New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Compassion Fatigue: Definisi, Ciri, dan Pengaruhnya bagi Pekerja 

compassion fatigue adalah

Compassion fatigue mungkin terdengar asing di telinga Anda. Namun, masalah mental ini mungkin saja terjadi dan mempengaruhi aktivitas Anda di tempat kerja. 

Berdasarkan data dari WHO sekitar 15% pekerja usia dewasa diperkirakan memiliki gangguan mental pada 2019. Oleh sebab itu, kini banyak perusahaan yang memasukkan konsultasi dengan psikolog ke dalam program employee wellness-nya. 

Sebagai pekerja Anda wajib tahu ciri compassion fatigue dan cara menanganinya. Yuk, ikuti penjelasan MyRobin di sini. 

Apa itu compassion fatigue

Compassion fatigue merupakan gangguan psikologi yang terjadi ketika seseorang kelelahan karena membantu orang lain. 

Risiko ini rentan terjadi pada pekerja di bagian pelayanan yang bekerja untuk menyelesaikan permasalahan orang lain. Contohnya, psikolog, guru, konsultan, ataupun customer service. 

Lantaran ingin selalu menolong pasien, klien, maupun customer, pekerja bisa mengalami kelelahan emosional karena ikut merasakan penderitaan atau trauma mereka. 

Pendiri Institut Traumatologi di Universitas Tulane, Charles R. Figley, PhD mengatakan, “Compassion fatigue adalah bahaya pekerjaan dari “profesional mana pun yang menggunakan emosi mereka, hati mereka,” seperti dilansir dari American Psychology Association. 

Lebih lanjut Ia juga menambahkan compassion fatigue diibaratkan seperti awan gelap yang menggantung di atas kepala Anda, pergi ke mana pun Anda pergi dan menyerang pikiran Anda. 

Selain itu dalam Banner Health, compassion fatigue datang karena seseorang ingin membantu orang lain dan terus ingin menolong, tetapi dirinya kewalahan karena terpapar trauma dari orang tersebut. 

Hal ini akan mempengaruhi hubungan sosial Anda, baik dengan keluarga, teman, hingga rekan kerja. Bahkan mengganggu perkembangan karier di masa mendatang. 

Oleh sebab itu, Anda perlu menyadari ciri-ciri compassion fatigue agar bisa mencegah gejalanya yang semakin buruk. 

Mengapa compassion fatigue bisa terjadi? 

Compassion fatigue umum dialami karyawan yang bekerja di bidang pelayanan publik. Kelelahan ini akan mengakibatkan seseorang kehilangan empati pada orang lain. Oleh karena itu, istilah compassion fatigue juga sering dikenal dengan empathy overload.  

Seseorang yang terdiagnosis kelelahan welas asih (compassion fatigue) cenderung mengalami perubahan emosi dan tidak lagi bisa produktif. 

Compassion fatigue sangat mengganggu keseharian baik mempengaruhi emosional, psikologis, dan fisik. Contohnya, seseorang jadi mudah tersinggung dan frustasi. 

Dalam artikel WebMD, pada kasus terapis compassion fatigue dapat dipicu oleh:

  • Memberikan perawatan di lingkungan yang tidak aman
  • Memberikan terapi yang membuat Anda terpapar masalah ekstrim
  • Menerima ancaman fisik maupun verbal ketika merawat pasien
  • Merawat seseorang yang pernah kehilangan anak, baik sakit maupun meninggal
  • Menjalankan perawatan di bawah tuntutan atau jam kerja yang berlebihan
  • Memberikan pelayanan yang menuntut Anda mengunjungi lokasi kecelakaan
  • Memberikan perawatan pada pasien dengan depresi berat
  • Mendapat ancaman bunuh diri dari pasien dibawah perawatan Anda

Mirip dengan burnout, compassion fatigue memerlukan waktu untuk berkembang. Secara perlahan gejalanya bisa makin memburuk apabila terus diabaikan. 

Karyawan dari perusahaan non-profit, biasanya tidak memiliki fasilitas kelas yoga, mindfulness, akses makan siang sehat, maupun program employee wellbeing lainnya seperti perusahaan teknologi. Hal ini dapat menghambat upaya pemulihan dari compassion fatigue.

Ciri-ciri compassion fatigue yang patut disadari

Sebagaimana dijelaskan, compassion fatigue dapat mempengaruhi keseharian. Oleh sebab itu, penting mempelajari tanda kelelahan welas asih berikut ini agar Anda bisa melakukan penanggulangannya:  

1. Mengalami gejala kecemasan dan depresi

Salah satu ciri compassion fatigue adalah merasa cemas dan depresi, ini merupakan respon umum pada situasi traumatis maupun stress. 

Ketika mengalami compassion fatigue, seseorang merasa cemas dan sangat berhati-hati dengan keselamatan dirinya maupun keluarga. Akhirnya menyebabkan seseorang tertekan. 

Di tahap ini Anda bisa merasa tidak semangat, menghindari pekerjaan atau bahkan meragukan keahlian Anda sebagai profesional. 

2. Perubahan mood yang cepat

Perubahan suasana hati merupakan dampak dari stress berkepanjangan. Seseorang jadi mudah marah, pesimis, tidak sabaran, tidak lagi tertarik menjalankan aktivitas yang dahulu disukai, cepat tersinggung bahkan dengan hal yang biasa. 

Di tempat kerja, orang dengan compassion fatigue dapat merasa terganggu dan tidak nyaman dengan keberadaan rekan kerjanya. Tentunya, ini dapat mempengaruhi hubungan mereka. 

3. Mengalami detachment

Tanda berikutnya mengalami detasemen yaitu penarikan diri secara penuh dari hubungan sosial. Misalnya, Anda mengabaikan hubungan dengan sahabat, pasangan, maupun keluarga. 

Seseorang mengalami mati rasa dan terputus secara emosional dengan orang terdekatnya. Bahkan mereka dapat mengisolasi diri ke tempat lain. Kerenggangan hubungan juga bisa terjadi dengan klien atau pasiennya. 

4. Insomnia berkepanjangan

Kecemasan dan stress berkepanjangan akan mengarah pada insomnia. Orang dengan compassion fatigue tidak bisa tidur dengan pulas karena penderitaan atau gambar yang mengganggu akibat mendengar cerita trauma orang lain, seringkali membuat mimpi dan tidur Anda tidak nyaman. 

Apabila terus terjadi seseorang jadi kelelahan menjalani aktivitasnya karena tidak cukup tidur. 

5. Kesulitan untuk produktif

Stress karena compassion fatigue berdampak pada pikiran dan tubuh penderitanya. Studi menunjukkan, seseorang berisiko mengalami kesulitan berkonsentrasi dan produktif dalam bekerja. Semangat yang menurun juga menjadi faktor pendorong. 

6. Merasakan gejala kelelahan fisik

Compassion fatigue juga berdampak pada fisik diantaranya, kelelahan, lemas, sakit kepala, tidak nafsu makan, mual, pusing, hingga mengalami masalah pencernaan. Namun, tanda fisik di tiap orang bisa berbeda, Anda bisa saja tidak mengalami gejala seperti di atas. 

7. Kecanduan 

Tanda terakhir adalah mengalami kecanduan, misalnya pada narkoba, pekerjaan, judi, serta alkohol. Orang dengan compassion fatigue cenderung tidak menyadari gejala, sehingga seringkali pengobatan dilakukan ketika kondisi sudah parah. 

Cara mengatasi compassion fatigue

Diagnosis compassion fatigue hanya dilakukan oleh profesional. Ketika Anda dinyatakan mengalami compassion fatigue, berikut cara mengatasinya. 

1. Melakukan pengobatan mandiri

Setelah mengetahui tanda yang muncul, Anda dapat melakukan pengobatan di rumah. Contohnya, melakukan meditasi, menjaga makanan bernutrisi, tetap terhidrasi dan bergerak aktif, mengatur jam tidur, serta melakukan pijat relaksasi. Buatlah jadwal untuk merawat diri dan lakukan sehari-hari. 

2. Meminta pertolongan ahli

Sebelum membantu orang lain, Anda harus membantu diri sendiri. Apabila gejala sudah semakin parah ini saatnya Anda meminta pertolongan ahli, seperti terapis, psikolog, atau teman yang mengalami pengalaman menghadapi trauma. 

Melalui bantuan ahli Anda dapat mengurangi kecemasan, kurang motivasi, dan depresi akibat compassion fatigue.  

3. Melatih self-compassion

Berdasarkan Harvard Business Review self compassion adalah memperlakukan diri sendiri sebagai teman ketika Anda mengalami tantangan. 

Orang dengan self compassion memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, tetap tenang di bawah tekanan, dan memiliki tingkat ketahanan lebih baik daripada orang lain. 

Self compassion contohnya berlatih mindfulness. Coba dengarkan apa yang saat ini Anda rasakan. Ketika masa sulit datang, berhenti sejenak dan pikirkan emosi yang muncul. 

Kemudian, beri label pada emosi tersebut dengan tujuan membantu Anda mendapatkan kesadaran dan kejelasan yang lebih baik. 

4. Journaling 

Selain mindfulness, coba terapkan journaling. Tujuannya untuk menuangkan pikiran dan emosi yang saat ini Anda rasakan. Melalui journaling Anda dapat mengurangi emosi terpendam yang menyebabkan cemas. 

5. Bergabung dengan komunitas

Membangun komunitas dan tetap terhubung dengan orang lain bisa jadi cara untuk mengatasi compassion fatigue. Dukungan dan keberadaan orang lain, seperti teman atau rekan sejawat mampu menghilangkan keterasingan yang mungkin Anda alami. 

Pekerjaan berisiko compassion fatigue

Pekerjaan-pekerjaan berikut ini berisiko tinggi mengalami compassion fatigue. Umumnya, bidang ini menyediakan program employee wellbeing bagi karyawannya. 

1. Terapis

Terapis merupakan pekerjaan paling berisiko mengalami compassion fatigue. Ini karena Anda menggunakan perasaan ketika bekerja untuk memahami situasi dan membantu pasien mengatasi masalahnya. 

2. Psikolog

Compassion fatigue lebih umum menyerang tenaga kesehatan salah satunya psikolog. Di mana sehari-hari mereka berhadapan dengan cerita trauma pasien. Keinginan untuk terus membantu bisa mendorong compassion fatigue. 

3. Manajer

Manajer tidak hanya bertugas mendelegasikan tugas, tetapi juga memberikan motivasi dan membantu karyawan menyelesaikan kesulitan. Beberapa manajer juga membantu karyawan untuk hal di luar pekerjaan. 

Ini akan menjadi pemicu compassion fatigue, di mana Anda bisa kehilangan empati karena terlalu larut dengan penderitaan orang lain. 

4. Pengacara

Profesi pengacara tidak lepas dari risiko compassion fatigue, sebab dalam rutinitasnya mereka mendengar dan mempelajari masalah klien. Kemudian, mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Seorang pengacara perlu membangun batasan agar tidak mengalami compassion fatigue. 

Tips mencegah compassion fatigue

Selain mempelajari cara mengatasinya, di bawah ini terangkum tips mencegah compassion fatigue yang bisa Anda terapkan di rumah. 

1. Menciptakan ruang yang aman 

Artikel Forbes menyebutkan, penting menciptakan ruang yang aman di tempat kerja. Misalnya, membuat sistem pelaporan online anonim atau mengadakan survei karyawan tahunan demi mengetahui tantangan dan kepuasan kerja. 

2. Membangun keyakinan tentang perawatan diri

Menciptakan dan membangun kebiasaan perawatan diri sebagai hal yang positif. Di beberapa masyarakat, bekerja hingga larut malam dan mengorbankan diri demi membantu orang lain dinilai heroik dan dibanggakan. 

Sementara orang yang mengutamakan diri sendiri dan menolong orang lain semampunya kerap dianggap egois. Anda perlu meluangkan waktu untuk mengurus dirinya sendiri dan mengisi kembali energi setelah menolong orang. 

3. Berkonsentrasi pada hal yang bisa dikontrol

Anda perlu membuat batasan yang sehat, misalnya membuat jadwal kerja minimal 6-7 jam sehari, di luar itu maka pekerjaan dilakukan di lain waktu. 

Tenaga kesehatan maupun pekerja di sektor lain harus berkonsentrasi pada apa yang bisa dikendalikan daripada menetapkan ekspektasi yang tidak realistis. 

Apa bedanya compassion fatigue dengan burnout 

Burnout adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan emosional, mental, fisik yang diakibatkan oleh stress berkepanjangan. 

Kondisi burnout mengakibatkan seseorang tidak termotivasi, bersemangat, dan produktif melakukan pekerjaan. Parahnya, mampu membuat orang tidak berdaya menghadapi persoalan. 

Istilah burnout biasanya terjadi ketika seseorang terbebani dengan banyak tanggung jawab atau kurangnya sumber daya yang diperlukan untuk bekerja. 

Sementara compassion fatigue terjadi ketika Anda larut dan terus berkeinginan menolong orang lain, akhirnya emosi dan penderitaan mereka mempengaruhi Anda. 

Itulah definisi, ciri, dan cara menghadapi compassion fatigue wajib Anda ketahui. Meskipun telah mendapatkan informasi ini, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan ahli untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Temukan informasi menarik lainnya di blog MyRobin

Jika Anda sedang mencari pekerjaan, MyRobin Super App adalah platform yang sangat sesuai untuk Anda dalam menemukan peluang pekerjaan terbaik di Indonesia. Di sana, Anda memiliki kesempatan untuk memilih dan mengajukan lamaran pekerjaan yang Anda inginkan loh. Jadi, tunggu apalagi? Segera unduh MyRobin Super App sekarang juga!

Peluang bekerja di perusahaan ternama

Membangun jaringan karir, mengembangkan skill, serta dapatkan berbagai kemudahan dan manfaat lainnya

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Cepat kerja, banyak untungnya pula!