Trend tenaga kerja terus berkembang dan perusahaan harus selalu beradaptasi untuk tetap kompetitif di pasar. Salah satu tren terbaru adalah adopsi dari pekerjaan remote atau hybrid pasca Covid-19.
Melalui artikel ini Anda akan mempelajari tren tenaga kerja yang bisa diterapkan ke perusahaan, agar unggul bisnis Anda dapat lebih unggul dari kompetitor.
Mengapa tren tenaga kerja penting bagi HR?
Melansir Indeed, trend tenaga kerja merujuk pada perusahaan yang mengadopsi perubahan dinamis dari waktu ke waktu. Trend ini bisa mencakup manfaat yang lebih baik, modernisasi, penggunaan teknologi yang baru, hingga menjunjung nilai positif seperti work-life balance.
Perusahaan menawarkan sesuatu pada pekerja untuk menunjukkan bahwa mereka menghargai karyawannya, sehingga mampu mendorong loyalitas karyawan pada perusahaan.
Apabila perusahaan mengabaikan trend yang ada, Anda bisa tertinggal dalam merekrut talenta berkualitas. Pekerja bisa melamar ke perusahaan pesaing yang memberikan mereka penawaran terbaik.
Deretan trend tenaga kerja di 2023
Kalau Anda perhatikan trend tenaga kerja 3 tahun lalu dengan 2023 tampak berbeda. Misalnya, saat ini beberapa perusahaan memberikan pilihan kerja dari rumah bagi karyawan, tren merekrut karyawan dari berbagai generasi, hingga berbagai latar pendidikan. Berikut deretan tren tenaga kerja beberapa bulan kedepan.
1. Generational differences
Sekarang ini banyak perusahaan merekrut pekerja dari berbagai generasi. Mulai dari baby boomer, generasi X, milenial, dan generasi z. Bahkan ada pula yang masih mempekerjakan generasi tradisional (pekerja kelahiran 1925-1945).
Keberagaman ini akan memberikan perusahaan keuntungan, sebab tiap generasi membawa value dan ciri khasnya masing-masing dalam berkontribusi pada perusahaan.
Setiap generasi memiliki ekspektasi, pengalaman bekerja, dan keinginan tunjangan yang berbeda. Kepuasan pekerja tidak lagi dilatarbelakangi oleh gaji.
Manfaat seperti kesempatan bekerja dari rumah atau jadwal yang fleksibel sangat menarik perhatian, terutama pekerja dari generasi Z.
Perusahaan perlu mempertimbangkan kesenjangan dari trend ini, jika ingin menarik talenta yang berasal berbagai generasi.
Di samping perbedaan ekspektasi, tantangan menerapkan tren perbedaan generasi adalah adanya stereotip dan perbedaan cara bekerja yang signifikan.
2. Education
Keanekaragaman pendidikan merupakan tren yang makin disorot belakangan ini. Perusahaan dapat mempertimbangkan pekerja dari berbagai latar pendidikan untuk menempati posisi tertentu.
Perbandingan antara pendidikan vs pengalaman makin populer. Orang yang pernah bekerja dinilai lebih berharga walau bukan lulusan dari perguruan tinggi.
Educational diversity bisa menjadi aset berharga perusahaan. Perbedaan background pendidikan bisa mempengaruhi kemampuan tim dalam menyelesaikan masalah.
Anda mungkin menghadapi situasi di mana pelamar terjun ke suatu bidang, tetapi memiliki keahlian berbeda. Atau bisa saja pelamar memiliki latar pendidikan sesuai posisi, tetapi berasal dari luar negeri.
Meskipun demikian, keberagaman pendidikan juga memiliki tantangan. Anda akan mengalami kesulitan melakukan pendekatan untuk membahas proses dan alur kerja.
3. Menghilangkan bias
Trend tenaga kerja selanjutnya menghilangkan bias. Perubahan cukup terlihat dari sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. Bias didefinisikan sebagai prasangka yang menentang maupun mendukung suatu hal, kelompok, maupun individu.
Bias dapat memicu diskriminasi. Misalnya, melihat individu berdasarkan penampilan fisik, pakaian, atau logat berbicara. Perusahaan perlu menghilangkan variabel bias yang ada di dalam proses perekrutan.
4. Cultural consideration
Di tengah permintaan tenaga kerja yang tinggi, seringkali perusahaan melakukan perekrutan skala global. Anda mungkin perlu karyawan yang berasal dari luar negeri demi memenuhi kekosongan posisi.
Trend cultural consideration memunculkan perbedaan budaya dan pendekatan yang berbeda pula. Proses wawancara pun bisa memakan waktu lama dan memerlukan teknologi komunikasi online.
5. Jam kerja fleksibel
Dahulu perusahaan menetapkan jadwal masuk dari jam 09.00-17.00. Akan tetapi, jam kerja kini sudah berubah. Menurut dari dari Business Leader, sekitar 76% pekerja ingin jam kerja yang fleksibel.
Trend seperti ini mungkin tidak cocok bagi semua perusahaan. Namun, Anda dapat memberikan karyawan kebebasan untuk menyesuaikan waktu mereka menjadi lebih awal atau lebih lambat pada hari kerja.
Misalnya, karyawan mungkin baru bisa datang ke kantor pukul 10 pagi karena harus mengantar anak ke sekolah. Perusahaan dapat membiarkan mereka datang terlambat dan mengizinkan mereka pulang pada jam 6 sore.
Fleksibilitas tidak mengurangi waktu kerja. Jika karyawan datang lebih pagi dari jam pada umumnya, mereka bisa pulang lebih awal. Begitu pula sebaliknya.
Dengan menyesuaikan jadwal, karyawan tidak perlu mengambil cuti hanya karena hal sepele. Mereka tetap bisa masuk kerja setelah menyelesaikan urusan pribadinya.
6. Diversity and inclusion
Keberagaman dan inklusi menjadi tren tenaga kerja 2023. Seiring perkembangan, banyak orang makin peduli dan menghargai keberagaman. Perusahan perlu membangun lingkungan kerja yang aman dan bebas diskriminasi. Setiap karyawan berhak mendapat dukungan dan perlakuan adil, tanpa memandang SARA maupun penampilan fisik.
7. Employee wellness
Adanya Covid-19 mengajarkan kita akan pentingnya kesehatan. Tenaga kerja juga mulai sadar menjaga kesehatan dengan mengikuti aktivitas fisik. Hal ini turut mempengaruhi mereka saat memilih perusahaan. Pertimbangan menerima kerja tidak berfokus pada gaji saja. Melainkan benefit berupa employee wellness.
Program employee wellness contohnya memberikan makan siang sehat, mengadakan olahraga bersama, atau memberikan keanggotaan gym. Paling sederhana, perusahaan mengajak karyawannya untuk menjalankan pola hidup sehat.
Selain kesehatan fisik, perusahaan juga bisa memberikan layanan konseling atau meditasi, agar karyawan terhindar dari burnout akibat beban kerja tinggi.
8. Remote and hybrid work
Melansir CNBC, 61% pekerja ingin terus bekerja dari rumah. Setelah pandemi, sebagian orang sudah terbiasa menjalani WFH daripada work from office. Pilihan kerja dari rumah maupun hybrid dinilai lebih seimbang dan produktif.
Tenaga kerja dapat menghemat waktu ke kantor dan menggunakannya untuk melakukan aktivitas berguna. Misalnya, perjalanan dari kantor membutuhkan waktu 2-3 jam. Pekerja bisa menggunakan waktu tersebut untuk sarapan atau berolahraga.
Perkembangan teknologi turut memudahkan setiap tim berkomunikasi dan fitur absensi digital membantu perusahaan memonitor kehadiran karyawan.
9. Team-building activity
Membangun tim secara virtual termasuk trend di 2023. Perusahaan mulai menggunakan platform meeting online untuk rekan kerja yang berada di luar jangkauan.
Selain mendiskusikan pekerjaan, penting membangun hubungan antar tim sehingga memudahkan mereka saling mengenal dan berinteraksi. Misalnya, mengadakan pertemuan dan kuis online mingguan.
Anda perlu membangun tim khusus untuk membuat acara bonding virtual secara rutin. Memikirkan acara dan menentukan jadwal, agar tiap karyawan bisa hadir.
10. Makan siang yang disediakan perusahaan
Makan siang gratis masuk ke dalam program employee wellness. Di samping memudahkan karyawan mencari makanan saat jam istirahat.
Kondisi tidak terduga bisa saja terjadi, misalnya antrean panjang dapat menghabiskan waktu istirahat pekerja. Alhasil, mereka tidak dapat makan dengan baik atau justru melewatkan makan siang.
Perusahaan turut membantu karyawan memangkas pengeluaran untuk membeli makanan. Pertimbangkan mengisi panty dengan makanan ringan atau minuman anti kantuk.
11. Lingkungan kerja yang fleksibel
Trend tenaga kerja berikutnya adalah flexible environment. Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawannya bekerja dari mana saja.
Contohnya bekerja dari cafe, working space, maupun restoran. Di samping membawa suasana baru, karyawan dan atasan bisa saling terhubung.
12. Ongoing learning
Perusahaan memberikan ruang dan fasilitas bagi karyawan untuk berkembang. Misalnya, menawarkan beasiswa pendidikan atau kursus online, demi menunjang karier di masa depan. Dengan menjalankan program ini perusahaan akan diuntungkan karena telah berinvestasi pada aset berharga.
13. Gender equity
Kesetaraan gender bukan hal baru. Perusahaan dapat mempromosikan gender equity demi menarik talenta berkualitas. Posisi leader tidak hanya berlaku bagi laki-laki saja, tetapi perempuan bisa mengambil posisi tersebut.
Memberikan posisi tinggi pada perempuan bisa memberikan manfaat. Proses kenaikan jabatan harus menjunjung konsep keadilan.
Artinya, pekerja yang sesuai kualifikasi bisa mendapat jabatan terlepas dari jenis kelaminnya.
14. Vacation benefit
Kesehatan mental karyawan sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Memberikan liburan gratis akan memberikan istirahat dan mengembalikan semangat mereka. Bagi perusahaan besar, pertimbangkan menawarkan benefit kesempatan liburan.
15. Social benefit
Karyawan yang menghabiskan waktunya di kantor, kurang terhubung dengan orang lain. Terutama yang bekerja penuh dari rumah. Mengadakan kegiatan relawan menjadi trend baru di tahun ini. Perusahaan bisa menentukan jadwal berbagi pada masyarakat sekitar. Selain meningkatkan empati di kalangan tenaga kerja, Anda juga membangun reputasi perusahaan.
Keuntungan menerapkan trend tenaga kerja
Trend tenaga kerja cukup berpengaruh meningkatkan peluang perusahaan menjangkau tenaga kerja kompeten. Dengan menerapkan perubahan perusahaan bisa tetap kompetitif dengan pesaing. Berikut pertimbangan mengadopsi beberapa trend 2023.
1. Perusahaan tetap unggul daripada pesaing
Pencari kerja kini mempertimbangkan banyak hal ketika melamar pekerjaan. Memilih perusahaan tidak sekadar melihat tawaran gaji, tetapi juga mempertimbangkan benefit lainnya.
Apabila perusahaan aware dengan trend tenaga kerja, perusahaan bisa mengadopsi trend tersebut untuk menarik talenta terbaik. Ini mendorong pencari kerja memilih perusahaan Anda dibanding kompetitor.
2. Menjangkau talenta berkualitas
Generasi milenial dengan generasi Z memiliki ekspektasi berbeda mengenai tunjangan dan fasilitas kerja. Dengan mempelajari trend, perusahaan dapat memberikan benefit sesuai kebutuhan tiap generasi. Ketika perusahaan peduli dan menghargai karyawan, ini akan mengundang lebih banyak talenta berbakat.
3. Meningkatkan reputasi
Perusahaan yang berusaha mengadopsi trend baru bisa menjadi pelopor dan memiliki reputasi baik. Misalnya, perusahaan menjadi yang pertama memulai tren kerja full remote maupun menjunjung diversity dan inklusi. Perusahaan lain akan mengikuti langkah Anda.
4. Meminimalisir turnover
Menerapkan trend di perusahaan menjadi hal baru yang mungkin tidak pernah karyawan alami sebelumnya. Contohnya, jika dahulu tidak ada program employee wellness atau employee wellbeing. Namun, kini perusahaan menjalankan program tersebut, kepuasan karyawan bisa turut meningkat. Alhasil, minim resiko turnover akibat banyaknya tenaga kerja yang pindah ke perusahaan lain.
Itulah trend tenaga kerja di 2023 yang bisa perusahaan coba. Perlu diingat, bahwa tidak semua trend akan cocok diterapkan di perusahaan Anda.
Apabila perusahaan mencari tenaga kerja, hubungi MyRobin.ID. Tersedia lebih dari 2000 komunitas siap kerja yang akan disalurkan sesuai kebutuhan posisi di perusahaan Anda.