New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Mengenal Filosofi Agile dalam Dunia Kerja dan Komponennya

filosofi agile

Dalam bekerja, tentu kita seringkali dituntut untuk agile atau gesit ketika melakukan sesuatu. Apalagi di era digital seperti ini, kita harus bisa cepat dan menguasai berbagai teknologi untuk meraih kesuksesan karir. Sedangkan dari sisi perusahaan, agility dapat membantu untuk terus berkompetisi dengan para pesaing.

Namun, apakah sebenarnya agile mempunyai makna tentang kecepatan dan lebih digital? Bagaimana filosofi agile dalam dunia kerja? Yuk, simak lebih lanjut penjelasannya di bawah ini!

Filosofi Agile

Mengenal Filosofi Agile dalam Dunia Kerja dan Komponennya | MyRobin

Secara harfiah, agile mempunyai arti gesit, lincah, cekatan, dan tangkas. Saat ini, istilah agile banyak diadopsi dalam dunia kerja, dimana karyawan harus mempunyai kemampuan agility ini agar mampu beradaptasi dengan cepat dan bekerja secara maksimal. 

Namun, ternyata ada beberapa orang yang salah dalam memahami tentang agile. Menurut Anna Szabowska-Walaszczyk, Manager Workforce Transformation & People Analytics Deloitte, kesalahpahaman yang paling umum dan merusak ide pendekatan agile bermuara pada poin-poin berikut:

  • Tentang menjadi cepat
  • Tentang menjadi lebih digital
  • Tentang menyempurnakan sprint dan proses scrum harian
  • Lebih disukai oleh para milenial

Pemahaman inilah yang membuat seseorang menjadi berusaha untuk bisa cepat dalam segala hal, hingga seringkali menyebabkan mereka merasa kewalahan. Banyak orang yang masih tertipu dengan gagasan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat, digital, dan menarik bagi para millennial.

Tak heran bila layanan berbasis cloud all-in-one atau aplikasi yang dipersonalisasi secara gratis saat ini banyak diminati. Karena memang hal tersebut sangat membantu agility dalam bekerja. Namun, pada kenyataannya tidak semua digitalisasi berujung membuahkan hasil yang baik. 

Lalu, apa sebenarnya agile itu? Dilansir dari Agile Manifesto, agile mencakup hal-hal yang berlawanan dengan kecepatan atau digital. Namun, agile mempunyai nilai-nilai seperti berikut:

  • Individu dan interaksi atas suatu proses maupun alat.
  • Perangkat lunak yang berfungsi melalui dokumentasi komprehensif.
  • Kolaborasi dengan pelanggan melalui negosiasi kontrak atau perjanjian.
  • Menanggapi perubahan daripada mengikuti rencana (adaptasi).

Singkatnya, agile merupakan hasil dari komunikasi yang baik, menanggapi perubahan dan memberikan hasil yang terukur, serta memahami orang lain. Jadi, bukan tentang menjadi cepat, digital, atau menguasai proses Scrum, namun lebih pada pengambilan langkah-langkah kecil, kejujuran, mengakui keterbatasan dan orang-orang yang bekerja sama. 

Karyawan yang menerapkan hal-hal tersebut dalam bekerja, tentu akan lebih mudah beradaptasi pada lingkungan baru. Sehingga, secara tidak langsung berdampak positif pada kinerja dan produktivitas kerja mereka. Memahami nilai dan prinsip agile merupakan langkah awal untuk menciptakan pola pikir agile (being agile) dan mengadopsi cara agile dalam bekerja (doing agile).

Kesalahpahaman Tentang Agile

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak orang yang salah dalam memahami tentang agile ini. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci dari beberapa kesalahpahaman tentang agile:

Agile bukan metodologi

Menurut Kanbanize, agile adalah sebuah pola pikir, bukan metodologi. Karena nilai dan prinsipnya, cara berpikir agile menjadi dasar dari metode dan kerangka agile yang kita gunakan saat ini. Dengan begitu, kita dapat mengembangkan ketangkasan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berubah dan memberikan penilaian tinggi pada pelanggan secara lebih cepat. 

Agile tidak hanya untuk pengembangan software

Pada awalnya, agile banyak digunakan dalam pengembangan perangkat lunak atau software. Namun, saat ini aspek agile semakin meluas ke berbagai fungsi bisnis, tidak hanya untuk memberikan nilai pada software development saja. Selain meningkatkan proses dan efisiensi pengiriman, alasan utama lainnya untuk mengadopsi agile di seluruh lini bisnis adalah transformasi digital. Dalam prosesnya, agile akan memungkinkan karyawan untuk memprioritaskan pekerjaan sesuai dengan tujuan bisnis dan mengukur keberhasilannya. 

Agile bukan scrum

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, agile bukanlah sebuah metodologi. Dalam hal ini artinya agile juga bukan scrum. Sebagai informasi, scrum adalah salah satu metodologi agile yang membantu mengontrol dan mengelola iterasi serta kenaikan di semua jenis proyek. Singkatnya, scrum merupakan metodologi atau kerangka kerja yang berada di bawah payung filosofi agile.

Agila hanya bekerja dalam skala kecil

Meskipun agile berfungsi sangat baik ketika diterapkan dalam tim kecil, namun bukan berarti agile tidak bisa diterapkan dalam tim yang lebih besar. Bahkan, agile dapat dikatakan berhasil jika mampu memulai dari pekerjaan dalam tim kecil, kemudian secara bertahap memperluas skala implementasinya ke seluruh perusahaan. Biasanya, hal ini dipengaruhi oleh faktor budaya kerja yang saling merangkul, berkolaborasi, dan memberikan umpan balik. 

Membawa agility atau ketangkasan ke dalam perusahaan telah terbukti dapat membantu organisasi mencapai misinya untuk beradaptasi dengan pasar, mendorong inovasi, hingga mendapatkan keunggulan kompetitif. 

Manfaat Menggunakan Cara Kerja Agile

Ketika kita menerapkan cara kerja agile, yakni dimana mampu beradaptasi pada perubahan, berkolaborasi bersama tim maupun pelanggan, hingga jujur dalam bekerja, tentu akan memberikan banyak manfaat. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Mengurangi risiko gagal dalam menyelesaikan suatu tugas atau proyek dan mengakumulasi biaya proyek yang tinggi.
  • Meningkatkan peluang untuk memenuhi harapan pelanggan.
  • Meningkatkan kinerja dan transparansi kerja
  • Membantu kolaborasi tim menjadi lebih baik dan berkelanjutan.
  • Metrik untuk efisiensi dan pengambilan keputusan berdasarkan data.

Komponen Agility yang Harus Dimiliki oleh Karyawan

Perlu Anda ketahui, ada beberapa komponen agility yang harus dimiliki oleh karyawan agar mampu bekerja dengan baik. Di antaranya yaitu:

Mental agility

Sebagai karyawan, Anda harus mempunyai mental agility atau cara berpikir dan kemampuan problem solving yang baik. Dengan begitu, Anda dapat berkomunikasi dengan baik, pantang menyerah, dan selalu memberikan ide atau feedback untuk tim.

People agility

Untuk komponen agility yang satu ini berhubungan dengan emosi yang dimiliki oleh karyawan. Biasanya, karyawan yang mempunyai people agility yang baik akan lebih peka dengan lingkungan sekitarnya dan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesama. Melalui people agility, Anda akan mampu mengontrol emosi dalam keadaan apapun, mempunyai rasa penasaran yang tinggi, serta termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.

Change agility

Berikutnya yaitu change agility yang berkaitan dengan pola pikir terbuka atau growth mindset. Perlu Anda pahami bahwa, pola pikir yang terbuka dapat membuat seseorang menjadi lebih terbuka dan menghargai segala jenis perubahan yang terjadi. Karyawan dengan change agility yang baik akan selalu belajar dari kesalahan yang mereka sebabkan di masa lalu dan menjadikannya sebagai sebuah pembelajaran untuk kedepannya. 

Result agility

Sesuai namanya, result agility ini menjadikan karyawan agar mampu memberikan hasil atau result terbaik, terlepas apapun keadaan yang sedang dialami, dengan kata lain karyawan mempunyai kemampuan result oriented. Biasanya, karyawan dengan komponen result agility cenderung mampu mengatasi segala masalah yang ada dan membuat anggota timnya juga memberikan hasil yang terbaik atas pekerjaannya.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai filosofi agile dalam dunia kerja yang seringkali salah dipahami oleh beberapa orang. Setiap karyawan perlu menerapkan agile agar dapat membantu beradaptasi lebih cepat pada lingkungan baru dan bekerja lebih produktif serta maksimal. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar HRD, bisnis, dan karir? Yuk, kunjungi blog MyRobin sekarang juga!

Rekrut dan kelola pekerja TANPA RIBET

Didukung dengan teknologi modern yang terintegrasi. Rekrut tenaga kerja profesional dan berkualitas

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Terima beres! rekrut hingga penggajian