Isu kesetaraan gender di Indonesia masih ramai diperbincangkan. Istilah gender equality merujuk pada pemenuhan hak, kesempatan, dan perlakuan yang adil bagi laki-laki dan perempuan tanpa dibatasi stereotip tentang peran gender.
Berdasarkan data dari Workplace Gender Equality Agency di Australia yang dilansir Glints, pekerja perempuan mendapatkan 11,1% upah lebih rendah dibanding laki-laki untuk posisi yang sama.
Perempuan juga sering dinilai tidak cocok memegang peran pemimpin di perusahaan dan hanya laki-laki saja yang pantas berada di posisi teratas.
Penerapan gender equality di tempat kerja masih kurang optimal. Beberapa perusahaan belum menyadari akan pentingnya kesetaraan gender.
Padahal, dengan meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender, perusahaan dapat membangun budaya dan lingkungan kerja yang positif.
Melalui artikel ini Anda akan diajak memahami macam-macam diskriminasi dan cara meningkatkan kesetaraan gender di lingkungan kerja.
Apa itu gender equality?
Gender equality terdiri dari dua suku kata yaitu gender dan equality. Istilah gender merujuk pada karakteristik yang saling terikat serta yang membedakan antara maskulinitas dan feminitas. Kata tersebut juga digunakan untuk menjelaskan “jenis kelamin” seseorang.
Sementara equality berasal dari Bahasa Inggris yang berarti kesetaraan. Berdasarkan dua pengertian tersebut, gender equality diartikan sebagai keadaan setara antara perempuan dan laki-laki dalam pemenuhan hak dan kewajiban.
Maksudnya adalah setiap gender berhak mendapatkan kesempatan, perlakukan, dan hak yang sama tanpa bergantung pada gender tertentu yang mereka miliki sejak lahir. Kesetaraan ini tidak hanya fokus pada perempuan saja, melainkan juga laki-laki dan transgender.
Contoh kesetaraan gender dalam pekerjaan yaitu memberikan perempuan kesempatan menjadi pemimpin, mengambil peran besar di perusahaan, hingga mendapatkan upah yang layak.
Menurut Bappenas, adanya gender equality di sebuah negara mampu membuka peluang negara untuk terus berkembang, meningkatkan taraf hidup SDM, serta mengurangi kemiskinan.
Sementara di perusahaan, kesetaraan gender dapat mendorong inovasi, pembentukan budaya yang positif, maupun mempertahankan reputasi bisnis.
Pengertian kesetaraan gender menurut para ahli
Di dalam Lampiran Inpres No.9 Tahun 2000, definisi gender equality adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan.
International Labour Organization mendefinisikan kesetaraan gender pada pemenuhan hak, kesempatan, dan perlakuan yang adil oleh laki-laki dan perempuan dari semua kelompok umur di segala tahapan kehidupan dan pekerjaan.
Kesalahpahaman tentang kesetaraan gender paling umum di masyarakat yaitu laki-laki dan perempuan sama secara fisik.
Padahal, gender equality artinya memberikan kebebasan bagi laki-laki dan perempuan mengembangkan keahlian pribadi, menjalankan tanggung jawab, dan menerima hak terlepas dari gender mereka.
Pentingnya kesetaraan gender dalam pekerjaan?
Kesetaraan gender di tempat kerja itu penting untuk menjaga keharmonisan lingkungan kerja dan memastikan kepuasan karyawan.
Di samping itu, perusahaan turut diuntungkan karena memperhatikan kesetaraan karyawan terlepas gender mereka akan meningkatkan reputasi baik di kalangan pencari kerja.
Kampanye gender equality bertujuan menghapuskan bias atau hal yang merugikan pihak tertentu (lebih banyak terjadi pada perempuan). Misalnya, menghilangkan diskriminasi, stereotip, pelecehan, kekerasan, serta eksploitasi yang dialami individu di lingkungan rumah maupun kerja.
Gender equality di Indonesia sudah mulai meningkat. Penelitian dari Grant Thornton pada 2017 melansir Jawa Pos menunjukkan jumlah perempuan yang menempati posisi senior di 2018 menjadi 28% yang sebelumnya hanya 24% di tahun 2016.
Selain agar karyawan merasa adil, kesetaraan gender di tempat kerja mampu meningkatkan produktivitas dan retensi karyawan. Apabila staf Anda diperlakukan setara, mereka tidak mudah berpindah ke perusahaan lain.
Bentuk diskriminasi gender di tempat kerja
Bias gender merupakan kondisi merugikan atau memihak salah satu gender sehingga menimbulkan ketidakadilan. Kasus seperti ini umum dijumpai di lingkungan sosial maupun kerja dan tidak jarang memberikan dampak psikis yang buruk.
Contoh diskriminasi gender equality di Indonesia adalah beban ganda di mana perempuan tidak hanya berkewajiban menyelesaikan pekerjaan kantor saja, tetapi juga harus mengerjakan tugas domestik.
Diskriminasi jenis stereotipe yakni di mana perempuan selalu dinilai lemah dan sensitif sehingga tidak cocok mengambil peran pemimpin. Sementara pada laki-laki stereotip-nya selalu kuat dan tidak memiliki perasaan.
Bentuk diskriminasi seringkali dianggap sepele, tetapi hal ini akan membuat perusahaan memiliki lingkungan dan budaya yang toxic. Bagian sumber daya manusia dapat mulai membangun kesetaraan gender di lingkungan kerja.
1. Gaji yang lebih rendah
Gaji merupakan diskriminasi paling umum terjadi. Data dari ILO menunjukkan, perempuan cenderung mendapat upah lebih rendah dibanding laki-laki untuk posisi yang sama. Pemberian upah tidak berdasarkan pengalaman dan keahlian. Laki-laki dinilai lebih kompeten dan berhak menerima gaji tinggi daripada perempuan.
2. Kesempatan berkembang yang minim
Di dalam kesetaraan gender ada namanya glass ceiling. Istilah ini dipopulerkan oleh Baxter dan Wright (2000) untuk menjelaskan suatu penghalang transparan yang menghalangi perempuan naik ke posisi lebih tinggi pada suatu level dalam perusahaan. Hal ini juga bisa terjadi pada kaum minoritas, misalnya transgender.
Glass ceiling menghalangi individu berkembang dan mencapai kesuksesan karier. Contohnya, untuk promosi jabatan level manajer perusahaan lebih banyak memberikan promosi pada pekerja laki-laki karena dinilai lebih unggul, fokus, dan rasional.
Walaupun memiliki keahlian dan pencapaian yang setara, perempuan kerap mendapatkan label negatif seperti sensitif dan mudah terdistraksi karena memiliki tanggung jawab sebagai ibu di rumah. Alhasil, mereka sulit meraih karir impian.
3. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual termasuk diskriminasi gender. Ketika korban melaporkan kasus pelecehan di tempat kerja, perusahaan seringkali menutup mata atau langsung memberhentikan karyawan tersebut. Kasus seperti ini bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Korban perempuan tidak mendapatkan keadilan dan bisa kehilangan pekerjaannya karena dicap telah merusak reputasi perusahaan. Apabila laki-laki yang menjadi korban, mereka juga mendapat perilaku serupa.
4. Pemecatan yang tidak adil
Pemecatan yang tidak adil misalnya perusahaan yang didominasi pekerja laki-laki mungkin saja memberhentikan karyawan perempuan hanya untuk mengisinya dengan pegawai laki-laki. Di samping itu, jika terjadi pelecehan seringkali korban (kebanyakan perempuan) yang justru diberhentikan.
Komponen penting dalam kesetaraan gender
Perusahaan bekerja sama dengan human resource untuk meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender. Anda perlu mempelajari hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat meningkatkan gender equality, diantaranya:
1. Pengupahan
Kesenjangan gaji merupakan salah satu ketidaksetaraan gender di mana kaum mayoritas mendapatkan upah lebih tinggi daripada minoritas padahal keduanya sama-sama berada di posisi dan level yang sama. Sensus data pada 2019 yang diambil di Amerika, perempuan hanya dibayar 82 cent untuk setiap 1 dollar yang laki-laki hasilkan.
2. Perekrutan
Perusahaan yang didominasi pekerja laki-laki cenderung hanya merekrut pekerja laki-laki saja daripada perempuan. Hal ini pun bisa terjadi sebaliknya. Melansir dari Indeed, sebuah percobaan dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa perempuan hanya memiliki 40% kesempatan direkrut daripada lawan jenisnya. Walaupun ia memiliki keahlian dan pengalaman yang sesuai persyaratan lowongan kerja.
3. Keterlibatan
Keterlibatan karyawan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Dengan mengajak karyawan terlibat dalam pengerjaan proyek, meeting, maupun kegiatan outing maka perusahaan telah memberikan kesempatan mereka untuk produktif dan mendukung keberhasilan karier.
4. Kepemimpinan
Kesenjangan kepemimpinan di mana kaum minoritas sering dilewatkan atau tidak dilibatkan dalam promosi jabatan. Kesempatan memegang posisi tinggi hanya berlaku bagi mayoritas. Hal ini sangat disayangkan karena beberapa perempuan memenuhi kualifikasi untuk mengisi kekosongan posisi pemimpin.
Cara meningkatkan kesetaraan gender
Meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja memerlukan strategi dan konsistensi. Semua orang harus bisa berpartisipasi untuk membangun gender equality.
Pasalnya, jika hanya HRD saja yang melakukannya maka hasilnya tidak akan optimal. Melalui langkah di bawah ini perusahaan dapat membangun kesetaraan bagi setiap karyawannya.
1. Mengevaluasi ketentuan upah
Kesenjangan upah bisa Anda atasi dengan mengevaluasi ketentuan penggajian. Di Indonesia ada UMP (upah minimum provinsi) yang digunakan sebagai dasar menggaji karyawan berdasarkan lokasi dan posisi tertentu. Dengan adanya UMP perusahaan tidak dibenarkan membayar upah di bawah batas minimal.
Perusahaan juga dapat membagikan informasi gaji yang diberikan pada karyawan dari tiap divisi, demi memastikan semua karyawan menerima upah yang adil. Akan tetapi, ini bisa bertentangan dengan peraturan di negara.
2. Menjalankan audit
Selanjutnya mengadakan audit untuk mengetahui apakah karyawan perempuan dan laki-laki dibayar sesuai perannya. Melalui hasil ini, perusahaan mendapatkan insight apakah penawaran yang diberikan berlaku untuk tiap SDM atau tidak.
Cara melakukan audit bisa secara manual yaitu dengan membuat spreadsheet berisi nama karyawan, posisi, pengalaman, dan performa kerja. Analisis adakah kesenjangan pengupahan dari dua gender tersebut.
3. Mempromosikan work-life balance
Karyawan yang telah berkeluarga kerap menghadapi kesulitan dalam menjalankan tugas kantor dengan mengurus keluarga. Perusahaan bisa meminimalkan burnout dan stress mereka dengan menawarkan parental leave atau cuti bagi perempuan dan laki-laki.
Fleksibilitas kerja membantu karyawan menjalankan tugasnya dengan baik tanpa mengorbankan salah satunya. Apabila perusahaan menerapkan work from home, ini akan memberikan keuntungan karena perusahaan hemat pengeluaran.
4. Membangun suasana kerja yang positif
Lingkungan kerja yang aman dan positif mampu meningkatkan kesadaran kesetaraan gender. Contohnya, memasang kamera pengawas untuk memastikan karyawan terlindungi dari aksi pelecehan. Selain itu, bangun suasana open minded dan apresiasi kinerja karyawan. Kenali setiap karyawan berdasarkan level, latar belakang, dan jabatannya.
5. Menyediakan berbagai pilihan
Pekerja perempuan umumnya memegang peran ganda. Tidak hanya bekerja di kantor saja, tetapi mereka juga memiliki tanggung jawab di rumah. Perusahaan dapat menawarkan pilihan untuk bekerja hybrid atau work from home, agar mereka leluasa menjalankan 2 tanggung jawab berbeda.
6. Mengadakan pelatihan dan mentoring
Memberikan pelatihan dan mentoring bagi semua karyawan merupakan langkah tepat membangun kesetaraan gender. Lewat program ini perusahaan telah membantu SDM dalam meningkatkan skill yang berguna bagi karier mereka di masa mendatang.
7. Memperbarui proses perekrutan
Perusahaan dapat meningkatkan keberagaman saat merekrut. Contohnya dengan memperbarui job deskripsi dan persyaratan di lowongan kerja.
Misalnya, jika posisi manager memerlukan orang dengan pengalaman 20 tahun, apabila memungkinkan Anda dapat menerima pelamar dengan pengalaman 15 tahun.
Evaluasi dan pelatihan mungkin diperlukan untuk mempertahankan kemampuan dan performa karyawan.
8. Memberikan kesempatan promosi yang adil
Setiap orang dengan keahlian dan performa kerja terbaik bisa mengikuti seleksi untuk promosi jabatan. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama bagi karyawan tanpa memandang jenis kelamin mereka.
Tawarkan gaji, kompensasi, dan fasilitas yang sama sehingga tidak ada ketidaksetaraan di lingkungan kerja. Ini merupakan cara tepat memastikan adanya gender equality.
Keuntungan memiliki kesetaraan gender
Semakin banyak yang sadar pentingnya kesetaraan gender membuat pelamar makin selektif memilih perusahaan tempat bekerja. Terutama perempuan yang seringkali mendapat diskriminasi.
Dengan mempromosikan gender equality di tempat kerja, perusahaan tampak lebih unggul dan bisa menjadi incaran pelamar berkualitas. Alhasil, tidak perlu kesulitan mencari talenta terbaik.
1. Memastikan kepuasan karyawan
Karyawan yang tidak pernah mendapat apresiasi dan kesempatan yang sama, akan merasa tidak puas ketika bekerja. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas dan performa mereka. Ketidakpuasan dapat berasal dari upah di bawah kesepakatan, fasilitas tidak memadai, lingkungan kerja toxic, dan promosi jabatan yang kurang adil.
2. Mempertahankan retensi karyawan
Karyawan yang puas dengan perusahaan cenderung bertahan lebih lama daripada yang tidak puas. Pengupahan yang sesuai dan minimnya diskriminasi membuat mereka loyal. Alhasil, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya karena harus mengganti karyawan terus menerus.
3. Mendorong inovasi
Karyawan dengan gender berbeda memiliki keunikan masing-masing. Mulai dari kelebihan, keahlian, dan talentanya. Perbedaan ini memungkinkan terciptanya lingkungan kerja yang kreatif dan mendorong kolaborasi serta menghasilkan inovasi.
4. Mengatasi masalah
Keuntungan kesetaraan gender adalah meningkatkan penyelesaian masalah lebih baik. Kemampuan komunikasi antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan signifikan. Ketika kedua dikombinasikan lebih mudah mencapai solusi bersama.
5. Mempertahankan citra positif di masyarakat
Membangun reputasi baik butuh konsistensi. Salah satu cara ialah mempromosikan gender equality. Perusahaan yang peduli dengan kesetaraan gender mampu menarik orang dengan ketertarikan yang sama bekerja di perusahaan. Ini juga menunjukkan value perusahaan terhadap pihak luar.
Contoh gender equality
Contoh upaya mendorong gender equality di Indonesia yaitu mempertimbangkan kaum minoritas untuk memegang posisi penting. Terlebih jika mereka memang memiliki kualifikasi yang sesuai.
Memberikan perlindungan bagi korban pelecehan seksual, tidak memandang jenis kelamin dan memberikan sanksi tegas pada pelaku.
Di sisi lain, perusahaan harus mengevaluasi upah setiap karyawan demi memastikan mereka mendapatkan gaji yang layak sesuai perannya.
Itulah cara meningkatkan gender equality di tempat kerja. Sebagai bagian sumber daya manusia, penting memastikan karyawan merasa adil dan bahagia demi mendorong budaya perusahaan yang positif. Temukan informasi menarik seputar perekrutan terbaru hanya di Blog MyRobin.