Anda pasti pernah mendengar istilah C-level di perusahaan seperti CEO. Namun, tahukah Anda kalau posisi C-level bukan CEO saja, melainkan ada juga COO alias chief operating officer.
COO (chief operating officer) adalah senior executive yang bertanggung jawab memonitoring dan mengelola operasional bisnis keseluruhan.
Melansir situs McKinsey, pada 2022 sekitar 40% perusahaan terkemuka memiliki COO, dengan sektor keuangan dan energi memimpin sebanyak 48%.
Peran COO sama pentingnya dengan CEO. Yuk, simak lebih detail tugas dan skill yang diperlukan untuk menjadi chief operating officer, di sini.
Mengenal posisi C-Level COO (chief operating officer)
COO kepanjangan dari chief operating office. Apabila diterjemahkan, chief operating officer dalam Bahasa Indonesia adalah kepala petugas operasi.
Sebagaimana diketahui, C-level terdiri dari beberapa jabatan dengan CEO berada di puncak manajemen. Sementara, COO, CMO, dan CFO berada tepat di bawahnya.
Sebagai tim eksekutif perusahaan, COO bertanggung jawab mengawasi operasi bisnis sehari-hari.
Melansir Forbes, seorang COO berfokus memastikan semua yang ada di perusahaan bekerja sama untuk memberikan customer value 100% setiap saat. Tugas COO adalah menerobos semua silo bisnis untuk memastikan operasi yang efektif.
Seringkali, COO juga bertindak sebagai pelatih, mentor, pemimpin fungsional lainnya, dan personel operasi mereka sendiri.
Tugas COO (chief operating officer)
Jabatan COO mungkin tidak sepopuler CEO dan CMO, beberapa perusahaan menengah bahkan tidak menggunakan istilah kepala petugas operasi. Posisi ini bisa digantikan dengan peran serupa.
Chief operating officer bertugas memonitor operasi, menangani output dari keputusan perusahaan, merencanakan strategi operasi, mengelola anggaran, meningkatkan mutu layanan, memimpin tim, serta meningkatkan efisiensi.
Dalam situs Harvard Business Review, tugas COO bisa bervariasi tergantung industri. Seringkali perusahaan menyerahkan tanggung jawab produksi, pemasaran, riset, pengembangan, hingga penjualan.
Ada pula yang mengatakan peran COO dibutuhkan untuk melengkapi CEO yang cenderung fokus pada publik, sedangkan COO menangani urusan internal.
Jika divisualisasikan, COO mengimplementasikan rencana jangka panjang yang dibuat CEO. Contohnya, meluncurkan lini produk dan menjalankan mandat CEO untuk mengerahkan lebih banyak personel demi mencapai tujuan tertentu.
Di perusahaan COO bisa saja menangani pekerjaan seperti:
- Mengawasi proyek baru
- Mendelegasikan tugas pada divisi di perusahaan
- Melaksanakan strategi dari CEO
- Mengadakan riset untuk mengembangkan bisnis
- Meninjau operasi demi meningkatkan produktivitas karyawan
- Melakukan pembaruan kebijakan perusahaan
- Menginformasikan informasi penting pada CEO
- Menyusun rencana untuk mengoptimalkan anggaran
- Memonitoring manajemen sumber daya manusia
- Menjalin hubungan baik dengan CEO
- Mengawasi proses penjualan, pengembangan, dan pemasaran
- Memastikan bahwa prosedur administrasi dan pelaporan yang memadai
Skill wajib chief operating officer (COO)
Lowongan kerja untuk posisi COO biasanya mensyaratkan kandidat memiliki minimal 10 tahun di bidang yang sama. Hal ini karena peran COO cukup rumit, sehingga kandidatnya harus memiliki pengalaman dan skill mumpuni, diantaranya:
1. Leadership skill
Skill kepemimpinan sangat dibutuhkan di posisi C-level, sebab Anda akan memimpin beberapa divisi dan orang-orang di dalamnya. Kemampuan ini berguna untuk mengarahkan dan memotivasi tim. Selain itu, menginformasikan kebijakan serta perubahan yang mungkin terjadi.
2. Multitasking
Peran COO bervariasi, terkadang Anda harus memegang 2 pekerjaan sekaligus. Oleh sebab itu, keahlian multitasking perlu dikembangkan. Kemampuan manajemen yang baik akan memudahkan ketika mengerjakan banyak project di waktu bersamaan.
3. Strategic thinking
Skill penting chief operating officer adalah berpikir strategis. Peran pemimpin operasi melihat peluang bagi bisnis berkembang dan membuat keputusan tepat bagi aktivitas perusahaan. Berpikir strategis diperlukan saat mempertimbangkan data objektif dan subjektif, membuat penilaian, serta menyusun strategi.
4. Problem solving
Kemampuan menyelesaikan masalah dibutuhkan untuk menemukan solusi dari masalah yang berpotensi mengganggu operasi harian. Seringkali COO harus mengambil keputusan dengan cepat untuk mencegah kerugian bisnis.
5. Komunikasi yang baik
Menjadi pemimpin yang baik artinya memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik pula. Jika COO memiliki komunikasi yang buruk, bisa terjadi miskomunikasi ketika mengarahkan. Selain itu, COO akan banyak bertemu dengan eksekutif lain dan klien eksternal.
Bukan hanya komunikasi lisan, tetapi komunikasi non verbal juga perlu dikuasai. Ketika bekerja Anda perlu menanggapi email masuk, membuat perencanaan, dan membuat dokumentasi.
6. Business acumen
COO perlu mempelajari sejarah perusahaan, target pasar, dan industrinya. Ketajaman bisnis membantu mereka memenuhi tuntutan pekerjaan.
Tipe-tipe chief operating officer (COO)
Seiring pertumbuhan bisnis, perusahaan memerlukan tipe COO yang sesuai. Nah, di bawah ini beberapa jenisnya:
1. Mentor
COO tipe mentor direkrut untuk membimbing pendiri perusahaan atau tim yang belum berpengalaman menjalani operasi bisnis. Biasanya perusahaan merekrut orang yang bijak, ahli, dan memiliki wawasan mendalam tentang bidang tertentu.
Contohnya, Michael Dell, seorang CEO muda mempekerjakan Mort Topfer pada tahun 1994 yang kala itu berusia 50 tahun untuk menjadi mentornya, seperti disadur situs HBR.
2. The heir apparent
The heir apparent merujuk pada pewaris yang menjadi COO untuk menjadi CEO. Selama mengambil peran ini, pewaris akan belajar dari chief executive officer sebelum akhirnya menempati posisi tersebut. Biasanya perusahaan menempatkan orang terpilih di posisi COO untuk menilai dan menguji kemampuan mereka lebih dulu.
3. The executor
The executor mengawasi penerapan strategi perusahaan yang telah dirancang CEO. Tipe ini bertanggung jawab menyampaikan progress dan hasil di setiap kuartal.
4. The partner
Dalam Harvard Business Review, penulis David Heenan dan Warren Bennis berpendapat bahwa lebih banyak perusahaan harus membuat dan memupuk pengaturan kepemimpinan bersama. COO dan CEO berkomitmen memimpin perusahaan bersama-sama.
5. The other half
Perusahaan bisa merekrut COO sebagai pelapis atau the other half. Tujuannya untuk melengkapi pengetahuan dan pengalaman CEO. Umumnya, profesional ini memiliki karakteristik dan wawasan yang bertolak belakang dengan chief executive officer.
6. Agen perubahan
Sesuai namanya, agen perubahan mempelopori inisiatif misalnya perubahan strategi, ekspansi, maupun perubahan haluan. COO the change agent sama dengan COO pelaksana, di mana perusahaan mempekerjakan mereka untuk menangani operasi yang bermasalah.
Umumnya, COO agen perubahan memiliki otoritas yang besar untuk mengubah operasi perusahaan, demi memperbaiki atau menghindari risiko kebangkrutan.
7. The MVP
Merujuk Investopedia, COO MVP diperkenalkan pada internal demi menjamin mereka tetap bekerja di perusahaan. Perusahaan menawarkan posisi COO pada executif yang memiliki value dan berisiko dibajak pesaing. Dengan mempromosikan mereka, perusahaan tetap diuntungkan.
Cara menjadi chief operating officer
COO adalah jabatan eksekutif yang banyak dibutuhkan perusahaan. Peran kepala petugas operasi yang kompleks, mensyaratkan kualifikasi tinggi yaitu:
1. Menempuh pendidikan sarjana
Posisi C-level mensyaratkan kandidat minimal memiliki gelar sarjana. Untuk perusahaan multinasional, kualifikasi pendidikan bisa saja lebih tinggi. Biasanya, pelamar posisi COO berasal dari jurusan bisnis atau manajemen.
Selama masa pendidikan, Anda melatih kemampuan analitis, mengukur keberhasilan, mengadakan riset, dan menyusun inisiatif bisnis.
2. Melanjutkan tingkat magister atau doktoral
Melanjutkan pendidikan bisa jadi opsi bagi calon COO untuk menambah wawasan sekaligus unggul daripada pesaing. Mahasiswa administrasi bisnis dipersiapkan memonitoring berbagai jenis bisnis dan mempelajari langkah mengelola operasi. Nantinya, lulusan ini akan menerima gelar Master of Business Administration.
3. Mencari pengalaman kerja
Persaingan demi mendapat jabatan COO sangat ketat. Kualifikasi yang tinggi menjadi tantangan Anda. Umumnya, perusahaan mensyaratkan kandidat memiliki pengalaman kerja di posisi serupa atau yang relevan selama 10 tahun. Oleh karena itu, tidak heran banyak COO perusahaan yang berusia di atas 30 tahun.
Pengalaman kerja yang lama akan mengasah kemampuan kandidat, baik hard skill maupun soft skill sehingga terbiasa ketika menangani berbagai situasi menantang.
Anda bisa memulai pekerjaan entry level untuk menambah wawasan di industri tersebut, hingga bisa naik ke posisi yang lebih tinggi.
4. Membangun jaringan
Cara menjadi COO adalah membangun jaringan yang baik dengan rekan kerja dan orang di posisi eksekutif. Baik dari perusahaan internal maupun yang berada di luar. Seringkali, koneksi yang Anda kenal bisa merekomendasikan Anda, apabila terdapat posisi c-level yang dibuka.
5. Mengikuti program sertifikasi
Pengalaman bertahun-tahun akan mengantarkan Anda ke posisi C-level. Namun, sertifikasi dari penyelenggara berlisensi dapat meningkatkan reputasi Anda.
6. Melamar posisi COO
Setelah memiliki pengalaman dan sertifikasi, Anda dapat melamar ke perusahaan tertentu. Misalnya yang bergerak di bidang perbankan, teknologi, ataupun ritel. Lowongan COO biasanya tidak diunggah secara umum. Oleh karena itu, gunakan jejaring Anda untuk mendapatkan informasi posisi terbuka.
Gaji chief operating officer (COO)
Tanggung jawab COO sama besarnya dengan eksekutif lain di perusahaan. Lantas, berapa gaji chief operating officer?
Kisaran gaji COO sebesar Rp45 juta per bulan, sedangkan per tahun kepala petugas operasi bisa mendapatkan gaji Rp459-Rp621 jutaan.
Dengan upah yang fantastis, COO juga difasilitasi dengan tunjangan, asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan serta opsi saham.
Sementara gaji chief operating officer di luar negeri sekitar $139,902 per tahun atau 2.050.963 miliar.
Untuk lingkungan kerja, COO berada di satu lingkungan dengan C-level. COO memiliki jam kerja panjang karena tanggung jawab yang banyak.
Seorang pimpinan petugas operasi harus cerdas secara emosional karena tingginya tekanan kerja. Selain itu deskripsi pekerjaan yang tidak pasti menambah beban COO.
Apakah CEO dan COO sama?
Tidak ada yang bisa memastikan dengan pasti tugas COO. Hal ini memicu kesalahpahaman peran antara COO dengan CEO. Walaupun tampak sama, tetapi keduanya jelas berbeda.
COO adalah orang yang bertanggung jawab pada operasi, sedangkan CEO bertanggung jawab atas kesuksesan jangka panjang bisnis.
CEO berada di puncak pimpinan manajemen, sedangkan COO berada di urutan kedua sebagai pemimpin tertinggi.
CEO berfokus pada rencana jangka panjang, memonitoring operasi bisnis secara keseluruhan, dan membuat laporan pada dewan direksi.
Sementara COO menurut On Board Meeting, menyelaraskan aktivitas bisnis sehari-hari dengan model bisnis organisasi, membuat kebijakan untuk merampingkan proses internal, dan melapor pada chief executive officer.
Itulah tugas dan cara menjadi COO (chief operating officer). Untuk menambah pengetahuan lainnya kamu bisa baca berbagai artikel seputar bisnis, karir, dan HRD di blog MyRobin. Semoga membantu.