Analytical thinking merupakan keterampilan berpikir yang kerap bersanding dengan critical thinking di dalam persyaratan lowongan kerja. Namun, apa pentingnya menguasai skill ini?
Perusahaan membutuhkan karyawan dengan kemampuan analitis yang baik untuk mengumpulkan data dan informasi, sebagai dasar pengambilan keputusan atau strategi.
Selain memberikan manfaat di dunia kerja, analitis skill juga bisa jadi nilai tambah di dalam CV lho. Baca artikel di bawah ini untuk tahu cara meningkatkannya.
Definisi analytical thinking
Analytical thinking adalah keterampilan berpikir yang mengacu pada kemampuan meneliti, mengumpulkan, dan evaluasi data untuk mendapatkan ide dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Berpikir analitis juga bisa disebut sebagai metode menganalisis masalah dengan tujuan menemukan solusi melalui pemecahan informasi yang kompleks.
Pengertian analytical thinking di dalam pdf University State of California menjelaskan bahwa keterampilan berpikir analitis yakni harus bisa mengidentifikasi masalah, mengekstrak inti dari data, dan mengembangkan solusi yang bisa diterapkan untuk masalah yang diidentifikasi, lalu menguji dan memverifikasi penyebab masalah.
Karyawan yang memiliki keterampilan ini lebih mudah beradaptasi dan merespon hambatan yang baru dengan cepat serta merupakan aset bagi perusahaan.
Menurut Matter, seseorang dengan pemikiran analitis mampu mendeteksi pola diantara sekumpulan data yang mengarah pada ide kreatif.
Banyak pendiri dan pemimpin perusahaan hingga investor andal yang menguasai keterampilan berpikir analitis. Oleh sebab itu, Anda pun tak boleh mengabaikannya.
Pentingnya analytical thinking skills
Menguasai analytical thinking skill memberikan banyak manfaat bagi perkembangan karier dan juga hubungan sosial ketika menghadapi tantangan maupun masalah.
Orang dengan analytical thinking skill mengamati situasi, menganalisis, menafsirkan informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya menjadi solusi.
Hasilnya adalah permasalah dan tantangan lebih cepat diatasi lewat perencanaan strategis yang telah dianalisis
1. Menyelesaikan masalah dengan cepat
Teori analytical thinking telah banyak dijelaskan dalam jurnal-jurnal begitu pula manfaatnya. Salah satunya yaitu membantu seseorang menyelesaikan masalah dengan cepat.
Proses berpikir analitis yaitu mengamati, analisis, lalu kembangkan solusi. Melalui pengamatan di awal, seseorang lebih mudah menetapkan fokus masalah utama.
Anda tidak mudah terdistraksi pada masalah lain yang mungkin terjadi di waktu bersamaan. Kemampuan analitis membantu Anda menyelesaikan kendala lebih efisien. Baca juga artikel yang membahas tentang Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving.
2. Meningkatkan percaya diri
Seringkali HR menanyakan pertanyaan rumit di sesi interview. Selain berpikir kritis, Anda juga perlu menguasai analitycal thinking untuk memberikan jawaban yang tepat.
Dengan kemampuan ini, Anda bisa saja dipertimbangkan untuk menempati posisi yang dilamar. Pasalnya, banyak perekrut yang menilai individu dengan analitycal thinking mampu menangani masalah terkait pekerjaannya dan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan.
3. Meningkatkan kredibilitas
Ketika Anda dihadapkan dengan masalah terkait proyek baru, Anda tidak bisa asal menyimpulkan dan percaya begitu saja pada data yang ada.
Perlu proses lebih dalam menggali apa yang sebenarnya terjadi, menganalisis penyebab, dan bagaimana solusi terbaiknya.
Perencanaan maupun pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data analitis cenderung memberikan hasil yang baik. Sehingga berpengaruh juga pada kredibilitas Anda.
Keuntungan lain yaitu:
- mampu mengatasi tugas kompleks,
- mengelola informasi yang rumit,
- mengidentifikasi data untuk menemukan solusi kreatif,
- memikirkan solusi alternatif, dan
- mempertimbangkan pro dan kontra solusi alternatif tersebut.
Contoh analytical thinking
Bagi Anda yang belum memahami kemampuan berpikir analitis, nggak perlu khawatir. Di bawah ini terangkum contoh dan penjelasannya.
Analytical thinking contohnya adalah komunikasi, kreativitas, sesi brainstorming, analisis data, pemecahan masalah hingga memprediksi masa depan bisnis.
1. Brainstorming
Pemikiran analitis biasanya dikembangkan melalui sesi brainstorming. Untuk mendapatkan ide-ide, Anda perlu memecah informasi yang didapat. Menganalisis kemungkinan dan memprediksi hasilnya.
2. Penelitian
Salah satu contoh analytical thinking yaitu research. Dalam proses penelitian dibutuhkan kesabaran tinggi untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya sebelum membuat kesimpulan.
Kenali masalah lebih dulu dan data yang telah Anda kumpulkan selanjutnya akan dianalisis. Biasanya proses ini menguras waktu dan tenaga.
Informasi penting sangat berharga untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, prosedur ini melibatkan pengamatan, riset, peninjauan panjang.
3. Komunikasi
Seorang komunikator memiliki keterampilan analitis yang baik. Ini akan memudahkan ketika berkomunikasi dengan lawan bicara.
Informasi yang didapat tidak langsung diterima begitu saja, melainkan perlu melalui beberapa proses pengamatan dan evaluasi.
Sebelum menyampaikan solusi atas masalah yang lawan bicara utarakan, Anda telah mengidentifikasi poinnya. Keterampilan komunikasi analitis termasuk:
- kerja tim (teamwork),
- komunikasi lisan dan tertulis,
- survei,
- Kemampuan mendengar aktif ,
- melakukan presentasi, dan
- kepekaan pada masalah.
4. Data analysis dan problem solving
Perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan pemasaran seringkali menerima data acak yang harus dianalisis, agar informasi tersebut bisa digunakan untuk perencanaan atau pengambilan keputusan.
Dengan mengidentifikasi dan memahami data random tersebut, Anda dapat melihat pola suatu tindakan.
Kemampuan berpikir analitis turut berguna dalam menyortir dan mengelola data yang ada yang memerlukan kemampuan problem solving.
5. Forecasting (memprediksi masa depan)
Tahukah Anda kalau kegiatan forecasting atau memprediksi masa depan di dunia perusahaan termasuk contoh kemampuan analitis.
Tanpa adanya pengamatan, analisis, evaluasi, dan peninjauan data lebih lanjut, kecil kemungkinan Anda menemukan solusi terbaik untuk mempersiapkan masa depan.
Terlebih di dunia yang serba cepat dan digital, informasi dan data bisa saja bertebaran. Namun, jika hanya Anda kumpulkan tetapi tidak dianalisis informasi tersebut akan sia-sia.
6. Kreativitas
Perencanaan kreatif termasuk analytical thinking. Biasanya dalam menciptakan ide-ide brilian, Anda perlu mengamati apa yang terjadi dan berpikir out of the box untuk menemukan solusi.
Cara mengasah analytical thinking
Analytical thinking skills merupakan keterampilan yang perlu dikembangkan seiring waktu. Walaupun seseorang memiliki bakat berpikir analitis, tetapi kemampuan ini bisa saja hilang.
Sementara bagi Anda yang tidak merasa punya keterampilan analitis, berikut terangkum deretan cara yang bisa Anda coba.
1. Tingkatkan kepekaan pada lingkungan sekitar
Dalam proses berpikir analitis Anda perlu mengidentifikasi masalah. Ini hanya bisa dilakukan jika Anda peka terhadap sekitar.
Langkah pertama meningkatkan analytical thinking yaitu lebih peka dengan lingkungan sekitar dan coba analisis apa saja yang terjadi.
Menjadi orang yang detail dan jeli merupakan cara tepat meningkatkan keterampilan analitis.
2. Mengajarkan orang lain
Analytical thinking merupakan proses di mana Anda mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu masalah, lalu menganalisis informasi yang dibutuhkan untuk menemukan solusi atau ide.
Cara meningkatkan pikiran analitis yaitu coba mengajarkan orang lain. Ini akan membantu Anda menilai seberapa analisisnya Anda.
Selain itu, kegiatan ini membantu Anda memproses dan menganalisis informasi dengan cukup memadai untuk mengomunikasikannya dengan cara yang bisa siswa pahami.
3. Memanfaatkan permainan analitis
Analytical thinking penting untuk membantu Anda, menghadapi tantangan di dunia kerja maupun personal. Oleh sebab itu, keahlian ini nggak boleh Anda abaikan.
Cara paling mudah mengembangkan analytical thinking yaitu melalui permainan seperti teka-teki silang dan sudoku yang mendorong Anda berpikir logis dan analitis.
4. Cobalah belajar hal baru
Analytical thinking digunakan setiap Anda menemukan masalah atau tantangan dalam hubungan kerja maupun pribadi.
Pengembangan kemampuan ini salah satunya dengan mencoba belajar hal baru. Semakin banyak informasi yang Anda dapatkan maka upaya pemecahan masalah bisa segera teratasi.
5. Mengikuti kelas dan pelatihan
Seseorang yang ingin memiliki kemampuan analytical thinking bisa mengikuti kelas dan gabung pelatihan diajarkan langsung oleh mentor.
Selain lewat pelatihan, Anda pun dapat bergabung debat yang mendorong diskusi, pemecahan masalah, dan penyaluran ide.
Di samping cara di atas, ada alternatif lainnya yang bisa Anda pertimbangkan yaitu:
- sering bertanya dan membuat jurnal,
- mengambil peran pemimpin di grup diskusi, dan
- perbanyak baca buku.
Analytical thinking vs critical thinking
Critical thinking vs analytical thinking apa bedanya dan pentingnya di dunia kerja? Mari bahas tuntas pembahasan lengkapnya di bawah ini.
1. Penggunaan fakta
Perbedaan analytical thinking dan critical thinking yang utama adalah penggunaan fakta atau informasi yang sudah dikumpulkan.
Analytical thinking menggunakan fakta sebagai bukti untuk menguatkan pengambilan keputusan, sedangkan critical thinking untuk membentuk opini atau kesimpulan.
2. Tujuan
Pemikiran analitis membantu Anda menemukan solusi untuk masalah yang kompleks dan menganalisis situasi. Sementara pemikiran kritis memudahkan dalam mengembangkan persepsi dan keyakinan tentang sebuah ide.
Proses pengembangan analytical thinking bisa memakan waktu lama. Jadi, Anda harus tetap konsisten menerapkan cara-cara di atas untuk mendapatkan hasil.
Nah, setelah menguasai pemikiran analitis jangan lupa memasukkan keahlian tersebut ke dalam CV, agar menarik perhatian HRD. Baca artikel menarik lainnya di Blog MyRobin.