepemimpinan yang melahirkan tim yang terlibat secara penuh dan memiliki dorongan untuk berinovasi serta turut membentuk keberhasilan masa depan organisasi.

Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, “Memangnya apa sih transformational leadership itu? Mengapa kepemimpinan transformasional dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang sangat efektif di era digital ini?” Simak semuanya dalam artikel berikut ini.

Apa itu Kepemimpinan Transformasional?

Kepemimpinan transformasional adalah teori kepemimpinan yang berfokus pada konsep bahwa seorang pemimpin tidak hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga bekerja dengan anggota tim atau pengikutnya untuk mengenali perubahan yang diperlukan.

Mereka menciptakan visi yang memandu perubahan tersebut dengan menggunakan pengaruh, dorongan, dan mengimplementasikannya bersama dengan anggota kelompok yang berkomitmen.

Dengan mengalihkan perhatian dari kepentingan pribadi, pemimpin transformasional berhasil meningkatkan kedewasaan dan pola pikir para pengikutnya, sekaligus membangkitkan semangat mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Pada dasarnya, pemimpin transformasional berupaya mengubah perspektif dan sikap para pengikutnya, tidak hanya demi keuntungan pribadi, melainkan juga demi kebaikan bersama dan kemajuan kelompok atau organisasi. Pendekatan kepemimpinan ini terbukti sangat efektif dalam memotivasi dan menginspirasi individu untuk meningkatkan performa dan pencapaian.

Sejarah Kepemimpinan Transformasional

Konsep kepemimpinan transformasional awalnya diperkenalkan oleh pakar kepemimpinan, James MacGregor Burns. Menurut Burns, kepemimpinan transformasional terjadi ketika “pemimpin dan pengikut saling mendorong satu sama lain untuk mencapai tingkat moral dan motivasi yang lebih tinggi.”

Kemudian, peneliti Bernard M. Bass mengembangkan gagasan awal Burns untuk menciptakan apa yang sekarang dikenal sebagai Teori Kepemimpinan Transformasional Bass. Menurut Bass, kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan berdasarkan dampaknya terhadap para pengikut. Pemimpin transformasional, menurut Bass, merupakan pemimpin yang berhasil membangun kepercayaan, rasa hormat, dan kagum dari para pengikutnya.

Artinya, pemimpin transformasional bukan hanya berfokus pada pencapaian tujuan atau tugas semata, tetapi juga mempengaruhi secara mendalam sikap, motivasi, dan persepsi positif para pengikutnya.

Mereka membangun hubungan yang kokoh dengan tim mereka, memicu semangat untuk mencapai potensi terbaik, dan menciptakan lingkungan di mana para pengikut merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal.

Pada intinya, kepemimpinan transformasional mendorong pertumbuhan pribadi dan profesi nal para anggotanya, menciptakan dampak yang lebih luas daripada sekadar pencapaian tujuan organisasi.

Prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional sangat sesuai dengan lingkungan kerja yang cepat, beragam, dan sangat terkini seperti saat ini, namun gaya kepemimpinan ini bukanlah hal baru. James MacGregor Burns, diakui sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan konsep ini pada tahun 1970-an.

Pakar pengembangan kepemimpinan dan ahli perubahan organisasi, Kevin Ford, mengembangkan model ini yang awalnya diidentifikasi oleh Burns. Menurut Ford, terdapat tiga gaya kepemimpinan yang efektif:

  • Pemimpin taktis berfokus pada pemecahan masalah yang sederhana dengan keahlian berorientasi operasional.
  • Pemimpin strategis sangat memfokuskan pada masa depan dengan kemampuan mempertahankan visi tertentu sekaligus meramalkan tren industri dan pasar.
  • Pemimpin transformasional lebih memusatkan perhatian pada memfasilitasi kolaborasi organisasi yang dapat membantu mendorong visi ke depan, bukan hanya membuat keputusan atau merencanakan strategi.

Komponen-Komponen Kepemimpinan Transformasional

Bass menyatakan bahwa ada empat komponen berbeda dari kepemimpinan transformasional. Keempat elemen utama dari kepemimpinan transformasional adalah:

Penggugah Intelektual: Pemimpin transformasional tidak hanya menantang status quo; mereka juga mendorong kreativitas di antara para pengikut. Pemimpin mendorong para pengikut untuk menjelajahi cara-cara baru untuk melakukan hal-hal dan peluang-peluang baru untuk belajar.

Pertimbangan Individualis: Kepemimpinan transformasional juga melibatkan dukungan dan dorongan terhadap pengikut secara individu. Untuk membina hubungan yang suportif, pemimpin transformasional menjaga saluran komunikasi terbuka agar para pengikut merasa bebas untuk berbagi ide, sehingga pemimpin dapat memberikan pengakuan segera atas kontribusi unik masing-masing pengikut.

Motivasi Inspiratif: Pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas yang dapat mereka ungkapkan kepada para pengikut. Pemimpin ini juga dapat membantu para pengikut merasakan semangat dan motivasi yang sama untuk mencapai tujuan-tujuan ini.

Pengaruh Ideal: Pemimpin transformasional berfungsi sebagai panutan bagi para pengikut. Karena para pengikut mempercayai dan menghormati pemimpin, mereka meniru individu ini dan menginternalisasi ideal-idealnya.

Pemimpin Transformasional dan Pemimpin Transaksional

Ada banyak jenis kepemimpinan selain kepemimpinan transformasional, dan sebaiknya seorang pemimpin tidak terpaku pada kepemimpinan tunggal. Dalam banyak situasi, menggabungkan berbagai pendekatan kepemimpinan dapat meningkatkan produktivitas organisasi.

Dari sekian banyak gaya kepemimpinan, dua gaya yang paling banyak diteliti adalah kepemimpinan transformasional dan transaksional, dan seorang pemimpin tertentu dapat menunjukkan tingkat yang berbeda dari kedua gaya tersebut.

Sesuai dengan namanya, kepemimpinan transaksional adalah jenis kepemimpinan yang didasarkan pada sistem pertukaran antara pemimpin dan setiap anggota tim.

Dalam sistem ini, karyawan menerima pengakuan atau penghargaan positif ketika mereka berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pemimpin transaksional yang efektif memiliki keterampilan untuk mengidentifikasi pencapaian karyawan dan memberikan penghargaan tepat waktu sebagai respons atas pencapaian tersebut.

Dalam gaya kepemimpinan transaksional, anggota tim dievaluasi dan diberikan umpan balik berdasarkan kriteria kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Para pekerja dalam jenis kepemimpinan ini tidak selalu diminta untuk berpikir kreatif atau inovatif dalam menjalankan tugas-tugas mereka.

Pemimpin transaksional lebih fokus pada mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan memastikan bahwa tugas-tugas dilakukan sesuai dengan harapan yang telah ditentukan sebelumnya.

Di sisi lain, kepemimpinan transformasional lebih menekankan pada pengaruh yang mendalam, menginspirasi, dan memotivasi pengikut. Pemimpin transformasional berupaya membimbing para pengikutnya untuk mencapai potensi terbaik mereka dengan membantu mereka mengatasi batasan diri dan mengembangkan keterampilan baru.

Pemimpin ini juga mengajak pengikutnya untuk berkontribusi pada visi yang lebih besar, menciptakan dampak yang signifikan, dan memiliki tujuan yang lebih tinggi.

Pemimpin yang efektif seringkali memadukan elemen-elemen dari kedua gaya ini sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi oleh tim atau organisasi mereka.

Misalnya, menerapkan strategi transaksional untuk tugas-tugas rutin dan menjalankan strategi transformasional untuk situasi yang memerlukan inovasi, kreativitas, dan pengembangan potensi individu dan kelompok. Gaya kepemimpinan ini akan membantu Anda memimpin tim dengan lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan yang beragam.

Apa Saja Ciri-Ciri Pemimpin Transformasional?

Berikut adalah karakteristik umum dari pemimpin transformasional:

Mampu mendorong orang lain untuk berkomunikasi dan berpartisipasi

Pemimpin transformasional memiliki kemampuan untuk memotivasi dan melibatkan anggota tim untuk berbicara, berbagi ide, dan berkontribusi aktif dalam diskusi dan keputusan kelompok.

Keterampilan mendengarkan aktif

Mereka memiliki kemampuan mendengarkan dengan penuh perhatian, mencerna informasi dengan baik, dan memahami sudut pandang orang lain sebelum merumuskan tanggapan atau keputusan.

Seperti saat bawahan atau rekan tim Anda mengeluhkan beban kerja yang terlalu berat, ataupun rekruter yang tidak mampu merekrut pekerja baru dalam jumlah besar. Sebagai pemimpin yang baik Anda akan mempertimbangkan solusi terbaik untuk mengatasinya.

Di antara solusi-solusi tersebut mungkin Anda akan mempertimbangkan outsourcing sebagai salah satunya. Bekerja sama dengan perusahaan outsourcing tidak hanya akan memberikan Anda rekrutmen besar yang Anda butuhkan, namun juga dapat meningkatkan efektivitas bisnis.

Anda dapat memilih MyRobin sebagai penyedia jasa layanan outsourcing on-demand terpercaya. Kami dapat menyalurkan pekerja profesional dari berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan Anda kurang dari 24 jam. Pelajari selengkapnya produk dan layanan MyRobin disini!

Kemampuan beradaptasi

Pemimpin transformasional harus dapat fleksibel dalam menghadapi perubahan dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah dengan cepat.

Otentisitas dan orisinalitas

Seorang pemimpin transformasional harus menunjukkan integritas, kejujuran, dan konsistensi dalam tindakan dan perilaku mereka, menciptakan hubungan yang kuat berdasarkan kepercayaan.

Kreativitas

Pemimpin transformasional mendorong pemikiran kreatif dan solusi inovatif dengan mendukung ide-ide baru dan berbeda yang dapat meningkatkan kinerja tim atau organisasi.

Kecerdasan Emosional

Pemimpin transformasional memahami dan mengelola emosi mereka sendiri serta emosi orang lain dengan bijak, menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi tim.

Lebih dari itu, pemimpin transformasional harus memiliki self awareness, bersifat suportif, mampu memberikan, bimbingan, dan sumber daya yang diperlukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anggota tim.

Pemimpin transformasional juga harus bersedia bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, sambil belajar dari kegagalan dan sukses yang mereka alami.

4 Komponen Utama Kepemimpinan Transformasional

Saat pemimpin transformasional bekerja dengan karyawan untuk menerapkan perubahan yang efektif, mereka mengandalkan unsur-unsur seperti komunikasi, karisma, adaptabilitas, dan dukungan empatik. Dalam praktiknya, gaya kepemimpinan transformasional terdiri dari empat elemen utama:

Pertimbangan Individual

Pemimpin transformasional mendengarkan kekhawatiran dan kebutuhan karyawan sehingga mereka dapat memberikan dukungan yang memadai.

Mereka beroperasi dengan pemahaman bahwa apa yang memotivasi satu orang mungkin tidak memotivasi orang lain. Akibatnya, mereka mampu menyesuaikan gaya manajemen mereka untuk mengakomodasi berbagai individu di tim mereka.

Motivasi yang Menginspirasi

Pemimpin transformasional mampu mengemukakan visi bersatu yang mendorong anggota tim untuk melampaui ekspektasi. Mereka memahami bahwa karyawan yang paling termotivasi adalah mereka yang memiliki tujuan yang kuat.

Pemimpin transformasional tidak takut untuk menantang karyawan. Mereka tetap optimis tentang tujuan-tujuan masa depan dan terampil dalam memberikan makna pada tugas-tugas yang dihadapi.

Pengaruh Ideal

Pemimpin transformasional mempraktikkan perilaku etis yang dapat menjadi teladan bagi yang lain. Etika yang mereka anut menciptakan rasa hormat dan kepercayaan yang diperlukan. Dengan demikian, hal ini memudahkan pemimpin untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang bertujuan meningkatkan keseluruhan kinerja organisasi.

Penggugah Intelektual

Pemimpin transformasional secara teratur menantang asumsi, mengambil risiko, dan meminta masukan dan ide anggota tim. Mereka tidak takut gagal, dan sebaliknya menciptakan lingkungan yang aman untuk berdiskusi, berkreasi, dan menyuarakan perspektif yang beragam.

Kekurangan Kepemimpinan Transformasional

Meskipun kepemimpinan transformasional sering dianggap sebagai salah satu pendekatan terbaik dalam kepemimpinan, bukan berarti bahwa ini pendekatan ini selalu sesuai untuk semua situasi. Sebagai contoh, ketika anggota kelompok membutuhkan lebih banyak bimbingan dan arahan, pendekatan transaksional bisa lebih efektif.

Gaya transaksional dapat membantu meningkatkan kohesi dan komitmen kelompok, tetapi juga dapat menyebabkan kelelahan saat anggota kelompok merasa terus-menerus tertekan untuk mengorbankan seluruh waktu dan usaha mereka untuk mendukung tujuan kelompok.

Dalam situasi di mana kreativitas dan inovasi sangat penting untuk kesuksesan, gaya transformasional seringkali menjadi pendekatan yang bermanfaat. Namun, jika fokusnya adalah mencapai seperangkat tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan, mengambil pendekatan transaksional dapat menghasilkan lebih sedikit kekacauan dan hasil yang lebih baik.

Penerapan Kepemimpinan Transformasional dalam Dunia Kerja

Apple Inc. dan Steve Jobs

Steve Jobs, pendiri Apple Inc., adalah contoh ikonik dari seorang pemimpin transformasional. Dia memiliki visi revolusioner untuk mengubah cara orang menggunakan teknologi. 

Jobs mampu menginspirasi timnya dengan visi tersebut, mendorong inovasi terus-menerus, dan membangun produk-produk yang mengubah dunia seperti iPhone, iPod, dan iPad.

Dia juga dikenal karena menciptakan budaya perusahaan yang sangat kreatif dan memotivasi karyawan untuk berani mengambil risiko dan berkontribusi secara luar biasa pada kesuksesan perusahaan.

Microsoft dan Satya Nadella

Contoh kedua, Satya Nadella, CEO Microsoft, adalah pemimpin transformasional yang berhasil mengubah budaya perusahaan dari model bisnis tradisional ke orientasi pada inovasi, kolaborasi, dan cloud computing.

Nadella memotivasi karyawan dengan visi tentang “mobile-first, cloud-first world” dan mendorong pengembangan teknologi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Transformasi ini membawa Microsoft menuju pertumbuhan yang lebih cepat dan sukses dalam industri teknologi.

Starbucks dan Howard Schultz

Howard Schultz, pendiri Starbucks, adalah pemimpin transformasional yang memprioritaskan kepuasan karyawan dan kualitas produk.

Dia memiliki visi untuk menciptakan “the third place” dimana orang dapat menikmati kopi dengan suasana yang nyaman. Schultz secara teratur berinteraksi dengan karyawan, mendengarkan ide-ide mereka, dan mendorong budaya perusahaan yang inklusif.

Kepemimpinan transformasional Schultz membantu Starbucks menjadi salah satu merek kopi terkemuka di seluruh dunia.

Kesimpulan

Kepemimpinan transformasional adalah teori kepemimpinan yang fokus pada mendorong perubahan yang lebih baik dengan menggabungkan visi, pengaruh, dan kolaborasi dengan anggota tim atau pengikutnya. Kepemimpinan ini menekankan pengembangan pribadi dan profesional, menciptakan dampak yang lebih luas daripada sekadar pencapaian tujuan organisasi.

Pemimpin transformasional, seperti Steve Jobs, Satya Nadella, dan Howard Schultz, mampu memotivasi karyawan dengan visi yang inspiratif, membangun kepercayaan melalui perilaku etis, mendorong kreativitas, dan memfasilitasi komunikasi dan partisipasi aktif anggota tim.

Berbeda dengan kepemimpinan transaksional berfokus pada pertukaran dan pencapaian tujuan, kepemimpinan transformasional lebih berorientasi pada menginspirasi dan memotivasi individu untuk mencapai potensi terbaik serta berkontribusi pada visi yang lebih besar.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak superior; kombinasi yang tepat dari berbagai pendekatan kepemimpinan dapat membawa hasil yang optimal sesuai dengan situasi dan kebutuhan tim atau organisasi.

Peluang bekerja di perusahaan ternama

Membangun jaringan karir, mengembangkan skill, serta dapatkan berbagai kemudahan dan manfaat lainnya

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Cepat kerja, banyak untungnya pula!