Sense of ownership adalah rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan yang meliputi tanggung jawab, peran, dan pekerjaan. Di lingkungan kerja, rasa memiliki mampu meningkatkan produktivitas, motivasi, inisiatif serta performa karyawan.
Selama pandemi Covid-19, perusahaan telah menerapkan kebijakan work from home dan hybrid. Karyawan jadi bebas bekerja dari mana saja tanpa perlu datang ke kantor setiap hari.
Akan tetapi, kebebasan ini berisiko menghilangkan sense of ownership yang berdampak pada menurunnya kinerja. Jika dibiarkan maka akan berpengaruh pada operasional bisnis.
Istilah sense of ownership juga disamakan dengan self belonging. Menurut data dari Zavvy, karyawan yang mengembangkan rasa memiliki mengalami peningkatan performa kerja sekitar 56% dan mengurangi risiko turnover sebanyak 50%.
Simak keuntungan dan strategi mengembangkan rasa memiliki karyawan melalui pembahasan di bawah ini.
Apa itu sense of ownership?
Istilah sense of ownership merujuk pada perasaan memiliki terhadap pekerjaan, perusahaan, tanggung jawab, dan perannya. Biasanya karyawan yang mengembangkan rasa memiliki selalu tampil terbaik, loyal, dan berdedikasi.
Karyawan melihat bahwa pekerjaan merupakan bagian dari dirinya yang penting, sehingga terpacu untuk memberikan hasil sebaik-baiknya.
Adanya rasa memiliki pada pekerjaan, bisa menciptakan lingkungan kerja yang positif, mendukung perusahaan mencapai tujuan, dan meningkatkan produktivitas.
Sebaliknya, jika perusahaan tidak membantu karyawan mengembangkan rasa memiliki maka mereka hanya melihat pekerjaan sebagai alat untuk mendapatkan uang saja.
Alhasil, mereka tidak benar-benar terhubung (engage) dengan pekerjaan. Beberapa juga menunjukkan kualitas yang lebih rendah daripada karyawan dengan sense of ownership.
Pentingnya ownership mentality
Sense of ownership adalah rasa memiliki dalam proses kerja. Ini bisa berupa muncul rasa bangga, dorongan, dan percaya diri yang berpengaruh pada hasil pekerjaan.
Apabila manajer membantu staf mengembangkan perasaan ini, mereka akan bertahan lebih lama di perusahaan. Tentunya, dengan mempertahankan karyawan kompeten profitabilitas bisnis ikut terpengaruh.
Karena menganggap pekerjaan sebagai bagian dirinya, karyawan selalu berupaya bekerja dengan baik dan menjamin kualitas pekerjaan sesuai standar perusahaan.
Mereka biasanya juga berani mengambil inisiatif jika diperlukan, demi memastikan pekerjaan terselesaikan dan mutu terjamin.
Bagi karyawan mengembangkan perasaan memiliki, berguna untuk meningkatkan dedikasi, profesionalisme, dan loyalitas serta membuka peluang karier yang lebih jelas.
Adanya sense of ownership membuat karyawan memiliki kontrol atas pekerjaan yang ditugaskan padanya, sehingga mereka dapat proaktif dan bertindak mandiri ketika muncul masalah. Karyawan tidak bergantung terus-menerus pada atasan.
Strategi meningkatkan sense of ownership
Cara menumbuhkan rasa memiliki terhadap perusahaan dilakukan secara bertahap. Bagian SDM mungkin perlu strategi khusus untuk meningkatkan perasaan tersebut, seperti:
1. Komunikasikan tujuan jangka panjang
Komunikasi sangat penting apabila perusahaan ingin karyawan mengembangkan sense of ownership. Dengan komunikasi yang sehat, perusahaan dapat memberitahukan ekspektasinya pada karyawan bersangkutan.
Karyawan juga perlu informasi untuk menjalankan perannya dengan baik. Manajer dapat membagikan tujuan, target, maupun inisiatif berkaitan dengan bisnis.
Contohnya, jika memberikan project baru, jelaskan tujuan dari meeting dan mengapa project ini penting bagi profitabilitas bisnis. Membangun komunikasi antara atasan dan bawahan tidak hanya dilakukan saat onboarding, tetapi juga ketika pendekatan tim.
2. Berikan penghargaan
Berdasarkan situs Dale Carnegie, untuk mendorong inisiatif pekerja perusahaan dapat memberikan penghargaan. Misalnya, kepemilikan saham beberapa persen, hadiah, trofi, rekomendasi LinkedIn, maupun tiket pelatihan gratis.
Dedikasi yang karyawan berikan layak mendapat apresiasi. Ketika mereka dihargai maka muncul perasaan bangga dan terhubung dengan pekerjaannya.
Memberikan gaji yang sepadan juga termasuk penghargaan, tetapi hal ini tidak cukup. Perusahaan mungkin perlu mengadakan program employee wellness dan employee empowerment agar mereka terikat pada perannya di kantor.
3. Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan
Inisiatif bisa terjadi apabila atasan memberikan kesempatan karyawan untuk bertindak mandiri. Misalnya, menyelesaikan masalah tanpa perintah atasan lebih dulu. Alternatif lainnya adalah melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan.
Ketika mendapat kepercayaan menangani masalahnya sendiri, karyawan lebih terlibat dengan pekerjaan. Selama tidak menyimpang dari nilai perusahaan, karyawan bisa berpartisipasi langsung.
4. Mendukung karyawan
Dukungan dari perusahaan dan manajemen sangat berpengaruh dalam memelihara rasa memiliki. Ketika orang dalam perusahaan saling menghargai maka sense of ownership bisa dibagun. Terlepas dari jabatan seseorang, mereka berhak mendapat perlakukan yang sama.
Hal ini berlaku saat karyawan melakukan kesalahan. Berikan kritikan membangun agar mereka belajar dan memperbaiki kesalahannya. Dengan kesempatan tersebut, karyawan tidak merasa terintimidasi dan bisa percaya diri untuk terus berinovasi.
5. Memberikan kesempatan beropini
Perasaan memiliki bisa terbentuk apabila manajer atau atasan mengajak karyawan berpartisipasi, misalnya dengan meminta mereka memberikan ide demi meningkatkan performa bisnis atau project.
Walaupun tidak selalu berakhir eksekusi, tetapi karyawan jadi terdorong untuk menyuarakan opininya. Berikan ruang bagi pekerja agar bisa mengekspresikan ide, pikiran, dan rasa penasarannya.
6. Menciptakan lingkungan inklusi
Lingkungan inklusi merupakan lingkungan yang saling menghargai perbedaan, terbuka, ramah, dan minim diskriminasi. Cara agar karyawan memiliki sense of ownership adalah menciptakan lingkungan tersebut.
Program pemberdayaan karyawan dapat mendukung gerakan inklusi sehingga membentuk rasa memiliki jangka panjang.
Keuntungan menciptakan lingkungan inklusi adalah karyawan bebas mengutarakan pandangan, tidak terdiskriminasi oleh suku, ras, agama, dan pola pikir, serta kondisi fisik.
7. Menawarkan pelatihan
Pelatihan merupakan cara memelihara ownership di lingkungan kerja. Melalui kesempatan ini karyawan bisa meningkatkan keahlian yang mendukung karier di masa depan.
Selain menawarkan pelatihan, manajer perlu memberikan kritik dan saran secara berkala ketika menerapkan kerja dengan sistem WFH atau hybrid.
8. Meniadakan micromanaging
Micromanaging menjadi penghalang tumbuhnya sense of ownership dalam diri pegawai. Pengawasan berlebihan justru menghambat mereka bekerja. Atasan perlu meniadakan micromanaging dan memberikan karyawan autonomi untuk menyelesaikan tugasnya sendiri.
Keuntungan membangun sense of ownership karyawan
Sense of ownership memberikan keuntungan bagi karyawan, manajer, dan perusahaan jangka panjang. Oleh sebab itu, mengembangkan rasa memiliki sangat penting di tengah SDM.
Bisnis harus siap beradaptasi dengan segala perubahan. Setiap karyawan yang memiliki rasa memiliki bisa cepat tanggap memikirkan solusi atas tantangan yang muncul. Berikut manfaatnya:
1. Membangun motivasi
Strategi ownership seperti memberikan kesempatan dan kepercayaan, mendorong motivasi kerja, pengembangan ide, inovasi, serta kreativitas karyawan.
Di samping itu, tenaga kerja bisa lebih inisiatif tanpa harus menerima perintah atasan lebih dulu untuk menangani masalah sederhana.
2. Menciptakan hubungan kerja yang sehat
Karyawan dengan sense of ownership sangat bertanggung jawab atas pekerjaan. Mereka biasanya mengomunikasikan hasil dan proses pada rekan kerja yang bersangkutan.
Lantaran hal tersebut, hubungan kerja jadi positif karena karyawan mengetahui tindakan dan berpikir positif serta belajar apa yang diharapkan satu sama lain.
3. Mendorong karier
Adanya rasa memiliki nyatanya turut berpengaruh pada karier karyawan di masa mendatang. Demi menjamin pekerjaan sesuai standar, karyawan tidak ragu mengambil pelatihan yang berguna untuk role di perusahaan.
4. Menurunkan risiko turnover
Dari sisi perusahaan, sense of ownership akan memicu sense of responsibility. Ketika karyawan merasa bertanggung jawab mereka tidak mudah beralih ke perusahaan lain. Walaupun ditawari gaji besar, tetapi karyawan akan mempertimbangkan ulang keputusan.
5. Menyelaraskan tujuan
Karyawan yang mengembangkan rasa memiliki berusaha menyelaraskan tugas supaya memenuhi target. Mereka akan mengkomunikasikan proses dengan tim atau rekan kerja demi membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Keuntungan lain yang dirasakan karyawan yaitu:
- Membangun kepercayaan antara atasan dengan bawahan
- Mendorong kemauan untuk terus belajar
- Meningkatkan rasa bangga pada diri sendiri
Sementara bagi manajer atau perusahaan meliputi:
- Fokus pada tujuan strategis karena karyawan bisa bertanggung jawab atas pekerjaannya
- Memperkuat hubungan dengan anggota
- Meningkatkan retensi karyawan
- Menurunkan risiko turnover
- Mendorong budaya positif
Perbedaan sense of ownership vs sense of belonging
Sense of ownership artinya rasa memiliki secara aktif, sedangkan sense of belonging kerap diartikan sebagai rasa memiliki terhadap tanggung jawab secara pasif. Manajer dapat mengetahui karyawan yang bekerja dengan ownership terlihat melalui ciri sebagai berikut:
- Rasa ingin tahu tinggi
- Menunjukkan ketertarikan pada posisi mereka sendiri
- Menerima kritik sebagai bahan evaluasi
- Menyuarakan ide-ide
- Selalu termotivasi
Itulah strategi meningkatkan sense of ownership bagi SDM Anda. Dengan konsisten menerapkan strategi ini, perusahaan mampu membangun sense of responsibility yang berdampak positif di lingkungan kerja. Kunjungi Blog MyRobin dan temukan berbagai artikel menarik lainnya terkait karir, dan pekerjaan. Upgrade wawasan Anda sekarang!