New Logo MyRobin
Search
Close this search box.

Wajib Tahu! Ini 5+ Mitos Interview Kerja yang Tidak Perlu Dilakukan

Mitos Interview Kerja

Seperti yang kita tahu, tahap interview kerja memang seringkali terlihat menakutkan bagi para kandidat. Meskipun sudah melakukannya berulang kali, namun masih saja kita merasa gugup dan bingung bagaimana cara menyakinkan rekruiter bahwa kita merupakan kandidat yang terbaik untuk perusahaannya.

Belum lagi dengan berbagai mitos interview kerja yang beredar di luar sana dapat membuat nyali kita menjadi ciut. Oleh karena itu, MyRobin akan merangkum beberapa mitos terkait interview kerja untuk Anda. Dengan begitu, Anda tidak akan terkecoh dan melakukan tahap interview secara tepat. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di bawah ini!

5 Tahapan Interview Secara Umum

Sebelum masuk ke pembahasan utama, Anda harus mengetahui terlebih dahulu beberapa tahapan interview yang umum ditemui di Indonesia. Setiap perusahaan pasti mempunyai kebijakan dan budaya rekrutmen yang berbeda-beda. Mungkin bagi Anda yang sudah sering mengikuti proses rekrutmen di berbagai perusahaan tentu mengerti akan hal ini. Dikutip dari Indeed, secara umum ada 5 tahapan interview kerja yang mungkin akan Anda temui sebagai kandidat di lapangan, di antaranya yaitu:

Screening

Tahap pertama yaitu screening atau penyaringan kandidat oleh perekrut berdasarkan resume, CV, atau portfolio yang masuk ke database perusahaan. Tujuan screening ini adalah untuk menyaring kandidat-kandidat mana saja yang sesuai dengan kriteria dan cocok mengisi posisi yang ditawarkan. 

Tahap screening biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama yakni sekitar 2-4 minggu. Namun, karena perusahaan menerima banyak lamaran mereka akan menggunakan software Applicant Tracking System (ATS) untuk mempermudah dan mempercepat proses penyaringan kandidat. 

Di sisi lain, ada juga perusahaan yang memilih untuk melakukan screening profil kandidat secara langsung. Melalui sambungan telepon atau video call dengan durasi yang singkat (5-15 menit), perekrut akan menanyakan beberapa pertanyaan dasar kepada kandidat. Jika memang kandidat tersebut mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka perekrut akan mengundangnya untuk menghadiri tahap rekrutmen berikutnya. 

Interview pertama

Setelah lolos screening, tim rekrutmen kemudian akan mengundang kandidat terpilih untuk melakukan sesi interview yang pertama. Pada sesi interview pertama ini, kandidat akan bertemu dengan HRD dan akan ditanyai beberapa pertanyaan seputar pengalaman kerja dan skill yang dikuasai. 

Biasanya, pada tahap ini HRD akan menggali seberapa cocok kandidat untuk membaur dalam culture perusahaannya. Misalnya, kandidat sebelumnya pernah bekerja di startup atau corporate, nah hal ini akan menjadi pertimbangan bagi interview yang perusahaannya berupa agency. Sebab, workflow dan budaya kerjanya terkadang berbeda, ditambah lagi agency langsung berhubungan dengan klien. 

Secara umum, tahapan interview pertama atau yang disebut juga dengan tahapan interview HRD ini terbagi menjadi tiga sesi, yaitu:

  1. Perkenalan: HRD memperkenalkan diri terlebih dahulu, baru kemudian mempersilahkan kandidat untuk menceritakan latar belakang dan pengalaman kerjanya.
  2. Pertanyaan dari HRD: Pada sesi ini, HRD akan mencoba menggali lebih dalam mengenai latar belakang, kepribadian, intensi melamar pekerjaan, dan aspek penting lainnya dari kandidat.
  3. Pertanyaan dari kandidat: Berikutnya, kandidat akan diberikan kesempatan oleh HRD untuk bertanya terkait proses rekrutmen selanjutnya atau tentang perusahaan seperti budaya kerja, workflow, dan sebagainya. 

Interview kedua

Untuk tahap interview kedua, kandidat akan dipertemukan dengan user atau orang yang nantinya akan bekerja langsung dengannya. Contohnya seperti supervisor, manajer, atau kepala divisi dari posisi yang dilamar. Berbeda dengan sebelumnya, pada tahap interview kedua ini, user akan menggali lebih detail dan spesifik mengenai skill, pengetahuan, pengalaman kerja, kepribadian, dan cara kandidat bekerja. Bahkan, terkadang mereka akan memberikan studi kasus atau skill test untuk mengetahui secara pasti kemampuan kandidat dalam bekerja. 

Melalui tahap ini juga, user dapat memperoleh pandangan yang lebih jelas terkait kualitas kandidat dan memberikan penilaian apakah kandidat tersebut dapat bekerja dengan baik di lingkungan perusahaan.

Interview ketiga

Tidak semua posisi mengharuskan kandidat untuk melakukan interview ketiga, kecuali mereka yang melamar pada posisi level tinggi seperti senior staff, supervisor, manajer, ataupun C-level. Dalam interview ketiga ini, kandidat akan dihadapkan langsung dengan perwakilan direksi (BOD) atau komisaris perusahaan. Sama halnya dengan tahap interview sebelumnya, interview bersama para petinggi perusahaan juga bertujuan untuk menentukan apakah kandidat memang layak untuk direkrut atau tidak. 

Pengambilan keputusan oleh manajemen

Pada tahap interview yang terakhir ini, perusahaan akan melakukan background checking dan referensi. Jika dinilai memenuhi syarat, maka perusahaan biasanya akan meminta kandidat untuk melakukan medical check up. Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mengetahui kandidat memang dapat bekerja dengan maksimal, baik secara fisik maupun mental. Namun, hal ini tidak selalu diterapkan oleh perusahaan, terkadang mereka langsung memberikan offering letter kepada kandidat, termasuk negosiasi gaji

Mitos-Mitos Terkait Interview Kerja

Mungkin Anda pernah mendengar dari beberapa orang terkait interview kerja yang sebenarnya ternyata itu hanyalah mitos belaka. Nah, berikut ini adalah mitos-mitos terkait interview kerja yang sering disalah artikan oleh kandidat:

Semua pertanyaan interview mempunyai jawaban benar

Apakah Anda termasuk orang yang pernah mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan interview agar dapat diterima bekerja? Sebenarnya tidak ada jawaban yang benar dan pasti untuk semua pertanyaan yang diberikan oleh interviewer. Walaupun banyak contoh atau template jawaban untuk beberapa pertanyaan tertentu yang tersebar di internet, namun tidak menjamin jawaban tersebut akan membantu Anda lolos tahap interview.

Mengapa demikian? Sebab, template jawaban, panduan, atau konten yang Anda lihat tersebut tidak menjawab dengan sesuatu yang benar-benar Anda miliki dan sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan. Setiap kandidat pasti mempunyai ciri khas, keunikan, atau sesuatu yang berbeda dengan orang lain. Inilah yang membuat jawaban dari mereka tidak bisa disamakan, dan Anda harus lebih menonjol dibanding kandidat lainnya agar interview tertarik dengan Anda. 

Menjawab pertanyaan dengan panjang lebar

Untuk menunjukkan kemampuan atau pengetahuan yang Anda miliki tidak harus dengan memberikan jawaban yang panjang dan lebar. Sesuaikan saja dengan pertanyaan atau kebutuhan interviewer. Sebab, terkadang mereka hanya ingin jawaban yang singkat namun menjawab poin yang dimaksud, bukan penjelasan secara luas. 

Jika Anda pernah ketika menjawab pertanyaan, kemudian tiba-tiba dipotong oleh interviewer, bisa jadi itu karena jawaban Anda terlalu panjang dan lebar, apalagi jika tidak terarah atau nyambung dengan pertanyaannya. Biasanya yang membutuhkan jawaban cukup panjang adalah saat interviewer meminta Anda menjelaskan sebuah proses. Nah, untuk hal ini Anda perlu menjelaskan setiap tahapan dalam proses tersebut secara jelas, to the point, dan mencakup semua aspek penting. 

Di lain sisi, apabila interview memberikan pertanyaan yang tertutup seperti “apakah kamu bersedia untuk bekerja langsung di kantor?”, maka Anda harus menjawabnya secara singkat dan lugas. Jadi, jawablah pertanyaan para interviewer sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, mereka akan menilai bahwa Anda paham dengan instruksi yang diberikan.

Memberikan ekspektasi gaji lebih rendah auto diterima

Banyak kandidat yang menganggap bahwa jika memberikan ekspektasi gaji yang lebih rendah, maka kemungkinan untuk diterima menjadi lebih besar. Padahal pemahaman seperti ini sebenarnya tidak benar atau hanya sebuah mitos. Walaupun memang perusahaan biasanya sudah mempunyai budget tersendiri untuk kandidat, namun bila kandidat tersebut ternyata memiliki talenta yang melebihi ekspektasi perusahaan, mereka juga tidak akan ragu untuk memberikan gaji besar untuknya. 

Sebelum melamar pekerjaan atau melakukan interview, Anda harus melakukan riset terkait kisaran gaji untuk posisi dan level pekerjaan yang Anda lamar. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui nominal yang mungkin bisa Anda ajukan kepada interviewer. Selain itu, pertimbangkan pula pengalaman dan kemampuan yang Anda miliki, sehingga Anda mempunyai dasar yang kuat untuk memberikan ekspektasi gaji. 

Perlu Anda ketahui, jika Anda menjawab pertanyaan terkait gaji berdasarkan data (tanggung jawab pekerjaan, kondisi perusahaan, survei salary, dan lokasi perusahaan beroperasi), maka interviewer akan melihat Anda sebagai kandidat yang cerdas dan logis dalam mengambil sebuah keputusan. 

Perekrut hanya mencari kandidat dengan kemampuan terbaik

Beberapa di antara Anda mungkin berpikiran bahwa jika tidak lolos tahap interview artinya kita underqualified. Padahal hal ini belum tentu benar, karena bisa saja karena kita overqualified. Penting untuk dipahami bahwa perekrut tidak selalu mencari kandidat yang mempunyai pengalaman atau kemampuan paling baik, namun mereka mencari yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 

Sebagai contoh, sebelumnya Anda bekerja sebagai head of creative di startup, dimana total pengalaman kerja Anda adalah 3 tahun. Kemudian, Anda melamar untuk posisi yang sama di perusahaan besar. Perekrut tentu akan ragu untuk menerima Anda karena pada perusahaannya, kualifikasi sebagai head of creative setidaknya harus sudah ada pengalaman kerja selama lebih dari 5 tahun. Selain itu, hal ini nantinya juga akan ada permasalahan gaji atau antusiasme dalam bekerja karena tanggung jawab yang diberikan terlalu besar dan lebih luas untuk orang yang sebenarnya masih harus ada di level senior. 

Interview kerja hanya menjawab pertanyaan

Interview dalam dunia kerja bukan berarti Anda hanya menjawab pertanyaan saja oleh interviewer. Namun, Anda juga harus bertanya untuk lebih mengenal perusahaan yang Anda lamar. Sebagai informasi, interview kerja merupakan komunikasi dua arah untuk saling mengenal antara kandidat dan perusahaan. 

Oleh karena itu, Anda tidak perlu takut untuk menanyakan beberapa hal terkait perusahaan atau yang menyangkut pekerjaan Anda. Contohnya seperti scope pekerjaan, workflow, budaya kerja, tahap rekrutmen selanjutnya, dan lain sebagainya. Dengan begitu, Anda akan terlihat antusias dan kritis dengan pekerjaan yang perusahaan tawarkan. Namun, pastikan pertanyaan yang Anda ajukan tidak menyimpang dari pembahasan dalam interview dan tidak bersifat sensitif. 

Introvert akan kesulitan berbicara ketika interview

Seperti yang kita tahu, orang yang introvert biasanya cenderung pemalu dan tidak bisa memulai suatu pembicaraan dengan orang baru. Sehingga, hal ini menimbulkan stigma bahwa introvert akan sulit untuk berbicara ketika interview kerja. Pada kenyataannya, baik introvert maupun ekstrovert keduanya sama-sama membutuhkan latihan untuk berani berbicara di depan umum dan memulai komunikasi dengan orang lain. 

Perbedaannya mungkin introvert lebih membutuhkan persiapan yang banyak daripada ekstrovert. Meskipun begitu, jika sudah berlatih tentu mereka juga akan bisa berkomunikasi atau berbicara dengan mudah ketika interview. Apalagi jika lawan bicaranya atraktif, tentu orang yang introvert akan menjadi lebih nyaman dan terbuka dalam berkomunikasi.Nah, itulah beberapa mitos terkait interview yang perlu Anda ketahui agar dapat melakukan tahap interview dengan tepat. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar HRD, bisnis, dan karir? Yuk, kunjungi blog MyRobin sekarang juga!

Peluang bekerja di perusahaan ternama

Membangun jaringan karir, mengembangkan skill, serta dapatkan berbagai kemudahan dan manfaat lainnya

Bagikan artikel ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest
Artikel terkait

Cepat kerja, banyak untungnya pula!